TRAUMA THORAX
Zulfikri Ammirul Khadafi
PEMBIMBING :
dr. Bambang Sugeng Sp.B
PENDAHULUAN
• Trauma thorax adalah penyebab kematian yang signifikan. Namun, dapat dicegah
dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Kurang dari 10% trauma tumpul dan 15%-
30% trauma tembus yang memerlukan intervensi operatif.
• Penilaian awal dan pengobatan pasien dengan trauma toraks terdiri dari primary survey
dengan resusitasi fungsi vital, secondary survey, dan perawatan definitif. Tujuan
intervensi dini adalah untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia.
PRIMARY SURVEY
LIFE THREATENING INJURIES
LISTEN Dengarkan pergerakan udara di hidung, mulut, dan paru-paru pasien. Bukti
obstruksi jalan napas atas :
- Stridor : Obstruksi jalan napas akibat edem laring ETT.
- Gurgling : Obstruksi jalan napas akibat akumulasi darah atau sekret suction.
- Snoring : Obstruksi jalan napas akibat lidah terjatuh pasang OPA.
• Treatment :
Dekompresi segera dengan memasukkan secara cepat kateter
over-the-needle ke dalam ruang pleura.
Karena ketebalan dinding dada yang bervariasi, kateter yang
tertekuk, dan komplikasi teknis
atau anatomi lainnya, dekompresi jarum mungkin tidak berhasil.
Dalam hal ini, torakostomi jari adalah pendekatan alternatif.
MASALAH VENTILASI
2. Open Pneumothorax
• Treatment :
Segera tutup defek dengan balutan steril yang cukup besar
untuk menutupi tepi luka. Setiap dressing oklusif (misalnya
bungkus plastik atau kasa petrolatum) dapat digunakan
sebagai tindakan sementara. Tindakat selanjutnya, rekatkan
dengan balut steril hanya tiga sisi
untuk memberikan efek flutter-valve.
MASALAH SIRKULASI
1. Massive Hemothorax
Hemotoraks masif awalnya dikelola dengan
mengembalikan volume darah dan dekompresi rongga dada secara
bersamaan. Pasang jalur intravena kaliber besar, infus kristaloid, dan
mulai transfusi darah uncrossmatched atau tipe spesifik sesegera
mungkin. Bila perlu, darah dari selang dada dapat dikumpulkan dalam
alat yang cocok untuk autotransfusi. Selang dada tunggal (28-32
French) dimasukkan, biasanya di ruang intercostal kelima, tepat di
depan garis midaksilaris, dan pemulihan volume yang cepat berlanjut
saat dekompresi rongga dada selesai.
MASALAH SIRKULASI
1. Cardiac tamponade
Tamponade jantung adalah kompresi jantung oleh akumulasi cairan di
pericardial yang menyebabkan penurunan curah jantung karena penurunan aliran
masuk ke jantung.
Untuk mewaspadai
Cedera thorax yang berpotensi mengancam nyawa : Cedera thorax lain yang tidak mengancam
• Simple pneumothorax nyawa :
• Hemothorax • emfisema subkutan
• Flail chest • crushing injury (asfiksia traumatis)
• Pulmonary contusion • Fraktur tulang tulang regio thorax (tulang rusuk,
• Blunt cardiac injury tulang dada, dan tulang belikat )
• Traumatic aortic disruption
• Traumatic diaphragmatic injury
• Blunt esophageal rupture
1. Simple Pneumothorax
Pneumotoraks terjadi karena udara memasuki
ruang potensial antara pleura viseral dan parietal.
- Dapat disebabkan oleh trauma tembus atau nonpenetrasi
Pada pemeriksaan fisik :
- Inspeksi : ditemukan memar/ jejas , lapang paru yang terkena akan tertinggal saat inspirasi dan ekspirasi.
- perkusi : ditemukan hipersonor pada lapang paru yang terkena
- Auskultasi: bunyi nafas yang menurun
Pemeriksaan Penunjang : Foto Thorax
Tatalaksana :
pemasangan chest tube dipasang pada ICS 5 pada garis midaxilaris sisi paru yang terkena.
2. Haemothorax
1. Flail chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak memiliki kontinuitas tulang dengan toraks. yang
berhubungan dengan fraktur tulang rusuk multipel (yaitu, dua atau lebih tulang rusuk yang
berdekatan patah di dua tempat atau lebih)
2. Pulmonary contusion adalah memar paru-paru, yang disebabkan oleh trauma toraks karena adanya
Darah dan cairan lain menumpuk di jaringan paru-paru yang berpotensi menyebabkan hipoksia.
. Pada orang dewasa, kontusio pulmonal paling sering dijumpai bersamaan dengan patah tulang rusuk, dan
merupakan trauma thorax yang paling umum menyebabkan kematian
1. Pada pemeriksaan fisik :
- Inspeksi : gerakan pernafasan abnormal, memar/ jejas pada
dada
- Palpasi : krepitasi dari tulang rusuk atau patah tulang.
2. Pemeriksaan Penunjang : Foto Thorax fraktur tulang
rusuk multipel tetapi mungkin tidak menunjukkan pemisahan
kostokondral.
3. Tatalaksana :
1. oksigenasi yang memadai
2. pemberian resusitasi cairan kristaloid pantau TD
3. pemberian analgetik untuk meningkatkan ventilasi.
4. Blunt Cardiac Injury
BCI dapat menyebabkan kontusio otot miokard, ruptur bilik jantung, diseksi dan/atau trombosis arteri
koroner, dan gangguan katup.
-> disebabkan paling banyak karena kecelakaan bermotor
Pemeiksaan Penunjang : Penggunaan awal FAST dapat memfasilitasi diagnosis
Manifestasi Klinis : nyeri dada, tetapi gejala ini sering dikaitkan dengan memar dinding dada atau patah
tulang dada dan / atau tulang rusukhipotensi, disritmia,
pemeriksaanpe penunjang :
1. FAST Diagnosis awal
2. Echocardiography abnormalitas pada dinding otot jantung
3. EKG : Multiple premature ventricular contractions, sinus tachycardia, atrial fibrillation, RBBB, dan
perubahan ST segment pantau 24 jam ( resiko disritmia)
4. Troponin : + Infark miokard
4. Traumatic Aortic Disruption
• Ruptur aorta traumatis adalah penyebab umum kematian mendadak setelah
kecelakaan kendaraan atau jatuh dari ketinggian.
• Prognosis lebih baik ketika rupture partial di dekat ligamentum arteriosum
aorta. Dan jika terjadi Hipotensi persisten atau berulang biasanya disebabkan oleh
tempat perdarahan yang tidak teridentifikasi.
• Tanda dan gejala spesifik dari gangguan aorta traumatis sering tidak ada.