Bronkopneumonia
Melan Justari, S.Ked
G1A217082
Pembimbing :
dr. H. Irawan Anasta Putra, Sp.A
Agama : Islam
Identitas Pasien
Anamnesis (alloanamnesis)
Keluhan Utama : sesak nafas
Keluhan tambahan : demam dan batuk
Pasien datang dengan Sebelumnya pasien sudah
keluhan sesak nafas yang mengalami demam dan batuk
semakin memberat sejak 1 sejak 3 hari SMRS, demam turun
hari SMRS. setelah diberi obat, namun
kembali naik, demam disertai
Menurut ibunya, pasien sudah menggigil dan berkeringat (-),
mengalami sesak nafas sejak
2 hari SMRS namun tidak Riwayat mual (-), muntah (-), kejang (-).
berat. Sesak nafas disertai
demam dan batuk. Sesak
Perjalanan Menurut ibunya pasien batuk
berdahak, namun dahaknya
meningkat pada malam hari (- Penyakit tidak bisa keluar. Riwayat kontak
), sesak tidak dipengaruhi oleh dengan pasien TB (-).Riwayat
cuaca, makanan, ataupun perdarahan atau bintik merah
minuman. pada kulit (-). BAB (+) normal,
mencret (-), lendir (-), darah (-).
BAK (+) normal berwarna
bening. Pasien tidak mengalami
penurunan nafsu makan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Jantung
Faring : Hiperemis (-), edema (-), Inspeksi :Iktus cordis tidak terlihat
Leher : Pembesaran KGB (-) Palpasi : Iktus cordis teraba pada
ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
Pulmo reguler, murmur (-),gallop (-)
Dyspneu ec tb paru
Diagnosa
Dyspneu ec Bronkopneumonia
Tatalaksana
Ro Thoraks AP
Cor : CTR dalam batas normal
Pulmo : Hilus menebal, adanya
infiltrat peribronkial. Sinus costofrenicus
dan diafragma baik.
Kesan : Bronkopneumonia
Prognosis
Quo ad Vitam
Dubia ad bonam
Definisi Epidemiologi
Bronkopneumonia mengacu pada
inflamasi paru yang terfokus pada Pneumonia merupakan penyakit yang
area bronkiolus dan memicu menjadi masalah di berbagai negara
produksi eksudat mukopurulen terutama di negara berkembang
yang dapat menyebabkan obstruksi termasuk Indonesia. Pneumonia
saluran respiratori berkaliber kecil menyebabkan lebih dari 5 juta
dan menyebabkan konsolidasi yang kematian per tahun pada anak balita
merata ke lobules yang berdekatan. di Negara berkembang
Etiologi pada neonatus dan bayi kecil meliputi streptococcus grup B dan
Bakteri gram negatif seperti E.coli, Pseudomonas sp, Klebsiella sp.
Pada bayi yang lebih besar dan balita seringnya disebabkan oleh infeksi
Streptococcus Pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B dan
Staphylococcus auereus.
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia bakterial
• Pneumoniaatipikal
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa
hari. Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung berat ringannya infeksi.
Pneumonia Aspirasi
Bronkiolitis
lobaris benda asing
Atelektasis Tuberkulosis
Tatalaksana
Prinsip terapi yang diberikan adalah: kausatif,
suportif, simtomatif dan edukasi.
Oksigen
Cairan intravena
Koreksi keseimbangan asam basa,
elektrolit, gula darah
Analgetik/ antipirektik untuk
demamnya
Antibiotik
Komplikasi
Empiema torasis
Perikarditis purulenta
Dari hasil pemeriksaan penunjang Secara teori, hal ini sesuai karena gambaran
pada kasus ini, didapatkan Leukosit: darah menunjukkan jumlah leukosit meningkat
21,86 x109/L, (leukositosis) pada pneumonia bakteri
terjadi peningkatan leukosit. mencapai 15.000 - 40.000/mm3.
Pada pemeriksaan radiologis juga Pemeriksaan C-reactive protein (CRP), LED dan
ditemukan adanya penebalan hilus pemeriksaan fase akut lain tidak dapat
dan infiltrat peribronkial yang membedakan infeksi viral dan bakterial dan
menandakan adanya infiltrat di tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan
bagian daerah bronkus. rutin.
ANALISIS KASUS
Untuk tatalaksana pasien ini diberikan : Secara teori, terapi pada bronkopneumonia
- O2 nasal kanul 4-5L/menit yang pertama adalah kausatif. Dengan
- IVFD D5% + ¼ NS 900 cc/24 jam pemberian oksigenasi sesuai dengan kondisi
- Inj. Ampisilin 3 x 600 mg pasien, pada pasien ini diberikan O2 nasal
- Inj. Gentamicin 2 x 20 mg kanul 4-5L/menit. Kemudian diberikan cairan
- Po. paracetamol syr 4x90 cc secara intravena yaitu D5% + ¼ NS 900 cc/24
- Po. Vectrin syr 3x3 cc jam karena dalam pemeriksaan elektrolit ion
- Nebulizer ventolin 1 respule/6 jam na dan k mengalami pengurangan sedikit, dan
dipertimbangkan juga untuk memasukan
glukosa sebagai penambah kalori.
ANALISIS KASUS
Etiologi pada neonatus dan bayi kecil meliputi streptococcus grup B dan Bakteri gram
negatif. Pada bayi yang lebih besar dan balita seringnya disebabkan oleh infeksi
Streptococcus Pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B dan Staphylococcus
auereus.
Gambaran klinis bronkopneumonia pada bayi dan anak, seperti: demam, sakit
kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal.
Gambaran gangguan respiratori: batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, penggunaan otat pernafasan tambahan, air hunger,
sianosis, merintih, ronki basah halus, mengi dan penurunan suara nafas.
Prinsip terapi yang diberikan adalah: kausatif, suportif, simtomatif dan edukasi. Dengan pemberian: Oksigen,
cairan intravena, koreksi keseimbangan asam basa, elektrolit, gula darah, analgetik/ antipirektik untuk
demamnya dan antibiotik.
Thank You