Anda di halaman 1dari 40

CASE REPORT SESSION (CRS)

Bronkopneumonia
Melan Justari, S.Ked
G1A217082

Pembimbing :
dr. H. Irawan Anasta Putra, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
2018
BAB I
Pendahuluan

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobaris yaitu suatu


peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir, biasanya mengenai
bronkiolus dan juga mengenai alveolus sekitarnya

Sering menimpa anak-anak dan balita

Disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus,


jamur, mikoplasma dan benda asing yang teraspirasi dengan akibat
timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi.
BAB II
Nama : An.C
Laporan Kasus
Umur : 1 tahun 11 bulan

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : Talang Bakung

Agama : Islam

MRS : 02 November 2018

Identitas Pasien
Anamnesis (alloanamnesis)
Keluhan Utama : sesak nafas
Keluhan tambahan : demam dan batuk
Pasien datang dengan Sebelumnya pasien sudah
keluhan sesak nafas yang mengalami demam dan batuk
semakin memberat sejak 1 sejak 3 hari SMRS, demam turun
hari SMRS. setelah diberi obat, namun
kembali naik, demam disertai
Menurut ibunya, pasien sudah menggigil dan berkeringat (-),
mengalami sesak nafas sejak
2 hari SMRS namun tidak Riwayat mual (-), muntah (-), kejang (-).
berat. Sesak nafas disertai
demam dan batuk. Sesak
Perjalanan Menurut ibunya pasien batuk
berdahak, namun dahaknya
meningkat pada malam hari (- Penyakit tidak bisa keluar. Riwayat kontak
), sesak tidak dipengaruhi oleh dengan pasien TB (-).Riwayat
cuaca, makanan, ataupun perdarahan atau bintik merah
minuman. pada kulit (-). BAB (+) normal,
mencret (-), lendir (-), darah (-).
BAK (+) normal berwarna
bening. Pasien tidak mengalami
penurunan nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien belum pernah mengalami


keluhan yang sama
• Riwayat batuk pilek (-)
• Riw alergi (asma, rhinitis, gatal-gatal) (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga mengalami asma
disangkal
Riwayat keluarga yang sedang mengalami
TB disangkal
Riwayat alergi obat dalam keluarga
disangkal

Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit

Masa kehamilan : Aterm


Partus : Normal
Ditolong oleh : Dokter
Tanggal : 07-11-2018
Berat badan lahir : 3500 gram
Panjang badan : 50 cm
Riwayat Imunisasi Status gizi
Usia 23 bulan dengan berat
•BCG : + (1kali)
badan 9000 gram dan panjang
•Polio : + (4 kali) usia 0,2,4, dan 6 bulan
badan 78 cm
•DTP : + (3 kali) usia 2,4 dan 6 bulan
BB/U : -2 SD – (2)SD
•Campak : + (1 kali)
PB/U : -2 SD – (-3) SD
•Hepatitis : + (3kali) usia 0,1 dan 6 bulan
BB/PB : -2 SD – (2) SD 
•Kesan : Imunisasi dasar sudah lengkap
Gizi baik
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum Kesadaran GCS Tanda Vital BB : 9 kg


Tampak sakit Composmentis. E4M6V5 Nadi : 112x/menit PB :78 cm
sedang dan rewel = 15 RR : 50x/menit
Suhu : 38 C
SpO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik

Bentuk kepala : Normochepal Telinga


Bentuk : Simetris Bentuk bibir : Simetris
Rambut Sekret : Tidak ada Bibir : Mukosa kering (-)
Warna : Hitam, Serumen : Ada (minimal) Gusi : Mudah berdarah (-)
tidak mudah dicabut
Hidung Lidah
Mata
Palpebra : Edema (-/-), Bentuk: Simetris Bentuk : Simetris
Konjungtiva : Anemis (-/-) Pernapasan cuping hidung : +/+ Kotor :-
Sklera : Ikterik (-/-) Sekret :-/-
Pupil : Isokor +/+ Epistaksis : - / -
Refleks cahaya : + / +
Pemeriksaan Fisik

Jantung
Faring : Hiperemis (-), edema (-), Inspeksi :Iktus cordis tidak terlihat
Leher : Pembesaran KGB (-) Palpasi : Iktus cordis teraba pada
ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
Pulmo reguler, murmur (-),gallop (-)

Inspeksi : simetris, retraksi (+) Abdomen


Palpasi : Fremitus taktil kanan=kiri Inspeksi : Datar
Perkusi : sonor Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-),
Auskultasi : vesikular kiri = kanan, whz organomegali (-)
(-/-), Rh basah halus (+/+) Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas

Superior: CRT <2 detik, akral hangat, edema (-)


Inferior: CRT <2 detik, akral hangat, edema (-)
01
Follow up
Tanggal S O A P

02-11-2018 sesak(+), T : 38oC Dyspneu ec -O2 nasal kanul 4-5 L /


Batuk (+), demam (+) HR : 112 x/i Bronkopneumonia menit
RR : 50 x/i -IVFD D5% + ¼ NS 900
Thorax: Retraksi (+) cc/24 jam
Paru: Rh (+/+) -Inj. Ampisilin 3 x 600 mg
-Inj. Gentamicin 2 x 20
mg
-Po. Paracetamol syr 4 x
90 ml
-Po. Vectrin syr 3x3 cc
-Nebulizer ventolin 1
respule/6 jam
03-11-2018 sesak(-), T : 37,4oC Dyspneu ec -O2 nasal kanul 4-5 L /
Batuk (+), demam (-) HR : 117 x/i Bronkopneumonia menit (lepas)
RR : 40 x/i -IVFD D5% + ¼ NS 900
Thorax: Retraksi (-) cc/24 jam
Paru: Rh (+/+) -Inj. Ampisilin 3 x 600 mg
-Inj. Gentamicin 2 x 20
mg
-Po. Vectrin syr 3x3 cc
-Nebulizer ventolin 1
respule/6 jam
Tanggal S O A P

05-11-2018 sesak(-), T : 36,4oC Dyspneu ec -IVFD D5% + ¼ NS 900


Batuk (+) berkurang, HR : 100 x/i Bronkopneumonia cc/24 jam
demam (-) RR : 34 x/i -Inj. Ampisilin 3 x 600 mg
Thorax: Retraksi (-) -Inj. Gentamicin 2 x 20
Paru: Rh (+/+) mg
-Po. Vectrin syr 3x3 cc
-Nebulizer ventolin 1
respule/8 jam
06-11-2018 sesak(-), T : 36,4oC Dyspneu ec -IVFD D5% + ¼ NS 900
Batuk (+) berkurang, HR : 94 x/i Bronkopneumonia cc/24 jam
demam (-) RR : 36x/i -Inj. Ampisilin 3 x 600 mg
Thorax: Retraksi (-) -Inj. Gentamicin 2 x 20
Paru: Rh (+/+) mg
-Po. Vectrin syr 3x3 cc
-Nebulizer ventolin 1
respule/6 jam
07-11-2018 sesak(-), T : 36,5oC Dyspneu ec Pulang
Batuk (-), demam (-) HR : 96 x/i Bronkopneumonia
RR : 34x/i
Thorax: Retraksi (-)
Paru: Rh (-/-)
Diagnosa Banding
Dyspneu ec bronkiolitis

Dyspneu ec tb paru
Diagnosa
Dyspneu ec Bronkopneumonia
Tatalaksana

- O2 nasal kanul 4-5L/menit


- IVFD D5% + ¼ NS 900 cc/24 jam
- Inj. Ampisilin 3 x 600 mg
- Inj. Gentamicin 2 x 20 mg
- Po. Paracetamol syr 4 x 90mg
- Po. Vectrin syr 3x3 cc
- Nebulizer ventolin 1 respule/6 jam
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah Rutin
(02 November 2018)
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan
pemeriksaan
WBC 21,86 109/L 4-10,0
RBC 4,09 1012/L 3,5-5,5
Hgb 10,8 g/dl 11-16
Ht 37,9 % 36-48
GDS 189
Pemeriksaan Penunjang
b. elektrolit
(02 November 2018) Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan
pemeriksaan
Natrium 130,29 mmol/L 135-148

Kalium 3,02 mmol/L 3,5-5,3

Chlorida 102,67 mmol/L 98-100

Calcium 1,35 mmol/L 1,19-1,23


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi

Ro Thoraks AP
Cor : CTR dalam batas normal
Pulmo : Hilus menebal, adanya
infiltrat peribronkial. Sinus costofrenicus
dan diafragma baik.

Kesan : Bronkopneumonia
Prognosis
Quo ad Vitam
Dubia ad bonam

Quo ad Functionam Quo ad Sanationam


Dubia ad bonam Dubia ad bonam
BAB III
Tinjauan Pustaka Bronkopneumonia

Definisi Epidemiologi
Bronkopneumonia mengacu pada
inflamasi paru yang terfokus pada Pneumonia merupakan penyakit yang
area bronkiolus dan memicu menjadi masalah di berbagai negara
produksi eksudat mukopurulen terutama di negara berkembang
yang dapat menyebabkan obstruksi termasuk Indonesia. Pneumonia
saluran respiratori berkaliber kecil menyebabkan lebih dari 5 juta
dan menyebabkan konsolidasi yang kematian per tahun pada anak balita
merata ke lobules yang berdekatan. di Negara berkembang

Bronkopneumonia disebut juga Insidens pneumonia pada anak


sebagai pneumonia lobaris <5 tahun di negara maju adalah 2-
4 kasus/100 anak/tahun,
sedangkan di negara berkembang
10 – 20 kasus/100 anak/tahun.
ETIOLOGI
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia pada anak, terutama spektrum
etiologi, gambaran klinis, dan strategi pengobatan.

Etiologi pada neonatus dan bayi kecil meliputi streptococcus grup B dan
Bakteri gram negatif seperti E.coli, Pseudomonas sp, Klebsiella sp.
Pada bayi yang lebih besar dan balita seringnya disebabkan oleh infeksi
Streptococcus Pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B dan
Staphylococcus auereus.

Faktor lain yang mempengaruhi bronkopneumonia adalah menurunnya


daya tahan tubuh, seperti malnutrisi energi protein (MEP), penyakit kronis,
pengobatan antibiotik yang tidak adekuat.
Klasifikasi
Berdasarkan sumber Infeksi

• Pneumonia yg didapat di masyarakat


(Community-acquired pneumonia.)

• Pneumonia yg didapat di RS (Hospital-


acquired pneumonia )

• Pneumonia aspirasi

• Pneumonia Immunocompromise host


Klasifikasi
Berdasarkan kuman penyebab

• Pneumonia bakterial

• Pneumoniaatipikal

• Pneumonia yang disebabkan virus

• Pneumonia yang disebabkan oleh jamur atau


patogen lainnya
Klasifikasi
Berdasarkan Predileksi atau Tempat Infeksi

Pneumonia lobaris (lobar pneumonia)

Bronkopneumonia

Pneumonia interstisialis (interstitial


pneumonia)
Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia :

1. Stadium kongesti: mikroorganisme masuk ke sal.napas


infiltrasi parenkim paru
2. Stadium hepatisasi merah: peradangan parenkim paru oleh sel
radang PMN, edema
3. Stadium hepatisasi kelabu: fagositosis kuman, deposisi fibrin

4. Stadium resolusi: penyembuhan


Manifestasi Klinis

Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa
hari. Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung berat ringannya infeksi.

Gambaran infeksi umum Gambaran gangguan respiratori:


- Demam  suhu bisa mencapai 39- - Batuk  awalnya kering kemudian
40oC dan kadang dapat juga disertai menjadi produktif
dengan kejang akibat demam yang - Sesak nafas
tinggi.
- Retraksi dada
- Sakit kepala
- Takipnea
- Gelisah
- Napas cuping hidung
- Malaise
- Penggunaan otot pernafasan
- Penurunan nafsu makan tambahan
- Keluhan gastrointestinal  mual, - Air hunger
muntah, diare
- Sianosis
- Merintih
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang


• Darah lengkap
• C reaktif protein
• Uji serologis
• Pemeriksaan
mikrobiologis
• Rontgen toraks
Diagnosis Banding

Pneumonia Aspirasi
Bronkiolitis
lobaris benda asing

Atelektasis Tuberkulosis
Tatalaksana
Prinsip terapi yang diberikan adalah: kausatif,
suportif, simtomatif dan edukasi.
 Oksigen
 Cairan intravena
 Koreksi keseimbangan asam basa,
elektrolit, gula darah
 Analgetik/ antipirektik untuk
demamnya
 Antibiotik
Komplikasi
 Empiema torasis

 Perikarditis purulenta

 Pnemothorax, atau infeksi ekstrapulmoner seperti


meningitis purulenta.

 Empiema torasis merupakan komplikasi tersering yang


terjadi pada pneumonia bakteri.

 Efusi pleura, abses paru dapat juga terjadi.


Prognosis

Secara umum, prognosisnya adalah baik


ANALISIS KASUS
Secara teori, bronkopneumonia adalah
Pada kasus ini dilaporkan anak infeksi saluran nafas bagian bawah
perempuan usia 1 tahun 11 bulan yang mengenai parenkhim paru yang
datang dengan keluhan sesak nafas biasanya dimulai di bronkiolus
disertai demam dan batuk terminalis yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen membentuk
bercak-bercak konsolidasi di lobulus
yang bersebelahan. Penyakit ini
seringnya bersifat sekunder, mengikuti
infeksi dari saluran nafas atas, demam
pada infeksi spesifik dan penyakit yang
melemahkan sistem pertahanan tubuh.
Pada bayi dan orang-orang yang
lemah, pneumonia dapat muncul
sebagai infeksi primer.
ANALISIS KASUS
Hal ini sesuai dengan teori
Dari anamnesis didapatkan keluhan bronkhopneumonia berupa:
utama sesak nafas, disertai demam Manifestasi non spesifik: Demam, Sakit
dan batuk. kepala, Irritable, Gelisah, Malaise.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Anoreksia, Keluhan gastrointestinal
suhu pasien 38,0oC dan terdapat
nafas cuping hidung (+), retraksi (+), Gejala pada saluran pernafasan bagian
perkusi sonor, vokal fremitus kedua bawah:
lapangan paru normal, rhonkhi basah Sesak nafas, Batuk, Takipnue, Pernafasan
halus (+/+), namun tidak didapatkan cuping hidung, Air hunger, Sianosis,
sianosis. Merintih

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai:


Retraksi , Perkusi redup, Fremitus melemah,
Suara pernafasan melemah, Ronkhi basah
ANALISIS KASUS

Dari hasil pemeriksaan penunjang Secara teori, hal ini sesuai karena gambaran
pada kasus ini, didapatkan Leukosit: darah menunjukkan jumlah leukosit meningkat
21,86 x109/L, (leukositosis) pada pneumonia bakteri
terjadi peningkatan leukosit. mencapai 15.000 - 40.000/mm3.
Pada pemeriksaan radiologis juga Pemeriksaan C-reactive protein (CRP), LED dan
ditemukan adanya penebalan hilus pemeriksaan fase akut lain tidak dapat
dan infiltrat peribronkial yang membedakan infeksi viral dan bakterial dan
menandakan adanya infiltrat di tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan
bagian daerah bronkus. rutin.
ANALISIS KASUS

Untuk tatalaksana pasien ini diberikan : Secara teori, terapi pada bronkopneumonia
- O2 nasal kanul 4-5L/menit yang pertama adalah kausatif. Dengan
- IVFD D5% + ¼ NS 900 cc/24 jam pemberian oksigenasi sesuai dengan kondisi
- Inj. Ampisilin 3 x 600 mg pasien, pada pasien ini diberikan O2 nasal
- Inj. Gentamicin 2 x 20 mg kanul 4-5L/menit. Kemudian diberikan cairan
- Po. paracetamol syr 4x90 cc secara intravena yaitu D5% + ¼ NS 900 cc/24
- Po. Vectrin syr 3x3 cc jam karena dalam pemeriksaan elektrolit ion
- Nebulizer ventolin 1 respule/6 jam na dan k mengalami pengurangan sedikit, dan
dipertimbangkan juga untuk memasukan
glukosa sebagai penambah kalori.
ANALISIS KASUS

Kemudian, diberikan antibiotik sesuai teori untuk penanganan


berupa Inj. Ampicillin 3x600 mg bronkopneumonia karena bakteri gram positif.
Namun tidak menutup kemungkinan juga
memakai amoksisilin 20 – 40 mg/kgbb/ hari
(3x) per oral sesuai teori yang merupakan
terapi pilihan pertama untuk
bronkopneumonia pada anak <5 tahun.
Bisa juga diberikan antibiotik ceftriaxone 50 –
80 mg/kgbb/hari (1x) per injeksi yang bersifat
broadspectrum jika belum diketahui secara
pasti bakteri apa yang menyebabkan
bronkopneumonia
ANALISIS KASUS

diberikan vectrin sebagai terapi simptomatis


Pada auskultasi pasien terdengar
untuk batuknya 3 x 3 ml untuk mengencerkan
ronkhi basah halus yang dicurigai
dahak, alasan lainnya diberikan vectrin adalah
akibat penumpukan sekret
karena pada anak pengeluaran dahak hanya
bisa dilakukan dengan muntah dan dengan
cara ditelan sehingga diperlukan obat
pengencer dahak.

Juga diberikan nebu ventolin yang berfungsi


sebagai bronkodilator (dosis tergantung pada
berapa besar filling volume dari alat
nebulisasi).
Kesimpulan
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang
biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering
terjadi pada anak-anak dan balita.

Etiologi pada neonatus dan bayi kecil meliputi streptococcus grup B dan Bakteri gram
negatif. Pada bayi yang lebih besar dan balita seringnya disebabkan oleh infeksi
Streptococcus Pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B dan Staphylococcus
auereus.
Gambaran klinis bronkopneumonia pada bayi dan anak, seperti: demam, sakit
kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal.
Gambaran gangguan respiratori: batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, penggunaan otat pernafasan tambahan, air hunger,
sianosis, merintih, ronki basah halus, mengi dan penurunan suara nafas.

Prinsip terapi yang diberikan adalah: kausatif, suportif, simtomatif dan edukasi. Dengan pemberian: Oksigen,
cairan intravena, koreksi keseimbangan asam basa, elektrolit, gula darah, analgetik/ antipirektik untuk
demamnya dan antibiotik.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai