I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SS
Kelamin : Laki-laki
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan luka di kaki kanannya yang di
alaminya ± 10 hari lalu. Luka yang dialaminya di akibatkan oleh gesekan sandal
saat sedang menguras bak mandi. Semula luka yang dialaminya kecil seperti ada
gelembung berisi cairan dan melepuh dan semakin hari semakin membesar dan
gelembung pecah. Namun oleh os hanya diberikan obat merah saja. Pasien juga
sebelahnya. Pasien mengeluh nyeri pada luka yang dialaminya tersebut seperti
1
perasaan terbakar/panas. Selain itu pasien juga mengeluh sering BAK di malam
hari, banyak makan, banyak minum. Pasien mengeluh kakinya kebas-kebas dan
mulai tidak terasa sejak 1 hari SMRS. Pasien mengeluh tidak BAB selama 1 hari
yang lalu.
Kesadaran : CM
Suhu : 36,5 ºC
Pernapasan : 20 x/m
Berat Badan : 55 kg
2
Keadaan gizi : Berat badan kurang
IMT : 19,0
Sianosis :-
Edema :-
Aspek Kejiwaan
Status generalisata
Kulit
Kepala
Mata
Eksolftalmus : - Enoftalmus :-
3
Cekung : - Lensa :
normal
Telinga
Lubang : - Penyumbatan :-
Serumen : + - Perdarahan :-
Hidung
Trauma :-
Nyeri :-
Sekret :-
Mulut
Faring : normal
4
Leher
Thorax
Bentuk : normal
Jantung
Perkusi
5
Jantung kanan : ICS 5 linea sternalis dekstra
Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-)
Kesan :normal
Paru
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : BU (+) ±6kali/menit
Perkusi : Timpani, Pekak alih (-), Pekak sisi (-)
Palpasi : Supel, NT (-) epigastrium, Hepar : tidak teraba,
Lien : tidak teraba, Tes undulasi (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Edema pitting (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
6
Pucat (-/-) (-/-)
Status Lokalis
Look : ulkus (+), tissue loss (+), jaringan nekrotik (+) di digiti 4 dan 5,
pus( +), bleeding (-)
7
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
22/02/2020
8
Kimia Klinik
II. Resume
9
Daftar masalah
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 92x
mobilitas pasif
luka pada kaki kanan dengan status lokalis : ulkus (+), tissue loss
(+), jaringan nekrotik (+) di digiti 4 dan 5, pus( +), kebas (+).
Pemeriksaan Lab
XV. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
10
Tirah baring dan kurangi aktivitas yang tidak perlu
Farmakologis
IVFD NaCl 20 tpm
Rantidine 3x1
Ketorolac 2x1
Metformin 3x500mg
Glimepiride 1x2mg
Lantus 1x 20 unit
Klindamicin 3x300mg
V. RENCANA
- Pro amputatum digiti 4 dan 5
XIX. PROGNOSIS
11
LEMBAR FOLLOW UP PASIEN
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign:
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 78x/menit
RR : 20x/menit
T : 37,20C
Terapi:
Keluhan Tambahan :
12
- tungkai bawah seperti kesemutan
- penglihatan kabur
- batuk
Vital Sign:
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,40C
Terapi:
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
- batuk
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,80C
Terapi:
13
Sabtu, 22 Desember 2012
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign:
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
T : 370C
Terapi:
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
14
RR : 24x/menit
T : 37,00C
Terapi:
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,50C
Terapi:
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
15
RR : 20x/menit
T : 37,00C
Terapi
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 74x/menit
RR : 20x/menit
T : 370C
Terapi
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
- badan berkeringat
Vital Sign :
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 78x/menit
16
RR : 24x/menit
T : 37,30C
Terapi
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
- BAB keras
Vital Sign :
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 24x/menit
T : 38,00C
Terapi
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign :
17
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 78x/menit
RR : 20x/menit
T : 37,80C
Terapi
Keluhan Tambahan :
- penglihatan kabur
Vital Sign :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
T : 37,80C
Terapi
18
KARSINOMA HEPATOSELULER
1. PENDAHULUAN
tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit, demikian pula dengan
dari sel epitel bilier, sedangkan angiosarkoma dan leiomiosarkoma berasal dari sel
mesenkim. Dari seluruh tunor ganas hati yang pernah didiagnosis, 85%
HCC meliputi 5,6% dari seluruh kasus kanker pada manusia serta
sebagai kanker tersering di dunia, dan urutan ketiga dari kanker sistem saluran
19
cernasetelah kanker kolorektal dan kanker lambung. Tingkat kematiannya sangat
tinggi, berada di urutan kedua setelah kanker pankreas. Secara geografis, di dunia
terdapat tiga kelompok wilayah tingkat kekerapan HCC, yaitu tingkat kekerapan
rendah (kurang dari tiga kasus), menengah (tiga hingga sepuluh kasus) dan tinggi
(lebih dari sepuluh kasus per 100.000 penduduk. Tingkat kekerapan tertinggi
tercatat di Asia Timur dan Tenggara serta Afrika Tengah. Sedangkan tingkat
kekerapan rendah di Eropa Utara, Amerika Tengah, Australia, dan Selandia Baru.
infeksi HBV serta banyak terjadi transmisi HBV perinatal. Pada semua populasi,
kasus HCC laki-laki jauh lebih banyak (2-4 kali lipat) daripada kasus HCC
median umur antara 50-60 tahun dengan predominasi pada laki-laki. Rasio antara
kasus laki-laki dan perempuan berkisar antara 2-6:1.Faktor resiko timbulnya HCC
ini antara lain infeksi virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), sirosis
3. PATOLOGI
tipe ekspansif dengan batas jelas, tipe infiltrat, menyebar, menjalar, dan tipe
20
4. PATOGENESIS MOLEKULER
peningkatan perputaran (turnover) sel hati yang diinduksi oleh cedera dan
regenerasi kronik dalam bentuk inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA. Hal ini
21
onkogen seluler atau inaktivasi gen supresor tumor, yang mungkin bersama
5. PENYEBARAN
porta, atau vena kava. Dapat terjadi metastasis pada varises esofagus dan di paru.
Metastasis sistemik seperti ke kelenjar getah bening di porta hepatis tidak jarang
terjadi dan dapat juga sampai ke mediastinum. Bila sampai di peritoneum, dapat
6. MANIFESTASI KLINIS
yang jelas tanda dan gejalanya dan disertai gagal hati. Gejala yang paling sering
dikeluhkan adalah nyeri atai perasaan tidak nyaman pada kuadran kanan atas
abdomen. Pasien sirosis hati yang makin memburuk kondisinya, disertai keluhan
nyeri di kuadran kanan atas atau teraba pembengkakan lokal di hepar perlu
dicurigai HCC. Demikian pula bila tiodak terjadi perbaikan pada asites,
perdarahan varises atau pre koma setelah diberikan terapi adekuat atau pasien
penyakit hati kronik dengan HbsAg atau anti HCV yang mengalami perburukan
kondisi secara mendadak. Juga harus diwaspadai bila ada keluhan rasa penuh di
abdomen disertai perasaan lesu, penurunan berat badan dengan atau tanpa demam.
22
Keluhan gastrointestinal lain adalah anoreksia, kembung, konstipasi atau
diare. Sesak napas dapat terjadi akibat besarnya tumor yang menekan diafragma,
HCCsudah menderita sirosis hati, baik yang masih dalam stadium kompensasi
Temuan fisik yang sering adalah hepatomegali dengan atau tanpa bruit
hepatik, splenomegali, asites, ikterus, demam dan atrofi otot. Sebagian dari pasien
yang dirujuk ke rumah sakit karena perdarahan varises varises esofagus atau
7. PEMERIKSAAN PENYARING
bilirubin (total dan direct), SGOT dan SGPT, albumin dan globulin.
USG abdomen.
CT Scan abdomen.
Angiografi dengan lipiodal bila gambaran USG meragukan dan nilai AFP
tidak meningkat.
8. DIAGNOSIS
23
Untuk tumor dengan diameter lebih dari 2 cm, adanya penyakit hati
–spiral/MRI/angiografi)
9. TERAPI
Pilihan terapi ditetapkan berdasarkan atas ada tidaknya sirosis, jumlah dan
ukuran tumor, serta derajat perburukan hepatik. Untuk menilai status klinis,
sistem skor Child Pugh menunjukkan estimasi yang akurat mengenai kesintasan
pasien.
Reseksi Hepatik
normal pilihan utama terapi adalah reseksi hepatik. Namun untuk pasien sirosis
diperlukan kriteria seleksi karena operasi dapat memicu timbulnya gagal hati yang
adalah skor Child-Pugh dan derajat hipertensi portal atau kadar bilirubin
24
serumdan derajat hipertensi portal saja subjek dengan bilirubin normal tanpa
hipertensi portal yang bermakna, harapan hidup 5 tahunnya dapat mencapai 70%.
atau multifokal, sirosis stadium lanjut dan penyakit penyerta yang dapat
Transplantasi Hati
dengan obat antiviral seperti lamivudin, ribavirin, dan interferon dapat dicapai
tumor kecil karena efikasinya tinggi, efek sampingnya rendah serta relatif murah.
Untuk tumor kecil (diameter < 5cm) pada pasien sirosis Child Pugh A, kesintasan
5 tahun dapat mencapai 50%. PEI bermanfaat untuk pasien dengan tumor kecil
25
Radiofrequency ablation (RFA) menunjukkan angka keberhasilan yang
lebih tinggi dari pada PEI dan efikasinya tertinggi untuk tumor yang lebih besar
dari 3 cm, namun tetap tidak berpengaruh terhadap harapan hidup pasien. Selain
itu, RFA lebih mahal dan efek sampingnya lebih banyak dibandingkan dengan
PEI.
Terapi Paliatif
meningkatkan harapan hidup pasien dengan HCC yang tidak resectable. TACE
dengan frekuensi 3-4 kali setahun dianjurkan pada pasien yang fungsi hatinya
cukup baik (Child Pugh A) serta tumor multinodular asimtomatik tanpa invasi
vaskular atau penyebaran ekstrahepatik yang tidak dapat diterapi secara radikal.
Sebaliknya bagi pasien dalam keadaan gagal hari (Child Pugh B-C), serangan
iskemik akibat terapi ini dapat mengakibatkan efek samping yang berat.
Adapun beberapa jenis terapi lain untuk HCC yang resectable seperti
Fungsi Hati
26
kerusakan
(mu.mol/dl
A 5-6 10-15%
B 7-9 30%
C 10-15 >60%
10. PROGNOSIS
Sebagian besar kasus HCC berprognosis buruk karena tumor yang besar atau
ganda dan penyakit hati yang lanjut serta ketiadaan atau ketidakmampuan
penerapan terapi yang berpotensi kuratif (reseksi, transplantasi dan PEI). Stadium
tumor, kondisi umum, fungsi hati dan intervensi spesifik mempengaruhi prognosis
27