Anda di halaman 1dari 23

HERPES ZOSTER

By : Kelompok 3
Kelompok 3 :
1. Imaniar Dwi Alda
2. Viseis Nandi Sutomo
3. Irvrilia Rahma
4. Fitriana Lailatul Maruroh
5. Fay Huri’in Zakia
Definisi

Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus Varisela-zoster yang bersifat
terlokalisir, terutama menyerang orang dewasa dengan
ciri berupa nyeri radikuler, unilateral, dan gerombolan
vesikel yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi
1,2 oleh satu ganglion saraf sensoris.(Ayuningati and
Indramaya, 2015).
Etiologi
Virus menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring dan saluran nafas atas atau pada
konjungtiva, kemudian limfosit terinfeksi akan menyebar ke seluruh tubuh. Virus kemudian
masuk kekulit melalui sel endotel pembuluh darah dan menyebar ke sel epitel. Penularan
dapat terjadi melalui kontak lesi di kulit. Lesi vesikular akan berubah menjadi pustular
setelah infiltrasi sel radang. Selanjutnya lesi akan terbuka dan kering membentuk krusta,
umumnya sembuh tanpa bekas. Waktu dari pertama kali kontak dengan VZV sampai
muncul gejala klinis adalah 10-21 hari, rata - rata 14 hari. Setelah infeksi primer, virus akan
menginfeksi secara laten neuron ganglia cranial dan dorsal.
Manifestasi Klinis
Fase Prodomal
1. Berlangsung selama 1 – 4 hari.
2. Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash,
kemerahan, sensitive, sore skin ( penekanan kulit), nyeri, (rasa terbakar atau tertusuk),
gatal dan kesemutan.
3. Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus menerus atau hilang timbul.
4. Gejala yang mempengaruhi mata : kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan
kelopak mata. kekeringan mata, pandangan kabur, penurunan sensasi penglihatan dan
lain-lain.
Manifestasi Klinis
Fase Erupsi
1. Kadang terjadi limfadenopati regional
2. Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafi oleh satu ganglion
sensorik
3. Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul–papul dan dalam waktu 12–24 jam lesi
berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam
7–10 hari.
4. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke 4 dan kadang–kadang sampai hari ke 7
5. Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan jaringan parut (pitted scar)
6. Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitive terhadap nyeri yang dialami
Pelaksanaan Tatalaksana pada nyeri akut yaitu:
1. Nyerinya ringan dapat digunakan
Antivirus yang dapat digunakan adalah : paracetamol dan obat
Untuk dewasa diberikan acyclovir 5 x 800 mg /hari per antiinflamasi non steroid
oral selama 7-10 hari, penyesuaian dosis dilakukan (OAINS) seperti ibuprofen.
pada pasien gangguan ginjal 2. Nyeri derajat sedang-berat, maka
Untuk anak < 12 tahun diberikan acyclovir dosis 30 dapat ditambahkan analgesik
mg/kgBB selama 7 hari golongan opioid seperti tramadol
Untuk anak > 12 tahun diberikan acyclovir dosis 60 dan kodein.
mg/kgBB selama 7 hari
Valasiklovir 3 x 1 gram/hari per oral selama 7 hari
Famsiklovir 3 x 500 mg/hari per oral selama 7 hari
Prognosis
Kebanyakan orang sembuh total dari episode akut tanpa rasa sakit dan warna kulit
kembali normal. setelah terserang herpes zoster, kondisinya tidak biasa kembali.
Herpes zoster kembali hanya pasa sekitar 2%, tetapi pada orang dengan AIDS 20%.
Komplikasi jangka panjang dari herpes zoster, seperti neuralgia pasca herpes, dapat
berlanjut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Penyakit ini juga dapat
menyebabkan perubahan warna kulit dengan berbagai tingkata, terutama
penggelapan.
Pohon Masalah
Pengkajian
Penyakit
IDENTITAS PASIEN
nama pasien, alamat pasien, umur, tanggal masuk rumah sakit penanggung
jawab pasien agar pengobatan dapat di lakukan dengan persetujuan dari pihak
pasien dan petugas kesehatan

RIWAYAT KESEHATAN
• Keluhan Utama
nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-gatal pada daerah yang terkena
pada fase-fase awal
• Riwayat penyakit Sekarang
Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang
mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang hebat, selain itu
juga terdapat lesi/vesikel perkelompok dan penderita juga
mengalami demam.
• Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada penderita ada atau tidak
anggota keluarga atau teman dekat yang POLA KEHIDUPAN
terinfeksi virus ini.  Aktivitas dan Istirahat
• Riwayat penyakit dahulu Apakah pasien mengeluh merasa cemas, tidak bisa tidur
Sering diderita kembali oleh klien yang karena nyeri, dan gatal.
pernah mengalami penyakit herpes  Pola Nutrisi dan Metabolik
simplek atau memiliki riwayat penyakit Bagaimana pola nutrisi pasien, apakah terjadi penurunan
seperti ini nafsu makan, anoreksia.
• Riwayat psikososial.  Pola Aktifitas dan Latihan
Kaji respon pasien terhadap penyakit Dengan adanya nyeri dan gatal yang dirasakan, terjadi
byang diderita serta peran dalam keluarga penurunan pola akifitas pasien.
dan masyarakat, respon dalam keluarga  Pola Hubungan dan peran
maupun masyarakat. Klien akan sedikit mengalami penurunan psikologis,
isolasi karena adanya gangguan citra tubuh.
PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran dan TTV
2. Head To Toe
a. Kepala
bentuk, kulit kepala, ada lesi berbentuk benjolan berisi air, penyebaran merata
dengan kulit
b. Rambut
Warna rambut hitam, tidak ada bau pada rambut, keadaan rambut tertata rapi.
c. Mata
Posisi simetris, pupil isokor, tidak terdapat massa dan nyeri tekan, tidak ada
penurunan penglihatan.
d. Hidung
Posisi sektum naso tepat ditengah, tidak terdapat secret, tidak terdapat lesi, dan
tidak terdapat hiposmia. Anosmia, parosmia, kakosmia.
e. Telinga
Inspeksi
Daun telinga : tidak terdapat lesi, kista epidemoid, dan keloid
Lubang telinga : tidak terdapat obstruksi akibat adanya benda asing
Palpasi
Tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan pada otitis media dan mastoidius.
Pemeriksaan Pendengaran
Test audiometric : 26 db (tuli ringgan)
Test weber : telinga yang tidak terdapat sumbatan mendengar lebih keras.
Test rinne : test (-) pada telinga yang terdapat sumbatan
f. Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak pecah-pecah, warna gusi merah muda, tidak terdapat perdarahan gusi, dan
gigi bersih.
g. Leher
Posisi trakea simetris, tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena i. Abdomen
jugularis, tidak ada nyeri tekan. Inspeksi
h. Thorak Bentuk : normal simetris
Bentuk : simetris Benjolan : tidak terdapat benjolan
Pernafasan : regular Palpasi
Tidak terdapat otot bantu pernafasan Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak terdapat massa / benjolan
Tidak terdapat tanda tanda asites
Tidak terdapat pembesaran hepar
Perkusi
Suara abdomen : tympani
j. Reproduksi
Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagianglans penis, batang
penis, uretra, dan daerah anus. Sedangkan pada wanita,daerah yang perlu diperhatikan adalah labia
mayora dan minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk,
ukuran / luas,warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanyapembesaran;
pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limferegional
k. Ekstermitas
Tidak terdapat luka dan spasme otot
l. Integument
Ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri,edema di sekitar lesi,dan dapat pula
timbul ulkus pada infeksi sekunder, Akral hangat, tugor kulit normal, terdapat lesi pada permukaan
kulit wajah.
Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Gangguan Rasa Nyaman
2. Nyeri Akut
3. Hipertermia
4. Kerusakan Integritas Kulit
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. D.0074
  L.08064 I.08237
Gangguan rasa nyaman Status Kenyamanan Managemen kenyamanan
Definisi : Luaran tambahan Observasi
Perasaan kurang senang, lega dan a. Pola tidur a. identifikasi sumber ketidaknyamanan (suhu, ruang,
sempurna dalam dimensi fisik,, b. tingkat ansietas kebersihan)
psikospirtuan, lingkungan dan sosial c. tingkat nyeri b. monitor kondisi kulit, terutama di area tonjolan (tanda-tanda
d. tingkat keletihan iritasi atau luka tekan
Kriteria hasil Terapeutik
e. Menyatakan rasa nyaman c. beikan peneriman dan dukungan kepindahan kelingkungan
f. ansietas berkurang baru
d. letakkan bel padatempat yang mudah dijangkau
e. sediakan ruangan yang tenang dan mendukung
f. jadwalkan kegiata social dan kunjungan
g. fasilitasi kenyamanan lingkugan (atur sushu, slimt,
kebersihan)
h. hindari paparan kulit dari iritan
Edukasi
i. Jelaskan tujuan managemen lingkungan
j. ajarkan cara manajemen sakit dan cidera, jika perlu
 
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
2.   D.0077 L.08066  I.082238
Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Definisi: Luaran tambahan Observasi
Pengalaman sensorik atau a.Fungsi gastrointestinal a.Identifikasi lokasi, karakteristik, kualitas, frekuensidan intensitas
emosional yang berkaitan dengan b.Kontrol nyeri nyeri
kerusakan jaringan aktual atau c.Mobilitas fisik b.Identifikasi skala nyeri
fungsional dengan onset mendadak d.Perfusi miokard c. Identifikasi nyeri non verbal
atau lambat dan berintensitas ringan e.Pola tidur d. Identifikasi fartor yang memperberat nyeri
hingga berat yang berlangsung kriteria hasil Terapeutik
kurang dari 3 bulan a.Keluhan nyeri berkurang atau a.Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
menurun b.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
b.TTV dalam batas normal c.Fasiliatasi istirahat dan tidur
c.Skala nyeri menurun atau Edukasi
berkurang a.Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
3.   D.0130 L.03028 I.15506
Hipertermia Status cairan Manajemen hipertermia

Definisi : Luaran tambahan: Observasi


a.Identifikasi penyebab hipertermia ( mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan
Hipertermia adalah suhu a.Perfusi perifer
inkubator)
tubuh meningkat diatas rentan b.Status cairan
b.Monitor suhu tubuh
normal tubuh. c.Status kenyamanan c.Monitor kadar elektrolit
d.Status neurologis d.Monitor haluaran urine
e.Status nutrisi e.Monitor komplikasiakibat hipertermia

f. termoregulasi neunatus Terapeutik


a.Sediakan lingkungan yang dingin
Kriteria hasil:
b.Longgarkan atau lepaskan pakaian
a.Kekuatan nadi sedang
c.Basahi dan kipasi permukaan tubuh
b.Turgor kulit meningkat d.Berikan cairan oral
c.Output urine meningkat e.Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis ( keringat berlebih)
d.Pengisian vena meningkat f.Lakukan pendinginan eksternal ( mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
g.Hindari pemberian antipiretik, atau aspirin
h.Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
4.   D.0192 L.14125  L.11353
Kerusakan integritas kulit Integritas Kulit Dan jaringan Perawatan Integritas Kulit
Definisi : Luaran Tambahan : Observasi
Kerusakan integritas kulit adalah a. Pemulihan pascabedah a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan
kerusakan kulit ( dermis dan/atau b. Penyembuhan Luka sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
epidermis ) atau jaringan ( membran c. Perfusi Perifer lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
mukosa, kornnea, fasia, otot, tendon, d. Respons Alergi Lokal Terapeutik
tulang, kartilago, kapsul sendi e. Status Nutrisi a.Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
dan/atau ligamen ). f. Status Sirkulasi b.Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
g. Termogulasi c.Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
Kriteria Hasil : d.Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
a.Elastisitas meningkat atau membaik e.Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
b.Hidrasi meningkat atau membaik sensitive
c.Perfusi jaringan membaik f.Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
a. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
b. Anjurkan minum air yang cukup
IMPLEMENTASI
perawat melakukan dua intervensi yaitu mandiri/independen dan
kolaborasi/interdisipliner

EVALUASI
Evaluasi menggunakan format S.O.A.P,
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai