Oleh :
Aldi Ichsan Pratama
18631714
PRODI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2021
ECT ( Electro Confulsive Terapy)
1. Definisi
ECT ( Electro Confulsive Terapy) adalah tindakan pengobatan dengan
menggunakan aliran listrik dan memberikan aliran listrik pada otak melalui 2 elektroda
yang ditempatkan pada bagian temporal kepala, ada kejang setelah diberikan aliran listrik
yang akan menghasilkan efek terapi. Lamanya ECT 25 dtk-45 dtk. Dg kekuatan700 ml
amper. Untuk klien depresi perbaikan yang timbul lebih cepat, hanya memerlukan 6-10 X
terapi, sedangkan untuk skizofrenia membutuhkan 20-30 X terapi secara terus menerus
frekuensi terapi yang biasanya dilaksanakan adalah tiap 2-3 hari sekali (seminggu 2X).
2. Jenis ECT
Jenis ECT ada 2 yaitu :
a. ECT konvensional
ECT konvensional menyebabkan timbulnya kejang pada pasien sehingga tampak tidak
manusiawi. Terapi konvensional ini dilakukan tanpa menggunakan obat-obatan
anastesi seperti pada ECT premedikasi
b. ECT Pre-medikasi
Terapi ini lebih mnusiawi daripada ect konvensional karena pada terapi ini diberikan
obat-obatan anestesi yang bisa menekan timbulnya kejang yang terjadi pada pasien
3. Indikasi ECT
a. Depresi berat yang mengancam nyawa pasien (dengan risiko tinggi untuk bunuh diri
dan/atau intake nutrisi dan cairan yang buruk)
b. Depresi yang resisten terhadap terapi (tidak berespon dengan terapi 2 obat
antidepresan dengan dosis dan durasi yang optimal) atau kondisi dimana pilihan terapi
terbatas karena efek samping obat yang berat
c. Katatonia akut (dimana pemberian benzodiazepine intramuskular seperti diazepam
injeksi dan antipsikotik gagal untuk menimbulkan perbaikan)
d. BPAD Episode manik yang gagal ditangani dengan farmakoterapi atau dibatasi oleh
efek samping yang berat
e. Indikasi relatif pada pasien yang sebelumnya berespon dengan baik terhadap ECT
atau mereka yang hanya berespon terhadap ECT
Meskipun terdapat indikasi untuk dilakukan ECT, namun pemberiannya tetap harus
mempertimbangkan:
a. Keinginan pasien dan/atau keluarga
b. Riwayat penyakit dan respon terhadap terapi
c. Derajat penderitaan yang dialami pasien
d. Kebutuhan untuk respon terapi yang cepat, misalnya risiko bunuh diri
e. Risk and benefits dari ECT dibandingkan dengan modalitas terapi lainnya
4. Kontra Indikasi
Kontraindikasi relatif pada tindakan medis ECT adalah sebagai berikut:
a. Sistem saraf: cerebrovascular events dalam 3 bulan terakhir, peningkatan tekanan
intrakranial, aneurisma serebral yang tidak tertangani, lesi organik otak, space
occupying lesion seperti tumor otak
b. Kardiovaskular: angina pektoris tidak stabil, riwayat infark miokard (3 bulan
terakhir), gagal jantung, penyakit katup jantung yang tidak tertangani, aneurisma
vaskular
c. Respiratori : asma, PPOK
d. Mata: retinal detachment, glaukoma
e. Trombosis : deep vein thrombosis, emboli paru
f. Ketidakstabilan c-spine dan gangguan elektrolit: Fraktur yang tidak stabil atau cedera
vertebra cervicalis, Kadar potassium dalam serum yang abnormal
6. Teknik ECT
Tindakan ECT hanya dilakukan 1 kali sehari dengan jeda 24 jam setiap 2 atau 3 kali
tindakan berurutan. Saat ini prosedur ECT dilakukan dengan anestesi untuk mengurangi
kesakitan pada pasien. Persiapan untuk ECT mencakup persiapan untuk ECT dan tindakan
anestesinya. Pasien diminta berpuasa minimal 6 jam sebelum dilakukan tindakan ECT.
7. Komplikasi
Komplikasi electroconvulsive therapy atau ECT bisa dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai efek terhadap sistem saraf dan efek terhadap fisik pasien. ECT bisa menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial, peningkatan permeabilitas sawar darah otak. Pasien juga
kadang melaporkan timbulnya efek samping pusing, konfusi, dan amnesia
transien.Komplikasi sistem saraf pusat berat yang jarang terjadi adalah delirium pasca
ECT. Komplikasi fisik yang serius namun relatif jarang adalah dislokasi tulang atau
fraktur. Beberapa pasien mengeluhkan mual, myalgia pasca ECT. Kejang akibat ECT juga
bisa menimbulkan kerusakan di cavitas oral, misalnya pada gigi atau lidah.
PSIKOFARMAKA
Obat antidepresi
a. Indikasi :
1. Depresi berat
2. Gangguan bipolar
3. Depresi pasca persalinan
b. Efek samping dan peran perawat :
1. Gangguan pada sistem kardiovaskuler
2. Gangguan sistem otonom
3. Penurunan BB
c. Pendidikan pasien / keluarga
1. Minum obat secara teratur
2. Perhatian penuh saat mengemudi
3. Laporkan gejala yang memperberat
4. Jangan hentikan obat tiba-tiba
5. Hindari merokok, alkohol
6. Jangan gandakan dosis
7. Minum sedikit tapi sering
8. Waspada efek samping