Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

Bronkopneumonia
Oleh :
dr Martina Ayu Dewanti

Dokter Pembimbing :
dr Any Zakiyah L

Program Internship Dokter Indonesia


UPTD Puskesmas Muntilan 2
Identitas Pasien
• Nama Penderita : An. AMN
• Umur : 3 tahun 1
bulan 0 hari
• Jenis Kelamin : Laki laki
• Agama : Islam
• Alamat : Ketaron,
Tamanagung
• Tanggal periksa : Kamis, 14 September 2023
• No. RM : 03339xxx
Identitas Orangtua

Identitas Ayah Identitas Ibu


 Nama Ayah : Tn. AHF  Nama Ibu : Ny. B
 Umur : 30 tahun  Umur : 30 tahun
 Agama : Islam  Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta  Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat :Ketaron,  Alamat :Ketaron,
Tamanagung Tamanagung
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar dengan orangtua periksa di Poli KIA Puskesmas Muntilan 2
pada hari Kamis, 14 September 2023 dengan keluhan demam sejak +- 6 hari dan
tidak pernah ada hari bebas demam, disertai dengan batuk berdahak. Orangtua pasien
mengaku sudah memberi obat paracetamol namun demam belum turun juga. Batuk
dirasakan terus menerus tanpa dipengaruhi cuaca maupun aktivitas. Batuk berdahak
berwarna putih sulit dikeluarkan menyebabkan batuk berbunyi ”grok-grok”.
Orangtua mengaku jika malam hari sebelum periksa pasien merasa sesak.
Nafsu makan dan minum pasien dalam 3 hari terakhir sangat berkurang. Keluhan
lain seperti nyeri kepala (-), mual muntah (-), nyeri tenggorokan (-), nyeri perut (-),
pegal pegal di seluruh tubuh (-), pasien pada hari tersebut belum BAK sama sekali.
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga

Riwayat keluhan serupa : Riwayat keluhan serupa :


(-) (-)
Riwayat Asma Riwayat Asma
: (-) : (-)
Riwayat TB Riwayat TB
: :
(-) (-)
Riwayat Kejang Demam : Riwayat Kejang Demam :
(+) (-)
Riwayat Alergi Riwayat Alergi
: (-) : (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama orangtua pasien. Pasien berobat mandiri tanpa BPJS
Kesan : Ekonomi kurang

Riwayat Pemeliharaan Prenatal


Ibu rutin memeriksakan kandungan sebulan sekali ke bidan selama kehamilan. Ibu tidak pernah
menderita penyakit selama kehamilan.

Kesan : Riwayat pemeliharaan prenatal baik


Riwayat Persalinan dan Kehamilan
Pasien merupakan anak laki-laki lahir secara normal dari ibu P1A0.
Ibu hamil 9 bulan di bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3300 gram tidak ada
kelainan bawaan.
Kesan : Neonatus aterm pervaginam

Riwayat Makan dan Minum


Anak diberikan ASI sampai saat ini. Minum ASI saat ini kurang baik.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan dan minuman saat ini kurang baik
Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar

1 BCG 1X 1 bulan

2 POLIO 4X 2,3,4 bulan

3 HEPATITIS B 4X 2,3,4 bulan

4 DPT-HiB 3X 2,3,4 bulan

5 CAMPAK 1X -

6 PCV 2,3 bulan

Kesan: Imunisasi dasar sampai saat ini lengkap tanpa disertai bukti KMS
Riwayat Pertumbuhan Anak

BB lahir : 3300 gram

PB lahir : 40 cm

BB sekarang : 11,5 kg

TB sekarang : 98 cm
11

WAZ : berat normal


(diantara -2 sampai +2
SD)
12

HAZ : perawakan
normal
(diantara -2 sampai +2
SD)
13

WHZ : sangat kurus


(kurang dari -3 SD)
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sesak


Kesadaran : Somnolen

Tanda Vital
Nadi
Frekuensi : 98x/menit
Irama : Reguler
Isi &Tegangan : Kurang
RR : 55x/menit
Suhu : 37.7 C (Tjermogun)
SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan rambut (DBN)
Mesochepal, rambut hitam
dan tidak mudah dicabut

Mata (DBN) Telinga (DBN)


Konjungtiva anemis (-/-), Normotia, serumen (-/-),
Palpebral edema (-/-), Sklera discharge (-/-)
ikterik (-/-), Mata cekung (-/-),
Reflek pupil (+/+), Pupil
isokor
Hidung (DBN)
Mulut (DBN) bentuk normal, sekret
pendarahan gusi (-), bibir (-/-), napas cuping hidung (-),
kering (-), sianosis (-) epistaksis (-/-)
Pemeriksaan Paru-paru

INSPEKSI Palpasi
o Bentuk dada normal o Benjolan atau massa (-)
o Sikatriks (-) o Nyeri tekan (-)
o Hemithorax dextra dan o Fremitus vocal (+/+)
sinistra simetris
o Retraksi subcostal (+)
Auskultasi
o Suara dasar vesikuler (+/+)
o Ronki basah kasar (+/+)
Perkusi o Wheezing (-/-)
o Sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi : DBN • Perkusi : DBN
• Pulsasi iktus kordis tak tampak • Batas kiri bawah: ICS V linea
• Palpasi : DBN midclaviculasinistra 2 cm ke medial
• Iktus kordis teraba linea midcalvicula • Batas kiri atas : ICS II linea parasternal
sinistra ICS V sinistra
• Auskultasi : DBN • Batas kanan atas: ICS II linea parasternal
• Bunyi jantung I-II regular (+) dekstra
• Murmur (-) • Batas kanan bawah: ICS III-IV linea
• Gallop (-) parasternal dextra
Pemeriksaan Abdomen
PALPASI
INSPEKSI o Supel
• Datar
o Massa (-)
• Kemerahan (-)
o Nyeri tekan perut atas (-)
• Massa (-)
o Hepar teraba, konsistensi kenyal,
• Tidak terlihat gerakan peristaltik usus
permukaan rata
o Turgor kulit normal
o Lien tidak teraba
AUSKULTASI
o Gerak peristaltik usus (+) 15 kali
permenit PERKUSI
o Bising Aorta (-) Timpani seluruh lapang abdomen
o Bising a. Renalis (-) Hepar : DBN
Lien : DBN
Pemeriksaan Ekstremitas

Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral Dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time <2"/ <2" <2"/ <2"
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin (14/9/2023)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 10,4 g/dl L 13,0 – 17,0 g/dl
Leukosit 14,6 ribu/mm3 H 4,1 – 10,5 ribu/mm3 Anemia defisiensi
Trombosit 227.000 /mm3 150.000 – 399.000 /mm3
besi, leukositosis,
hematokrit turun
Eritrosit 4.62 juta/mm3 4,3 – 5,8 juta/mm3
Hematokrit 38,7 % L 39,9- 51,0 %
Diff Count
Limphosit 23,2 % 16,0 – 43,3 %
Monosit 6,4% 2,8 – 10,2 %
Granulosit 70,4 % 48,5 – 80,3 %
MCV 84 fl 80-100 fl
MCH 22,4 pg/sel L 28-34 pg/sel
MCHC 26,7gr/dl L 32-36 gr/dl
Hasil Laboratorium Serologi (14/9/2023)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
WIDAL
Salmonella Typhi O Negatif < 1/80
Salmonella Typhi H Negatif <1/80
Rapid DBD
NS 1 Negatif Negatif
IgG IgM Negatif Negatif
Diagnosis Tatalaksana
Bronchopneumonia Rujuk segera ke RS (pasien menolak
diantar dari puskesmas)
Initial Plan Edukasi
• Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit bronkopneumonia, perjalanan penyakit, serta pengobatan
yang akan dilakukan
• Menjelaskan keluarga pasien rencana program pemeriksaan bahwa anak akan diambil darah untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dada, dan pemeriksaan kulit untuk
mengetahui perkembangan penyakit maupun perbaikan kondisi.
• Berkerja sama dengan orang tua dalam mengawasi tanda-tanda bahaya.
• Memberitahukan supaya pasien istirahat yang cukup
• Menjaga asupan cairan adekuat
Initial Plan Diagnosis
• Rontgen toraks AP
• Kultur dan pewarnaan Gram sputum
• Mantoux test
Initial Plan Terapi
• • Inf D5 ½ NS 15 tpm
• • O2 NK 3-4 lpm
• • Inj Aminofilin 0.5 mg/kgbb/jam
• • Inj Ceftriaxon 2x750mg
• • Pro Nebu Ventolin/ 8jam
• • PO Lapifed syrp 3x 5ml
• • PO Pamoltab 3 x ¾ tab
Initial Plan Monitor
• HR, Nadi (isi dan tegangan), RR, Suhu
• Monitoring hasil laboratorium (Hb, leukosit, trombosit)
• Tanda bahaya umum :
✔ Anak kesulitan bernapas
✔ Napas cepat (40 kali atau lebih per menit)
✔ Tarikan dinding dada ke dalam (retraksi otot napas)
✔ Suara napas tambahan (stridor/whezzing)
✔ Saturasi oksigen menurun
✔ Anak tidak mau minum
• Monitoring respon terapi
Prognosis

Qua ad Vitam ad Qua ad fungsional Qua ad sanam ad


bonam ad bonam bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial.

Bronkopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dari
parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk
bercak-bercak yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus,
jamur dan benda asing.
FAKTOR RESIKO
• Pneumonia yang terjadi pada masa bayi,
• Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
• Tidak mendapat imunisasi,
• Tidak mendapatkan ASI yang adekuat,
• Malnutrisi,
• Defisiensi vitamin A,
• Tingginya prevalens kolonisasi bakteri pathogen di nasofaring, dan
• Tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi industri atau asap rokok)
ETIOLOGI
• Sebagian besar pneumonia disebabkan mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil disebabkan (aspirasi, radiasi, dan lain-lain).
• Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus grup B dan
bakteri gram negatif seperti E.colli, pseudomonas sp, Klebsiella sp.
• Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B, dan Staphylococcus
aureus.
• Anak yang lebih besar dan remaja, sering ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae
• Di negara maju Virus yang terbanyak ditemukan adalah Respiratory Syncytial Virus
(RSV), Rhinovirus, dan virus Parainfluenza. Bakteri yang terbanyak adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophillus influenza tipe B, dan Mycoplasma pneumoniae.
Stadium Pneumonia
KLASIFIKASI
<2 tahun 2-5 tahun

Pneumonia Berat
Pneumonia • Sesak nafas
• Nafas cepat (>60 x/menit) atau sesak
• Dirawat dan diberi antibiotik
nafas
Pneumonia
• Dirawat dan diberi antibiotik
• Tidak ada sesak nafas
Bukan Pneumonia • Nafas cepat :
• Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
• >50 x/menit = 2 bulan – 1 tahun
• Tidak perlu dirawat, beri pengobatan
• >40 x/menit = >1 – 5 tahun
simptomatis • Tidak perlu dirawat, beri antibiotik oral
Bukan Pneumonia
• Tidak ada nafas cepat dan sesak nafas
• Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik,
beri pengobatan simptomatis seperti penurun
panas
Pemeriksaan Fisik
 Penilaian keadaan umum, frekuensi nafas,  Inspeksi : Nafas cuping hidung (+), sianosis
dan nadi dilakukan saat pemeriksaan awal. sekitar hidung dan mulut, retraksi sela iga.
 Penilaian kesadaran dan kemampuan  Palpasi : Stem fremitus meningkat pada sisi
sakit.
makan/minum  Perkusi : Sonor memendek sampai beda
 Gejala distres pernapasan seperti takipnea,
 Auskultasi : Suara nafas mengeras disertai
retraksi subkostal, batuk, krepitasi, dan ronki basah
penurunan suara paru.
 Demam dan sianosis
 Anak <5 tahun mungkin tidak menunjukan
gejala pneumonia. Anak demam dan sakit
akut, terdapat nyeri yang diproyeksikan ke
abdomen
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Foto rontgen toraks AP-lateral pada pasien dengan


tanda gejala klinik distres pernapasan seperti takipnea, Foto thorax PA pada pneumonia lobaris: tampak
batuk dan ronki, dengan/tanpa suara napas yang bercak-bercak infiltrat pada paru kanan
melemah.
Bronkopneumonia ditandai gambaran difus merata
kedua paru, berupa bercak infiltrat yang meluas hingga
perifer paru disertai peningkatan corakan peribronkial.

Foto toraks PA pada bronkopneumonia.


DARAH PERIFER LENGKAP
Pneumonia virus atau mikoplasma didapatkan leukosit dalam batas normal atau sedikit
meningkat, namun pneumonia bakteri didapatkan leukositosis 15.000 – 40.000/mm3 dengan predominan
PMN. Leukositosis >30.000/mm3 menunjukkan infeksi bakteri, sering pada bakteriemi dan risiko
komplikasi tinggi. Pada infeksi Chlamydia pneumoniae kadang ditemukan eosinofilia.

C-REACTIVE PROTEIN
Protein fase akut yang disintesis hepatosit sebagai respon inflamasi atau infeksi jaringan.
Kadar CRP rendah pada infeksi virus dan bakteri superfisialis. CRP terkadang digunakan untuk evaluasi
respon terhadap antibiotik.

UJI SEROLOGIS
Untuk membedakan antigen dan antibodi pada infeksi bakteri yang mempunyai sensitivitas
dan spesifisitas rendah.
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS

Spesimen dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura atau
aspirasi paru. Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, pleura atau aspirasi
paru, KECUALI masa neonatus, kejadian bakteriemia sangat rendah sehingga kultur darah jarang
positif. Pada anak besar dan remaja spesimen dari sputum (untuk pewarnaan Gram maupun kultur).
Spesimen yang memenuhi syarat adalah mengandung >25 leukosit dan <40 sel epitel/lpk.
Kriteria Diagnosis
Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gorna dkk tahun 1993 adalah ditemukannya
paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :

1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
2. Panas badan
3. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrate difus
5. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm 3 dengan limfosit predominan,
dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)
Tata Laksana

Rekomendasi 1
Anak dengan pneumonia napas cepat tanpa retraksi dada atau tanda bahaya umum
🡪 amoksisilin oral 40mg/kg/dosis dua kali sehari (80mg/kg/hari) selama lima hari

Rekomendasi 2
Anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia retraksi dada
🡪 amoksisilin oral 40mg/kg/dosis dua kali sehari selama lima hari.
Tata Laksana
Rekomendasi 3
Anak usia 2-59 bulan dengan pneumonia berat
🡪 ampisilin parenteral (atau penisilin) ​dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama.
• Ampisilin: 50 mg/kg atau penisilin benzil: 50.000 unit per kg IM/IV tiap 6 jam (5 hari)
• Gentamisin: 7,5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama minimal lima hari
• Ceftriaxone harus digunakan sebagai pengobatan lini kedua pada anak-anak dengan pneumonia berat
yang gagal pada pengobatan lini pertama.

Rekomendasi 4
Ampisilin (atau penisilin bila ampisilin tidak tersedia) ditambah gentamisin atau seftriakson
direkomendasikan sebagai rejimen antibiotik lini pertama untuk bayi yang terinfeksi dan
terpajan HIV dan untuk anak-anak di bawah 5 tahun dengan pneumonia tarikan dada atau
pneumonia berat.
Tata Laksana
Rekomendasi 5
Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk dugaan Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP)
direkomendasikan sebagai pengobatan tambahan untuk bayi yang terinfeksi dan terpajan
HIV berusia 2 bulan hingga 1 tahun dengan penarikan dada ke dalam atau pneumonia berat.

Pengobatan kotrimoksazol empiris untuk Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP) tidak


direkomendasikan untuk anak yang terinfeksi HIV dan terpajan di atas usia 1 tahun dengan
penarikan dada ke dalam atau pneumonia berat.
Tata Laksana
Non Medikamentosa
 Jika tak ada perbaikan antibiotik berikan sesuai hasil uji sensitivitas.
 Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik dan ekspektoran dan
bronkodilator dan lain lain.
 Terapi oksigen (nasal kanul, simple mask, NRM, RM, NIV, ETT dan ventilasi mekanik)
sesuai derajat kebutuhan pasien
 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam.
 Anti inflamasi sistemik (dalam keadaan berat).
 Imunoglobulin /IVIG (dalam keadaan berat).
 Activated Protein C/ APC (dalam keadaan berat)
Khusus
 Istirahat
 Nutrisi adekuat sesuai kebutuhan
 Pengisapan lendir bila perlu dengan suctioning dan bronkoskop
Kriteria Rawat Inap

BAYI ANAK
• Saturasi oksigen < 92 %, sianosis • Saturasi oksigen < 92%, sianosis
• Frekuensi napas > 60 x/menit • Frekuensi napas > 50x/menit
• Distres pernafasan, apnea intermiten, • Distres pernapasan
atau grunting • Grunting
• Tidak mau minum/menetek • Terdapat tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat di rumah • Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai