Penggalak kewaspadaan
ETIOLOGI
1. Proses difus dan multifokal
• Metabolik (hipo atau hiperglikemia, gagal hati, gagal ginjal, keracunan (obat-
obatan, alkohol)
• Infeksi
• Konkusio (geger otak ringan) dll.
2. Lesi Supratentorial
• Hemoragik (EpiDuralH, SubDuralH, IntraCerebralH)
• Infark (embolus, trombus).
• Tumor (primer, sekunder, abses).
3. Lesi Infratentorial.
• Hemoragik (serebelum, pons).
• Infark batang otak.
• Tumor serebelum.
• Abses serebelum.
KLASIFIKASI
Daftar 1 : Klasifikasi karna berdasar anatomi dan patofisiologi
a. Koma kortikal-bihemisferik
merupakan karna/enselopati metabolik dan/atau gangguan fungsi/lesi
struktur korteks bihemisgerik. Faktor penyebab antara lain : sinkop,
renjatan, hipoksia, gangguan cairan dan elektrolit, intoksikasi, demam
tinggi
b. Koma diensefalik
dapat bersifat supratentorial, infrantorial dan kombinasi antara
supratentorial dan infratentorial. Terjadinya karna melalui mekanisme
herniasi unkus, tetorial, atau sentral. Faktor penyebab antara lain :
stroke atau GPDO, tumor otak, abses otak, edema otak, perdarahan
traumatik, hidrosefalus obstruktif, meningitis dan ensefalitis
Daftar 2 : Klasifikasi karna berdasar gambaran klinik
Lesi di pons
• Infus awal NS
• Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
• Pertahankan dan monitor tensi yang adekuat
• EKG cito bila ada indikasi
BRAIN
• Curiga hipoglikemik / tidak diketahui sebabnya, segera berikan :
D40% 50 cc/iv, vitamin B1 100 mg/iv
• Curiga keracunan / overdosis golongan opiat : naloxone 0,1 – 0,8
mg/iv
• Bila kejang berikan diazepam 10 mg/iv, phenitoin 10 – 18
mg/kgBB
• Bila ada tanda herniasi otak:
1. Konsul bedah saraf cito
2. Segera berikan dexamethason 10 mg/iv, diulang tiap 6 jam
3. Furosemide 0,5 mg/kgBB/IV
4. Manitol 20% 0,5 – 1 g/kgBB
• Bila ada trauma kepala / leher:
1. X-foto kranium / basis kranii
2. X-foto cervical, bila curiga kontusio serebri, berikan :
- Dexamethason 10 mg/iv
- Obat yang meningkatkan metabolisme otak
(misal piracetam)
• Bila suhu meningkat, injeksi piramidon 2 cc/im dan kompres
• Bila gelisah / delirium, maka beri diazepam 10 mg/iv
• Monitor GCS
BLADDER
• Pasang NGT
• Setiap 2 jam ubah posisi pasien
MATI BATANG OTAK
Definisi
Mati batang otak adalah kehilangan menetap kemampuan
Definisi
Brain death (menurut American Academy of Neurology) adalah
hilangnya seluruh fungsi otak dan batang otak secara
ireversibel, tanpa diikuti dengan hilangnya fungsi sirkulasi
jantung.
Etiologi
Penyebab utama
Trauma
Perdarahan intrakranial
Stroke iskemik
Penyebab sekunder
Anoksia
Pemeriksaan Klinis
Syarat pemeriksaan tes MBO
1. Secara klinis atau neuroimaging terbukti SSP berperan dalam
diagnosis MBO
2. Disingkirkan kondisi komplikasi medis yang dapat meragukan
penilaian klinis
3. Bukan intoksikasi obat atau keracunan
4. Temperatur tubuh (core) ≥32⁰C
Pemeriksaan MBO
Reflek pupil (-)
Pergerakan bola mata (-)
Tidak berespon dengan nyeri/respon motorik (-)
Refleks batang otak (-)
Apneu test (+)
Pergerakan bola
mata
• doll’s eye movement (-)
• Tes kalori (-)
Penilaian Apneu Test
Syarat:
T > 36,5° C
Tekanan sistolik > 90 mmHg
Normal Electrolytes
Normal PCO2
Normal PO2
Penilaian Apneu Test
a. Pasang pulse-oxymeter dan putuskan hubungan ventilator
b. Berikan oksigen 100%, 6 L/menit ke dalam trakea (tempatkan
kanul setinggi carina)
c. Amati dengan seksama adanya gerakan pernafasan (gerakan
dinding dada atau abdomen yang menghasilkan volume tidal
adekuat)
d. Ukur PaO2 , PaCO2 , dan pH setelah kira-kira 8 menit,
kemudian ventilator disambungkan kembali
e. Apabila tidak terdapat gerakan pernafasan, dan PaCO2 ≥ 60
mmHg (atau peningkatan PaCO2 lebih atau sama dengan nilai
dasar normal), hasil tes apnea dinyatakan positif (mendukung
kemungkinan klinis kematian batang otak)