PEMBAHASAN
1
2
B. Jenis Metode
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode
sokraktik.
Metode Didaktif. Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah
atau one way method. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi
karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya,
ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan siaran radio (kecuali siaran radio yang
bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak).
Metode Soraktif. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways
method. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidikan dan peserta didik
bersikap aktif dan kreatif (misalnya, diskusi kelompok, debat, panel, forum,
Buzzgroup, seminar bermain peran, sosiodrama, curah pendapat (brain storming),
demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan.
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus mempertimbangkan hal-
hal berikut.
B. Klasifikasi Metode
tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang
baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi TT karena baru saja memperoleh atau mendengarkan penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari
atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi, maka harus didekati secara
perorangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui
dengan tepat, serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini).
a. Kelompok Besar:
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah tersebut dapat menguasai sasaran penceramah. Untuk
dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah
dapat melakukan hal-hal sebgai berikut:
- Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu, dan gelisah.
- Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
- Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
- Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
12
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara
lain:
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya, dalam bentuk lingkaran atau
segi empat. Pimpinan diskusi atau penyuluh juga duduk diantara
peserta, sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.
Tepat mereka dalam taraf yang sama, sehingga tiap anggota kelompok
ada kebebasan atau keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus
sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang
hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbiacara,
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari seorang peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan suatu masalah, kemudian
tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara
pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan
ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya tidak boleh diberikan komentar oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya,
tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadilah diskusi.
3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).
Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah kurang
lebih 5 menit tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seharusnya
akhirnya menjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok Kecil-kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (bruzz
group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama atau tidak
dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutanya kesimpulan dari tiap kelompok
tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Role Play (Memainkan Peran)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjukan sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya,
sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebgainya,
sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Meraka meragakan misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi
sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gambaran antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajiakan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis
seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk
14
Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang
dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya
kesehatan itu bagi kehidupan.
b. Faedah Alat Bantu Pendidikan
Pada garis besarnya, hanya ada dua macam alata bantu pendidikan (alat
peraga):
1) Alat perga yang ‘complicated’ (rumit), seperti film, film stripe slide, dan
sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor.
2) Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-
bahan setempat yang mudah diperoleh seperti: bambu, karton, kaleng
bekas, kertas koran, dan sebgainya. Beberapa contoh alat peraga yang
sederhana yang dapat dipergunakan diberbagai tempat, misalnya:
a) Dirumah tangga seperti: leaflet, model buku bergambar, benda-benda
yang nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya.
b) Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart,
poster, leaflet, buku cerita dan bergambar, kotak gambar gulung,
oneka, dan sebagainya.
c) Di masyarakat umum: misalnya poster, spanduk,leaflet, flanel graph,
boneka wayang, dan sebagainya.
e) Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan
sutu masalah kesehatan.
f) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan yang ditempel di
tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
g) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan
menghibur.
Kelebihan dan kelemahan media cetak.
Kelebihannya:
- Tahan lama
- Mencakup banyak orang.
- Biaya tidak tinggi.
- Tidak perlu listrik.
- Dapat dibawa kemana-mana
- Dapat mengungkit rasa keindahan.
- Mempermudah pemahaman.
- Meningkatkan gairah belajar.
Kelemahan:
- Media ini tidak dapat menstimulier efek suara dan efek gerak.
- Mudah terlipat
2) Media elektronik, yatu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika.adapun macam-macam media tersebut adalah:
a) Televisi: penyampaian informasi kesehatan melalui televisi dalam
bentuk: sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekita
masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, quiz atau cerdas
cermat.
b) Radio: penyampaian informasi kesehatan melalu radio dalam bentuk:
obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot.
c) Video
d) Slide
e) Film strip
f) CD/VCD
Kelebihannya:
Kelemahannya:
Kelebihannya:
Kelemahannya:
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
a. Pengkajian riwayat kesehatan
Di sebuah dusun, terdapat keluarga yang salah satu anggota
keluarganya menderita penyakit TBC. Anggota keluarga tersebut
adalah Nn.C sedang menjalani pengobatan selama 2 minggu. Nn. C
bekerja sebagai pengasuh anak keluarga Tn. A yang merupakan
salah satu tetangga dari Nn.C keluarga Tn.A merupakan golongan
keluarga yang mampu,hanya saja Tn.A dan istri sangat sibuk serta
tidak memiliki waktu untuk mengurusi rumahnya. Setiap hari Tn.A
membiarkan jendela tertutup rapat dan jarang sekali dibuka, kasur
tempat tidurpun jarang sekali di jemur. Dua faktor tersebut bisa
menyebabkan bakteri TBC berkembang. Hal ini di tambah dengan
anak pasien yang melakukan kontak penderita TBC. Orientasi pola
makan keluarga Tn. A adalah penting yang penting kenyang,
sehingga kurangmemperhatikan kandungan gizinya. Keluarga Tn.A
belum mengertiapa itu TBC, apa penyebab TBC, apa penyebab, apa
gejala yang timbul dari TBC, penularan TBC, dan Cara pencegahan
TBC. Pendidikan terakhir Tn.A adalah Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Mesin. Dan Penghasilan Tn.A min.Rp.2.800.000 perbulan.
