Anda di halaman 1dari 24

Refleksi Kasus

“Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala


Skizofrenia”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Umum Jiwa Daerah DR. Amino Gondohutomo
Semarang

Disusun
Oleh :
Ilham Adit

Pembimbing :
dr. Yulia, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2023
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Sdr. AD
Umur : 18 tahun
Tempat/tanggal lahir : Magelang/ 03-05-2005
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Dadapan, Magelang
Agama : Katholik
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan :-
Status pernikahan : Belum Menikah
Tanggal periksa : 11 Desember 2023
No. RM : 0025XXX
b. Identitas Pengantar
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Magelang
Hubungan dengan pasien : Ayah
II. KELUHAN UTAMA
- Autoanamnesis : Pasien merasa tidak ada keluhan.
- Alloanamnesis : Pasien suka marah marah dan bicara sendiri
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Tahun 2021 pasien lulus SMA dan melanjutkan Pendidikan ke sekolah tinggi
pelayaran di Tanggerang. Awal memulai Pendidikan di jenjang yang baru pasien tidak
ada keluhan, makan dan minum pasien masih bisa melakukan sendiri, kegiatan perawata
tubuh baik, hubungan dengan social baik, dan melaksanakan kewajiban ibadah (GAF
90)
Tahun 2022 saat sedang libur Pendidikan pasien pulang ke Magelang, saat
dirumah pasien tidak bisa tidur, mudah marah, dan berbicara sendiri, Pasien sering
menyendiri, sering tampak sering mondar mandir. Pasien kesulitan tidur baik siang
maupun malam hari. Untuk makan dan mandi pasien masih bisa melakukan secara
mandiri namun harus disuruh. Pasien mengisi waktu luang dengan berdiam diri di
kamar. Atas gangguan tersebut pasien dibawa ke psikiater lalu dilakukan rawat jalan
dan pengobatan namun tidak rutin, pasien kembali ke Tanggerang. (GAF 60 )
Tahun 2022-2023 awal pasien berada di Tanggerang, pasien sudah tidak mudah
marah, melanjutkan sekolah seperti biasa, tidak ada kesulitan untuk tidur, waktu luang
digunakan untuk mengambil kelas tambahan sebagai bartender, makan dan mandi
dilakukan Secara mandiri, hubungan social dengan teman baik namun dengan keluarga
jarang berkomunikasi ( GAF 80)
Pada November 2023 pasien mengalami putus cinta karena kekasihnya
selingkuh, pasien pulang ke magelang, saat pulang pasien tampak seperti orang
bingung, 2 minggu kemudian merasa mendengar suara suara yang buruk tentang
dirinya, yang dikatakan suara tersebut mirip dengan suara nenek dan suara iblis
terkadang suara suara tersebut menyuruhnya untuk memukul kakaknya karena orang tua
sering membanding bandingkanpasien dengan kakaknya, pasien percaya didalam
dirinya terdiri dari 4 orang berbeda yang menyebabkan pasien suka marah marah,
pasien tidak bisa tidur sudah 1 minggu, pasien lebih sering berbicara sendiri, pasien
berniat untuk bunuh diri dan mengkonsumsi 3 butir alprazolam dan 10 butir pil kecil
yang tidak diketahu, mengkonsumsi anggur putih dan bir ,Untuk makan dan mandi
pasien masih dibantu oleh ibu/bapaknya. Gejala menetap selama 1 minggu , orang tua
pasien akhirnya membawa pasien ke RSJ Soerojo dan pasien di rawat inap(GAF 20)
Pada 11 Desember tahun 2023 pasien di ruang rawat saat pemeriksaan pasien
pasien ingin segera pulang, sudah tidak marah marah tanpa sebab, terkadang masih
berbicara melantur dan tidak nyambung, bisa tidur dimalam hari, masih merasa sudah
menyantet kakaknya karena punya kekuatan, pasien masih merasadidalam dirinya ada 4
orang berbeda dengan berbagai kodam dan dewa ditubuhnya, pasien terkadang masih
mendengar suara suara bisikan. Melihat bayangan hitam, atau mencium bau bau busuk
Keluhan pasien selalu berubah ubah setiap hari ketika dilakukan pemeriksaan, Pasien
mau melakukan kegiatan saat di RSJ. Saat waktu luang dan waktu tidur pasien hanya
dikamar dan terkadang mengobrol. Untuk makan dan mandi pasien sudah bisa
dilakukan Secara mandiri. (GAF 40)
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit/gangguan psikiatrik : Pasien pernah mengalami gangguan
psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat penyakit medis umum :
- Hipertensi :-
- Diabetes Mellitus :-
- Jantung :-
- Asma :-
- Trauma Kepala :-
- Penyakit Lain :-
3. Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya :
Pasien merokok, pasien mengkonsumsi 3 butir pil Alprazolam dan10 pil lainnya
( berwarna putih, pasien tidak mengetahui Namanya), pasien juga mengkonsumsi
Anggur putih dan Bir.
V. Kurva Global Assessment of Functioning Scale (GAF)

Global Assessment of Functioning Scale


(GAF)
100
80
60
40
20
0
d 22 23 3 r)
bi 02 hi
or 20 - 20 s 2 a k
em 22 De ut
Pr 20 S (M
kR 23
a su 20
r
a tM be
Sa s em
De
11

 Premorbid GAF 90 : GAF sebelum -kehidupan di tahun 2021. Gejala


minimal dan pasien masih dapat mengatasi, masalah hanya sebatas masalah
harian
 Tahun 2022 GAF 60 : Gejala sedang dengan disabilitas sedang (pasien
tidak bisa tidur, mudah marah, dan berbicara sendiri, Pasien sering menyendiri, sering
mondar mandir. Pasien kesulitan tidur baik siang maupun malam hari. Untuk makan
dan mandi pasien masih bisa melakukan secara mandiri namun harus disuruh. Pasien
mengisi waktu luang dengan berdiam diri di kamar. )
 Tahun 2022- 2023 GAF 80 : gejala ringan dan menetap , pasien masih
sering berobat, ADL mandiri.
 Saat Masuk RS 1 Desember 2023 GAF 20 : muncul beragam
disabilitas berat (seperti orang bingung, mendengar suara suara yang buruk tentang
dirinya, yang dikatakan suara tersebut mirip dengan suara nenek dan suara iblis
terkadang suara suara tersebut menyuruhnya untuk memukul kakaknya karena orang tua
sering membanding bandingkanpasien dengan kakaknya, pasien percaya didalam
dirinya terdiri dari 4 orang berbeda yang menyebabkan pasien suka marah marah,
pasien tidak bisa tidur sudah 1 minggu, pasien lebih sering berbicara sendiri),
mencederai diri (pasien berniat untuk bunuh diri dan mengkonsumsi 3 butir alprazolam
dan 10 butir pil kecil yang tidak diketahu, mengkonsumsi anggur putih dan bir),ADL
buruk (Untuk makan dan mandi pasien masih dibantu oleh ibu/bapaknya. Gejala
menetap selama 1 minggu
 Mutakhir 11 Desember 2023 saat pemeriksaan GAF 40 : disabilitas
berat dan gejala berat (masih merasa sudah menyantet kakaknya karena punya
kekuatan, pasien masih merasadidalam dirinya ada 4 orang berbeda dengan berbagai
kodam dan dewa ditubuhnya, pasien terkadang masih mendengar suara suara bisikan,
Melihat bayangan hitam, atau mencium bau bau busuk.)
VI. Riwayat Pramorbid dan Pribadi
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Riwayat kehamilan seperti
pemeriksaan ANC tidak mengetahui, pasien lahir secara normal di puskesmas.
Pasien termasuk anak yang diharapkan.
2. Riwayat Masa Anak-anak Awal
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sama dengan teman sebayanya.
Dilaporkan Pasien mendapatkan perilaku bullying oleh teman SDnya. Saat sekolah
prestasi cukup. Pasien kurang bisa mengekspresikan apa yang sedang dirasakannya
dengan baik.
3. Riwayat Masa Anak-anak Pertengahan
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sesuai dengan anak-anak seusianya.
Tidak didapatkan perilaku yang tidak wajar. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya.
Pasien tidak pernah menunjukkan sifat yang agresif maupun perilaku yang
antisosial dalam beraktifitas sehari-hari disekolah maupun dirumah. Pasien juga
tidak pernah memiliki rasa ketakutan yang bersifat menetap terhadap sesuatu
sewaktu kecil. Pasien tidak pernah menderita penyakit fisik yang berat , tidak
pernah operasi terutama bagian kepala , dan tidak terdapat riwayat cedera kepala.
Pasien tidak memiliki kejang yang semasa kecil.
4. Riwayat Masa Anak-anak Akhir-Remaja
Pasien cenderung suka menyendiri. Hubungan pasien dengan saudara, keluarga,
teman dan tetangga kurang baik. Karena pasien selalu merasa kesal kepada orang
tua karena sering dibanding bandingkan dengan kakak.
5. Masa dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien Sekolah Pelayaran: saat ini pasien masih menjalani
sekolah pelayaran
b. Riwayat Pekerjaan
Saat ini pasien belum bekerja.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama katholik dan rutin ibadah setiap minggu.
e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum dan tidak pernah ditahan.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien lebih senang menyendiri dan hanya sering bermain game sehingga
hubungan dengan lingkungan renggang.
g. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal satu rumah dengan keluarga, di Tanggerang pasien tinggal
sendiri di kos.
h. Riwayat Psikoseksual
Pasien memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. tidak memiliki penyimpangan
seksual dan tidak pernah melakukan pelecehan seksual atau menerima
pelecehan pasien. Pasien mendapat pengetahuan tentang hubungan seksual
ketika remaja.
VII. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yangmemiliki gangguan kejiwaan maupun penyakit medis
lainnya.
.
Keterangan :

=perempuan
= laki-laki
= Pasien
= meninggal
dunia
= Tinggal
serumah

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Penampilan

Pasien seorang laki laki berusia 18 tahun, pakaian menggunakan baju biru dari
RSJD Soerojo, tidak ditemukan ciri khas berupa tato, bekas luka, atau tanda lahir.
Kebersihan cukup, kerapihan cukup. Kesan penampilan tampak seusai usianya,
sesuai jenis kelamin.
B. Kesadaran b. Sikap
- Psikiatri : Jernih Apatis ( - )
Kooperatif ( + )
- Sensorium : Compos mentis
Negativisme ( - )
Permusuhan ( - )
Dependent ( - )
Pasif ( - )
Aktif ( - )
a. Tingkah laku
Hipoaktif ( - )
Hiperaktif ( - )
Normoaktif ( + )
Stupor ( - )
Agresif ( - )
Verbigrasi ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )

C. Mood dan Afek


1. Mood 2. Afek
Eutimik ( + ) Serasi ( + )
Hipertimik ( - ) Tidak serasi ( - )
Hipotimik ( - ) Datar ( - )
Depresif ( - ) Tumpul ( - )
Disforik ( - ) Labil ( - )
Tension ( - )
D. Pembicaraan
a. Kualitas : koherren, pembicaraan jelas, intonasi sedang, volume cukup, kecepatan
cukup, artikulasi jelas
b. Kuantitas : Logorhea
E. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
F. Kontak psikis
Dapat dipertahankan
G. Persepsi dan Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada
i. Visual ( + )
ii. Auditorik ( + )
iii. Olfaktorik ( + )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
vi. Gustatorik ( - )
2. Ilusi
i. Visual ( - )
ii. Auditorik ( - )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
2. Depersonalisasi ( - )
3. Derealisasi ( - )
H. Gangguan proses pikir
a. Bentuk pikir : realistik/non-realistik/autistik
b. Arus pikir
i. Flight of idea ( - )
ii. Asosiasi longgar ( - )
iii. Inkoherensi ( + )
iv. Sirkumstansial ( - )
v. Koheren ( + )
vi. Hedonisme ( - )
vii. Retardasi ( - )
viii. Regresi ( - )
ix. Blocking ( - )
x. Prevalensi ( - )
xi. Verbigerasi ( - )

c. Isi pikir
 Thought of echo ( - )
 Thought of invertion ( - )
 Thought of withdrawal ( - )
 Thought of broadcasting( - )
 Delution of control ( - )
 Delution of influence ( - )
 Delution of pasivity ( - )
 Delution of perception ( + ) pasien percaya didalam dirinya terdiri dari 4
orang berbeda yang menyebabkan pasien suka marah marah, masih merasa punya
kekuatan santet, pasien masih merasadidalam dirinya ada 4 orang berbeda dengan
berbagai kodam dan dewa ditubuhnya
 Waham somatik ( - )
 Waham kebesaran ( - )
 Waham kejar ( - )
 Waham curiga/ referensi( - )
 Waham berdosa ( - )
 Waham magistik ( - )
 Miskin isi pikir ( - )
 Fobia ( - )
 Obsesif kompulsif ( - )
 Preocupation ( - )

I. Sensorium dan Kognisi


Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
1. Kesadaran :
- Kuantitatif (medis umum) : compos mentis
- Kualitatif (psikiatrik) : jernih
2. Orientasi
a. Tempat : baik, pasien dapat menjelaskan bahwa sedang berada
dirumah sakit jiwa Soerojo
b. Waktu : baik, dapat menyebutkan tanggal dan hari saat
pemeriksaan,namun tahun tidak dapat menyebutkan
c. Personal : baik, pasien dapat mengenali dokter dan perawat
d. Situasional : baik, pasien menjelaskan situasi saat ini terdengar suara
tv dan teman temannya sedang mendengarkannya berbicara.
3. Daya ingat
a. Segera : baik, pasien dapat mengingat dan mengucapkan kembali
saat pemeriksa memberikan informasi
b. pendek : baik, pasien dapat mengatakan menu sarapan hari ini
dengan baik
c. Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir
4. Konsentrasi : baik, dapat mengulang bulan pada kalender secara
mundur
5. Perhatian : baik, pasien tidak mudah teralihkan perhatian
6. Pikiran abstrak : baik, pasien memahami arti tangan panjang (orang suka
mencuri)
7. Baca tulis : pasien tidak kooperatif
8. Visuospasial : baik, pasien dapat menggambar bintang sesuai yang
diminta pemeriksa
9. Daya nilai : baik
J. Pengendalian impuls : baik
K. Reliabilitas : Non-Reliabel
L. Pertimbangan (judgement) : buruk
M. Tilikan (insight) :1
Derajat tilikan yang dimiliki pasien :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/ gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau penyebab
eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang tidak
diketahui dari diri pasien.
5. Intellectual insight: pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai bagian
dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada dalam diri pasien,
namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya
(misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya seperti
tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri
pasien sendiri dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal ini membuat
perubahan perilaku pada pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesadaran umum : Compos mentis
2. Tanda vital
 Tek. Darah : 125/80 mmHg
 Nadi : 100 x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 Pernafasan : 20x/menit
3. Kulit : tidak ada sikatrik, tidak ada tanda peradangan
4. Kepala : mesocephal, nyeri tekan-, massa-
5. Mata : refleks cahaya +/+, diameter pupil 3/3mm, isokor
6. Telinga : nyeri tekan -/-, discharge -/-
7. Hidung : hipertrofi konka -/-, corpus alienum -/-, sekret -/-
8. Tenggorokan : hiperemis -/-, T1/T1, detritus -/-
9. Leher : pembesaran KGB -/-
10. Thorax
 Inspeksi :
- Pergerakan dinding dada simetris.
- Retraksi intercostal (-/-).
- Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)

 Palpasi :
- Nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa
- Vokal fremitus positif di kedua lapang paru.
- Iktus cordis : tidak dilakukan

 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru


 Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/- , wheezing -/- , suara
jantung I, II normal, murmur (-), gallop (-)
11. Abdomen
 Inspeksi : datar, tak tampak massa
 Auskultasi : bising usus (+) normal (7x/menit)
 Palpasi :
- Nyeri tekan : tidak ada
- Hepar : tidak teraba pembesaran
- Lien : tidak teraba
- Ballottement : -/-
 Perkusi : timpani

12. Urogenital : BAK + (frekuensi, warna, kuantitas cukup)


13. Ekstremitas
 Atas : Simetris, deformitas (-), Oedem (-), CRT <2 detik
 Bawah : Simetris, deformitas (-), Oedem (-), CRT <2 detik

B. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Kaku kuduk : Tidak dilakukan Pemeriksaan
3. Nervus craniales : Tidak dilakukan Pemeriksaan
4. Motorik : 5/5/5 dextra, 5/5/5 sinistra (superior)
5/5/5 dextra, 5/5/5 sinistra (inferior)
5. Sensorik : +/+
+/+
6. Refleks fisiologis : +/+
+/+
7. Refleks patologis : -/-
-/-
8. Rangsang kaku kuduk : Tidak dilakukan Pemeriksaan

9. Kernig sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan

10. Brudzinsky

 Neck sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan


 Chick sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Simphysis sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Leg sign : Tidak dilakukan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

FORMULASI DIAGNOSIS
 AXIS I
Berdasarkan anamnesis pasien Seorang laki laki berusia 18 tahun, alamat
Magelang, beragama katholik, saat ini sedang bersekolah di sekolah pelayaran,
pendidikan terakhir lulus SMA , status pernikahan belum menikah, datang ke IGD
RSJD Soerojo diantar orangtua pada tanggal 1 Desember 2023 dengan keluhan
mengamuk, berbicara melantur, dan tidak bisa tidur. Status pasien saat ini sebagai
pasien rawat inap.
Pada anamnesis, keluhan utama pasien adalah sering mengamuk dan marah marah sehingga
pasien dibawa ke IGD RSJD dr Soerojo Magelang provinsi Jawa Tengah pada tanggal 1
Desember 2023, oleh orang tuanya. Pasien merasa mendenar bisikan suara tersebut mirip
dengan suara nenek dan suara iblis terkadang suara suara tersebut menyuruhnya untuk
memukul kakaknya karena orang tua sering membanding bandingkanpasien dengan
kakaknya, Melihat bayangan hitam, atau mencium bau bau busuk ,pasien percaya didalam
dirinya terdiri dari 4 orang berbeda yang menyebabkan pasien suka marah marah, pasien
tidak bisa tidur sudah 1 minggu, pasien lebih sering berbicara sendiri, pasien berniat untuk
bunuh diri dan mengkonsumsi 3 butir alprazolam dan 10 butir pil kecil yang tidak
diketahu, mengkonsumsi anggur putih dan bir ,Saat ini pasien sedang tidak bersekolah
karena sedang dirawat inap dirumah sakit jiwa. Hubungan keluarga dan pasien saat ini
kurang baik, karena pasien selalu marah marah kepada keluarga dan dianggap dibanding
bandingkan dengan kakak pasien. Pasien tidak menderita penyakit dan gangguan otak.
pasien ada riwayat minum alcohol, anggur , dan Alprazolam. Tidak ada anggota
keluarga lainnya yang memiliki keluhan, gejala, atau pernah dirawat di RSJ seperti yang
pasien alami.

Pada pemeriksaan status mental, pasien tampak sakit ringan


dengan kesadaran psikiatri jernih dan kesadaran sensorium composmentis.
Perilaku pasien normoaktif, sikap kooperatif, terdapat kontak
psikis,wajar, dapat dipertahankan. Mood dysforik dengan afek serasi.
Kualitas pembicaraan pasien koheren, dari segi volume normal, kefasihan
cukup, intonasi cukup, irama spontan, dan artikulasi jelas. Kuantitas
pembicaraan pasien Logorhea. Terdapat gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik, olfaktorik,dan visual (pada saat diperiksa).
Bentuk pikir non realistik, arus pikir inkoheren;isi pikir terdapat
Delution of Perception. Pasien memiliki orientasi, daya ingat,
konsentrasi, kemampuan baca tulis, kemampuan visuospasial, perhatian,
pemikiran abstrak dan daya nilai yang baik. Pengndalian impuls baik.
Pasien dapat dipercaya. pasien tidak merasa sakit, dan tidak mengetahui
sebab penyakitnya , tidak ada rasa ingin menyembuhkannya masih
dipengaruhi oleh orng lain (tilikan derajat 1).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien digolongkan dalam gangguan
jiwa menurut PPDGJ III karena ditemukan adanya sindrom perilaku dan psikologik yang
secara klinik bermakna dan menimbulkan disabilitas (hendaya) dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari (perawatan diri, waktu luang, aktivitas sosial, peran). Berdasarkan riwayat perjalanan
penyakit (kronologi, riwayat medis umum, riwayat psikiatri), Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik didapatkan penyimpangan dari pikiran berupa Delution of Perception dan
penyimpangan pada persepsi berupa halusinasi Auditorik yang berganti ganti setiap hari .
Keadaan tersebut bertahan dan berlangsung selama 2 minggu sehingga menurut PPDGJ III
pasien dikategorikan pada Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala
Skizofrenia (F.23).
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
tanpa Gejala Skizofrenia
Pedoman Diagnostik
• Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
(a) onset harus akut (dari suatu keadaan -> Terpenuhi
nonpsikotik sampai keadan Onset 2 minggu
psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu
F1x.5atau kurang);
Gangguan Psikotik
Pedoman harus ada beberapa jenis halusinasi atau Terpenuhi
(b) Diagnostik
• Gangguan
waham,psikotik yang terjadi
yang berubah dalamselama atau segera sesudah
Adanya Delution of
penggunaan zat psikoaktif
jenis dan (biasanya
intensitasnya dari dalam
hari kewaktu
hari 48atau
jam),
Perception, Halusinasi
bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat dengan
dalam hari yang sama; auditorik, olfaktorik,
delirium (lihat F1x.4) atau suatu onset lambat. Gangguan
(c) harus ada keadaan emosional yang sama visual yang berubah ubah
psikotik onset lambat (dengan onset lebih dari 2 minggu
beraneka ragamnya; setiap hari
setelah penggunaan zat) dimasukkan dalam F1x.75.
(d) walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam,
Terpenuhi
• Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat
tidak satupun dari gejala
tampil dengan pola gejala yang bervariasi. Variasi ini akan
itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi
dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan kepribadian
kriteria
pengguna zat. skizofrenia (F20.-)
Pada penggunaan obatatau episode
stimulan, manik
seperti kokain
(F30.-) ataugangguan
dan amfetamin, episode psikotik
depresifyang
(F32.-).
diinduksi oleh obat
umumnya
F19. GMPberhubungan erat denganZAT
Akibat Penggunaan tingginya dosis dan/dan
MULTIPEL atau-> Terpenuhi
PENGGUANAAN
penggunaan zat yangZAT PSIKOAKTIF LAINNYA
berkepanjangan.
Pasien ada riwayat
penggunaan ZAT
Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan
MULTIPEL dan
berdasarkan distorsi persepsi atau pengalaman halusinasi, bila
PENGGUANAAN ZAT
zat yang digunakan ialah halusinogenika primer (misalnya
PSIKOAKTIF LAINNYA
Lisergide [LSD], meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu
( Bir, Anggur putih,
dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut
Alprazolam, dan satu pil
(F1x.O).
lainnya yang tidak
diketahui jenisnya )
Pasien memiliki riwayat psikiatri dengan keluhan, gejala, dan keparahan yang sama dengan
riwayat penyakit sekarang, Berdasarkan keterangan di atas, dikategorikan sebagai Gangguan
Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia (F.23) dan GMP Akibat Penggunaan ZAT
MULTIPEL dan PENGGUANAAN ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA dengan gangguan psikotik (F19)
AXIS II
Berdasarkan anamnesis riwayat masa kanak-kanak hingga dewasa, pasien
tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun ciri kepribadian serta
retardasi mental.

F60.1 Gangguan Kepribadian


Skizoid Pedoman Diagnostik
 Gangguan kepribadian yang
memenuhi deskripsi berikut: -> Tidak terpenuhi

(a) sedikit (bila ada) aktifitas yang


memberikan kesenangan;
(b) emosi dingin, afek mendatar atau
tak peduli (detachment);
(c) kurang mampu untuk
mengekspresikan kehangatan,
kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain;
(d) tampak nyata ketidakpedulian
baik terhadap pujian atau kecaman;
(e) kurang tertarik untuk mengalami
pengalaman seksual dengan orang
lain (perhitungkan usia penderita);
(f) hampir selalu memilih aktifitas
yang dilakukan sendiri;
(g) preokupasi dengan fantasi dan
introspeksi yang berlebihan;
(h) tidak mempunyai teman dekat
atau hubungan pribadi yang akrab
(kalau ada hanya satu) dan tidak ada
keinginan untuk menjalin hubungan
seperti itu;
(i) sangat tidak sensitif terhadap
norma dan kebiasaan sosial yang
berlaku
 Untuk diagnosis dibutuhkan
paling sedikit 3 dari diatas

 AXIS III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak ditemukan
gangguan medis umum selain gangguan kejiwaan.
 AXIS IV
Stressor berasal dari keluarga dan teman dekat.
 AXIS V
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
 Axis I : F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa
Gejala Skizofrenia

F19.5 GMP Akibat Penggunaan ZAT MULTIPEL Dan


PENGGUANAAN ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

 Axis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis


 Axis III : Hipertensi
 Axis IV : Stressor keluarga dan teman dekat
 Axis V : GAF:

- GAF Masuk RS 20
- GAF saat diperiksa 40
- GAF tertinggi dalam waktu setahun terkahir 80
- TERAPI
PENATALAKSANAAN
A. FARMAKOLOGI
RSJD Dr Amino Gondohutomo
Tanggal : 11/12/2023
DPJP : dr. Ilham Adit
R/ OlanzapinTab 10 mg No X
S 1 dd tab 1
R/ Divalproex Sodium Tab 500mg No X
S 1 dd tab 1
R/ Clobazam Tab 10mg No X
S 2 dd tab 1
R/ Vit B1 Tab 10mg No X
S 2 dd tab 1
R/ THP Tab 2 mg No X
S 2 dd tab 1

Pro : Tn. AD
Umur : 18 th
Alamat : Magelang
B. Non Farmakologi :
a. Psikoterapi Suportif
Terapi suportif merupakan psikoterapi yang ditujukan untuk klien baik secara
individu maupun secara kelompok yang ingin mengevaluasi diri, melihat kembali
cara menjalani hidup, mengeksplorasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi individu
maupun kelompok dan bertanya kepada diri sendiri hal yang diingini di masa
depan (Palmer, 2011). Terapi suportif merupakan jenis terapi psikologis yang
bertujuan untuk membantu klien agar dapat berfungsi lebih baik dengan
memberikan dukungan secara pribadi
Dalam prakteknya psikoterapi suportif terdapat beberapa teknik terapi suportif
antara lain adaiah :
1. Bimbingan (guidance).
2. Manipulasi fingkungan (environmental manipulation).
3. Perluasan minat (externalization &interests).
4. Terapi menenangkan (reassurance).
5. Sugesti (suggestion)
6. Tekanan dan paksaan (pressure & coersion)
7. Persuasi (persuasion).
8. Katarsis emosional(emotional catharsis).
9. Hipnosis sugestif (suggestive hypnosis).
10. Terapi kelompok(group psychotherapy).
11. Okupasi terapi (Occupational therapy)
12. Terapi Seni (Art therapy)
13. Jenis lainnya seperti terapi somatik, relaksasi otot, aroma terapi dan hidro
terapi, rekreasi terapi dsb.
b. Terapi Okupasional
Terapi okupasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesembuhan pasien.
Terapi okupasi membantu menstimulasi pasien melalui kativitas yang disenengi
pasien, salah satunya adalah aktivitas mengisi waktu luang. Aktivitas mengisi
waktu luang yang diberikan dapat berupa aktivitas sehari-hari, yaitu seperti
menyapu, membersihkan tempat tidur, menyiram tanaman. Aktivitas waktu luang
dapat membantu pasien mencegah terjadinya stimula panca indra tanpa adanya
rangsang dari luar, dan membantu pasien untuk berhubungan dengan orang lain
dan lingkungannya.

C. Psikoedukasi
 Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang kondisi
penyakitnya agar pasien dapat memahami kondisi dirinya, memahami cara
menghadapinya, serta memberikan motivasi agar pasien mengkonsumsi obat
secara teratur.
 Obat antipsikotik atipikal akan menimbulkan efek samping rasa
mengantuk, mulut kering, sulit BAK, dan gangguan ekstrapiramidal.
 Pasien diminta untuk meminum obat secara rutin, dan datang ke
Puskesmas setelah 2 minggu untuk mengevaluasi kinerja obat.

PROGNOSIS

FAKTOR BAIK BURUK


GENETIK Tidak ada Ada
PENCETUS Stressor : jelas Stressor : tidak jelas
STATUS MARITAL Menikah Belum menikah
STATUS EKONOMI Cukup Kurang
KEKAMBUHAN Tidak ada kekambuhan Kekambuhan
GEJALA Gejala positif menonjol Gejala negatif menonojol
RIWAYAT PRAMORBID Baik Buruk
SUPPORT LINGKUNGAN Baik Kurang
ONSET Akut Kronik
PSIKOSOSIAL Baik Buruk

Quo ad vitam : dubia ad bonam -> pasien dapat membaik


bila patuh pengobatan
Quo ad functionam : dubia ad bonam -> pasien dapat membaik
bila patuh pengobatan
Quo ad sanam : dubia ad bonam -> pasien dapat sembuh
bila taat pada pengobatan dan dapat kambuh sewaktu-waktu bila
tidak taat pada pengobatan

Anda mungkin juga menyukai