Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN kasus

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

Disusun Oleh :
dr. Nabila Luthfiyyah Zahra
Pembimbing:
dr. Aliyatunnajah

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER


INDONESIA
PUSKESMAS KALIWUNGU
identitas pasien
• Nama : An. MF
• Umur : 15 tahun
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Agama : Islam
• Alama: Kedungdowo 06/01 Kaliwungu Kudus
• Tanggal Masuk : 15 Maret 2024
• No. RM : 0042141
• Ruang: Mawar
• Status Pasien: BPJS Kesehatan
anamnesis
• Dilakukan secara autoanamnesis pasien pada tanggal 16 Maret 2024 di
Bangsal Puskesmas Kaliwungu serta didukung catatan medik.
• a. Keluhan Utama
Demam
• b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD pada 15 Maret 2024 pukul 23.50 bersama orang tuanya
dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu. Demam terjadi secara mendadak,
terus menerus dan cukup tinggi namun tidak diukur dengan thermometer. Pasien
juga mengeluhkan pusing dan nyeri pada perut. Terjadi penurunan nafsu makan dan
minum sehingga terlihat lemas. Keluhan lain seperti pegal-pegal di seluruh tubuh
(+), mual (+), muntah (-) mimisan (-), muncul bitnik-bintik merah di tangan (+),
perdarahan gusi (-) dan saluran cerna (-), batuk (+), pilek (+), perut kembung (-),
nyeri tenggorokan (-), riwayat bepergian ke daerah endemis malaria (-), BAK dan
BAB normal. Pasien sudah berobat ke klinik namun demam tidak kunjung turun.
Riwayat Riwayat
Penyakit Dahulu Penyakit KELUARGA
-Riwayat keluhan yang sama (-) -Riwayat keluhan yang sama disangkal.
-Riwayat Kejang (-) -Riwayat alergi disangkal
-Riwayat Alergi (-)
-Riwayat Asma (-)

Riwayat
SOSIAL EKONOMI
Bapak pasien bekerja sebagai buruh pabrik dan ibu
sebagai Ibu rumah tangga. Pasien dirawat di bangsal
Mawar dan merupakan pasien BPJS
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup.
pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 16 Maret 2024 di bangsal Mawar:
• Keadaan Umum :Lemah,tampak sakit
• Kesadaran :Compos mentis
Tanda Vital
• TD : 126/97 mmHg
• Nadi : 115x/menit, reguler, isi tegangan cukup
• Pernapasan : 20x/menit, reguler, adekuat
• Suhu : 39.1 0C
• SpO2 : 98%
STATUS GIZI
• BB sekarang : 66 kg
• TB sekarang : 165 cm
• IMT : 24,24 Kg/m2
(Normoweight)
.
pemeriksaan fisik
• Kepala : Tidak ditemukan ada masa maupun benjolan,Warna rambut hitam
tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-),Sklera ikterik (-/-) ,Mata cekung (+/+),
Reflek pupil (+/+), Pupil isokoR
• Telinga : ,Normotia, Low set ear (-), Discharge (-),Nyeri tarik tragus (-),Nyeri tarik
auricula (-),Nyeri ketok os. Mastoid (-)
• Hidung : Warna kulit hidung seperti warna sekitarnya,Masa atau benjolan
(-),Secret atau darah dari hidung (-),Napas cuping hidung (-)
• Mulut : Bibir kering dan pucat (+),Sariawan/Stomatitis angularis (-),Lidah
kotor (-), Tepi Lidah hiperemis (-),Lidah tremor (-),Pernapasan mulut (-)
• Kulit : Hipopigmentasi (-),Hiperpigmentasi (-),Ptekie spontan (+)
• Leher :Pembesaran KGB (-),Pembesaran tiroid (-),Trachea terdorong (-)
Pemeriksaan Fisik
THORAX JANTUNG
EXAMINATION EXAMINATION
Inspeksi Hemithorax dextra Inspeksi Iktus kordis tidak
sinistra simetris, tampak
retraksi (-)
Palpasi Iktus kordis tidak
Palpasi Nyeri tekan (-), teraba, tidak kuat
krepitasi (-), strem angkat
fremitus simetris
Perkusi Batas jantung DBN
Perkusi Sonor pada kedua
lapang paru
Auskultasi BJ I dan II normal,
Auskultasi SDV (+/+), ronki gallop (-), bising (-)
SLIDESMANIA

(-), wheezing (-)


Pemeriksaan Fisik

ABDOMEN
EXAMINATION
Inspeksi Warna seperti kulit sekitar

Palpasi Nyeri tekan ulu hati (-),


hepatosplenomegaly (-),
nyeri tekan kuadran kanan
atas+
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+)
SLIDESMANIA
Pemeriksaan
PemeriksaanFisik
Fisik
EKSTREMITAS
EKSTREMITAS
EXAMINATION
EXAMINATION SUPERIOR
SUPERIOR INFERIOR
INFERIOR
Inspeksi
Inspeksi Warna
Warnaseperti
sepertikulit
kulit Warna
Warnaseperti
sepertikulit
kulitsekitar
sekitar
sekitar
sekitar
Palpasi
Palpasi Nyeri
Nyeritekan
tekan(-)
(-) Nyeri
Nyeritekan
tekan(-)
(-)

Edema
Edema -- --
CRT
CRT <2”/<2”
<2”/<2” <2”/<2”
<2”/<2”
Akral
Akral Hangat
Hangat Hangat
Hangat
SLIDESMANIA
pemeriksaan
penunjang
Darah Rutin 16/03/2024
Kesan : Leukopenia dan
Trombositopenia
DIAGNOSIS
BANDING
1. Demam Berdarah Dengue
2. Demam Dengue
3. Malaria
DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue
Grade I
Rencana Penatalaksanaan
Medikamentosa
• · Inf RL Loading 500 cc lanjut 20 tpm
• · Inj ranitidin 1 amp
• · PO paracetamol 3x1gram prn demam

Non Medikamentosa
• · Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa anak mengalami Penyakit
Demam Berdarah Dengue membutuhkan pengawasan dan pengobatan
yang tepat.
• · Menjelaskan rencana program pemeriksaan bahwa anak akan diambil
darahnya setiap hari untuk mengetahui perkembangan penyakit maupun
perbaikan kondisi.
• · Berkerja sama dengan orang tua dalam mengawasi tanda-tanda
bahaya
• · Menganjurkan agar anak banyak makan dan minum (Jus buah, susu)
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
15 Maret 2024 Mual, pusing KU : CM Obs febris h- - Inf Rl 20 tpm
TTV
23.50 berkurang, demam +, 7 - Inj Cefotaxim 1
TD : 86/56 mmHg
muntah - HR : 85 x/mnt gram/12 jam
RR : 22 x/mnt
- Inj Ranitidin 3x1
T : 37.7 C
SpO2: 100% amp
- PO Paracetamol
3x1,
Deksamethasone
3x1, CTM 3x1,
ambroxol 3x1
FOLLOW UP
16 Maret 2024 Lemas, demam KU : CM DHF grade I Usulan:
TTV
menggigil rujuk rumah sakit,
TD : 105/69 mmHg
HR : 69 x/mnt awasi tanda-tanda
RR : 20 x/mnt
T : 38 C syok, extra
SpO2: 100% parasetamol 1 gram.
Lab(16/3/2024) Konsul kepada DPJP
Hb : 16,5
Ht : 47,2 dr Ida, advis: acc
Leukosit : 3200 rujuk
Trombosit : 10.000
tinjauan pustaka
demam berdarah dengue
• Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 – 7 hari
disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit
(trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran
plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura,
hipoalbuminemia).
• Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot
& tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
B. Kriteria Diagnostik Klinik
Kriteria diagnosis klinis, yang terdiri atas kriteria diagnosis klinis Demam Dengue (DD), Demam
Berdarah Dengue (DBD), Demam Berdarah Dengue dengan syok (Sindrom Syok Dengue/SSD),
dan Expanded Dengue Syndrome (unusual manifestation) :
1. Demam Dengue (DD)
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam tinggi mendadak (biasanya ≥ 39º)
1) Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila ditemukan manifestasi berikut:
ditambah 2 atau lebih gejala/tanda
a) Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terusmenerus
penyerta:
b) Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
 Nyeri kepala
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena;
 Nyeri belakang bola mata
maupun berupa uji tourniquet positif.
 Nyeri otot & tulang
c) Trombositopnia (Trombosit ≤ 100.000/mm³)
 Ruam kulit
d) Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan
 Manifestasi perdarahan
permeabilitas vaskular yang ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:
 Leukopenia (Lekosit ≤ 5000 /mm³)
 Peningkatan hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline atau
 Trombositopenia (Trombosit < 150.000
penurunan sebesar itu pada fase konvalesens
/mm³ )
 Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia/ hypoalbuminemia
 Peningkatan hematokrit 5 – 10 %
1. Expanded Dengue Syndrom (EDS)

Memenuhi kriteria Demam Dengue atau Demam Berdarah


Dengue baik yang disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan
manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala:

 Kelebihan cairan

 Gangguan elektrolit

 Ensefalopati

 Ensefalitis

 Perdarahan hebat

 Gagal ginjal akut

 Haemolytic Uremic Syndrome

 Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis

 Infeksi ganda
1.Pemeriksaan Laboratorium
 . Pemeriksaan laboratorium = Leukosit, Trombosit, Hematokrit

 Radiologi = Pada foto toraks posisi “Right Lateral Decubitus” dapat


mendeteksi adanya efusi pleura minimal , USG

 Serologis
-> Uji Serologi Hemaglutinasi Inhibisi (Haemaglutination Inhibition Test)
Pemeriksaan HI sampai saat ini dianggap sebagai uji baku emas (gold standard
-> ELISA (IgM/IgG) Infeksi dengue
TATALAKSANA
1.Demam Dengue

Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase demam
pasien dianjurkan:

 Tirah baring, selama masih demam.

 Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.

 Untuk menurunkan suhu menjadi <39 oC, dianjurkan pemberian paracetamol.

 dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.

 monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesens.


TATALAKSANA
1. Demam Berdarah Dengue tanpa syok

Anak dirawat di rumah sakit

 Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran
plasma, demam, muntah/diare.

 Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya
perdarahan.

 Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:

 Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat

 Kebutuhan cairan parenteral

Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam

Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam

Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam


TATALAKSANA
 Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam

 Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan
secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan
waktu 24–48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian
cairan.

 Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi (compensated shock).
TATALAKSANA
Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah
banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada
pemberian yang terlalu sedikit.
Tatalaksana komplikasi perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bila tidak, beri koloid
dan segera rujuk
1. Expanded Dengue Syndrom

Tatalaksana kelebihan cairan (volume overload)

 Pada keadaan kelebihan cairan perlu dinilai keadaan klinis, dihitung kembali cairan yang telah
diberikan, dan cek A-B-C-S (Acidosis-Bleeding-Calcium-Sugar) apakah telah dikoreksi.

 Turunkan jumlah cairan menjadi 1 mL/kgBB/ jam, bila tersedia cairan koloid, ganti kristaloid
dengan cairan koloid.

 Pada stadium lanjut dengan ditemukannya tanda edema paru, furosemid 1 mg/kgBB/dosis segera
diberikan bila tekanan darah stabil serta kadar ureum dan kreatinin normal. Setelah pemberian
furosemid perlu dipantau setiap 15 menit untuk menilai keberhasilan pengobatan.

 Ukur volume diuresis melalui kateter urin


 Apabila tidak ada perbaikan setelah pemberian furosemid, periksa status
volume intravaskular (pemantauan CVP). Apabila volume intravascular
baik, pemberian furosemid dapat diulang untuk kedua kalinya dengan
dosis ganda. Namun apabila masih terjadi oliguria maka harus segera
dilakukan dialisis, berarti pasien dalam keadaan gagal ginjal akut,
keadaan ini mempunyai prognosis yang buruk. Apabila volume
intravaskular tidak adekuat maka cek A-B-C-S dan koreksi gangguan
keseimbangan elektrolit.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai