Anda di halaman 1dari 9

RESUME TOKSIKOLOGI

Dosen : Jenny Pontoan, M.Farm, Apt

Disusun Oleh :
Santi Karamina

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS


FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL2022
TOKSIKOLOGI NSAID

Obat NSAID paling banyak diresepkan, digunakan oleh 30-50 juta orang setiap harinya, ada 40%
pengobatan pada pasien dewasa, digunakan untuk nyeri ringan dan sedang Pain, iInflammasi dan demam.
Klasifikasi :
1. Derivat Para-aminophenol yaitu Acetaminophen, Phenacetin, Acetanilide
2. Derivat asam Salicylic yaitu Acetylsalicylic acid, diflunisal, salsalate
3. Non-selective NSAIDs yaitu Ibuprofen, Indomethacin, Sulindac
4. COX-2 inhibitors yaitu Celecoxib, Rofecoxib, Meloxicam

Mekanisme kerja :
1. Steroids Yaitu Dec. production lipooxygenase / Cyclic Endoperoxides
2. NSAIDs yaitu Dec. production prostaglandins/ prostacyclins/ thromboxane
3. LTRA yaitu Act directly on leukotriene pathway

Toksisitas akut Acetaminophen


1. Dosis Toxic yaitu dosis minimal hepatotoxic 7.5 g dewasa; >150 mg/kg bb pada anak kecil,
toxicitas yang akut parah >20 g
2. Mekanisme yaitu toksisitasnya tergantung pada metabolisme senyawa ini menjadi
metabolit aktifnya
3. Antidote yaitu N-acetylcysteine merupakan antidote universal efektif diberikan selama 8jam
4. Epidemiolog yaitu 200 kematian di amerika terjadi karena asetaminofen

Acetaminofen individu tertentu


1. Alkoholik
200 alkoholik di pusat detoxifikasi Denver
1 gm acetaminofen vs. placebo pemberian sehari 4 kali untuk 2 hari
Kesimpulan yaitu pasien dengan kecanduan alkohol yang diberikan acetaminopen secara optimal,
tidak meningkaktkan kejadian hepatotoksik
2. Cirrhosis/ Hepatitis
Data peniliannya terbatas
Satu pengamatan studi kecil, merekomendasikan tidak ada asosiasi dengan terjadinya
hepatotoksix, menurunkan pengaturan cytochrome p450.
Acetaminophen Preparations
1. Acetaminophen drops yaitu (Tylenol, Anacin-3, Liquiprin, Panadol, or Tempra) •Strength: 80 mg
per dropper
2. Acetaminophen syrup yaitu strength 160 mg per 1.0 tsp (5.0 mL)
3. Chewable acetaminophen yaitu strength 80 mg tablets and 160 mg tablets
4. Suppositories yaitu strength 120 mg, 325 mg, and 650 mg
Acetaminofen Chronic Toxicity
Syndrome Analgesic nephropathy yaitu
1. Histopathology (Papillary necrosis/ chronic interstitial nephritis)
2. Mechanisme (Terjadinya pemaparan berulang)
Acetaminofen Renal Toxicity
Analgesic nephropathy syndrome yaitu
1. Acetaminophen mungkin terlibat tetapi hasil studi bervariasi dan paling melibatkan
phenacetin.
2. National Kidney Foundation masih merekomendasikan asetaminofen sebagai analgetik
nonnarkotik yang digunakan pada pasien dengan gangguan gagal ginjal.
PENANGANAN
GI decontamination yaitu
1. Syrup Ipecac
2. Gastric lavage
3. Activated charcoal dosis 50-100 Grams
4. Cathartic
5. Hemodialisa
Toksisitas salisilat Mekanisme Kerja
1. Menghambat siklus kreb dengan mengcoupel oxidative phosphorylation.
2. Menghambat sintesa asam amino
3. Penurunan agregasi platelet
4. Meningkatnya permeabilitas pulmonary kapiler
Overdosis Salicylate
1. Dosis toksi yaitu 150-200 mg/kg menghasilkan mild toxicity dan 300-500 mg/kg
menghasilkan severe intoxication.
2. Mekanisme yaitu Uncoupling oxidatif fosforilasi Dan gangguan metabolisme glukosa dan
asam lemak
3. Antidotum yaitu Sodium bicarbonat, karbon aktif multiple dose, hemodialysis.
4. Manifestasi klinik yaitu
a) Pemaparan Akut yaitu saluran pernapasan asidosis metabolik, koma kejang, hipoglikemia,
hipertermia, edema paru, Kematian yaitu kolaps cardiovascular, gangguan CNS.
b) Intoksikasi kronik yaitu gejala non klinik: pusing, dehidrasi asidosis, metabolik. Tingkat
kematian (sampai 25%), tingkat serum yang lebih rendah, Kematian yaitu edema pada
Cerebral dan pulmonary Salicylates: Acute Toxicity
c) Anaphylaxis yaitu Clinical Scenario (25% asma pada orang dewasa dengan manifestasi
nasal polyps atau chronic urticaria sebagai asma akut terjadi setelah pemberian NSAID dan
2.5% cross-reactivity dicatat pada pasien alergi terhadap pewarna tartrazine)
d) Mekanisme yaitu meningkatkan produksi Leukotriens
PENANGANAN
Hemodialysis
1. Manifestasi kercunan yang parah (eg, persistent neurological symptoms, pulmonaryedema, Gagal
ginjal).
2. Terjadinya acidosis.
Serum levels melebihi100 mg/dL setelah over dosis atau serum level lebih dari 40-50mg/dL salisilat.
Toksikologi Obat-Obat Antidepresan

Definisi

Depresi mayor adalah gangguan mood (keadaan jiwa/suasana hati) berupa perasaan yang sedih atau
kehilangan minat/kesenangan dalam semua aktifitas minimal selama dua minggu. Disertai dengan
gejala yang berhubungan, seperti kehilangan berat badan, kesulitan berkonsentrasi, dll.

ETIOLOGI

Etiologi penyakit depresi sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor saling
terkait menyebabkan terjadinya depresi.

1. Faktor Biologi
• Perubahan aktifitas neurotransmitter monoamin di otak (NE, Serotonin, Dopamin)

• Genetika

• Hormon

2. Faktor Psikososial
• Kehilangan orang yang dicintai

• Terisolasi dari pergaulan social

• Perubahan hidup yang besar

• Kesulitan keuangan, dll

PATOFISIOLOGI

1. Berhubungan dengan Biogenik Amin


• Hipotesis Biogenik Amin

• Depresi dapat disebabkan oleh penurunan level otak terhadap neurotransmitter norepinefrin
(NE), serotonin (5-HT) dan dopamin (DA)

• Perubahan Post Sinaps pada Sensitivitas Reseptor

• Perubahan sensitivitas reseptor NE atau 5-HT2 berhubungan dengan awal

penyakitdepresi

• Hipotesis Dysregulation

• Teori ini menekankan kegagalan regulasi homeostatik


pada sistem neurotransmitter, bukan sekedar penurunan atau peningkatan aktivitas
neurotransmitter.

• Hipotesis 5-HT/NE

• Sistem serotonergik dan noradrenergik dibutuhkan sebagai antidepresi.

• Peran Dopamin

• Peningkatan DA pada inti accumbens dapat dihubungkan dengan mekanisme antidepresi


2. Genetika
Diduga gen dominan yang berperan pada depresi terikat pada kromosom 11

3. Hormonal
Peningkatan sekresi kortisol

SIMPTOMP

1. Simptomp emosional
2. Simptomp fisik
3. Simptomp intelektual /kognitif
4. Simptomp psikomotorik
DIAGNOSIS

1. Ditandai oleh satu atau lebih peristiwa depresi mayor, sesuai yang ditetapkan DSM-IV-TR
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4 th ed, Text Revision)

Meliputi :

• Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Status Mental

2. Investigasi kemungkinan penyakit, psikiatrik dan/atau obat yang bisa menginduksi terjadinya depresi
Dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, antara lain :

• Pemeriksaan darah rutin

• Thyroid Function Test

• Penetapan elektrolit darah

KRITERIA DEPRESI (DSM-IV-TR)

A. Terdapat 5 atau lebih simptomp selama minimal 2 minggu, dan minimal harus terdapat
simptomp no. 1 atau no. 2.

1. Gangguan mood/perasaan hampir setiap hari


2. Penurunan ketertarikan atau kegembiraan pada semua aktivitas sehari-hari yang biasa
dikerjakan hampir setiap hari

3. Penurunan berat badan yang signifikan walaupun tidak diet atau peningkatan berat badan
(perubahan berat badan lebih dari 5% dalam sebulan), atau penurunan/peningkatan nafsu makan
hampir setiap hari

4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari


5. Psikomotor mengalami agitasi (bergejolak) atau retardasi (perlambatan) hampir setiap hari
6. Lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan hampir setiap hari
8. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi hampir setiap hari
9. Berpikir berulang-ulang terhadap kematian (tidak hanya takut atas kematian), ide bunuh diri
berulang-ulang tanpa rencana khusus

B. Simptomp menyebabkan keadaan menderita atau keadaan yang buruk pada kehidupan sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Faktor Risiko

1. Jenis kelamin (Wanita > Pria)

2. Genetika (Hubungan keluarga, first degree relatives)


3. Seseorang dengan penyakit, psikiatrik dan pengobatan tertentu
4. Kepribadian tertentu : perfeksionis, pemalu, sensitif, mudah khawatir.

TREATMENT

➢ Non Farmakologi
➢ Farmakologi
Sebaiknya mengkombinasi treatment non farmakologi dan farmakologi

Desired Outcome :

➢ Mengurangi simptomp
➢ Mengembalikan keadaan pasien kepada keadaan normal sebelum terjadinya penyakit depresi
➢ Mencegah/menurunkan risiko berulangnya penyakit depresi

PENANGANAN FARMAKOLOGI

1. SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) (fluoxetine, sertraline, fluvoxamine,


paroxetine)

2. TCA (Tricyclic Antidepresants)


- Tertiary Amines Tricyclics (amitriptyline, clomipramine, dll)
- Secondary Amines Tricyclics (amoxapine, maprotiline, dll)
3. MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitors) (phenelzine, tranylcipromin)
4. Golongan Lain
- Serotonin-Norepinefrin Reuptake Inhibitor (Venlafaxin)
- Atypical Antidepressants (bupropion, nefazodone, dll)
- Reversible MAOI (moclobemide)
- Dopamine Reuptake Inhibitor (amineptine)
- Selective Serotonin Reuptake Enhancer (tianeptine-STABLON)
5. Ekstrak St John’s wort (Hypericum perforatum) Untuk depresi ringan dan sedang

Kesalahan yang sering terjadi dalam pengobatan

• Tidak memantau hasil pengobatan, efek samping dan kepatuhan pengobatan

• Dosis tidak cukup

• Terlalu cepat menghentikan pengobatan

• Tidak memberi edukasi pada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai