Luasnya kerusakan otak pasca trauma ditentukan oleh jenis cedera yang
diderita (primer dan sekunder). Cedera otak sekunder terjadi setelah trauma
inisial dan merupakan konsekuensi dari proses kompleks yang diawali
dengan cedera primer pada otak dengan faktor resiko utamanya adalah
hipoksia dini dan hipotensi sewaktu periode resusitatif. Urutan kejadian yang
berperan dalam berkembangnya kerusakan otak sekunder pasca cedera
traumatik sangat kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Hal ini
terutama karena berbagai macam mediator endogen yang dilepaskan ke
dalam kompartemen intrakranial pasca trauma dan kompleksisitas
interaksinya serta regulasi yang tergantung waktu (time dependent
regulation).1
Cedera sekunder yang terjadi pada otak disebabkan oleh cedera
yang bukan bersumber pada otak itu sendiri. Penyebab secara umum cedera
otak sekunder dibagi menjadi ekstrakranial dan intrakranial. Penyebab
terjadinya perdarahan ekstrakanial antara lain hipoksia, hipotensi,
hiponatremia, hipertermia, hipoglikemia, hiperglikemia. Sedangkan
penyebab terjadinya perdarahan intrakanial antara lain Perdarahan
(ekstradural, subdural, intraserebral, intraventrikular, subarakhnoid), edema
(edema kongesti vena, hiperemia, edema vasogenik, edema sitotoksik, edema
interstitial), Infeksi (meningitis, abses otak). Beberapa jenis kerusakan otak
sekunder secara potensial masih bersifat reversibel sehingga dengan
penanganan yang adekuat dapat dipulihkan. Iskemia akibat cedera otak
sekunder tidak hanya timbul pada cedera otak yang berat tetapi dapat juga
timbul pada cedera otak ringan hingga sedang.2
Setelah terjadi cedera otak primer, secara berangsur-angsur akan muncul
edema otak yang tingkat keparahannya bergantung pada kerusakan struktural dan
ketidakseimbangan osmotik yang dihasilkan oleh cedera primer atau sekunder. 1
Dekstruksi Metabolisme
Cedera Kepala cerebral
jaringan Traumatik
TIK
Pembentukan radikal
bebas baru
Kerusakan otak
2.4 Hipernatremia
2.4.1 Definisi hipernatremia
Hipernatremia adalah konsentrasi natrium plasma dalam tubuh yang meningkat
diatas normal. 2
Literatur lain menyebutkan, hipernatremia adalah peningkatan konsentrasi
serum natrium >145 mmol/liter. 4
Hipernatremia
Cek status
volume
Normovolemik Hipovolemik
NO YES
1. koreksi dengan cairan
oral
Diuretik
Diabetes Insipidus 2. apabila terdapat gejala
osmosis (symptomatic) -> 0.9 %
salin
Rujuk ke
endokrinologist 3. sekali normovolemik
namun ymptomatic,ganti
cairan dg dextrose 5%
2. Guyton, A. C., Hall, J. E., (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 13.
Jakarta : EGC.
3. Longo DL., Kasper DL., Jameson JL., Fauci AS, Loscalzo J., Hauser S. (2018).
Harrison's Principles Of Internal Medicine, 20th ed. New York: McGrawHill.