Disusun Oleh:
Monica Widya Pasaribu
112021119
Pembimbing :
dr. H. Arief Budiman, SP. A, MKes
No. CM : 2603xx
Onset dan kronologis : Pasien datang dengan keluhan kejang 30 menit SMRS . Kejang muncul secara tiba-tiba dan
berlangsung sekitar 2 menit. Kejang dikatakan berupa kaku tangan dan kaki kanan dan kiri, disertai dengan mata mendelik ke atas
dan tidak disertai dengan penurunan kesadaran. Dikatakan bahwa kejang terjadi pertama kali dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Cengkareng. Setelah kejang, pasien tampak lemas dan tidak menangis. Dua hari sebelum kejang, pasien mengalami demam terus-
menerus, saat itu demam tidak diukur oleh ibunya dirumah. Pasien sempat dibawa ke klinik diberi sanmol sirup 1 sendok takar,
suhu turun sebentar, namun beberapa jam kemudian demam kembali naik.
Ibu pasien mengeluhkan bahwa anaknya tampak lebih rewel dan gelisah, juga lebih kuat menghisap ketika menyusu, serta
batuk tidak berdahak tanpa pilek, muntah 10 kali berupa susu dan juga BAB cair 10 kali dirumah tanpa ampas,Bak dalam batas
normal, lendir ataupun darah serta berbau seperti biasa, Riwayat kejang pada keluarga disangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat kejang disertai demam sebelumnya disangkal. Keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga dengan kejang berulang disangkal
Riwayat penyakit tumor pada keluarga disangkal
- Riwayat trauma kepala sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat alergi disangkal
- Riwayat DM disangkal Riwayat DM disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi: Ayah pasien bekerja sebagai buruh, ibu pasien merupakan pedagang. Pembiayaan
menggunakan BPJS.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
ANC rutin (+8 kali) tanpa keluhan Riwayat Imunisasi dan Perkembangan Anak:
penyakit kehamilan : tidak ada • Hept B, Polio, BCG, DTP, Hib, PCV, Rotavirus dan
TB = 75 cm
= 11.91 kg/m2
PEMERIKSAAN PENUNJANG RSUD CENGKARENG
15 Febaruari 2022, pukul 10.50 WIB
1212 Februari
Februari 2022,
2022, pukul
pukul 11.35
11.35 WIB
WIB 13 Februari 2022, pukul 06.28 WIB Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan HEMATOLOGI
Nama Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI Hemoglobin 9.7 10.1 – 12.9 gr/dl
Hemoglobin 11,7 10.1 – 12.9 gr/dl FAECES LENGKAP
Hematokrit 27 32-44 x 103/uL
Hematokrit 37 32-44 x 103/uL Warna Kuning kehijauan
Leukosit 26.1 6.0-17.5 x 103/uL Leukosit 10.6 6.0-17.5 x 103/uL
Konsistensi Lunak
Trombosit 909 217-497 Trombosit 485 217-497 %
Gluco strep 79
Lendir +
ELEKTROLIT Pus Negatif
12 Febaruari 2022, pukul 10.50 WIB
Na 145 136-146 Darah Negatif
K 4.4 3.5-5.0
Amuba Negatif
Cl 125 98-106
GAS DARAH lemak +
pH 7.23 7.35-7.45 Amylum +
PCO2 14 35-48
Sisa makanan +
PO2 158 83-108
HCO3 6 21-28 Leukosit 2-4/LPB
SWAB PCR Eritrosit Negatif
NAAT SARS-CoV-2 PCR Negatif Negatif
Jamur Negatif
Darah samar Negatif
Parasite/telur cacing Negatif
DIAGNOSIS
1. Kejang Demam Simpleks
2. Broncopneumonia
3. Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan-sedang
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
Epidemiologi
Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2016.
Ismail S, 2000. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. Hlm. 244- 252
Gastroentritis dan bronkopnemoni Pada pasien ini
• buang air besar >3 kali sehari bab lebih dari 3 kali serta anak
tampak lebih rewel,
• konsistensi tinja lebih encer
Gastroenteritis
gelisah,
• Muntah lebih kuat menghisap ketika
• Kurang dari 14 hari menyusu,
muntah
tanpa disertai dehidrasi dehidrasi berat.
dehidrasi ringan-sedang
• Batuk
• demam
• menggigil
Anamnesa • sefalgia Pada pasien ini
• rewel
• Gelisah Batuk, demam,muntah diare dan
• gangguan gastrointestinal ronki pada auskultasi paru serta di
dapati infiltrat di kedua lapang paru
Bronkopneumonia PF Rongki pada pemeriksaan rontgen thorax
Tidak terdapat Riwayat penyakit kronis sebelumnya maupun Riwayat penyakit kronis
• Gangguan metabolisme
pada keluarga
• Trauma
Riwayat cedera kepala disangkal
• Neoplasma,toksin.
• Gangguan sirkulasi.
• Penyakit degeneratif
Tidak terdapat penurunan kesadaran
susunan saraf
Fadly Arief, Rifqi, 2015. (Ikatan DAI. Penatalaksanaan Kejang Demam. I[Internet].CDK-232/Vol 42 no. 9.
Dalam kasus ini Frekuensi kejang terjadi 1x dalam sehari, durasi sekitar 2 menit
Klasifikasi kejang umum tonik atau tonik-klonik
1. Kejang lama
Kejang demam kompleks Kejang 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2016.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan kejang demam
hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
• Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran.
compos mentis
• Suhu tubuh pasien : apakah terdapat demam.
•
Suhu tubuh pasien 36,7oC
Tanda rangsang meningeal (kaku kuduk, brudzinksi I
& II, kernig dan laseque) untuk menyingkirkan
Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan tanda rangsang meningeal
diagnosis banding meningitis
• Pemeriksaan nervus kranialis
Tidak didapatkan kelainan
• Tanda infeksi di luar SSP : misal ISPA, OMA, ISK
Tidak didapatkan Tanda infeksi
• Pemeriksaan neurologis : tonus otot, motorik,
refleks fisiologis dan patologis Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa banding (2) terdapat satu episode kejang tanpa diprovokasi serta
(3) sindrom epilepsi (berdasarkan pemeriksaan
elektroensefalografi).
profilaksis
Indikasi
profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari
1. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
3) Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring, Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung.
4) Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukan sesuatu kedalam
mulut.
7) Berikan diazepam rektal bisa kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang telah berhenti.
Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orangtua
8) Bawa ke dokter atau rumah sakit bilang kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat
Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat
kelumpuhan.
Prognosis
2. Marcdante KJ, Kliegman R, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. 6 th Ed. Singapore; Elsevier. 2014. Pg.736-43
3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. 4 th ed. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI; 2014. Pg 102-5
5. Graves RC, Oehler K, Tingle LE. Febrile Seizures: Risks, Evaluation and Prognosis. American Family Physician. 2012;85(2). 149-53
6. Fuadi. Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak: Universitas Diponegoro; 2010.
7. Pudjiaji AH, Hegar B, Hadryastuti S, Idris NS et al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.150-52
8. Hampers LC, Spina LA. Evaluation and management of pediatric febrile seizures in the emergency department. Emerg Med Clin North Am. 2011;29(1):83-93
9. Farell K, Goldman RD. The Management of Febrile Seizures.BC Medical Journal.2011; 53(6). 268-73
10. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri; 2002; 4(2); 59-62.