Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :

BARKA FEBRIANTO RAMADHAN, S.Kep


NIM : 2101031044

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
I. LATAR BELAKANG

A. Karateristik Keluarga

Keluarga adalah gabungan dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dalam keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu
proses kompleks dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi
keperawatan keluarga untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai
anggota keluarga.
Tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah memandirikan anggota
keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
keluarga secara sukarela atau tanpa paksaan. Dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga, digunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, intervensi dan implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap
utama yang kritikal dimana pada tahap ini seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Pengkajian keluarga
melibatkan upaya menetapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif dalam
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Data yang telah terkumpul kemudian
dianalisa sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Keluarga yang akan dibina yaitu keluarga Tn. K dan Ny. T. Yang memiliki masalah
dengan kesehatannya adalah Ny. T dengan keluhan badan sebelah kanan terasa kebas.
Tugas keluarga pada periode saat ini adalah mencari tau tentang penyakit yang di
derita oleh Ny. T. Jadi, berdasarkan hal tersebut sebelum membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian, baik melalui
proses anamnesa, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang lainnya.
B. Data yang Perlu Dikaji

Data awal yang perlu dikaji atau dikenal pada tahap penjajakan yang pertama terdiri
meliputi:
1. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat, komposisi keluarga,
tipe keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi
keluarga.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap perkembangan
keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti, dan riwayat keluargasebelumnya.
3. Lingkungan terdiri dari karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, mobilitas
geografi keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, serta
sistem pendukung keluarga.
4. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur keperawatan
keluarga, struktur peran, nilai dan norma anggotakeluarga.
5. Fungsi keluarga terdiri atas fungsi efektif, sosialisasi dan fungsi perawatan
kesehatan.
6. Stres dan koping keluarga terdiri dari stresor jangka pendek dan jangka panjang,
kemampuan keluarga menghadapi stresor, strategi koping yang digunakan dan
strategi adaptasifungsional.
7. Pemeriksaa fisik head totoe.

8. Harapan keluarga terhadap petugaskesehatan.


C. Masalah Keperawatan

Belum dirumuskan karena belum dilakukan pengkajian lengkap. Masalah


keperawatan komunitas terdiri atas 3 jenis yaitu masalah keperawatan aktual, masalah
keperawatan resiko, dan masalah keperawatan potensial.
1. Masalah keperawatan actual merupakan masalah yang saat ini sedang terjadi

ditandai dengan terdapat nyata dan gejala masalah pada keluarga.


2. Masalah keperawatan resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi namun
terdapat faktor predisposisi serta faktor presipitasi terhadap masalah yang akan
terjadi.
3. Masalah keperawatan potensial merupakan kondisi kesehatan keluarga pada
keadaan positif atau perbaikan kearah yang baik.

II. PROSES KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan

Belum dapat dirumuskan karena belum dilakukan pengkajian. Setelah dilaksanakan


pengkajian secara penuh dalam waktu 3 x 45 menit selama, maka akan dilakukan
analisa data terhadap masalah yang ditemukan. Setelah muncul masalah keperawatan
dilakukan skoring untuk menetapkan prioritas masalah dan terbentuklah susunan
diagnosa keperawatan yang akan diselesaikan.

B. TujuanUmum

Dalam waktu 1 x 45 menit terbina hubungan saling percaya antara mahasiswa


dengan keluarga dan diperoleh data yang dapat menunjang timbulnya masalah pada
keluarga.

C. TujuanKhusus

1. Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 3 x 45 menit.

2. Keluarga memberi informasi mengenai data umum keluarga, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, fungsi keluarga, struktur keluarga,
stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik khususnya pada klien, serta harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan.
3. Mengidentifikasi masalah keperawatan keluarga.
4. Menentukan diagnosa dan prioritas dari masalah kesehatan keluarga.

5. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah


kesehatan pada keluarga.
III. IMPLEMENTASI TINDAKANKEPERAWATAN

1. Metode

Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

2. Media danAlat

Format pengkajian, alat tulis, nursing kit.

3. Waktu danTempat

Tanggal 25 Oktober 2021 sampai dengan 30 Oktober 2021, bertempat dikediaman keluarga.

4. Strategi Pelaksanaan

Waktu Fase KegiatanMahasiswa KegiatanKeluarga


Orientasi • Mengucapkan salam • Menjawab salam
• Memvalidasi keadaan • Menjawab
keluarga • Mendengarkan
• Memperkenalkan diri • Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan
kunjungan
Kerja • Melakukan pengkajian • Menjawab
• Melakukan pemeriksaan fisik • Mengikuti kegiatan
• Mengidentifikasi • Mendengarkan
masalah kesehatan dan
• Memberikan reinforcement memperhatikan
positif • Mendengarkan
Terminasi • Membuat kontrak selanjutnya • Menyepakati kontrak
• Mengucapkan salam • Menjawab salam
IV. KRITERIAHASIL

A. Kriteria Struktur

1. Menyiapkan laporan pendahuluan.

2. Menyiapkan alat bantu ataumedia.

3. Kontrak dengan keluarga sesuai rencana.

B. Kriteria Proses

1. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah ditetapkan.

2. Keluarga aktif dalam kegiatan mahasiswa mulai dari pengkajian sampai intervensi
terhadap masalah kesehatan keluarga.

C. KriteriaHasil

1. Diperoleh data umum keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,


lingkungan keluarga, fungsi keluarga, struktur keluarga, stress dan koping
keluarga, pemeriksaan fisik, serta harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.
2. Teridentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga.

3. Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan dapat ditetapkan.


4. Rencana keperawatan keluarga dapat dirumuskan.
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA LANJUT USIA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GOUT ARTHRITIS

Oleh :

BARKA FEBRIANTO RAMADHAN, S.Kep


NIM : 2101031044

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTASILMU KESEHATAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH JEMBER
2021
A. DEFINISI
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit gout/ penyakit pirai
(arthritis pirai) adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme
(pemecahan) purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam
deoksiribonukleat DNA). Asam urat sebagian besar dieksresi melalu ginjal dan hanya
sebagian kecil melalui saluran cerna (Syukri, 2007).

Purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi
sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan. Zat purin yang
diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk mencapai 100%, tubuh manusia
hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh (makanan) sebesar 15%. Ketika asupan
purin masuk kedalam tubuh melebihi 15%, akan terjadi penumpukan zat purin.
Akibatnya, asam urat akan ikut menumpuk. Hal ini menimbulka risiko penyakit asam
urat (Noviyanti, 2015).

Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hiperurisemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis pirai adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai
gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat (Arya, 2013)

B. KLASIFIKASI
1) Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan
ekresi asam urat.

2) Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang
akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

• ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan eksresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :

a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya.

b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan


ginjal yang akan menyebabkan :
➢ Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
➢ Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat seperti
: aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan
etambutol.

c. Pembentukan asam urat yang berlebih :


➢ Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
➢ Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyakit lain seperti leukemia.

d. Kurang asam urat melalui ginjal.

e. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat.

f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya


glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout ditemukan
pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause usia 50 – 60
tahun. Juga dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30
tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki,
sendi lutut dan pergelangan kaki.
PATOFISIOLOGI

PATHWAY GOUT

Konsumsi
Faktor genetik makanan  purin Penyakit dan
obat – obatan

Produksi asam Sekresi asam urat


urat  

Gangguan
Metabolisme
purin Respons  Suhu Tubuh
inflamasi

HIPERUREMIA Thopi / Tofas Hipertermi


( N : Pria ( 3.0 – 7 ) Wanita ( 2.4 -6 ) mengendap di
bagian perifer
Nefropati Gout Akumulasi pada Penimbunan kristal monoatrium di tubuh
ginjal sendi

GOUT
Perubahan pada bentuk
tubuh pada tulang dan
sendi Pembentukan
Pelepasan medioator Sirkulasi pd  Permeabilitas tukas pd sendi
kimia oleh sel Mast : daerah inflamasi kapiler
bradikinin, histamin, 
prostagladin deformitas Tofus – Tofus
mengering
Akumulasi cairan ke
Vasodilatasi dr jaringan intertisial 
kapiler Membatasi
Hipotalamus Gg. Konsep diri pergerakan sendi
Edema

Eritema, rasa Gg. Mobilisasi


panas
Menekan jaringan pada
NYERI sendi

Terjadi pd Gg. Perfusi Jaringan


Penipisan pd
Malam hari Kulit
Gangguan transportasi elektrolit
Gg Pola tidur
Kerusakan
integritas kulit
Gangguan potensial aksi

Kesemutan / faal

Gangguan rasa nyaman


• MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi yang tipikal dan
tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa
sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada
serangan akut penderita gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan
berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan artritis
gout akan timbul lebih sering dan lebih lama.

Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-kristal asam urat
dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering
ditemukan di sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga
pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang
terjadi).

Secara klinis ditandai dengan adnya artritis, tofi dan batu ginjal. Yang penting diketahui bahwa asm
urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan
mengendapnya kristal monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab
itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga,siku,lutut,dorsum pedis,dekat tendo Achilles pada
metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya. Pada telinga misalnya karena permukaannya yang lebar dan
tipis serta mudah tertiup angin,kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula
di dorsum pedis,kalkaneus karena sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari kristal-kristal
urat yang dikelilingi oleh benda-benda asing yang meradang termasuk sel-sel raksasa. Serangan sering kali
terjadi pada malam hari. Biasanya sehari sebelumnya pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba
tengah malam terbangun oleh rasa sakit yang hebat sekali. Daerah khas yang sering mendapat serangan
adalah pangkal ibu jari sebelah dalam,disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan dan
nyeri ,nyeri sekali bila sentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu,lalu menghilang.
Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit,tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan tempat
predileksi kedua untuk serangan ini. Tofi merupakan penimbunan asm urat yang dikelilingi reaksi radang
pada sinovia,tulang rawan,bursa dan jaringan lunak. Sering timbul ditulang rawan telinga sebagai benjolan
keras. Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut
pertama.

Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:


1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis.
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat.
3. Pielonefritis kronis.
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi.
Tidak jarang ditemukan pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya riwayat gout
yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam
uratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.

V. DATA PENUNJANG
1) Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2) Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 –
10.000/mm3.
3) Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian
4) Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari
800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum
asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet
selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5) Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6) Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat
perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan
terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
VI. KOMPLIKASI
1) Penyakit Ginjal
Komplikasi asam urat yang paling umum adalah gangguan-gangguan pada ginjal.
Gangguan pada ginjal terjadi akibat dari penangan pada penderia asam urat akut terlambat
menangani penyakitnya. Pada penderita asam urat ada dua penyebab gangguan pada ginjal
yaitu terjadinya batu ginjal (batu asam urat) dan risiko kerusakan ginjal.batu asam urat terjadi
pada penderita yang memiliki asam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl.
Asam urat merupakan hasil buangan dari metabolisme tubuh melalui urine. Seperti yang telah
diketahui, urine di proses di ginjal. Oleh sebab itu, jika kadar di dala darah terlalu tinggi maka
asam urat yang berlebih akan membentuk kristal dalam darah. Apabila jumlahnya semakin
banyak, akan mengakibatkan penumpukkan dan pembentukkan batu ginjal.
Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung substansi yang membentuk kristal, seperti kalsium,
oksalat dan asam urat. Pada saat yang sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah
kristal menyatu. Kedua hal ini menjadikannya sebua lingkungan yang ideal untuk terbentuknya batu
ginjal. Batu ginjal tidak menampakan gejala sampai batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau
masuk ke saluran kemih (ureter), suatu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandungan kemih
(Noviyanti, 2015).

2) Penyakit Jantung
Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) membuat seseorang berpotensi terkena
serangan jantung. Pada orang yang menderita hiperurisemia terdapat peningkatan risiko 3-5
kali munculnya penyakit jantung koroner dan stroke. Hubungan antara asam urat dengan
penyakit jantung adalah adanya kristal asam urat yang dapat merusak endotel atau pembuluh
darah koroner. Hiperurisemia juga berhubungan dengan sindroma metabolik atau resistensi
insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan dengan meningkatnya kadar insulin dalam darah,
hipertensi, sklerosis (Noviyanti, 2015).

3) Diabetes Militus
hasil studi baru Eswar Krishnan yang merupakan asisten Profesor Rheumatology di Stanford
University dengan hasil penelitian yang dipresentasikan di pertemuan tahunan American
College of Rheumatology didapati kesimpulan bahwa, kadar asam urat yang tinggi dalam
darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes hampir 20% dan risiko peningkatan
kondisi yang mengarah pada perkembangan penyakit ginjal dari 40%. Para peneliti meninjau
catatan dari sekitar 2.000 orang dengan gout dalam database Veterans Administration. Pada
awal penelitian, semua peserta penelitian tidak menderita diabete atau penyakit ginjal. Selama
periode tiga tahun, 9% laki-laki dengan gout yang memiliki kadar asam urat tidak terkontrol
berada pada kondisi yang mengarah pada perkembangan diabetes dibandingkan dengan 6%
dari mereka dengan kadar asam urat yang terkontrol. Pada penderita diabetes ditemukan 19%
lebih tinggi dengan kadar asam urat yang tidak

terkontrol. Kadar asam urat dalam darah yang lebih tinggi dari angka 7 mg/dl dianggap tidak
terkontrol. Penelitian kedua dilakukan oleh peneliti yang sama menggunakan database yang
sama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 3 tahun dengan periode gout
pada pria yang memiliki kadar asam urat yang tidak terkontrol memiliki risiko 40% lebih
tinggi untuk penyakit ginjal dibandingkan dengan pria dengan kadar asam urat terkontrol.
Penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa kadar asam urat yang tidak terkontrol
menyebabkan masalah kesehatan, tetapi menunjukkan hubungan peningkatan kadar tersebut
dengan masalah kesehatan (Noviyanti, 2015).

H. PENATA LAKSANAAN
1) Fase akut
Obat yang digunakan :
a. Colchicine (0,6 mg).
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini
jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya
tablet 0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau
ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang
hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus
dihentikan.
b. Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis
gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari).
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi
a. Golongan urikosurik
• Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum.
• Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
• Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
• Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi
xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.

2) Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar.

3) Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti :
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat
menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik,
artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan
dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna
untuk menentukan etektivitas suatu terapi.

Anda mungkin juga menyukai