Anda di halaman 1dari 37

PEMERIKSAAN FISIK

PEMBIMBING : dr. Sondang Nora Sp.


BEDAH
B
Oleh :
Amelia Rachel Zaebrina
G1A219113
BAB I

PENDAHULU
AN
 Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.

 Teknik dasar pemeriksaan fisik terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pada umumnya, Teknik dasar ini dilakukan secara berurutan atau
sistematis.

 Dengan petunjuk yang didapat selama anamnesis dan pemeriksaan fisik,


dapat dibuat diagnosis klinis dan diagnosis deferensial. Dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti darah lengkap, foto thorax, dan usg, untuk
menegakkan diagnosis pasti dari pasien tersebut.
BAB II

TINJAUAN
PUSTAKA
A. DEFINISI

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang diaggap perlu, untuk
memperoleh data yang sistematis dan komprehensif, memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah
dan merencanakan tindakan kedokteran yang tepat bagi klien.

Pemeriksaan fisik kedokteran biasanya diklasifikasikan menurut sistem tubuh manusia yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pendekatan ini dilakukan mulai dari keadan umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan kepala hingga kaki.

B. PRINSIP UMUM

Pemeriksaan fisik harus teliti dan efisien tanpa berlebihan dan melelahkan untuk pasien. Dalam praktek bedah pemeriksaan
fisik lebih sering terfokus pada daerah anatomis (kepala dan leher, telinga, hidung dan tenggorokan, payudara, perut dan
kaki), meskipun penilaian sistem pernapasan, jantung dan ginjal sering juga diperlukan. Tanda-tanda vital tertentu seperti
suhu, tekanan darah, denyut nadi, volume nadi, dan laju pernapasan dilakukan secara rutin di semua kasus.
PASIEN BAYI DAN ANAK

Pada bayi dan anak kecil, setelah inspeksi umum dianjurkan untuk melakukan auskultasi abdomen (untuk
mendengarkan bising usus) serta auskultasi jantung (untuk mendengarkan karakteristik bunyi dan bising jantung). Hal
ini disebabkan karena apabila anak menangis, bising usus akan meningkat dan bising jantung sulit dinilai. Pemeriksaan
kepala dan leher biasanya membuat pasien bayi distress, sehingga area ini diperiksa terakhir.

PASIEN GERIATRI

Pemeriksaan fisik umum sama seperti pada pasien dewasa. Namun, perubahan posisi diusahakan sesedikit mungkin.
Ruangan harus dijaga sedikit lebih hangat, atau bila diperlukan diberi selimut tambahan. Kadang-kadang,
ketidakmampuan pasien untuk mencapai atau mempertahankan posisi optimal membuat pemeriksa harus menyesuaikan
posisinya agar dapat melakukan pengkajian secara adekuat.
PROSEDUR TINDAKAN
Keadaan Umum Tanda-tanda vital
• Observasi status umum kesehatan, tinggi
badan, struktur tubuh, dan perkembangan • TEKANAN DARAH
seksual. Perhatikan postur, aktivitas motoric,
dan gaya berjalan; berpakaian, berias, dan
kebersihan diri; serta adanya bau tubuh atau • FREKUENSI JANTUNG
napas.
• JUMLAH PERNAPASAN
• Perhatikan ekspresi wajah dan catat perilaku,
afek, serta reaksi terhadap orang lain dan
benda di lingkungannya • SUHU
.
• Dengarkan cara pasien berbicara dan
perhatikan status kewaspadaan atau tingkat
kesadaran.
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI : Pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Inspeksi umum
dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu sistem tunggal atau bagian

PALPASI : Teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba (tangan dan jari-jari) untuk mendeterminasi ciri-
ciri jaringan atau organ seperti : temperature, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban, dan penonjolan.

PERKUSI : Pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan
membantu dalam penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya, juga bertujuan untuk mengidentifikasi
batas/lokasi dan konsistensi jaringan

AUSKULTASI : Tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh
dengan menggunakan stetoskop
 Kulit, rambut, kuku
 Kepala, wajah (Mata, telinga, hidung, mulut dan faring), leher
 Payudara dan ketiak
 Dada : Jantung, paru

HEAD TO  Abdomen

TOE  Sistem vascular perifer


 Genitalia
 Rectum dan anus
 Muskuloskeletal
 Sistem neurologi
 KULIT
– Tujuan : mengetahui turgor dan tekstur kulit serta melihat
adanya lesi/bekas luka
PEMERIKSA  RAMBUT
AN KULIT, – Tujuan : mengetahu warna, tekstur rambut serta mudah
RAMBUT, rontok/tidak

KUKU  KUKU
– Tujuan : mengetahui warna dan Panjang kuku, melihat
capillary reffil time
 KEPALA
Tujuan : mengetahui bentuk kepala, melihat adanya luka dan kelainan pada kepala
Inspeksi : bentuk kepala, kesimetrisan kepala

Palpasi : adanya luka, nyeri tekan, tonjolan patologis


 MATA
Tujuan : mengetahui bentuk dan fungsi mata, melihat adanya kelainan atau peradangan
PEMERIKSA pada mata

AN KEPALA Inspeksi :
kelengkapan dan kesimetrisan kedua mata, palpebra, bulu mata, reflex kedip,
DAN WAJAH konjungtiva-skelra, pupil, kornea, gerakan bola mata

Palpasi : tekan secara ringan pada palpebra -> adakah TIO


 TELINGA
Tujuan : mengetahui keadaan telinga dan fungsi pendengaran
Inspeksi dan palpasi :
Telinnga luar : bentuk, ukuran, nyeri tekan, peradangan, penunmpukan serumen
Telinga dalam : dengan otoskop -> warna, bentuk, perdarahan/perforasi
 HIDUNG
Tujuan : mengetahui bentuk dan fungsi hidung serta adanya
inflamasi/sinusitis
Inspeksi-palpasi : bentuk tulang dan posisi septum nasi, pembengkakan,
perdarahan, nyeri tekan
 MULUT DAN FARING
Tujuan : mengetahui bentuk, kelainan serta kebersihan mulut
PEMERIKSA Inspeksi : bentuk bibir, jumlah gigi, kesimetrisan uvula, pembesaran tonsil

AN KEPALA Palpasi : adanya masa, pembengkakan, nyeri daerah pipi

DAN WAJAH
 Inspeksi : kesimetrisan, pembengkakan,
pulsasi, sinus/fistula, keterbatasan gerak
PEMERIKSA  PALPASI : m.sternocleidomastoideus,

AN LEHER os. Hyoid, cartilage thyroid, a.carotis dan


a.subclavia
 INSPEKSI :
Payudara :ukuran, kesimetrisan, perubahan warna kulir, ulserasi,
retraksi kulit (dimpling), edema, Peau d’ orang, deformitas, retraksi
papilla mamae, nipple discharge
Aksila : pembengkakakn, tanda infeksi

PEMERIKSA
AN
PAYUDARA
dan AKSILA
PEMERIKSA
AN
PAYUDARA
DAN AKSILA  PALPASI
Adakah secret dari putting, adakah nyri tekan, dan kekenyalan.
Nodulus. Lakukan palpasi dengan cermat untuk menemukan setiap benjolan
atau massa yang secara kualitatif berbeda dengan jaringan payudara tersebut
Nilai nodulus : lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, deliminasi, nyeri tekan,
mobilitas
 INSPEKSI : gerakan dinding dada, bentuk dada, kesimetrisan,
keadaan kulit,
 PALPASI : ekspansi paru, fremitus taktil (anterio-posterior)
 PERKUSI : Normal bila sonor seluruh lapang paru, bila ada
edema paru atau efusi pleura akan redup/hipersonor
 AUSKULTASI : suaraa napas, suara napas tambahan (rhonki,

PEMERIKSA wheezing)

AN THORAX
 INSPEKSI : ictus cordis
 PALPASI : pulsasi ictus cordis
 PERKUSI : menilai batas jantung
 AUSKULTASI : BJ I, BJ II

PEMERIKSAAN JVP
Pasien dalam keadaan rileks
PEMERIKSA Tinggikan kepala 30 derajat

AN JANTUNG Temukan vena jugularis interna


Cari pulssi vena jugularis interna pada incisura
sternal atau di posterior m.sternocleidomastoid
Kenali titik pulsasi tertinggi dan
ukur dengan penggaris
NORMAL < 8 cmH2O
PEMERIKSA
AN  INSPEKSI : kulit, umbilicus, bentuk abdomen, adanya gelombang

ABDOMEN peristaltic(obstruksi), pulsasi aorta abdominalis, striae abdominal, scar,


distensi abdomen (ileus paralic/obstruksi), pelebaran vena (penyakit
liver), Cullen’s sign dan grey turner’s sign (tanda pankreatitis)
 AUSKULTASI : frekuensi dan karakter bising usus, bruits pada pasien
hipertensi
PEMERIKSA  PALPASI : ringan (nyeri tekan, resistensi otot, massa superfisial), dalam
(menentukan batas massa abdominal)
AN  PERKUSI : hepar, lien, identifikasi cairan asites, benda padat, massa yang
ABDOMEN terisi cairan atau udara bebas di abdomen
A
PEND
TI
S

Mc.Burney

 Mc. Burney’s sign


 Rebound tenderness
 Rovsing’s sign
 Psoas sign
 Obturator sign Rebound tenderness Rovsing sign

Obturator sign
Psoas sign
ASITES

 Tes pekak alih


 Tes undulasi
SKOR PENILAIAN

a. radialis a. brakhialis a. femoralis

PEMERIKSAAN
SISTEM
VASKULAR a. poplitea
PERIFER a. Dorsalis pedis
a. Tibialis posterior

TES ALLEN
 PRIA
Inspeksi : penyebaran dan kebersihan rambut pubis, , penis
(lesi, parut, ekskoriasi, infeksi, pembengkakan, sinus/fistula,
discharge), bentuk dan ukuran skrotum, hernia, lubang
uretra
Palpasi : penis (nyeri, benjolan, cairan yang keluar),
PEMERIKSA skrotum dan testis (benjolan, nyeri, ukuran)

AN  WANITA

GENITALIA Inspeksi : kuantitas dan penyebaran pubis, lesi eritema,


keputihan/kandidiasis
Palpasi : labia mayora (benjolan, nyeri), tarik lembut labia
mayora untuk melihat klitoris, selaput dara, orificium,
perineum
PEMERIKSA  Dapat dilakukan dengan 3 posisi : sims/knee chest, lithotomi

N RECTUM-  Inspeksi : jaringan perianal dan sakrokoksigeal


(benjolan/massa, lesi, inflamasi, ruam, ekskoriasi, ulkus,
ANUS fistula)
 Oleskan pelumas ke handscoeen lalu masukkan jari secara perlahan
ke rectum
 Tonus sfingter ani : menjepit kuat/tidak
 Mukosa recti : nyeri tekan, nodul/benjolan, indurasi
 Ampula : kolaps/tidak
 Kelenjar prostat
RECTAL  Handscooen : feses, darah, lendir
TOUCHER
 LOOK (inspeksi) : warna dan tektur kulit,
pembengkakakn, deformitas
 FEEL (palpasi) : suhu kulit, nadi teraba/tidak, nyeri
tekan, pengukuran panjang anggota gerak, deformitas

PEMERIKSAAN  MOVE (gerakkan) -> ROM aktif, dan pasif, stabilitas


sendi, kekuatan otot
MUSKULOSKEL  LISTEN : dilakukan bila ada krepitasi (pada ftraktur)
ETAL  Pemeriksaan neurologia : bila ada tanda-tanda
kelemahan otot, inkoordinasi, perubahan sensibilitas ->
fungsi motoric (tonus otot, kekuatan reflex), sensorik
(sensasi raba dan tekanan )
 SENDI BAHU : abduksi, adduksi, rotasi, forward flexion, backward extension
 SENDI SIKU : fleksi, ekstensi, rotasi
 SENDI PERGELANGAN TANGAN : radiocarpal (fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi), radioulnar inferior (supinasi, pronasi)

PEMERIKSAAN
MUSKULOSKEL
ETAL
 PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG
Vertebrae Cervicales : gerakan pada leher meliputi rotasi,
fleksi, ekstensi, serta fleksi lateral kanan-kiri
Vertebrae Thorakales dan Lumbales : rotasi, fleksi lateral,
fleksi, ekstensi

PEMERIKSAAN
MUSKULOSKEL
ETAL
 SENDI PANGGUL : fleksi,
PEMERIKSAAN ekstensi, abduiksi, adduksi, rotasi
eksterna, rotasi interna
MUSKULOSKEL
ETAL
 SENDI LUTUT : fleksi, ekstensi
Pemeriksaan ligamentum medial dan lateral
Pemeriksaan ligamentum krusiatum anterior dan posterior :
drawer test, Lachman test, Mc. Muray test

PEMERIKSAAN
MUSKULOSKEL
ETAL
 SENDI PERGELANGAN KAKI : plantarflexi, dorso flexi,
inversi, eversi

PEMERIKSAAN
MUSKULOSKEL
ETAL
 PEMERIKSAAN CARA BERJALAN
1. Antalgic gait : Cara berjalan ini berhubungan dengan nyeri pada tungkai
atau kaki. Pasien akan berjalan dengan menumpu berat yang minimum
pada sisi yang sakit dengan menampung berat yang berlebih pada sisi yang
normal. Pasien menyeringai saat berat badan ditumpukan pada sisi yang
sakit.
2. Short-leg gait : Pada cara berjalan ini pasien akan condong pada kaki
PEMERIKSAAN yang pendek pada saat menumpu berat badan pada kaki yang terdapat
kelainan.
MUSKULOSKEL 3. Paralytic gait :
ETAL Spastic gait : pada kondisi cerebral palsy, stroke, tumor otak, fraktur
tengkorak atau infeksi pada otak, vertebra servikalis atau torakalis. Factor
yang paling sering adalah trauma upper motor neuron (UMN), pasien sering
berjalan dengan fleksi panggul, lutut dan pergelangan kaki
Flaccid gait : terdapat beberapa derajat kelemahan antara sendi dan otot.
Tidak seperti spastic gait dimana seluruh dari satu atau kedua anggota gerak
bawah bisa cendrung paralisis secara merata.
4. Trendelenburg gait : Jika panggul nyeri, lemah, dislokasi
atau fraktur, stabilitasnya akan terganggu, akibatnya panggul
akan miring ke bawah ke arah sisi yang berlawanan dari
pada miring ke atas saat berjalan, karena penyangga dari
sendi yang mengalami kelainan atau tonus otot diatas sendi
tidak kuat untuk menstabilisasikan berat tubuh melalui sendi
PEMERIKSAAN panggul

MUSKULOSKEL 5. Stiff leg gait : Cara berjalan kaki kaku ini terjadi apabila

ETAL panggul atau lutut telah arthrodesed atau tidak bisa


dibengkokkan karena nyeri, gerakan terbatas atau
pemasangan bidai. Seluruh tungkai diayunkan kedepan
menyentuh lantai untuk mengkompensasi panggul atau lutut
yang tidak dibengkokan
 PENGUKURAN PANJANG EKSTREMITAS
1. EKSTREMITAS BAWAH
True length : SIAS – malleolus medialis
Apparent length : umbilicus – malleolus medialis
PEMERIKSAAN Anatomical length : trochanter mayor – condyles lateralis

MUSKULOSKEL femur
2. EKTREMITAS ATAS
ETAL Seluruh lengan : acromion – proc. Styloideus radii
Lengan atas : acromion – epicondylus lateralis humeri
Lengan bawah : epicondylus lateralis humeri – proc.
Styloideus radii
PEMERIKSA  Pengkajian 12 saraf kraniales

AN  Pengkajian sensoris (beri rangsangan nyeri, suhu, vibrasi,


posisi, stereognosis)
NEUROLOGI  Pengkajian reflex ( bisep, trisep, patella, achilles,plantar)
S
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai