Anda di halaman 1dari 21

PERAN

PERAN PERAWAT
PERAWAT PADA
PADA
THERAPI
THERAPI SOMATIK
SOMATIK DAN
DAN
THERAPI
THERAPI PSIKOFARMAKA
PSIKOFARMAKA
PENDAHULUAN
• Peran Perawat dalam proses penanganan klien g3 jiwa
sangat besar sehingga perlu kiranya perawat mengetahui
aspek simptomologi,pemeriksaan, diagnostik dan therapi
• Pada materi ini akan dibahas tentang therapi somatik
dan therapi psikofarmaka serta relevansinya dengan
peran perawat
THERAPY BIOLOGIK/FISIK
Suatu usaha untuk mengubah atau memperbaiki tingkah laku, pikiran
atau alam perasaan (afek) yang patologis dengan menggunakan
cara biologik/fisik
Jenis – jenisnya :
1. Psycofarmacotherapy
2. ECT
3. Psychosurgery
4. Phototherapy
5. Sleep deprivation
6. Megavitamin dan Orthomolekuler therapy
7. Coma insulin therapy
8. Carbondioxide therapy
9. Acupressure therapy
10. Therapy hormon
PERAN PERAWAT PADA THERAPY SOMATIK

Therapy somatik adalah penanganan untuk gangguan fisik


juga untuk membedakan dengan psikotherapy
Jenis therapy somatik ada 3 yaitu :
1. ECT
2. Sleep deprivation therapy
3. Photo therapy
ECT
• Suatu prosedur yang menggunakan aliran listrik untuk
meninmbulkan bangkitan kejang umum yang berlangsung
25 – 150 detik dengan tujuan therapeutik
• Aliran listrik diberikan melalui 2 elektrode yang
ditempatkan pada bagian temporal (pelipis kanan dan
kiri)
• Kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-
klonik
• Yang memegang peranan penting bukan kejang secara
motorik tetepi respon bangkitan listriknya di otak yang
menyebabkan terjadinya perubahan faali dan biokimia
otak
INDIKASI
1. Depresi berat dengan retardasi motorik, waham
(somatik dan bersalah tidak ada perhatian dengan
dunia sekelilingnya, ada ide bunuh diri yang menetap
dan kehilangan berat badan yang berlebihan
2. Skizofrenia terutama yang akut, katatonik atau
mempunyai gejala afektif yang menonjol
3. mania
KONTRAINDIKASI
1. Tumor Intrakranial, hematoma intrakranial
2. Infark miocardial akut
3. Hipertensi berat

EFEK SAMPING
1. Aritmia jantung
2. Apnea berkepanjangan
3. Reaksi toksik atau alergi terhadap obat obat yang
digunakan untuk ECT
Pemberian ECT
• PERSIAPAN
• PELAKSANAAN
• OBSERVASI POST ECT
PERSIAPAN :
1. Inform Consent
2. Alat – alat : tempat tidur alas papan, alat ECT, kassa
basah, alat bantal gigi, oksigen, suction, obat
emergency
3. Tindakan perawat : px fisik, TTV, EKG, CT Scab, Px
darah dan urin, puasa min 6 jam sblm, premedikasi,
pendkes ECT, lepaskan proteosa, perhiasan, ikat
rambut dan ikat pinggang
PELAKSANAAN
1. Klien ditidurkan dalam posisi telentang tanpa bantal
2. Pasng bantalan gigi dan bantu memegang bahu pinggul
dan lutut (Area persendian)
3. Area elektrode ditempelkan di pelipis kanan dan kiri
yang sudah ditempeli kassa basah
4. Jangan terlalu erat memegang persendian tetapi
fleksibel dan ikuti pergerakannya saja
5. Berikan bantuan pernafasan jika terjadi apnea yang
lama
PERAN PERAWAT PADA THERAPI PSIOFARMAKA

1. Mengumpulkan data sebelum pengobatan


2. Mengkoordinasikan obat denga therapi modalitas
3. Pendidikan kesehatan
4. Memonitor efek samping obat
5. Melaksanakan prinsip-prinsip pengobatan
psikofarmakologi
6. Melaksanakan program pengobatan berkelanjutan
7. Menyesuaikan dengan terapi nonfarmakologi
8. Ikut serta dalam riset klinik interdisiplin
OBAT-OBAT PSIKOTROPIKA
1. ANTI PSIKOTIK
2. ANTIDEPRESAN
3. ANTIANSIETAS
4. ANTI MANIK/MOOD STABILIZER
ANTI PSIKOTIK
• Dahulu disebut neuroleptika atau major tranquilizer
• Indikasi utama obat golongan ini adalah untuk penderita
gangguan psikotik (skizofrenia aatau psikotik lainnya)
• Derivat Fenotiazin : Chlorpromaazin (Largactil,
Ethibernal), Levomepromazin (nozinan), Trifluoperazin
(stelazine), Perfenazin (trilafon), Flufenazin
(anaatenazol)
• Derivat butirofenon : Halloperidol (Haldol, Serenace)
• Derivat Thioxanten : Klorprotixen (taractan)
• Derivat dibenzoxapine
INDIKASI ANTIPSIKOTIK
• Mensupresi gejala psikosis seperti gangguan proses
pikir ( waham), persepsi (halusinasi), aktifitas
psikomotor yang berlebihan (agresifitas) dan memiliki
efek sedatif serta efek samping ekstrapiramidal.
Timbulnya efek samping sangat bervariasi dan
individual
EFEK SAMPING
a. Gangguan Neurologik
b. Gangguan otonom
c. Gangguan hormonal
d. Gangguan sistem hematologi
e. Lain-lain
ANTI DEPRESAN
• Merupakan golongan obat-obatan yang mempunyai
khasiat mengurangi atau menghilangkan gejala depresif.
Pada umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter
norepinefrin dan serotonin
• Klasifikasi :Golongan trisiklik, tetrasiklik,
monoamioksidase Inhibittor, serotonin
• Untuk gangguan depresi berat dengan kecenderungan
bunuh diri, selain pemberian antidepresan juga perlu
dipertimbangkan pengguaan ECT
EFEK SAMPING
• Gangguan sistem kardiovaskuler : Hipotensi (Lansia),
Hipertensi, perubahan pada gambaran EKG
• Gangguan sistem otonom akibat efek antikolinergik :
Obstipasi, mulut dan tenggorokan kering, mual, sakit
kepala dan lain - lain
ANTI ANSIETAS
• Dipakai untuk mengurangi ansietas/kecemasan yang
patoogis tanpa banyak berpengaruh pada fungsi kognitif.
Secara umum obat-obatan ini berefek sedatif dan
berpotensi menimbulkan toleransi/ketergantungan
terutama pada golongan benzodiazepin
• Derivat Benzodiazepin : Klordiazopoxid (librium),
Diazepam (valium), Bromazepam (lexotan), alorazepam
(ativan), Clobazam (frisium)
• Derivat Gliserol : Meprobamat (deparon)
• Derivat Barbiturat : Fenobarbitol (luminal)
• Obat golongan benzodiazepin paling banyak
disalahgunakan karena efek hipnotiknya dan terjaminnya
keamanan dalam pemakaian dosis yang berlebih.
• Obat-obat golongan ini tidak berefek fatal pada
overdosis kecuali bila dipakai dalam kombinasi dengan
asiolitik jenis lain atau dicampir
• Efek samping : Ngantuk berat, sakit kepala, disartria,
nafsu makan bertambah, adiksi dan gejala putus zat
(gelisah, tremor, bila berat sampai kejang-kejang
ANTIMANIK/MOOD STABILIZER
• Merupakan kelompok obat-obat yang berkhasiat untuk
kasus gangguan afektif bipolar terutama episode
maniakal dan sekaligus juga dipakai untuk mencegah
kekambuhan
• Yang termasuk golongan ini adalah : Golongan garam
lithium (teralith, priadel), karbamazepin (tegretol,
temporol), asam valproat
Yang penting diperhatikan pada pemberian obat ini
adalahkadar plasma karena ada obat yang berefek
toksik terhadap ginjal
EFEK SAMPING
• Tremor halus
• Vertigo dan rasa lelah
• Diare dan muntah-muntah
• Oliguria dan anuria
• Konvulsi
• Kesadara menurun
• edema
• Ataksia dan tremor kasar
OBAT-OBATAN YANG SERING DIPAKAI DI
RUMAH SAKIT

Golongan Butirofenon (Haloperidol, serenace )


• Efek : Antipsikotik, sedasi psikomotor, mengontrol
keseimbangan psikis dan otomatik, menghambat
gerakan-gerakan yang tidak terkendali dan anti emetik
• Efek samping : Efek ektrapiramidal, spasme otot dan
parkinson
• Tindakan keperawatan : Observasi tingkah laku klien,
beri dukungan dan rasa aman dengan berada dekat
pasien, kolaboratif : obat kolinergik untuk mengatasi
spasme otot dan dopamin agonis untuk mengatasi
parkinson
• Golongan Butirofenon (Klorpromazin, stelazine)
• Efek : Penenang dengan daya kerja antipsikotik,
ansiolitik dan antiemetik yang kuat
• Efek samping : Efek antikolinergik (hipotensi ortostatik,
kostipasi, mulut kering, penglhatan kabur.
• Efek ekstrapiramidal : pada pemakaian dosis tinggi atau
pada klien diatas 40 tahun gelisah dan sulit tidur
• Tindakan keperawatan : Observasi bising usus, monitor
tekanan darah, beri pelembab mulut, anjurkan untuk
tidak bekerja dengan alat yang berbahaya, kolaborasi
pemberian koinergik agonis dan laksatif
• Triheksiphenidil : obat yang digunakan untuk mengatasi
efek ektrapiramidal

Anda mungkin juga menyukai