Anda di halaman 1dari 25

KEJANG DEMAM SIMPLEKS

Disusun Oleh:
Monica Widya Pasaribu
112021119

Pembimbing :
dr. H. Arief Budiman, SP. A, MKes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
PERIODE 7 Februari – 16 April 2022
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. KA ANAMNESIS

Jenis Kelamin : Laki-laki


Umur : 6 bulan
Riwayat Penyakit Sekarang
Agama : Islam
Keluhan Utama : Kejang
Masuk RSUD : 12 Februari
2022, pukul 10.20 WIB
Ruang Perawatan : Melon

No. CM : 2603xx
Onset dan kronologis : Pasien datang dengan keluhan kejang 30 menit SMRS . Kejang muncul secara tiba-tiba dan
berlangsung sekitar 2 menit. Kejang dikatakan berupa kaku tangan dan kaki kanan dan kiri, disertai dengan mata mendelik ke atas
dan tidak disertai dengan penurunan kesadaran. Dikatakan bahwa kejang terjadi pertama kali dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Cengkareng. Setelah kejang, pasien tampak lemas dan tidak menangis. Dua hari sebelum kejang, pasien mengalami demam terus-
menerus, saat itu demam tidak diukur oleh ibunya dirumah. Pasien sempat dibawa ke klinik diberi sanmol sirup 1 sendok takar,
suhu turun sebentar, namun beberapa jam kemudian demam kembali naik.

Ibu pasien mengeluhkan bahwa anaknya tampak lebih rewel dan gelisah, juga lebih kuat menghisap ketika menyusu, serta
batuk tidak berdahak tanpa pilek, muntah 10 kali berupa susu dan juga BAB cair 10 kali dirumah tanpa ampas,Bak dalam batas

normal, lendir ataupun darah serta berbau seperti biasa, Riwayat kejang pada keluarga disangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat kejang disertai demam sebelumnya disangkal.  Keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

- Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya disangkal.  Riwayat keluarga dengan kejang berulang disangkal
 Riwayat penyakit tumor pada keluarga disangkal
- Riwayat trauma kepala sebelumnya disangkal
-  Riwayat alergi disangkal
Riwayat alergi disangkal
- Riwayat DM disangkal  Riwayat DM disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal  Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi: Ayah pasien bekerja sebagai buruh, ibu pasien merupakan pedagang. Pembiayaan
menggunakan BPJS.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

 ANC rutin (+8 kali) tanpa keluhan Riwayat Imunisasi dan Perkembangan Anak:
 penyakit kehamilan : tidak ada • Hept B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus dan

 Tempat kelahiran : klinik bersalin Influenza.

 Penolong persalinan : bidan • perkembangan anak tampak baik, seperti


 Cara persalinan : spontan anak-anak seusianya
 Masa gestasi : NCB • Nutrisi : ASI eksklusif
 Riwayat bayi • Riwayat Tumbuh Kembang
Menegakkan Kepala : 3 bulan
o BBL : 3200gr Membalik Badan : 4 bulan
o PBL : 49cm Duduk : 6 bulan

o Kelainan Bawaan : tidak ada


PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : normocephal, UUB Cekung
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.
Keadaan umum : TSS
Mata : Conjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera tidak ikterik,
Kesadaran : Compos mentis
pupil isokor  3 mm, reflek cahaya (+/+)
Tanda Vital
(normal).
 Denyut nadi : 197x/menit, reguler, kuat.
Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), discharge (-/-)
 Laju pernafasan : 60x/menit
Hidung : Nafas cuping (-), krusta perdarahan (-)
 SPO2 : 98%
Mulut : Lipatan nasolabial simetris (+), kering (-), sianosis (-), pucat (-),
 Suhu : 39C (aksilla)
lidah kotor (-),gusi berdarah (-)
 Berat badan : 7.5kg, BBS : 6.7kg
Tenggorok : Tonsil T1-T1, kripte melebar (-), detritus (-)
 Tinggi badan : 75 cm
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-)
Auskultasi Dada
Inspeksi : Simetris, tak ada bagian yang tertinggal saat
bernafas, retraksi (-)
ronkhi ronkhi ronkhi
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru.
Paru depan Paru belakang
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Ekstremitas
Perkusi : Batas kiri : sulit dinilai
superior inferior
Batas atas : sulit dinilai
Sianosis -/- -/-
Batas kanan: sulit dinilai
Akral dingin +/+ +/+
Auskultasi : Suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-),
Edema -/- -/-
bising (-)
Abdomen Capillary refill <2” <2”

Inspeksi : datar, venektasi (-) Reflek fisiologis +N/+N +N/+N


Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kembali cepat, hepar/lien Reflek patologis - / - -/-
tidak teraba, turgor baik. Tonus N/N N/N
Perkusi : tympani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-) Klonus -/- -/-
Auskultasi : bising usus (+) normal.

Tanda rangsang meningeal :  STATUS ANTROPOMETRI

- Kaku kuduk (-) - Brudzinsky II (-) Laki-laki

- Brudzinsky I (-) - Kernieg sign (-) BB = 6.7 kg

TB = 75 cm

BMI = 6.7/(0,75 x 0,75)

= 11.91 kg/m2
PEMERIKSAAN PENUNJANG RSUD CENGKARENG
15 Febaruari 2022, pukul 10.50 WIB
1212 Februari
Februari 2022,
2022, pukul
pukul 11.35
11.35 WIB
WIB 13 Februari 2022, pukul 06.28 WIB Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan HEMATOLOGI    
Nama Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI     Hemoglobin 9.7 10.1 – 12.9 gr/dl
Hemoglobin 11,7 10.1 – 12.9 gr/dl FAECES LENGKAP  
Hematokrit 27 32-44 x 103/uL
Hematokrit 37 32-44 x 103/uL Warna Kuning kehijauan
Leukosit 26.1 6.0-17.5 x 103/uL Leukosit 10.6 6.0-17.5 x 103/uL
Konsistensi Lunak
Trombosit 909 217-497 Trombosit 485 217-497 %
Gluco strep 79  
Lendir +
ELEKTROLIT     Pus Negatif
12 Febaruari 2022, pukul 10.50 WIB
Na 145 136-146 Darah Negatif
K 4.4 3.5-5.0
Amuba Negatif
Cl 125 98-106
GAS DARAH     lemak +
pH 7.23 7.35-7.45 Amylum +
PCO2 14 35-48
Sisa makanan +
PO2 158 83-108
HCO3 6 21-28 Leukosit 2-4/LPB
SWAB PCR     Eritrosit Negatif
NAAT SARS-CoV-2 PCR Negatif Negatif
Jamur Negatif
Darah samar Negatif
Parasite/telur cacing Negatif
DIAGNOSIS
1. Kejang Demam Simpleks
2. Broncopneumonia
3. Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan-sedang
FOLLOW UP
Tanggal S O A P

13-2-2022 Pasien demam KU = TSS, CM • Obserasi kejang • Kaen 3B 450cc/h


berkurang(-), kejang HR =105x/menit demam simpleks • Zinc 10mg/24 jam
(-), batuk (+), pilek T =380C • Bronkopneumonia peroral
(-), muntah (-), BAB RR=38x/menit • Gastroenteritis • Ceftriaxone 2x350mg
cair (-). Mata: CA -/-, reflex cahaya +/+, pupil isokhor dengan dehidrasi (D1)
Mulut: tonsil hiperemis, sianosis - ringan-sedang • Gentamicin 1x30
Thorax: BJ I-II murni, regular, murmur -, gallop – • Pct 3x60mg
Abdomen: nyeri tekan -, bising usus + meningkat, supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik

14-2-2022 Pasien demam KU = Compos mentis • Obserasi kejang • Kaen 3B 450cc/h


berkurang (-), HR =107x/menit demam simpleks • Zinc 10mg/24 jam
kejang (-), batuk T =36,70C • Bronkopneumonia peroral
berkurang (-), pilek RR=28x/menit • Gastroenteritis • Ceftriaxone 2x350mg
(-), muntah (-), BAB Mata: CA -/-, reflex cahaya +/+, pupil isokhor dengan dehidrasi (D2)
cair (-). Mulut: tonsil hiperemis, sianosis - ringan-sedang • Gentamicin 1x30
Thorax: BJ I-II murni, regular, murmur -, gallop – • Pct 3x60mg
Abdomen: nyeri tekan -, bising usus + meningkat, supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba. • Rencana pulang

Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik

15-2-2022 pasien membaik KU = Compos mentis • Obserasi kejang • Kaen 3B 450cc/h


dapat pulang HR =104x/menit demam simpleks • Zinc 10mg/24 jam
T =36,50C • Bronkopneumonia peroral
RR=31x/menit • Gastroenteritis • Ceftriaxone 2x350mg
Mata: CA -/-, reflex cahaya +/+, pupil isokhor dengan dehidrasi (D3)
Mulut: tonsil hiperemis, sianosis - ringan-sedang • Gentamicin 1x30
Thorax: BJ I-II murni, regular, murmur -, gallop – • Pct 3x60mg
Abdomen: nyeri tekan -, bising usus + meningkat, supel, turgor baik, hepar dan lien tidak
teraba.Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
RESUME PULANG
Alasam rawat inap : Obserasi kejang
Diagnosa masuk : kejang demam simpleks
Diagnosa utama : Kejang demam simpleks
Diagnosa sekunder : broncopneumonia, Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan-sedang
Riwayat penyakit penyerta: tidak ada
Pemeriksaan fisik : Suhu 36.7 0C, tonsil T1-T1 Hiperemis
Pemeriksaan penunjang : hemoglobin 9.7 gr/dl, hematokrit 27 x 103/uL

Terapi selama dirumah sakit : Terapi pulang :


- Kaen 3B 450cc/h
• Zinc 10mg/24 jam peroral
- Zinc 10mg/24 jam peroral
• Ceftriaxone 2x350mg
- Ceftriaxone 2x350mg
- Gentamicin 1x30 • Gentamicin 1x30

- Pct 3x60mg • Pasien kontrol ke poli anak


Analisa Kasus

Definisi Kejang Demam


• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38,0 C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial

Epidemiologi

• Menurut IDAI, kejadian kejang demam


pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun usia pasien ini 6 bulan
hampir 2-5%.

Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2016.

Ismail S, 2000. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. Hlm. 244- 252
Gastroentritis dan bronkopnemoni Pada pasien ini
• buang air besar >3 kali sehari bab lebih dari 3 kali serta anak
tampak lebih rewel,
• konsistensi tinja lebih encer
Gastroenteritis
gelisah,
• Muntah lebih kuat menghisap ketika
• Kurang dari 14 hari menyusu,
muntah
tanpa disertai dehidrasi dehidrasi berat.

dehidrasi ringan-sedang
• Batuk
• demam
• menggigil
Anamnesa • sefalgia Pada pasien ini
• rewel
• Gelisah Batuk, demam,muntah diare dan
• gangguan gastrointestinal ronki pada auskultasi paru serta di
dapati infiltrat di kedua lapang paru
Bronkopneumonia PF Rongki pada pemeriksaan rontgen thorax

PP Infiltrat di kedua lapang paru


Etiologi Riwayat kejang pada keluarga disangkal

• Faktor genitika 25-50% bronkopnemoni 1 minggu terkena batuk tidak berdahak


• Penyakit infeksi
• Demam 24 jam pertama demam tinggi gastroenteritis bab cair lebih dari 10 kali sehari disertai demam
39 derajat celcius

Tidak terdapat Riwayat penyakit kronis sebelumnya maupun Riwayat penyakit kronis
• Gangguan metabolisme
pada keluarga

• Trauma
Riwayat cedera kepala disangkal
• Neoplasma,toksin.

• Gangguan sirkulasi.

• Penyakit degeneratif
Tidak terdapat penurunan kesadaran
susunan saraf
Fadly Arief, Rifqi, 2015. (Ikatan DAI. Penatalaksanaan Kejang Demam. I[Internet].CDK-232/Vol 42 no. 9.
Dalam kasus ini Frekuensi kejang terjadi 1x dalam sehari, durasi sekitar 2 menit
Klasifikasi kejang umum tonik atau tonik-klonik

1. Kejang demam yang berlangsung singkat


Kejang demam sederhana
2. bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik)

3. serta tidak berulang dalam waktu 24 jam

1. Kejang lama

Kejang demam kompleks Kejang 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial

3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.

Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2016.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan kejang demam
hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
• Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran.
compos mentis
• Suhu tubuh pasien : apakah terdapat demam.

Suhu tubuh pasien 36,7oC
Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, brudzinksi I
& II, kernig dan laseque) untuk menyingkirkan
Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan tanda rangsang meningeal
diagnosis banding meningitis
• Pemeriksaan nervus kranialis
Tidak didapatkan kelainan
• Tanda infeksi di luar SSP : misal ISPA, OMA, ISK
Tidak didapatkan Tanda infeksi
• Pemeriksaan neurologis : tonus otot, motorik,
refleks fisiologis dan patologis Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan penunjang

atas indikasi jika dicurigai • pemeriksaan darah


hipoglikemia, perifer lengkap
ketidakseimbangan • gula darah
elektrolit, maupun infeksi
sebagai penyebab kejang • elektrolit Natrium 145 mmol/L, kalium 4,4
mmol/L, Chlorida 225 mmol/L

analisa gas darah PH7,23, pco2:14 dan HCO3:6.


Diare dan muntah
faeces lengkap fases berlendir tanpa disertai darah, pus dan amuba
Pemeriksaan penunjang
menyingkirkan
tidak dilakukan karena tidak terdapat
diagnosis Pungsi lumbal
tanda dan gejala dari meningitis
meningitis

1. Kelainan neurologik fokal


yang menetap (hemiparesis) Pemeriksaan EEG juga tidak
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG)
dilakukan karena usia pasien 6
2. Paresis nervus VI
bulan
3. Papiledema
(1) terdapat minimal dua episode kejang tanpa diprovokasi,

Diagnosa banding (2) terdapat satu episode kejang tanpa diprovokasi serta
(3) sindrom epilepsi (berdasarkan pemeriksaan
elektroensefalografi).

Tidak terdapat kaku kuduk


Meningitis

Epilepsi Tidak terdapat kriteria epilepsy ILAE 2014 yaitu

Ensefalitis Tidak didapatkan perubahan status mental ≥ 24 jam

pasien masih mau minum dan pada pemeriksaan fisik


Diare akut/kronis dehidrasi berat
didapatkan turgor kulit balik cepat serta ubun-ubun bayi tidak
cekung
Penatalaksanaan
ketika pasien demam lagi (suhu >38,50C), berikan
diazepam oral 0,3 mg/kgBB sampai 3x sehari (1
Pencegahan kejang demam berulang mg/kg/24jam) sampai 3x sehari (1 mg/kg/24 jam),
yang dapat diberikan sampai 2-3 hari selama anak
masih demam, disamping antipiretik.

pada pasien kejang demam kompleks yang


profilaksis intermittent pada waktu demam rekuren, tidak disarankan pada kejang demam
simpleks

profilaksis
Indikasi
profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari
1. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral

2. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun

3. Usia <6 bulan


Pencegahan terus menerus dilakukan dengan mengkonsumsi
4. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39
antikonvulsan setiap hari, namun penggunaannya harus hati-hati
derajat Celsius
mengingat efek samping dari antikonvulsan yang digunakan
5. Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu
tubuh meningkat dengan cepat.
Edukasi
1) Tetap tenang dan tidak panik.

2) Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.

3) Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring, Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung.

4) Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukan sesuatu kedalam
mulut.

5) Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.

6) Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.

7) Berikan diazepam rektal bisa kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah berhenti.
Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua

8) Bawa ke dokter atau rumah sakit bilang kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat
Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat
kelumpuhan.
Prognosis

• Ad bonam : dubia ad bonam


• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam :dubia ad bonam
Daftar pustaka
1. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2016.

2. Marcdante KJ, Kliegman R, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6 th Ed. Singapore; Elsevier. 2014. Pg.736-43

3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. 4 th ed. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI; 2014. Pg 102-5

4. Mewangsih LD. Febrile Seizures. Am Fam Physician. 2015;78(10):1199-1200.

5. Graves RC, Oehler K, Tingle LE. Febrile Seizures: Risks, Evaluation and Prognosis. American Family Physician. 2012;85(2). 149-53

6. Fuadi. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak: Universitas Diponegoro; 2010.

7. Pudjiaji AH, Hegar B, Hadryastuti S, Idris NS et al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.150-52

8. Hampers LC, Spina LA. Evaluation and management of pediatric febrile seizures in the emergency department. Emerg Med Clin North Am. 2011;29(1):83-93

9. Farell K, Goldman RD. The Management of Febrile Seizures.BC Medical Journal.2011; 53(6). 268-73

10. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri; 2002; 4(2); 59-62.

11. Lumbantobing SM. Kejang Demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2007

Anda mungkin juga menyukai