Anda di halaman 1dari 37

Keperawatan Keluarga 1

Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

ASUHAN
KEPERAWATAN
KELUARGA

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah membaca BAB ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
4. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji, menentukan masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan
tindakan sesuai rencana dan mengevalausi hasil asuhan keperawatan yang
dilaksanakan terhadap keluarga.

Proses Keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan dasar


pengetahuan dan ketrampilan. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam
melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses asuhan keperawatan menjadi
lebih sistematis.

Dasar proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam menganalisa


data sewhingga mencapai kesimpulan yang logis dalam menyelesaiakan masalah
secara rasional dan masuk akal.

Pada dasarnya proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah


yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok
dan komunitas.
Keperawatan Keluarga 2
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Pada keperawatan keluarga, perawat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit


pelayanan dan keluaraga sebagai unit atau sistem, maka fokusnya adalah keluarga.
Tahapan proses keperawatan keluarga tidak jauh berbeda dengan proses
keperawatan klinik yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan Keluarga


1. Definisi Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan di mana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
yaitu bahasa yang digunakan sehari-hari.

Bersifat dinamis, interaktif dan fleksibel. Merupakan syarat utama untuk


pengidentifikasian masalah. Proses pengumpulan informasi terus-menerus.
Data dikumpulkan secara sistematis dengan menggunakan alat pengkajian
keluarga. Jika menemukan data yang bermakna atau berpotensi masalah
maka digali lebih dalam.

2. Sumber Data
a) Primer : Data yang diperoleh langsung dari keluarga
b) Sekunder : Data yang diperoleh melalui orang terdekat keluarga dan
petugas kesehatan
c) Tertier : Data yang diperoleh dari catatan-catatan bidan, puskesmas atau
petugas kesehatan yang lainnya

3. Proses Pengkajian
a) Bersifat dinamis, interaktif dan flexibel.
b) Merupakan syarat utama untuk pengidentifikasian masalah.
c) Proses pengumpulan informasi secara terus menerus.
Keperawatan Keluarga 3
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

d) Data dikumpulkan secara sitematis dengan menggunakan alat


pengkajian keluarga.
e) Jika menemukan data yang bermakna atau berpotensi masalah maka
digali lebih dalam.

4. Sumber Pengkajian Data


a) Wawancara
 Wawancara dengan anggota keluarga yang berkaitan dengan riwayat
kesehatan dan gaya hidup.
 Wawancara harus terfokus, disusun berdasarkan struktur dan
bertujuan.
 Memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
mengungkapkan persepsinya.
 Memberikan kesempatan kepada perawat untuk melihat interaksi
anggota keluarga.
b) Observasi
 Observasi secara obyektif, dengan melakukan pengamatan terhadap
lingkungan perumahan dan fasilitas-fasilitasnya.
 Dapat menggunakan cek lyst dan inventaris.
 Cek lyst berkaitan dengan data yang memerlukan pengamatan .
 Inventaris untuk mengkaji situasi rumah dalam kaitannya dengan
kelayakan rumah.
c) Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai lembaga yang menangani
kesehatan keluarga maupun dari anggota tim kesehatan lainnya.

5. Membangun hubungan saling percaya


a) Salah satu fungsi perawat keluarga adalah menciptakan hubungan saling
percaya.
b) Menciptakan hubungan saling percaya adalah dimana adanya saling
terbuka, saling menghormati dan komunikasi berjalan dengan efektif.
c) Hubungan saling percaya dapat dikembangkan dengan menyampaikan
tujuan kunjungan, menerima dan mengakui hak-hak keluarga pada
Keperawatan Keluarga 4
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

perasaan dan keyakinan mereka sendiri tanpa keluar dari tujuan, nilai-nilai
dan harapan perawat.
d) Diawali dengan memberi kesempatan keluarga mengungkapkan
persoalan dan masalahnya sendiri  perawat memahami persoalan
berdasarkan pengalamannya  bersama-sama keluarga mendalami
persoalan  pemecahan persoalan secara bersama-sama.

6. Persiapan Kunjungan Keluarga


a) Merupakan aspek yang penting bagi keberhasilan pengkajian keluarga.
b) Cara yang efektif dalam persiapan adalah:
 Membaca catatan (Medical Record) dari keluarga yang akan
dikunjungi.
 Mendiskusikan dengan tim keperawatan yang mengenal keluarga
yang dimaksud.
 Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin muncul pada
keluarga.
 Buat kontrak perjanjian dengan keluarga yang akan dikunjungi
(melalui telepon, lisan atau surat).

7. Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi:


a) Tahap Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
 Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
 Data lingkungan
 Struktur dan fungsi keluarga
 Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga
 Perkembangan keluarga

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai


anggota keluarga, adalah pengkajian:
 Fisik
 Mental
Keperawatan Keluarga 5
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

 Emosi
 Sosial
 Spiritual
b) Tahap Perumusan diagnosis keperawatan
c) Tahap Penyusunan perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan,
identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi
keperawatan.
d) Tahap Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah.
e) Tahap Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.

Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga dan individu.

Pengkajian terhadap keluarga Pengkajian anggota keluarga secara


- Mengidentifikasi dan data individual
- Sosial budaya - Mental - Emosioanal
- Data lingkungan - Fisik - Sosial
- Struktur - Spiritual
- Fungsi

Identifikasi masalah-masalah keluarga


dan individu (Diagnosa Keperawatan)

1. Rencana perawatan
2. Penyusunan tujuan
3. Mengidentifikasi sumber-sumber
4. Mengidentifikasi pendekatan alternatif

Intervensi
Implementasi rencana pengerahan
Sumber-sumber

Evaluasi keperawatan

Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam Proses Keperawatan Keluarga


8. Tahapan Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
Keperawatan Keluarga 6
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

a) Wawancara
b) Observasi fasilitas rumah
c) Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung
kaki)
d) Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, rontgen dsb.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah:


I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi: 1) Nama kepala keluarga
(KK); 2) Alamat dan tevlon; 3) Pekerjaan kepala keluarga; 4) Pendidikan
kepala keluarga; 5) Komposisi keluarga

Genogram
Simbol-simbol yang biasa digunakan:

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien Meninggal

Menikah Pisah Cerai Cerai

Anak angkat Aborsi Kembar Tinggal


dalam 1 rumah
6) Tipe keluarga
Keperawatan Keluarga 7
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah


yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


11) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti. Contoh: keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak, anak
pertama berumur 7 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka
keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
usia sekolah.
12) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
13) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
Keperawatan Keluarga 8
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing


anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imuninasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
14) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.

III. Pengkajian Lingkungan


15) Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
16) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan.
17) Mobilitas geografi keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah
tempat.
18) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga
interaksinya dengan masyarakat.
19) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah sejumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
Keperawatan Keluarga 9
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

IV. Struktur Keluarga


20) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
21) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilaku.
22) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
23) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.

V. Fungsi Keluarga
24) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
25) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
26) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di
dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
Keperawatan Keluarga 10
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan


dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas


perawatan keluarga adalah:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah:
 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah.
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.
 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas tenaga kesehatan.
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah:
 Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya).
 Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
Keperawatan Keluarga 11
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada


dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab,
sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial).
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang
dimiliki.
 Sejauh mana keluarga melihat keuntungan dan/manfaat
pemeliharaan lingkungan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
 Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
 Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
 Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji
adalah:
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
 Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
 Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
dan fasilitas kesehatan.
 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan.
 Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
27) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a) Berapa jumlah anak.
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
Keperawatan Keluarga 12
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan


jumlah anggota keluarga.
28) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan.
b) sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

VI. Stres dan koping keluarga


29) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu  6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
30) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stresor
Hal yang perlu dikaji apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
32) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.

VII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

VIII. Harapan keluarga


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Keperawatan Keluarga 13
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Merupakan hasil dari analisis data dari hasil pengkajian keluarga, dimana
diagnosis yang diangkat berdasarkan masalah-masalah pada fungsi- fungsi
keluarga (afektif, sosial, fungsi perawatan kesehatan), masalah pada struktur
keluarga (komunikasi, peran, kekuatan), masalah pada lingkungan keluarga
(perumahan, resiko cedera, resiko penularan penyakit) dan masalah koping
keluarga (tidak efektif, tidak mampu)

Diagnosa keperawatan keluarga didalamnya termasuk masalah-masalah


kesehatan aktual, resiko dan sejahtera dimana perawat karena pendidikan dan
pengalamannya diijinkan untuk melakukan tindakan keperawatan

Daftar Diagnosis Keperawatan Keluarga Berdasarkan Nanda 1995


a) Lingkungan
1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)
[495]
2. Resiko terhadap cedera (lingkungan) [554]
3. Resiko terjadi penularan penyakit (lingkungan) [545]

b) Struktur Komunikasi
1. Komunikasi Keluarga Disfungsional [244]

c) Struktur Peran
1. Berduka yang diantisipasi [438]
2. Berduka disfungsional [442]
3. Isolasi sosial [927]
4. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap
keluarga) [373]
5. Potensial peningkatan menjadi orang tua
6. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua) [680]
7. Perubahan penampilan peran [807]
8. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah [495]
9. Gangguan citra tubuh [842]
Keperawatan Keluarga 14
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

d) Fungsi Afektif
1. Perubahan proses keluarga [373]
2. Perubahan menjadi orang tua [680]
3. Potensial peningkatan menjadi orang tua
4. Berduka yang diantisipasi [438]
5. Koping keluarga tidak efektif, menurun [320]
6. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan [306]
7. Resiko terhadap tindakan kekerasan [1015]

e) Fungsi Sosial
1. Perubahan proses keluarga [373]
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan [486]
3. Konflik peran orang tua [692]
4. Perubahan menjadi orang tua
5. Potensial peningkatan menjadi orang tua [680]
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan [448]
7. Perubahan pemeliharaan kesehatan [461]
8. Kurang pengetahuan [486]
9. Isolasi sosial [927]
10. Kerusakan interaksi sosial [917]
11. Resiko terhadap tindakan kekerasan [1015]
12. Ketidakpatuhan [633]
13. Gangguan identitas pribadi [847]

f) Fungsi Perawatan Kesehatan


1. Perubahan pemeliharaan kesehatan [461]
2. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3. Perilaku mencari pertolongan kesehatan [486]
4. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga [615]
5. Resiko terhadap penularan penyakit [545]
Keperawatan Keluarga 15
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

g) Strategi Koping
1. Potensial peningkatan koping keluarga [321]
2. Koping keluarga tidak efektif, menurun [320]
3. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan [306]
4. Resiko terhadap tindakan kekerasan [1015]

Definisi Diagnosis Keperawatan Keluarga


(1) Kerusakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami/beresiko mengalami kesulitan
mempertahankan kebersihan dan menjaga lingkungan rumah.
(2) Resiko terhadap Cedera yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kesadaran
terhadap Bahaya Lingkungan
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan yang
disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia
maturasi.
(3) Resiko terhadap Penularan Infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen patogen ke anggota
yang lain.
(4) Komunikasi Keluarga Disfungsional
Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk
mengirim/menerima pesan.
(5) Berduka yang Diantisipasi
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami reaksi-reaksi dalam berespon
terhadap kehilangan bermakna yang diperkirakan.
(6) Berduka Disfungsional
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami berduka jangka panjang yang tak
teratasi dan menimbulkan aktivitas yang merusak.

(7) Perubahan Proses Keluarga Berhubungan Dengan Dampak Anggota Keluarga yang
Sakit Dalam Sistem Keluarga
Keperawatan Keluarga 16
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Suatu keadaan dimana dukungan keluarga yang biasa diterima,


mengalami/beresiko mendapat suatu stressor yang mengancam terapi keluarga
yang sebelumnya efektif.
(8) Perubahan menjadi Orang Tua
Suatu keadaan dimana Keluarga memperlihatkan ketidakmampuan yang nyata
atau potensial dalam menyediakan lingkungan yang mendukung dalam
pemeliharaan tumbuh kembang anggota keluarga.
(9) Perubahan Penampilan Peran
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami/beresiko mengalami gangguan pada
cara ia merasakan penampilan perannya.
(10) Gangguan Citra Tubuh
Suatu pernyataan pengalaman keluarga yang berada dalam/kemungkinan
mengalami suatu gangguan dalam cara individu menerima citra tubuhnya
sendiri.
(11) Coping Keluarga Menurun
Suatu keadaan dimana orang utama yang menjadi pendukung (anggota
keluarga, teman dekat) tidak cukup/tidak efektif memberi dukungan untuk
mencapai kesepakatan, kenyamanan, bantuan atau dorongan yang dibutuhkan
keluarga untuk mengatasi atau melaksanakan tugas-tugas secara adaptif
berkenaan dengan perubahan kesehatannya.
(12) Coping Keluarga Tidak Efektif: Ketidakmampuan
Suatu keadaan dimana keluarga menunjukkan/beresiko menunjukkan perilaku
destruktif dalam berespon terhadap ketidakmampuan untuk mengatasi stressor
internal/eksternal karena ketidakadekuatan sumber (fisik, kognitif, psikologis).
(13) Resiko terhadap Tindakan Kekerasan
Suatu keadaan dimana keluarga terah atau beresiko menjadi merusak yang
diarahkan pada orang lain atau lingkungan.

(14) Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan


Keperawatan Keluarga 17
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Suatu kondisi dimana keluarga pada kesehatan yang stabil secara aktif mencari
cara untuk mengubah kebiasaan kesehatan diri/lingkungan untuk lebih
meningkatkan kesehatan.
(15) Konflik Peran Orang Tua
Suatu keadaan dimana orang tua mendapatkan pengalaman pertama atau
mengalami perubahan peran dalam berespon terhadap faktor dari luar (sakit,
hospitalisasi, perceraian, perpisahan).
(16) Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami/beresiko terhadap kerusakan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas perkembangan.
(17) Perubahan Pemeliharaan Kesehatan
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami/beresiko untuk mengalami
gangguan dalam kesehatan yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat
atau kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam menangani suatu kondisi.
(18) Kurang Pengetahuan
Suatu kondisi dimana keluarga mengalami kekurangan pengetahuan kognitif
dan ketrampilan mengenai suatu kondisi atau pengobatan.
(19) Isolasi Sosial
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami/memahami suatu kebutuhan atau
mengharapkan untuk melibatkan orang lain tetapi tidak dapat membuat
hubungan tersebut.
(20) Kerusakan Interaksi Sosial
Suatu keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko mengalami
pengalaman yang negatif, insufisiensi atau respon yang tidak memuaskan dalam
interaksi.
(21) Ketidakpatuhan
Suatu kondisi dimana keluarga yang sebenarnya mau melakukan tetapi dicegah
dari melakukannya oleh faktor-faktor yang menghalangi ketaatan terhadap
anjuran yang berhubungan dengan kesehatan yang diberikan oleh profesi
kesehatan.

(22) Gangguan Identitas Pribadi


Keperawatan Keluarga 18
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau beresiko mengalami


ketidakmampuan untuk membedakan antara dalam dirinya dan bukan dirinya.
(23) Penatalaksanaan Aturan Terapeutik Keluarga: Tidak Efektif
Suatu pola dimana keluarga mengalami/beresiko mengalami kesulitan dalam
menyatukan program kehidupan sehari-hari untuk penatalaksanaan penyakit
dan gejala sisa penyakit yang memenuhi tujuan kesehatan khusus.

Etiologi Diagnosis Keperawatan Keluarga


Menentukan etiologi atau faktor-faktor yang berhubungan dapat mengacu pada
Buku Nursing Diagnosis (NANDA) , Carpenito 1995. Secara umum faktor-faktor
yang berhubungan meliputi Patofisiologis, Situasional, Maturasional dan
tindakan yang berhubungan.

Secara khusus faktor-faktor yang berhubungan pada masalah keperawatan


keluarga adalah :
1. Kesalahan interpretasi informasi
2. Kurangnya informasi yang didapatkan
3. Tidak adekwatnya penyuluhan kesehatan
4. Kurangnya motivasi
5. Sikap keluarga yang salah/tidak mendukung
6. Kurang tersedianya fasilitas yang dimiliki keluarga
7. Kurangnya/tidak adanya sistem pendukung dalam keluarga
8. Kurangnya/tidak adanya dukungan finansial dari keluarga
9. Kurangnya ketrampilan keluarga
10. Ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga
11. Kurangnya/tidak adanya pengaturan peran dalam keluarga
12. Konflik pengambilan keputusan
13. Kompleksitas aturan terapeutik yang harus dijalankan
14. Kurangnya kemampuan keluarga memilih alternatif-alternatif jalan keluar
15. Dll.

Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga


Keperawatan Keluarga 19
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada


pengkajian.
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
Contoh:
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada balita (anak N), keluarga
Bapak Y “berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gangguan mobilisasi”.
 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
 Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal peran sebagai suami.
2. Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya:
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh:
 Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
 Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi
terhadap balita.
 Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga Bapak A
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak.
3. Potensi (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh:
Keperawatan Keluarga 20
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

 Potensi terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M)


keluarga Bapak K.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak X.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga Bapak I.

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari


tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk diagnosis keperawatan
potensial (sejahtera/”wellness”) menggunakan/boleh tidak etiologi.

Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 (satu)
diagnosis keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap
diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan cara sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skala untuk Menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga


(Bailon dan Maglaya, 1978)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah 1
Skala: Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala: Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala: Masalah berat, harus, segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring:
Keperawatan Keluarga 21
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria


2. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skore X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:


Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat
perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
 Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
 Sumber daya perawat: dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
 Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan adalah:

 Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.


 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai


Keperawatan Keluarga 22
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai


skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keluarga.

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan
standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.

1) Penyusunan Tujuan
a) Berorientasi pada klien.
b) Memobilisasi sumber-sumber keluarga dalam perawatan mandiri.
c) Menggambarkan pendekatan-pendekatan alternatif dalam pemecahan
masalah.
d) Menyeleksi intervensi-intervensi keperawatan dan bersifat spesifik.
e) Klien mempunyai tanggung jawab akhir dalam pemecahan masalah.
f) Penyusunan bersama dengan keluarga akan lebih efektif.
g) Alasannya:
 ”Orang akan menentang bila diberitahu apa yang harus dilakukan, tetapi
akan bekerja bila tujuan mereka pilih sendiri.”
 ”Orang akan membuat keputusan cenderung akan bertanggung jawab
sendiri terhadap keputusannya tersebut.”
h) Tujuan dapat disusun dalam jangka pendek (khusus) dan jangka panjang
(umum).
i) Untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga
dan masalah yang harus diserahkan pada tim keperawatan atau kolektif.
j) Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat
dimotivasi/memberi kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang
dalam proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan yang jangka
panjang/umum.
Keperawatan Keluarga 23
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

k) Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan akhir yang menyatakan


maksud-maksud luas yang diharapkan oleh keluarga agar dapat tercapai.

2) Merencanakan Tindakan Keperawatan


a) Adalah menyusun alternatif-alternatif dan mengidentifikasi sumber-sumber
kekuatan dari keluarga (kemampuan perawatan mandiri, sumber
pendukung/bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam keluarga.
b) Perawat perlu mengkaji:
 Apakah pendekatan yang digunakan dapat menimbulkan
ketergantungan atau kemandirian keluarga?
 Apakah alternatif tindakan berada dalam sumber-sumber keluarga?
 Apakah alternatif tindakan menurunkan atau meningkatkan koping
keluarga?
 Apakah keluarga memiliki komitmen dan motivasi yang memadai untuk
memegang teguh perencanaan tersebut?
 Apakah sumber-sumber keluarga memadai untuk melaksanakan
pencernaan?
c) Karena keluarga mempunyai hak dan tanggung jawab untuk membuat
keputusannya sendiri, maka keluarga dapat memilih tindakan yang sudah
terinformasi.
d) Keluarga berhak untuk mengetahui konsekuensi dari masing-masing
tindakan, sehingga dapat membuat keputusan yang masuk akal.
e) Perawat juga dapat menolak pilihan tindakan yang diputuskan keluarga bila
bertentangan dengan konsep kesehatan.
f) Perawat dapat meminta bantuan orang lain yang mempunyai pengalaman
terhadap masalah yang sama untuk memberikan gambaran kepada keluarga.
Keperawatan Keluarga 24
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Intervensi Keperawatan Keluarga


1. Tipologi Intervensi berdasarkan Klasifikasi Freeman
a) Suplemental
Perawat sebagai pemberi pelayanan langsung dengan mengintervensi hal-
hal yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga.
b) Fasiliatif
Perawat menyingkirkan pelayanan-pelayanan yang tidak diperlukan, seperti:
pelayanan medis, kesejahteraan sosial.
c) Perkembangan
Perawat membantu keluarga dalam memanfaatkan sumber-sumber keluarga
dan dukungan sosial sehingga tindakan keperawatan bersifat
mandiri/bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.

2. Klasifikasi menurut Wright dan Leahey


Diarahkan tiga tingkatan fungsi keluarga:
a) Kognitif
Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi keluarga, yang meliputi
pemberian informasi, gagasan baru tentang suatu keadaan dan
mengemukakan pengalaman.
b) Afektif
Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga, dirancang untuk
mengubah emosi keluarga agar dapat memecahkan masalah secara efektif.
Misal: mengurangi kecemasan orang tua terhadap anaknya yang sakit.
c) Perilaku
Intervensi diarahkan untuk membantu keluarga berinteraksi/bertingkah laku,
berkomunikasi secara efektif dengan anggota keluarga lainnya yang sifatnya
berbeda-beda.

3. Intervensi yang Ditujukan pada Perubahan Perilaku Keluarga


Konsep perubahan dari Wright dan Leahey untuk keluarga yang bermasalah:
a) Perubahan tergantung pada konteks.
b) Perubahan tergantung pada persepsi klien terhadap masalah.
Keperawatan Keluarga 25
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

c) Perubahan tergantung pada tujuan-tujuan yang realistis.


d) Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan.
e) Perubahan tidak perlu secara merata pada semua anggota keluarga.
f) Perubahan dapat memiliki banyak penyebab.

4. Intervensi Keperawatan Khusus


a) Mempertimbangkan tingkat berfungsinya keluarga:
 Keluarga yang fungsional
 Keluarga disfungsional akut dan kronis
b) Untuk keluarga yang fungsional tindakan bersifat promotif dan preventif.
c) Untuk keluarga yang disfungsional tindakan bersifat suportif.

2. Rintangan terhadap Pelaksanaan Tindakan


a) Keluarga bersikap apatis dan adanya perbedaan nilai
 Keluarga menanyakan kenapa hal tersebut harus diperhatikan.
 Keluarga tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan tindakan atau
keprihatinannya.
 Adanya latar belakang keluarga yang berbeda-beda dapat menyebabkan
perbedaan nilai-nilai terhadap suatu masalah.
b) Apatis, Keputusasaan dan Kegagalan
 Bila masalah dirasakan terlalu berat dan tidak tahu bagaimana harus
memulai.
 Dapat diatasi dengan memecahkan suatu tugas menjadi lebih
kecil/sederhana.
c) Ketidaktegasan
 Keluarga tidak melihat keuntungan dan kerugian dari suatu tindakan.
 Akibat dari ketakutan yang tidak terpecahkan.
 Perawat perlu menggali alternatif pemecahan masalah yang bersifat pro
dan kontra serta perasaan dan koping keluarga.
Keperawatan Keluarga 26
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

Intervensi Keperawatan Keluarga Berdasarkan Jenis Masalah


(1) Masalah Tugas Perkembangan Keluarga
a. Perawat membantu keluarga mencapai dan mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan pertumbuhan pribadi dari anggota
keluarga dengan fungsi keluarga yang optimum.
b. Beri penyuluhan pada keluarga tentang tugas-tugas yang harus dijalankan
sesuai dengan perkembangan keluarga.
c. Bantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi perkembangan dalam
keluarga.
d. Rujuk ke tenaga ahli bila masalah tugas perkembangan keluarga tidak dapat
terselesaikan oleh keluarga dan perawat.

(2) Masalah Sosial Budaya


a. Sistem keluarga yang berbeda dengan budaya setempat.
1) Bantu keluarga menyeleksi sistem yang sesuai untuk digunakan (sistem

perkawinan, sistem hubungan orang tua–anak, sistem tipe keluarga).


2) Menyediakan waktu yang lebih banyak untuk keluarga dalam hal

berakulturasi dengan sosial – budaya setempat.


3) Bantu keluarga mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa dengan

masyarakat setempat.
4) Pahami norma-norma keluarga dan norma masyarakat setempat dan

anjurkan keluarga untuk menyesuaikannya.


5) Bantu keluarga untuk mendapatkan akses dengan masyarakat, dengan

memfasilitasi antara keluarga dengan tokoh-tokoh masyarakat


setempat.

b. Masalah finansial
1) Bantu keluarga dalam memperoleh informasi tentang sumber-sumber

pembiayaan kesehatan baik swasta maupun pemerintah.


2) Jelaskan pada keluarga tentang tatanan pelayanan kesehatan dan

konsekuensi biayanya agar keluarga mempunyai pertimbangan untuk


mengambil keputusan.
Keperawatan Keluarga 27
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

3) Beri penyuluhan tentang cara-cara mengurangi pembiayaan yang tidak

perlu dan cara mengalokasikan biaya kesehatan keluarga secara aman.


4) Bantu keluarga untuk melihat situasi keuangan keluarga secara obyektif

dan pemecahan masalah kesehatan secara efektif.


5) Rujuk keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.

c. Masalah Rekreasi atau Penggunaan Waktu Luang


1) Tunjukkan pada keluarga bahwa perawat menjadi model bagi keluarga

dalam gaya hidup yang sehat.


2) Bimbing keluarga dalam meningkatkan aktivitas rekreasi / penggunaan

waktu luang dengan memodifikasi perilaku/gaya hidup keluarga.

(3) Masalah Kesehatan Lingkungan Keluarga


a. Pencegahan Primer: Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
1) Bantu keluarga untuk mampu merasakan ”kerentanan” terhadap

bahaya kecelakaan, luka atau sakit.


2) Anjurkan keluarga untuk meningkatkan tanggung jawab diri keluarga

dalam mencegah stressor dan meningkatkan kesehatan dan


keselamatan lingkungan.
3) Beri penyuluhan tentang cara mencegah resiko-resiko:

(a) Mengatur perabot, memasang pegangan pada tangga,


menempatkan kabel listrik/alat elektronik secara aman, memasang
penerangan yang memadai untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
(b) Mencegah terjadinya kebakaran: memeriksa kabel-kabel listrik yang
beresiko konsleting, memeriksa kebocoran gas, kompor gas dan
mematikannya bila bepergian, dll.
(c) Menganjurkan keluarga berhati-hati dalam menggunakan
alat/mengangkat benda berat.
(d) Menghindari terjadinya keracunan: memasang label pada botol
obat/bahan kimia, membuang obat yang sudah kadaluarsa,
menyimpan obat/bahan kimia secara aman.
Keperawatan Keluarga 28
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

(e) Memastikan anak-anak tidak menggunakan alat/bahan berbahaya


untuk bermain.
(f) Anjurkan keluarga memiliki kotak P3K dan ajarkan cara
penggunaannya.

b. Pencegahan Sekunder pada Masalah Lingkungan


1) Ajarkan keluarga tentang cara mendeteksi secara dini masalah-

masalah/penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.


2) Jelaskan pada keluarga tentang prosedur pemanfaatan fasilitas

kesehatan darurat (Gawat Darurat/IRD) dalam penanganan masalah


penyakit/kecelakaan.
3) Ajarkan keluarga tentang cara penanganan/pertolongan pertama jika

timbul kecelakaan/masalah kesehatan.

c. Pencegahan Tersier: Strategi Modifikasi Lingkungan Dikhususkan bagi


Keluarga yang Memiliki Anggota yang Lansia, Cacat Fisik atau Kelemahan.
1) Menjaga lantai rumah, kamar mandi agar tidak licin.

2) Menata perabot rumah untuk memudahkan jalan.

3) Memberi pegangan pada dinding, kamar mandi untuk membantu

berjalan.
4) Memasang penerangan yang memadai.

5) Memodifikasi kamar mandi, WC dengan jenis pancuran, WC duduk.

(4) Masalah Komunikasi dalam Keluarga


a. Intervensi Umum.
1) Mengajarkan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran.

2) Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka

tentang masalah Komunikasi yang disfungsional.


3) Bantu keluarga mengidentifikasi masalah dan faktor penyebab
komunikasi yang disfungsional.
4) Beri dukungan pada keluarga untuk berupaya
menyelesaikan/memperbaiki komunikasi antar mereka sendiri.
Keperawatan Keluarga 29
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

5) Fasilitasi keluarga untuk menggunakan ”orang ketiga” untuk membantu

menyelesaikan komunikasi disfungsional dalam keluarga.

b. Intervensi Khusus
1) Fokus tingkat kognitif

(a) Bantu keluarga melihat dan merasakan masalah tersebut.


(b) Bantu keluarga untuk memperoleh pandangan yang berbeda
terhadap masalah tersebut.
(c) Bantu keluarga untuk memiliki pandangan positif terhadap
masalah.
Contoh: Bila ada anggota keluarga merasa tersinggung dan marah,
maka keluarga harus memandang respon tersebut bisa
diterima daripada dengan rasa permusuhan yang
berakibat komunikasi disfungsional.
(d) Memberikan pemahaman pada keluarga bahwa setiap individu
memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, sehingga
menyelesaikan suatu masalah perlu mempertimbangkan masing-
masing persepsi individu.

2) Fokus Tingkat Afektif

Tujuan:
(a) Membantu keluarga berbagi perasaan satu sama lain agar
kebutuhan emosional dapat tersampaikan dan direspon dengan
baik.
(b) Komunikasi keluarga menjadi jelas dan efektif.
(c) Mempermudah pemecahan masalah
(d) Menganjurkan orang tua untuk terbiasa mengungkapkan perasaan
positif dan negatif kepada anak-anaknya.
(e) Dukung orang tua untuk mendorong anak-anaknya menjadi
komunikator yang baik (bebas mengungkapkan perasaannya dan
belajar untuk mendengar).
Keperawatan Keluarga 30
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

3) Fokus Tingkat Perilaku

(a) Menganjurkan keluarga untuk tidak saja terfokus pada mencari


penyebab timbulnya masalah tetapi juga ”apa” dan ”bagaimana”
masalahnya.
(b) Memberi ”instruksi” pada keluarga bila keluarga tidak mampu
menyelesaikan masalah yang khusus.
Contoh: Instruksikan cara penanganan pada bayi yang menangis
terus menerus: Instruksikan ibu untuk memeriksa apakah
bayi telah cukup makan/minum.
(c) Beri dukungan dan pujian pada usaha keluarga yang telah cukup
baik dalam penanganan masalah (untuk penguatan yang lebih
positif).
(d) Pantau perubahan-perubahan perilaku yang telah dianjurkan
sebelumnya.
(e) Ajarkan keluarga tehnik komunikasi untuk mengatasi konflik secara
produktif:
 Mencoba untuk tidak terlibat dalam percekcokan yang sepele.
 Berbicara terhadap suatu isue-isue bukan masalah kepribadian.
 Jadilan seorang pendengar yang baik/aktif.
 Carilah jalan keluar yang memenangkan kedua belah pihak.
 Ketidakbahagiaan pasangan bukan hanya masalah salah
seorang saja.
(f) Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan lembaga konseling untuk
membantu memecahkan masalah.

(5) Masalah Struktur Kekuatan Keluarga (Konflik Keputusan dalam Keluarga)


a. Kurangnya pengalaman dalam pengambilan keputusan yang efektif.
1) Beri kesempatan keluarga mengungkapkan pola – kebiasaan dalam

mengambil suatu keputusan.


2) Fasilitasikan proses pengambilan keputusan yang logis:

 Buat daftar alternatif pemecahan masalah.


Keperawatan Keluarga 31
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

 Bantu mengidentifikasi dampak dari masing-masing alternatif


(finansial, sosial, nilai, kepercayaan).
 Beri kesempatan keluarga mengambil keputusan dari beberapa
alternatif tersebut.
3) Dorong orang terdekat keluarga untuk terlibat dalam pengambilan

keputusan.
4) Yakinkan pada keluarga bahwa keputusan yang telah diambil akan

dipatuhi/dilaksanakan.
5) Ajarkan tehnik relaksasi bila keputusan yang diambil menimbulkan

kecemasan.

b. Konflik Nilai.
1) Beri kesempatan keluarga menggali nilai-nilai keluarga dan pengaruhnya

terhadap suatu keputusan.


2) Bantu keluarga mengklarifikasi nilai-nilai:

 Identifikasi sesuatu yang berharga, kegiatan yang disukai dalam


keluarga.
 Refleksikan hal tersebut pada keluarga.
 Ulangi keputusan-keputusan yang telah lalu dan respon
penerimaan keluarga.
 Mencoba menilai keputusan terhadap masalah kontroversial
(baik – buruknya).
 Identifikasi nilai-nilai yang membanggakan keluarga.
3) Anjurkan keluarga memutuskan berdasarkan nilai yang paling penting

dalam keluarga.
4) Jika masih terjadi konflik nilai, rujuk kepada ahlinya: Rohaniawan,

Konsultan, dll.

c. Takut terhadap Akibat dari Suatu Keputusan.


1) Klarifikasi tentang kemungkinan yang terjadi akibat suatu keputusan.

2) Identifikasi resiko-resiko bila keputusan tidak diambil.


Keperawatan Keluarga 32
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

3) Beri kesempatan keluarga mengungkapkan rasa takutnya kepada orang

terdekat.
4) Dorong keluarga untuk yakin dan percaya diri terhadap
keputusannya/yakinkan keputusan tersebut adalah benar dan orang lain
akan menghargainya.

d. Ketidakcukupan Informasi.
1) Beri informasi yang memadai terhadap suatu masalah.

2) Betulkan/luruskan informasi yang salah.

3) Berikan kesempatan keluarga untuk mengetahui lebih banyak tentang

suatu masalah.
4) Pastikan keluarga mengerti dengan jelas alternatif-alternatif dan arah

keputusan yang akan diambil.


5) Anjurkan keluarga untuk memperoleh ”opini kedua” dari ahli yang lain.

e. Kontroversi Sistem Pendukung.


1) Yakinkan keluarga bahwa integritas keluarga tidak bisa ditekan oleh

orang lain.
2) Anjurkan keluarga untuk tidak melibatkan orang lain mempengaruhi

kepercayaan keluarga dalam suatu keputusan.


3) Identifikasi sistem pendukung utama keluarga dalam pengambil

keputusan.

(6) Masalah Struktur Peran Keluarga


a. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi ”syarat-syarat” dari individu dan
maksudnya.
b. Bantu mengidentifikasi harapan-harapan keluarga terhadap suatu peran.
c. Perkuat kemampuan keluarga untuk melaksanakan peran-peran baru.
d. Beri pengharagaan terhadap perilaku melaksanakan peran yang sesuai.
e. Bantu memodifikasi suatu peran agar selaras dengan harapan keluarga.
f. Beri kesempatan orang lain untuk memberikan penguatan terhadap
pelaksanaan peran-peran keluarga.
Keperawatan Keluarga 33
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

g. Intervensi untuk konflik peran keluarga.


1) Identifikasi jenis konflik peran dan sumber-sumber stress dalam

keluarga.
2) Beri kesempatan keluarga mengungkapkan perasaan terhadap konflik

peran.
3) Diskusikan dengan keluarga tentang peran yang masih ”dipertanyakan”.

4) Diskusikan tentang persepsi keluarga dalam memecahkan masalah,

alternatif-alternatif pemecahannya.
5) Bantu menyusun prioritas dari alternatif-alternatif pemecahan masalah

konflik peran.
6) Bantu keluarga mengexplorasi harapan-harapan terhadap peran yang

berbeda.

h. Intervensi untuk kegagalan peran.


1) Mempersilahkan keluarga untuk mengungkapkan perasaan kekecewaan

terhadap peran yang telah dijalankan.


2) Mendorong keluarga untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
harapan-harapan tentang peran yang baru.
3) Identifikasi kembali potensi/kekuatan dalam keluarga untuk mendukung

peran yang baru.


4) Identifikasi tugas-tugas dalam peran yang baru.

5) Dorong keluarga untuk konsisten terhadap tugas-tugas dalam peran

yang akan dijalankan.

(7) Masalah-masalah Fungsi Afektif


a. Intervensi yang Diarahkan pada Pola Kebutuhan–Respon.
1) Dorong masing-masing individu dalam keluarga mengungkapkan
kebutuhan psikologisnya, kemudian keluarga memberikan respon.
2) Berikan penjelasan pada keluarga bahwa setiap individu mempunyai

kebutuhan psikologis yang berbeda, sehingga responnya juga berbeda.


3) Anjurkan orang tua untuk lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis

anggota keluarga.
Keperawatan Keluarga 34
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

b. Intervensi Memelihara Saling Asah.


1) Kaji kembali pola komunikasi dalam keluarga.

2) Ajarkan orang tua untuk menghentikan pola komunikasi yang


disfungsional: permusuhan, sering memarahi anak dll.
3) Anjurkan untuk memulai komunikasi saling menghormati pendapat

individu.
4) Tunjukkan bahwa perawat dapat berperan sebagai model komunikator

yang efektif.

c. Intervensi untuk Membantu Keluarga pada Masalah Kedekatan–


Keterpisahan.
1) Jelaskan pada keluarga bahwa keakraban, kedekatan yang berlebihan

dapat lebih menimbulkan masalah dibanding dengan kerenggangan


hubungan.
2) Jelaskan pada keluarga proteksi yang berlebihan pada anak dapat

menimbulkan gangguan dalam perkembangan anak.


3) Rujuk pada intervensi pada masalah tugas perkembangan keluarga.

d. Intervensi untuk Membantu Keluarga yang Berkabung.


1) Anjurkan keluarga untuk tetap melibatkan anggota keluarga yang

mendekati ajal dalam hal pengambilan keputusan-keputusan.


2) Anjurkan keluarga untuk siap menghadapi realita resiko
berpisah/kehilangan orang yang dicintai.
3) Motivasi keluarga untuk merealokasi peran yang baru sehubungan

dengan kehilangan salah satu anggotanya.


4) Jelaskan keluarga perlu menyesuaikan perasaan yang timbul akibat

kondisi anggota yang mendekati ajal/kematian (sedih, bersalah,


kenangan, dll).
5) Anjurkan keluarga mempunyai persiapan seandainya ajal sudah
menjemput (kematian) dari anggota-anggotanya: pemakaman,
keuangan yang dibutuhkan.
Keperawatan Keluarga 35
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

6) Anjurkan keluarga untuk selalu berada di dekat anggota yang mendekati

ajal dengan memberikan dukungan spiritual.


7) Ajarkan keluarga untuk mengetahui tanda-tanda kematian biologis.

(8) Masalah pada Fungsi Sosialisasi Keluarga


Intervensi untuk Mendukung Orang Tua.
1) Beri keyakinan pada keluarga bahwa, semua orang tua bisa menjadi

orang tua yang baik.


2) Beri dukungan pada orang tua untuk berani dalam menghadapi

anak/membesarkan anak.
3) Jelaskan pada orang tua tentang tugas yang harus dijalankan terhadap

perkembangan sosial anak.


4) Anjurkan orang tua untuk sering terlibat dalam kegiatan orang tua–

anak (di sekolah, di lingkungan).

Intervensi Khusus.
1) Strategi suplementasi peran:
 Menganjurkan orang tua untuk mengetahui fase-fase
perkembangan anak dalam mengasuh anak.
 Menganjurkan orang tua untuk menggunakan buku/literatur
tentang perawatan anak untuk meningkatkan pengetahuannya.

2) Prinsip modifikasi perilaku


 Anjurkan orang tua untuk mengetahui permasalahan perilaku
anak dan memberikan penguatan positif terhadap perilaku anak
yang ingin diubah.
 Anjurkan orang tua untuk bekerjasama dengan sekolah, lembaga
kesehatan untuk mengkoordinasikan masalah perilaku anak.
Keperawatan Keluarga 36
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

D. Pelaksanaan/Tindakan Keperawatan Keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
 Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
 Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara:
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
 Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
 Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
 Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

E. Evaluasi Keperawatan Keluarga


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.


S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah
Keperawatan Keluarga 37
Konsep Teori, dan Aplikasi Klinis

dilakukan intervensi keperawatan, misalnya: keluarga mengatakan nyerinya


berkurang.

O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan, misalnya BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan
yang terkait dengan diagnosis.

P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai