Anda di halaman 1dari 67

RADIOLOGI KEGAWATDARURATAN ABDOMEN

AKUT ABDOMEN
Oleh : Mutiara Aprilina M (152010101079)
Diana Eki Cahyani (152010101090)
Pembimbing : dr. Febria Rahayuni, Sp. Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


KSM RADIOLOGI
RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2019
TOPOGRAFI ANATOMI

• HD: hati, kandung empedu, • U: Omentum, mesenterium,


sebagian duodenum fleksura bagian bawah duodenum,
hepatik kolon, ginjal kanan, jejenum dan ileum.
kelenjar suprarenal kanan. • LS: kolon ascenden, distal
• E: pilorus gaster, duodenum, ginjal kiri, sebagian jejenum
pankreas, sebagian hepar. dan ileum.
• HS: gaster, limpa, kaudal • ID: sekum, apendiks, distal
pankreas, fleksura lienalis ileum dan ureter kanan.
kolon, proksimal ginjal kiri, • H: ileum, vesica urinaria dan
kelenjar suprarenal kiri. uterus
• LD: kolon ascenden, distal ginjal • IS: kolon sigmoid, ureter kiri
kanan, duodenum dan jejenum. dan ovarium kiri.

2
(Griffith, 2003)
APENDISITIS
Apendisitis merupakan peradangan pada umbai cacing atau
apendisitis versiformis.

Gejala Klinis:
a. Nyeri bermula pada abdomen tengah  berpindah ke fossa iliaka kanan (titik Mc Burney)
b. Demam, malaise, nausea dan anoreksia
c. Gejala atipikal seperti disuria, frekuensi, kembung dan diare dapat terjadi.
d. Pada pemeriksaan, kebanyakan disertai nyeri tekan lokal pada titik McBurney yang disertai defence
muscular.
e. Nyeri abdomen kanan bawah pada palpasi di daerah kuadran kiri bawah yang disebut sebagai Rovsing's
sign
f. Nyeri pada ekstensi pasif panggul kanan merupakan tanda yang tidak spesifik.

3
1. FOTO POLOS ABDOMEN

• < 50% pasien dengan apendisitis akan


menampakkan tanda spesifik apendisitis
pada foto polos abdomen
• Temuan spesifik  Appendicolith
• Tampak soliter, oval, densitas kalsifikasi
pada kuadran kanan bawah, ukurannya dapat
mencapai 2 cm

4
2. USG

• Apendiks dapat terlihat di atas


muskulus psoas. Apendikolith
• Tanda khasnya  apendiks non-
kompresibel dengan diameter ≥ 6 mm.
(N kompresibel, diameter ≤ 3 mm)
• Apendikolith dengan bayangan akustik.

5
Penebalan dinding appendiks
3. CT-Scan

▰ CT sekarang dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik paling akurat


untuk menyingkirkan appendisitis.
▰ Telah dilaporkan keakuratan diagnosis CT scan rata-rata antara 93% dan 98 %
dengan sensitivitas 90-98% dan spesivitas 83-98%.

6
CT SCAN

 Ukuran diameter apendiks ≥ 6mm.


 Kegagalan apendiks terisi dengan kontra oral atau
udara untuk mencapai ujungnya.
 Apendikolith.
 Disekelilingnya dapat ditemukan perubahan
inflamasi, termasuk peningkatan atenuasi lemak,
cairan, inflamasi phlegmon, penebalan sekum,
abses, gas intraluminal dan pembesaran limfe.

7
ULKUS PEPTIKUM

Menurut The American Collage of Gastroenterology, ulkus peptikum


berasal dari kata “ulcer” yang berarti luka berlubang dan kata “peptic”
yang mengacu pada masalah yang disebabkan oleh asam lambung.

Gejala klinis yang tidak khas pada ulkus peptikum  dibutuhkan pemeriksaan
penunjang yang berperan dalam penegakkan diagnosis  radiografi (barium
enema) dan endoskopi

8
BARIUM ENEMA

▰ Paling umum digunakan untuk menegakkan


ulkus peptikum.
▰ Tingkat sensitivitas mencapai 90%.
▰ Sensitivitas ini menurun jika terdapat ulkus
dengan ukuran < 0,5 cm, adanya jaringan parut,
atau pada pasien pasca operasi.

9
2. Endoskopi

• Dengan endoskopi, memungkinkan untuk melihat


visualisasi langsung dari mukosa gaster dan
duodenum.
• Serta mampu mengambil sampel jaringan untuk
mengesampingkan kemungkinan keganasan.
• Pemeriksaan endoskopi mampu mengidentifikasi
lesi berukuran kecil yang tidak dapat ditemukan
Ulkus duodenum dan Ulkus gaster
pada pemeriksaan radiologi.

10
VOLVULUS
Merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen
usus terhadap usus itu sendiri, mengelilingi
mesenterium dari usus tersebut (mesenterium itu
sendiri sebagai aksis longitudinal) 
menyebabkan obstruksi saluran cerna

Gejala klinis:
• Mual muntah
• Nyeri perut akut
• Diare
• Bila kronik, akan muncul tanda-tanda syok

11
1. Foto Abdomen

▰ Foto polos abdomen anterior-posterior dan lateral dapat menunjukan adanya


obstruksi usus, dengan adanya pelebaran loop, dilatasi lambung dan duodenum,
dengan atau tanpa gas usus serta batas antara udara dengan cairan (air-fluid
level).
▰ Foto dengan kontras dapat menunjukan adanya obstruksi, baik bagian proksimal
maupun distal

12
2. USG

▰ Pemeriksaan ultrasonografi tidak banyak membantu diagnosis volvulus,


namun pada pemeriksaan ini dapat didapatkan cairan intraluminal dan
edema di abdomen.
▰ Kemudian, adanya perubahan anatomikal arteri dan vena mesenterika
superior dapat terlihat  menunjukan adanya malrotasi, walaupun tidak
selalu.

13
3. CT-Scan

▰ Pengambilan titik transisi di beberapa lokasi dengan CT scan signifikan untuk mendiagnosis
volvulus. Titik transisi yang berhubungan dengan volvulus cenderung terlokasi lebih dari 7 cm
anterior spinal.
▰ ”The Whirl Sign” merupakan gambaran khas pada CT scan yang menunjukan adanya
volvulus.
▰ Arah putaran volvulus juga dapat dilihat pada CT scan.

14
“The Whirl Sign”

Gambar CT Scan menunjukan gambaran khas “The Whirl Sign” (panah);


Volvulus intestinal (kanan) dan Volvulus Midgut (kiri)
15
Coffee bean appearance

Coffee bean appearance;


gambaran di tengah bawah abdomen terlihat dilatasi usus;
khas pada volvulus sekum dan sigmoid.

16
Bird’s Beak appearance

Bird’s Beak appearance; gambaran seperti paruh burung;


foto kontras khas pada volvulus sigmoid dan sekum 17
INTUSUSEPSI / INVAGINASI
Suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan
obstruksi / strangulasi.
Umumnya bagian yang proksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien).

Gejala Klinis:
a. Nyeri abdomen kolik yang berat dan disertai muntah.
b. Anak-anak seringkali menarik lutut mereka ke atas sampai dada. Keadaan
mereka bisa sangat letargik. Di antara dua serangan, anak dapat tampak
relatif baik.
c. Pada kasus klasik massa berbentuk sosis dapat teraba di abdomen dan
buang air besar pasien menyerupai kismis merah

18
1. Foto Polos Abdomen

▰ Gambaran foto polos sebagai berikut:


▻ Tanda-tanda obstruksi mekanik usus halus bagian distal, kadang-kadang tampak
sebagai bayangan meyerupai sosis dibagian tengah abdomen.
▻ Multipel air fluid level dan tidak ada bayangan udara pada bagian distal usus.
▻ Bayangan masa tubular pada abdomen yang merupakan bayangan dari usus yang masuk
ke lumen usus yang lain

19
1. Foto Polos Abdomen

Tampak bayangan massa (tanda panah) merupakan bagian


usus yang masuk ke lumen usus proksimal 20
1. Foto Polos Abdomen

Tanda obstruksi (+) :


1. Distensi,
2. Air fluid level,
3. Hering bone

Gambar invaginasi lanjut, sudah tampak tanda-tanda obstruksi


21
1. Foto Polos Abdomen

Jaringan lunak yang berbentuk sosis di tengah-tengah foto.


X-ray menunjukkan opasitas jaringan lunak yang besar di
kuadran kanan atas yang tampaknya menonjol ke dalam
suatu intralumen (mungkin kolon transversum).

22
2. USG
Tampak target sign atau doughnut sign pada potongan melintang
invaginasi yang menunjukkan lapisan konsentris dari usus. Halo
hipoechoic dihasilkan oleh mesenterium dan dinding yang oedem
dari intussuscipien. Hiperechoic di sentral dihasilkan oleh
permukaan mukosa, submukosa, dan serosa dari intususceptum.

Tampak gambaran doughnut sign, serta


Transverse sonography menunjukkan tampak target sign atau pseudokidney
gambaran doughnut sign

23
2. USG

Gambaran berupa pseudo kidney sign atau sandwich sign


pada potongan longitudinal invaginasi menunjukkan
gambaran hiperechoic pada pusat yang diasumsikan
sebagai bentuk tubular yang bersambung dengan lumen
usus dan ditutupi pada masing-masing sisi oleh
intussusescpien yang hipoechoic.

Sandwich sign
24
3. CT-Scan

• Modalitas pilihan untuk penilaian dan keluhan


abdomen akut pada orang dewasa.
• Gambaran terbaik adalah apa yang disebut
sebagai “gambaran usus-dalam-usus”, di mana
lapisan usus yang banyak membentuk cincin
konsentris
• CT setara dengan target sign pada
ultrasonografi CT Scan abdomen pada pasien invaginasi (target sign)

25
RUPTUR ANEURISMA AORTA
Aneurisma terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun dan sering tanpa gejala. Jika aneurisma
mengembang secara cepat, maka terjadi robekan (ruptur aneurisma), atau kebocoran darah disepanjang
dinding pembuluh darah (aortic dissection),
gejala dapat muncul tiba-tiba.

Gejala Klinis:
a. Hipotensi,
b. Syncope,
c. Disfungsi urin,
d. Disfungsi ginjal,
e. Nyeri di perut yang dapat menjalar ke punggung.

26
1. USG Abdomen

▰ Pemeriksaan skrining pilihan dan bernilai


juga untuk mengikuti perkembangan
aneurisma pada pasien dengan aneurisma
yang kecil (<5 cm).
▰ Biasanya aneurisma membesar 10%
diameter per tahunnya
▰ USG abdomen direkomendasikan untuk
aneurisma yang >3,5 cm.

27
2. CT-Scan

 Tepat dalam menentukan ukuran aneurisma


 Tepat dalam menentukan hubungan terhadap
arteria renalis

28
3. Aortography

Diindikasikan sebelum repair aneurisma arterial


oclusive disease pada viseral dan ekstremitas
bawah atau saat repair endograft akan
dilakukan.

Aortography aorta abdominalis pada aneurisma aorta


29
KOLESISTITIS
Kolelistitis merupakan inflamasi yang terjadi pada
kandung empedu yang dapat disebabkan karena
batu empedu atau kista pada duktusnya.

Gejala klinis seperti:


 Demam
 Murphy’s sign positif
 Terdapat massa pada abdomen kuadran kanan
atas
 Terdapat nyeri pada abdomen kuadran kanan
atas
 Hasil laboratorium menunjukan peningkatan
leukosit, enzim transaminase, dan C-reaktive
protein 30
(Kimura et al, 2007 ; Yokoe, et al 2017),
RADIOLOGI KOLESISTITIS

Tampak batu pada sisi


kanan setinggi VL 2

31
RADIOLOGI KOLESISTITIS

sludge

Penebalan dinding empedu

32
RADIOLOGI KOLESISTITIS

MRI

Tampak gambaran batu (Segitiga)


dan peningkatan dari dinding
kandung empedu (arah panah)

CT Scan

33
PERITONITIS

Peradangan yang terjadi pada membrane serosa yang


melapisi rongga abdomen dan organ di dalamnya yang
dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non-infeksi
(perforasi gaster, kandung empedu).

Gejala Klinis:
• Demam (380C) dan menggigil
• Takikardi
• Nyeri perut dan rebound tenderness
• Board like abdomen
• Abdomen tampak distended disertai ileus
• Diare, mual, dan muntah
• Asites yang refrakter terhadap terapi
pemberian diuretik 34
(Pavlidis, 2003; Lata et al, 2009).
RADIOLOGI PERITONITIS

Tampak beberapa usus halus berisi Pada posisi erect terlihat beberapa tingkat
gas yang penuh pada posisi supine cairan, usus tampak berkelok, terutama di
35
kuadran kanan bawah.
RADIOLOGI PERITONITIS

Asites pada peritonitis dengan Penebalan dinding duodenum dengan


sirosis hepatis disertai kantong cairan pada pasien
peritonitis disertai enteritis
36
RADIOLOGI PERITONITIS

Pada CT Scan akan tampak penebalan dari


peritoneum. Penebalan ini dapat tampak
halus, irregular, dan noduler

(Filliponne et al, 2015). 37


UROLITIASIS

Penyakit yang ditandai dengan adanya batu di saluran


dari ginjal hingga uretra. Terdapat 5 jenis batu yang
umum ditemukan yaitu, kalsium oksalat, kalsium
fosfat, struvit, asam urat, dan sistin.

Gejala Klinis
• Kolik renal di bagian pinggang hingga pangkal
paha yang intensitas nyerinya terus meningkat
• Pasien tampak gelisah dan terus bergerak
• Kadang disertai mual dan muntah
• Peningkatan frekuensi miksi dan disuria,
hematuria.
• Demam
(Soetikno, 2011; Chirag, 2018 ;Chung, 2017). 38
RADIOLOGI UROLITIASIS

Pada A tampak batu staghorn


di di bilateral ginjal dan batu
pada vesika urinari

Batu kalsium dan struvit


tampak opak sedangkan sistin
dan asam urat tampak lusen Plebolith

39
(Carol dan Janes, 2018)
RADIOLOGI UROLITIASIS

Intravenous pyelogram (IVP)

40
RADIOLOGI UROLITIASIS

USG dapat melihat keberadaan batu pada sistem urinarius tetapi memiliki keterbatas
untuk menvisualisasikan batu dengan ukuran <3 mm

41
RADIOLOGI UROLITIASIS

Penggunaan warna Doppler


menghasilkan artefak twinkle
posterior untuk area ini yang
mengidentifikasi kalkulus kecil. VU
dan ureter tidak melebar,
menunjukkan bahwa kalkulus VUJ
adalah non-obstruktif.

Twinkiling artifact
42
RADIOLOGI UROLITIASIS

Batu pada uretra Batu pada ginjal kanan

43
ILEUS
Ileus merupakan oklusi atau paralisis dari usus yang menyebabkan material di dalam usus tidak dapat
bergerak sehingga menyebabkan tumpukan material di proksimal sumbatan.

ILEUS
ILEUS
OBSTRUKSI
FUNGSIONAL
(MEKANIK)

Ileus
Ileus Lokal
Obstruksi
(Sentinel Loop)
Letak Tinggi

Ileus
Ileus Generalisata
Obstruksi
(Paralitik) 44
Letak Rendah
(Soetikno, 2011).
GEJALA KLINIS ILEUS

Ileus paralitik
• Kembung
• Nyeri perut
• Mual dan muntah
• Konstipasi
• Bising usus menurun atau menghilang
• Perkusi timpani
Ileus obstruksi
• Distended
• Mual dan muntah, pada letak tinggi cepat terjadi
• Nyeri tekan abdomen
• Bising usus meningkat dan dijumpai metallic
sound
45
RADIOLOGI ILEUS PARALITIK

Pada foto AP tampak


distensi dari usus halus.
Pada posisi lateral,
tampak gambaran air-
fluid level berbentuk
memanjang.

46
(Plas, 2014)
RADIOLOGI ILEUS OBSTRUKSI LETAK TINGGI

Posisi Erect. Coil spring appearance


Step ladder appearance 47
RADIOLOGI ILEUS OBSTRUKSI LETAK TINGGI

Posisi LLD.
String of beads/pearls
Multiple stepladder apperance (>3)
48
RADIOLOGI ILEUS OBSTRUKSI LETAK TINGGI

Tampak dilatasi usus dengan gambaran keyboard sign


49
RADIOLOGI ILEUS OBSTRUKSI LETAK RENDAH

• Gambaran air-fluid level sedikit


• Usus besar tampak berdilatasi ke perifer
• Usus halus tampak dilatasi apabila
valvula iliosekal inkompeten
• Tidak ada gambaran udara di rectum bila
obstruksi berlangsung lama
• Distensi sekum >8 cm, biasanya
menunjukan perforasi

Ileus letak rendah pada posisi AP dan


pemeriksaan barium enema 50
STENOSIS PILORUS

Penebalan otot dan kegagalan relaksasi pada kanal


pilorikum gaster secara idiopatik yang menyebabkan
outflow lambung terganggu.

Gejala Klinis:
• Muntah proyektil setelah makan dan tidak
berwarna hijau serta bersifat progresif
• Pada beberapa hari bayi akan mengalami
dehidrasi dan penurunan berat badan
• Tampak benjolan “olive” pada saat palpasi daerah
epigastrium

51
RADIOLOGI STENOSIS PILORUS (Weerakkody et al, 2018).

Tampak gaster distended karena Penebalan kanal 4 mm dengan panjang 20 mm.


berisi udara. Penebalan otot pylorus membentuk target sign 52
RADIOLOGI STENOSIS PILORUS

• Ketebalan otot pylorus


pada gambaran tranversal
>3 mm
• Panjang (gambaran
longitudinal) >15-17 mm
• Volume pylorus 1.5 cm3
• Diameter pylorus secara
tranversal >13 mm

Antral nipple sign Antral nipple sign dan cervic sign


53
DUODENAL ATRESIA

Malformasi kongenital pada duodenum yang


menyebabkan hilangnya kontinuitas atau sumbatan
sehingga makanan tidak dapat menuju saluran
pencernaan selanjutnya

Gejala Klinis:
• Distensi abdomen
• Muntah berwarna hijau (malformasi setelah
ampula vateri) atau tidak hijau pada beberapa jam
setelah bayi lahir
• Tidak ada pergerakan usus

54
(Weerakkody et al, 2018)
RADIOLOGI DUODENAL ATRESIA

Double bubble appearance.


B merupakan foto setelah barium meal 55
RADIOLOGI DUODENAL ATRESIA

Double bubble appearance pada kehamilan


polihidramnion. 56
HIRSCHSPRUNG DISEASE

Gangguan usus yang disebabkan tidak adanya saraf


enterik pada kolon yang harusnya terbentuk pada
masa embrionik

Gejala Klinis
• Perut distended
• Kontipasi
• Muntah hijau atau coklat
• Tidak ada pergerakan usus pasca 48 jam setelah
lahir

57
(Wagner, 2018).
RADIOLOGI HIRSCHSPRUNG DISEASE

Tampak kolon membesar berisi feses


58
(Salam, 2018)
PNEUMOPERITONIUM
Pneumoperitonium adalah adanya gas di dalam Manifestasi Klinis
rongga peritoneal yang sebagian besar • Pada perforasi duodenum, didapatnya nyeri
penyebabnya adalah ruptur dari organ berongga. epigastrium diikuti oleh riwayat mengonsumsi
NSAID jangka lama
Gejala Klinis: • Pada perforasi usus halus, didapatkan nyeri
• Nyeri perut perut pada bagian bawah perut yang diikuti
• Mual demam yang lama.
• Distensi abdomen • Pada perforasi apendiks, terdapat riwayat
• Konstipasi atau diare nyeri di periumbilikal atau kanan dari fossa
• Takikardi (Nadi >110x/menit) iliaka yang diikuti mual dan demam
• Hipotensi (Tekanan sistolik <100 mmHg)
• Urine output (<30mL/jam)
• Takipneu (RR>20x/menit
59
(Sureka et al, 2015).
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Foto A merupakan posisi PA dan B Lateral. Tampak sejumlah besar gas


bebas di subdiafragma dengan air-fluid level pada kedua hemisfer. 60
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Cupola sign menunjukkan gambaran gas Continuous diaphragma sign. Proses ini
yang tidak dominan pada bagian tengah ditunjukan oleh garis diafragma yang
diafragma dan lusensi berada di atas jelas terlihat.
vertebra torakal. 61
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Rigler sign atau double-wall sign. Tanda ini triangle sign yaitu, daerah segitiga yang terbentuk
tampak apabila terdapat udara >1 L yang dari udara bebas diantara 3 atau 2 lingkaran usus
berada di daerah luminal usus dan peritoneal dengan peritoneum parietal 62
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Gambaran tersebut terbentuk dari


football sign, yaitu gambaran rongga
ligamentum umbilikalis lateral. Gambaran
abdomen teruraikan oleh gas. Tampak
ini diambil pada posisi supine.
V inverted sign juga
63
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Urchus sign yang menunjukan


ligamentum umbilical medial
Gambaran falciform ligament atau pada posisi supine.
silver sign, yaitu gambaran
ligament falciformis yang tampak
akibat tumpukan dari gas. 64
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

Tranverse mesocolon and root Lucent liver sign, yaitu the visible gallbladder, yaitu
of small bowel mesentery sign, pengurangan radiodensiti dari gambaran opasitas homogen
yaitu gambaran mesokolon hepar akibat udara yang kandung empedu akibat udara
tranversal pada posisi supine. tampak di ventralnya. bebas disekitarnya 65
RADIOLOGI PNEUMOPERITONEUM

hepatic edge sign, yaitu udara bebas berbentuk Tanda berbentuk segitiga ini menandakan
cerutu dapat dilihat di ruang subhepatik dengan adanya udara bebas yang terakumulasi di
sumbu panjangnya mengarah superomedial Morison pouch pada foto abdomen supine.
mengikuti kontur hati.
66
“ TERIMAKASIH

67

Anda mungkin juga menyukai