Tn.A percaya bahwa penyakit yang diderita oleh Nn.C adalah batuk
biasa dan tidak menular.
b. Pengkajian Fisik
Keluarga Tn.A tinggal dengan isteri dan dua orang anak balitanya
di daerah yang terbilang padat penduduk dan kumuh. Kondisi rumah
keluarganya Tn.A sangatlah lembab di karenakan kurangnya
ventilasi yang mengakibatkan sinar matahari dan sirkulasi udara
yang masuk dalam rumah sangatlah kurang. Kondisi kasur kapuk
lembab, berbau. Tidak ditemukan scar BCG pada kedua lengan anak
balitanya. Pada KMS, anak belum mendapat BCG.
c. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
Keluarga banyak bertanya tentang cara penanganan TBC dan cara
pencegahannya agar keluarga pasien tidak tertular. Keluarga Tn.A
bersedia menerima informasi kesehatan yang akan disampaikan
dengan waktu sesuai kesepakatan. Keluarga akan mengatur waktu,
sehingga waktunya sesuai dengan waktu perawat yang akan
memberi penyuluhan.
d. Pengkajian motivasi belajar
2. Faktor Pemungkin
Keluarga Tn.A merespon dengan baik rencana penyuluhan
kesehatan. Proses belajar difasilitasi dengan adanya tenaga perawat
lulusan D III keperawatan yang berkompeten untuk penyuluhan tentang
TBC. Selain hal tersebut, tersedia media belajar yang dapat menarik
perhatian dan mudah dipahami oleh keluarga. Waktu dilaksanakannya
26
3. Faktor penguat
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit, keluarga
dapat mengetahui penyakit TBC.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit, keluarga
dapat
1. Pengertian TBC
2. Penyebab
4. Penularan TBC
5. Pencegahan TBC
3. Metode
Metode yang digunakan adalah metode diskusi dan tanya jawab untuk
penyampaian materi diatas
4. Alat bantu pembelajaran
Alat bantu yang digunakan adalah leaflet dan booklet yang berisi
gambar dan penjelasan mengenai TBC.
D. EVALUASI PERENCANAAN
1. Prosedur : post tes
2. Bentuk : tanya jawab
3. Jenis : lisan
4. Bentuk pertanyaan :
E. KEGIATAN PENYULUHAN
salam 2. Pasien
rencana tindak
lanjut
30
DAFTAR PUSTAKA
Chafton,j.2002.tuberculosis klinis. Jakarta: Widya Medika.
Soedarto. 2009, Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Misnardialy. 2007. Mengenal, Mencegah, Menangulagi TBC.
Semarang: Yayasan Obor Indonesia.
LAMPIRAN ISI MATERI
A. Pengerian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh hasil tahan asam (BTA) Nama lengkap bakteri
mikobakterium tuberkulosa. Bakteri hasil merupakan bakteri yang sangat
kuat, sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinnya, bkteri ini
telah sering menginfeksi organ paru-paru,namun dapat juga menyerang
organ lain, seperti ginjal, tulang limpa dan otak.
Tuberkulosis berasal dari bahasa latin Tuberkel yang artinnya tonjolan
kecil dan keras yang terbentuk sewaktu kekebalan tubuh membangun
dinding pegaman untuk membungkus bakteri mikobakterium tuberkulosis
didalam paru ( Chofton,2012 )
B. Penyebab TBC
Penyebab penyakit TBC ialah bakteri mikobakterium tuberkulosis,
pada jaringan, bakteri mikobakterium tuberkulosis berada pada keadaan
dormonan, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun.
Mikrobakteri tuberkulosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar
matahari langsung,tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila
berada di tempat yang gelap dan lembab ( Chofton,2012 ).
C. Gejala TBC
1. Gejala umum
a. Batuk lebih dari 4 minggu. Pengibatan biasa yang dilakukan
seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi batuk.
b. Batuk menahun dan berlendir, terutama pada waktu bangun tidur
c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.
d. Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas.
e. Berat badan turun dan badan semakin lemah dalambeberapa tahun
berturut-turut.
f. Pada anak-anak, sering kali diraba pada tepi kanan atau kirinya
terdapat benjolan (pembekuan kelenjar-kelenjar)
32
2. Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang tersarang bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus ( saluran yang menuju ke paru-paru )
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “meng!”,suara nafas melemah yang disertai
sesak.
b. Jika ada cairan dirongga pleura ( pembungkus paru-paru ): dapat
disertai dengan keluhan sakit di dada.
c. Jika mengenai tulang,akan terjadi gejala,seperti tulang yang suatu
saat dapat membentuk sakuran dan bermuara, pada kulit
dibawahnya. Pada muara ini,akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat menegnai otak ( lapisan pembungkus otak )
dan disebut sebagai meningitis ( radang selaoput otak ), gejalannya
adalah demam tinggi,adanya penurunan kesadaran, dan kejang-
kejang.
D. Proses penularan TBC
Tuberkulosis ditularkan melalui droplet ( percikan dahak ) atau
titik-titik air dari bersin atau dbatuk dari batuk orang yang terinfeksi
kuman tuberkulosi. Bakteri TBC terhisap melalui saluran pernafasan
masuk kedalam paru, kemudian bakteri masuk lagi kesaluran limfa paru
dan dari ini, bakteri TBC menyebar keseluruih tubuh melalu aliran darah.
Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ
tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penukaran dari orang dewasa
disekitar rumah maupun saat berada difasilitas umum, seperti kendaraan
umum, rumah sakit, dan dari libngkungan sekitar rumah ( misnadiarly,
2007 )
E. Pencegahan TBC
Menurut misnadiarly ( 2007 ), cara pencegahan TBC adalah:
1. Makanan-makanan yang baik dengan gixi yang seimbang
2. Olahraga teratur
3. Istirahat yang cukup
4. Mengkonsumsi multivitamin yang memnbantu daya tahan tubuh
5. Membiasakan mencuci tangan
6. Berhenti merokok,hindari minuman-minuman beralkohol, dan obat
bius atau penenang.
7. Mengatur sistem sirkulasi udara dirumah
8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
9. Menggunakan masker saat kontak atau berada didalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.
10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )