Anda di halaman 1dari 74

Cased Based Discussion

SEORANG ANAK LAKI-LAKI


USIA 9 BULAN DENGAN
BRONKOPNEUMONIA

Pembimbing:
dr. Saiful Mujab, Sp.A

Shabrina Evan Setianti


30101307076
IDENTITAS

Penderita Orang Tua

 Nama penderita : An. NA Nama ayah : Tn. S


 Umur : 9 Bulan  Umur : 32 th
 Jenis kelamin : Laki-laki  Pekerjaan : Nelayan
 Alamat : Demak
 Nama ibu : Ny.S
 Umur : 21 th
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Keluhan utama

Sesak Nafas
ANAMNESIS
3 hari SMRS (2 November 2018)
• Sesak Nafas
• Demam
• Batuk
• pilek

Saat masuk RSUD Demak


(5 November 2018)
• Suara nafas ngrok-
ngrok
• Sesak napas (+)
1 minggu SMRS (25 November 2018)
• Batuk ngekel (+)
• Sesak Nafas
Alloanamnesis • Dahak (+)
• Demam
dengan ibu • Pilek (+)
• Batuk
pasien + CM • Demam (+)
• pilek
Periksa ke bidan, gejala membaik
Riwayat Penyakit Dahulu
Asfiksia

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Status Sosial dan Ekonomi
Pasien berobat menggunakan JAMKESDA
Kesan ekonomi : cukup
Riwayat Perinatal

G1P0A0, usia kehamilan 36 minggu

ANC rutin dan teratur di bidan 1-2x tiap bulan

Riwayat penyakit selama hamil (-)

Riwayat perdarahan saat kehamilan disangkal

Lahir spontan, tidak langsung menangis keras,


BBL 2200 gr, PB 44 cm,LD,PB lupa
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK

Pertumbuhan Perkembangan

BBL : 2200 gr • Motorik kasar :


• Motorik halus :
BBS : 7,4 Kg • Komunikasi/berbicara :
PBL : 44 cm • Sosial dan kemandirian :

PBS : 68 cm

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia


RIWAYAT MAKAN DAN MINUM

0 – sekarang (9
bulan)
ASI dengan
makanan
pendamping
RIWAYAT IMUNISASI

BCG : 3 bulan (tidak imunisasi)


DPT : 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan (tidak imunisasi)
Polio : 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan (tidak imunisasi)
Hepatitis B : Lahir, 1 bulan,
Campak : - (belum imunisasi)
Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap
Riwayat Sosial Ekonomi

IRT Nelayan

Penderita tinggal serumah


bersama kedua orang tua.
JAMKESDA
KESAN EKONOMI : cukup
STATUS GIZI

USIA :9 bulan
BB : 7,4 kg
PB : 68 cm
LK : 45 cm
BB : 7,5 PB : 68

Kesan : norma lweight


Kesan : Perawakan Normal
Kesan : Status Gizi Baik
Kesan : mesocephale (>0 <1)
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital
• Nadi : 130 x/menit,
reguler, isi tegangan
cukup
Kesan Umum: • Suhu : 36,6 0C
Sadar,
Cukup aktif, • Pernapasan: 50
Lemah, Sesak (+) min x/menit
Pemeriksaan Fisik

Tanggal 6 November 2018 jam 14.00 WIB di ruang Dahlia

Status Present
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 9 bulan
Berat Badan : 7,4 kg
Panjang Badan : 68 cm
Lingkar kepala : 45cm

•Kesan Umum : Compos mentis dan kurang aktif


•Tanda Vital
Nadi : 130 x/menit, irama regular, tegangan cukup
Suhu : 36,6 ºC (aksilla)
Pernapasan : 50 x/menit, reguler dan kedalam cukup
Mesosefal, Oedem Discharge Epistaksis bibir kering
UUB Palpebra (-/-) ( -), (-), Nafas (-), lidah
cekung (-), Konjungtiva Normotia Cuping kotor (-),
rambut Anemis (-/-) (+/+) Hidung ( lidah tremor
hitam (+) Sklera Ikterik (- -/-),
/-) mata Secret(+) (-),
cowong (-/-) pernapasan
mulut (-)
Stomatitis(-)
Gusi Berdarah Hiperpigmentasi (-) pembesaran Bentuk dada
(-), Bibir Kering KGB (-), normal,
(-), Bibir Pucat Hipopigmentasi (-),
sianosis (-) trachea simetris,
(-),
terdorong (-) retraksi
intercosta(+)
Inspeksi :
Simetris statis Palpasi :
dinamis Stem fremitus
Retreaksi kanan = kiri
Intercosta (+)

Paru
Auskultasi :
Perkusi : SD vesikuler (+/+)
Rhonki basah
Sonor halus nyaring (+/+)
Wheezing (-/-)
Palpasi :
Inspeksi :
Batas jantung
IC tak tampak
sulit dinilai

Auskultasi :
Jantung Perkusi : Suara jantung
Tidak I-II reguler,
dilakukan bising (-),
gallop (-)
Auskultasi :
Inspeksi :
Abdomen Bising usus
Datar
(+) normal

Palpasi : Supel (+),


nyeri tekan (-)
Perkusi : Hepar tidak teraba,
Timpani Lien tidak teraba
ANGGOTA GERAK

Superior Inferior
• Edema -/- -/-
• Akral dingin -/- -/-
• Pelebaran Vena -/- -/-
• Ptekie -/- -/-
• Capp. Refill < 2” < 2”
• Sianosis -/- -/-

Kesan: Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
( LAB DARAH)
Darah Rutin ( 5 November 2019)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Kesan

Hemoglobin 9,2 gr/dl 11 gr/dl Hemoglobinemia

Hematokrit 29,7 % 33-42 % Hemodilusi

Leukosit 19,3 6000 - 17.500/ul Leukositosis

Trombosit 447.000 150.000 - 450.000/ul Normal


X foto thorax AP-Lateral

Cor : ukuran, bentuk


dan letak normal
Pulmo : corakan
vaskuler meningkat,
tampak bercak pada
perihieir parkardial
kanan kiri
Kesan : Gambaran
Bronkopneumonia
Rumusan masalah

MASALAH MASALAH
AKTIF PASIF
 Sesak  anak rewel
 Batuk
 Pilek
 Rhonki +/+
Diagnosis Kerja
Diagnosis utama : Brounkopneumonia
Diagnosis komorbid :-
Diagnosis komplikasi :-
Diagnosis gizi : gizi Baik
Diagnosis sosial ekonomi : cukup
Diagnosis Imunisasi : imunisasi dasar belum
lengkap
Diagnosis Pertumbuhan : pertumbuhan normal
(N)
Diagnosis Perkembangan :
• Personal sosial : sesuai usia
• Motorik Halus : sesuai usia
• Bahasa : sesuai usia
• Motorik kasar : sesuai usia
Mx :
Monitoring suhu,
frekuensi jantung,
frekuensi pernapasan, Tx :
dan O2 Nasal 2 liter per
menit
Monitoring sesak nafas
bertambah atau tidak. Inf. D5 ¼ 7 tpm
- DxS : - Inj. Ceftriaxon 500
Tanda-tanda gagal mg setiap 12 jam
- DxO : nafas
Inj. Dexametason 1,5
X foto Thorak mg setiap 4 jam
Inj Paracetamol 90
mg
Nebulizer ventolin ½

Initial respirasi/9 jam


Nebulizer Pulmicort
½ respiratori/9 jam

Plan
PROGNOSA

Quo ad sanam
• Dubia ad • Dubia ad
bonam • Dubia ad bonam
bonam
Quo ad
Quo ad vitam
fungsional
EDUKASI
1. Jika anak demam, segera beri obat penurun panas dan
kompres, jika demam tidak turun segera bawa anak ke
pelayanan kesehatan terdekat.
2. Jika anak mengalami sesak napas segera dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Hati-hati dalam memberikan makanan dan minuman kepada
anak. Jangan terburu-buru, jangan sambil berbaring untuk
menghindari agar tidak tersedak.
4. Hindarkan anak dari orang yang sedang batuk dan juga
perokok
TERIMAKASIH
BRONKOPNEUMONIA

peradangan parenkim paru distal dari


bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli
ETIOLOGI

Sebagian besar mikroorganisme


(virus/bakteri) dan sebagian kecil
oleh hal lain (aspirasi)
Penyebab Pneumonia
Bakteri merupakan penyebab
umum, diantaranya:
Streptococcus pneumoniae :
Pneumonia Pneumokokus

Streptococcus pyogenes
Legionella pneumophila :
Pneumonia Legionela
Penyebab Pneumonia…
Haemophilus influenza : Pneumonia Haemophilus influenzae
Penyebab Pneumonia…
Staphylococcus aureus : Pneumonia Stafilokokus
Streptococcus pyogenes (Streptococcus group A) : Pneumonia Streptokokus grup A

Streptococcus pyogenes
FAKTOR RISIKO

• Pneumoni yang terjadi pada masa


bayi
• BBLR
• Tidak mendapat imunisasi
• Tidak mendapat ASI yg adekuat
• Tingginya pajanan terhadap polusi
udara
USIA ETIOLOGI TERSERING ETIOLOGI JARANG
Lahir – Bakteri Bakteri
20 hari E. Coli Bakteri anaerob
Streptococcus group B Streptococcus group D
Listeria monocytogenes Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Virus
Virus sitomegalo
Virus Herpes simpleks
3 minggu Bakteri Bakteri
– 3 bulan Chlamydia trachomatis Bordetella pertusis
Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
Moraxella catharalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus Virus
Virus Adeno Virus sitomegalo
Virus Influenza
Virus Parainfluenza 1,2,3
Virus Rino
Respiratory Syncytial virus
USIA ETIOLOGI TERSERING ETIOLOGI JARANG
4 bulan – Bakteri Bakteri
5 tahun Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B
Mycoplasma pneumoniae Neisseria meningitidis
Streptococcus pneumoniae

Virus Virus
Virus Adeno Virus Varisela-Zoster
Virus Influenza
Virus Parainfluenza 1,2,3
Virus Rino
Respiratory Syncytial
5 tahun – Bakteri Bakteri
remaja Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
Mycoplasma pneumoniae Legionella sp
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus

Virus
Virus Adeno
Virus Epstein-Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza 1,2,3
Virus Rino
Respiratory Syncytial virus
Virus Varisela-Zoster
PATOGENESIS

Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui jalan nafas


secara percikan (droplet), proses radang pneumonia dapat
dibagi atas 4 stadium, yaitu :

2. Stadium hepatisasi merah


1. Stadium kongesti (4-12 (48 jam berikutnya)
jam pertama) • Lobus & lobulus yg terkena
• Kapiler melebar & menjadi padat & tidak
kongesti mengandung udara 
• Di dalam alveolus warna menjadi merah.
terdapat eksudat jernih, • Dalam alveolus didapatkan
bakteri dalam jumlah fibrin, leukosit netrofil,
>>>, beberapa neutrofil eksudat & >>> eritrosit &
& makrofag. kuman.
• Stadium ini berlangsung
sangat pendek.
4. Stadium resolusi (8-11 hari)
3. Stadium hepatisasi • Eksudat <<<.
• Dalam alveolus makrofag
kelabu (3-8 hari)
bertambah & leukosit
• Lobus masih tetap padat
mengalami nekrosis &
& warna merah menjadi
degenerasi lemak.
pucat kelabu.
• Fibrin diresorbsi &
• Permukaan pleura suram menghilang.
karena diliputi oleh • Secara patologi anatomis
fibrin. bronkopneumonia berbeda
• Alveolus terisi fibrin & dari pneumonia lobaris
leukosit, tempat terjadi dalam hal lokalisasi sebagai
fagositosis bercak – bercak dengan
pneumokokus. Kapiler distribusi yang tidak teratur.
tidak lagi kongestif. • Dengan pengobatan AB
urutan stadium khas ini tidak
terlihat.
Frekuensi pernapasan (hitung
napas selama 1 menit ketika anak
tenang). Napas cepat :
Umur < 2 bulan : > 60 kali/menit
Umur 2-11 bulan : > 50 kali/menit
Umur 1-5 tahun : > 40 kali/menit
Umur > 5 tahun : > 30 kali/menit
Diagnosis ( Klinis ) Klasifikasi (MTBS)

Pneumonia berat ( Rawat jalan ): Penyakit sangat berat ( Pneumonia

 Tanpa gejala hipoksemia Berat )

 Dengan gejala hipoksemia

 Dengan komplikasi

Pneumonia ringan ( rawat jalan ) Pneumonia

Infeksi respiratorik akut atas Batuk : bukan pneumonia


BAYI & ANAK USIA 2 BLN – 5 TH
Pneumonia berat
• Bila ada sesak
• Harus dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia
• Bila tidak ada sesak
• Ada nafas cepat dengan laju nafas:
• > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
• > 40x/menit untuk anak > 1 – 5 tahun
• Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan Pneumonia
• Bila tidak ada napas cepat dan sesak nafas
• Tidak perlu rawat inap dan antibiotik. Hanya diberi obat simptomatis,
seperti penurun panas
BAYI & ANAK USIA KURANG 2 BLN

Pneumonia
• Bila ada nafas cepat(>60x/menit) atau sesak nafas (Retraksi)
• Harus dirawat dan diberikan antibiotik oral

Bukan Pneumonia
• Tidak ada napas cepat dan sesak nafas
• Tidak perlu rawat inap, cukup obat simptomatis, seperti penurun panas
GEJALA KLINIS

Bayi s.d usia 1 tahun

Merintih lebih jarang, namun


Neonatus takipnea & retraksi sering
muncul, mungkin diikuti
Jarang menimbulkan batuk dengan batuk persisten,
Biasanya gejala yg muncul : sumbatan, demam,
apnea, takipnea, sianosis, iritabilitas, nafsu makan ,
retraksi, muntah, letargi, tdk demam menggigil serta gejala
mau minum & merintih. gastrointestinal seperti
muntah & diare
GEJALA KLINIS

Balita Usia pra Sekolah Anak & Remaja

• Gejala yang sering • Yang sering muncul adalah


muncul adalah demam & demam, batuk, sumbatan,
batuk, baik produktif nyeri dada, dehidrasi &
ataupun nonproduktif, letargi.
takipnea, & sumbatan. • Gejala ekstrapulmonal :
• Terdapat juga muntah nyeri perut& muntah pada
setelah batuk. penderita pneumonia paru
lobus inferior, nuchal
rigidity pada penderita
pneumonia paru kanan
lobus superior.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen
thorax
Pemeriksaan
Uji mikrobiologis
serologis
CRP (C-
Reaktive
Protein)
Darah
perifer
lengkap
DIAGNOSIS

TANDA BAHAYA GEJALA KLINIS


Nafas cepat  dihitung dari
• Anak usia 2 bulan – 5 tahun  tidak
dapat minum, kejang, kesadaran frekuensi napas 1 menit
menurun, stridor dan gizi buruk Sesak nafas  lihat retraksi
• Anak usia < 2 bulan  malas minum, epigastrium
kejang, kesadaran menurun, stridor,
mengi, dan demam/badan terasa dingin
KLASIFIKASI
A. Berdasarkan klinis dan
epidemiologi
• Pneumonia komuniti (Community-
acquired pneumonia= CAP)
• Penumonia nosokomial (Hospital-
acquired Pneumonia= HAP)
• Pneumonia pada penderita
immunocompromised Host
• Pneumonia aspirasi
KLASIFIKASI

B. Berdasarkan lokasi infeksi


• Pneumonia lobaris
• Bronko pneumonia
(Pneumonia lobularis)
• Pneumonia interstisial
Gambaran Radiologis
1.Pneumonia Lobaris
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi
pada satu segmen/lobus (lobus kanan bawah PA maupun
lateral)) atau bercak yang mengikutsertakan alveoli yang
tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukan pada
pneumonia jenis ini.
Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran
hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Pada
gambar ini
tampak
konsolidasi
tidak
homogen di
lobus atas
kiri dan
lobus bawah
kiri.
Tampak gambaran
opak/hiperdens pada
lobus tengah kanan,
namun tidak
menjalar sampai
perifer.
3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang tidak
merata.
PENATALAKSANAAN

Dasar tatalaksana adalah pengobatan kausal dg AB yg sesuai.


Pengobatan suportif : pemberian cairan intravena, Tx O2 &
koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam-basa,
elektrolit & gula darah.
Untuk nyeri & demam  analgetik/antipiretik.
Penyakit penyerta harus ditanggulangi dg adekuat, komplikasi
yg mungkin terjadi harus dipantau & diatasi.
PEMBERIAN ANTIBIOTIK SESUAI UMUR
USIA < 3 BULAN :
* Penisilin (ampisilin 50-100 mg/kgBB/hari, i.m/i.v, terbagi dalam 4
dosis) +
* Aminoglikosida (gentamisin 5-7 mg/kgBB/hari, i.m/i.v , terbagi
dalam 2 dosis)

USIA > 3 BULAN :


• Ampisilin + Kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari i.v terbagi dalam
3-4 dosis) merupakan obat pilihan utama.
• Bila keadaan pasien berat / terdapat empiema, AB pilihangol.
sefalosporin. Antibiotic parenteral diberikan sampai 48-72 jam
setelah panas turun, dilanjutkan dengan pemberian per oral
selama 7-10 hari.
Lanjutan…..

• Bila  pneumonisnya adala S.Aureus, kloksasilin 50


mg/kgbb/hari i.v terbagi dalam 4 dosis dapat segera di berikan.
•Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan cefazolin,
klindamicin / vancomycin. Lama pengobatan utk stafilokok 3-4
mgg.
• Dilakukan tx bedah bila ditemukan komplikasi pneumothoraks /
pneumomediastinum. Pemberiaan terapi suportif dapat
berupa pemberian O2 sesuai derajat sesaknya. Tunda
pemberian nutrisi secara oral bila anak masih sesak & mulai dg
nutrisi parenteral. Bila terjadi atelektasis diperlukan rujukkan ke
RM.
KOMPLIKASI
• Hasil dari gabungan infeksi & respon
Gagal inflamasi dalam paru-paru diisi cairan
sangat kental  kesulitan penyaringan
nafas udara ( cairan alveoli) kompensasi
hiperventilas  ARDS

• Mikroorganisme masuk ke aliran darah &

Sepsis respon sistem imun melalui sekresi sitokin.


• Sepsis seringkali terjadi pada pneumonia karena
bakteri; streptoccocus pneumonia

Effusi • Epiema atau abses


pleura
PROGNOSA
Sebelum era AB,mortalitas pada
bayi & anak kecil mencapai 20-
50%, pada anak yg lebih tua 3-
5%.

Dengan penggunaan AB yang tepat &


cukup, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1 %.

Anak dalam keadaan malnutrisi energi


protein & yang datang terlambat
menunjukkan mortalitas yang lebih
tinggi

Anda mungkin juga menyukai