LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita : Ny. A
Usia : 56th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bayalangu Lor RT 08/02
Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2018
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan pasien (12 April 2018)
A. Keluhan Utama : Nyeri pada persendian sejak ± 5 hari
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas Gegesik dengan keluhan nyeri pada persendian
dialami sejak ± 5 hari yang lalu. Nyeri di rasakan pada sendi kedua tangan, lutut
dan kaki terutama bila digerakkan dan tidak meringan walaupun istirahat. Nyeri
sebelumnya sudah ada ± 3 bulan yang lalu tetapi tidak di hiraukan pasien dan
sembuh sendiri, tetapi semakin lama semakin memberat. Riwayat demam ada,
dialami 2 hari yang lalu, bersamaan dengan timbulnya nyeri pada sendi-sendi.
Keluhan nyeri kepala (-). batuk (-) , sesak nafas (-), nyeri dada (-), mual (-),
muntah (-), nyeri ulu hati (-), riwayat nyeri ulu hati (-). Buang air besar saat ini
lancar 2 kali sehari berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar
berwarna kuning jernih.
C. Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan serupa pernah di alami pasien ± 3bulan yang lalu
D. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami keluhan serupa
E. Riwayat Pengobatan :
Pasien Belum pernah berobat sebelumnya
D. Riwayat Kepribadian, Sosial dan Lingkungan
Pasien gemar memakan gorengan dan kacang kacangan
Paru:
o Palpasi:
Fremitus Taktil : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan :Vesikuler
Bunyi Tambahan :
Ronkhi (-) Wheezing (-)
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II : Reguler
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Abdomen:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Lain-lain : Kulit tidak ada kelainan
o Perkusi : Timpani (+) , Shifting dullness (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, bising usus 6x/menit
Ekstremitas
- Nyeri a.r manus dextra et sinistra,kemerahan (-) panas (-) bengkak (-)
IV. DIAGNOSIS BANDING
- Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
- Ostheo arthritis
- Myalghia
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Melakukan pemeriksaan Urium Acid
Di dapatkan hasilnya : 14,5
VI. DIAGNOSA KERJA
Arthritis Gout Eksaserbasi Akut
VII. PENATALAKSANAAN
Farmakologi :
- Ibuprofen 400mg 3x1
- Vit B komplek 3x1
Non Farmakologi :
- Diet Rendah Purin
- Kurangi makanan berkolesterol
- Kurangi aktifitas berat
- Istirahat yang cukup
VIII. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad bonam
BAB II
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
I. Tanda vital :
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Thorax :
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel
chest (-), pergerakan dinding dada simetris
Permukaan dada : Papula (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
naevi (-), vena kolateral (-), massa (-).
Iga dan sela iga : Pelebaran ICS (-)
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Permukaan Kulit : Tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi (-
),massa (-), vena kolateral (-), papula (-), petekie (-), purpura (-), ekimosis (-
),spider navy (-).
Distensi (-)
Ascites (-)
Auskultasi
Palpasi
1.1 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling
sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia).1
1.2 Epidemiologi
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi penyakit ini meningkat hampir 2
kali lipat di Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalami keadaan
hiperurisemia berjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena gaya hidup
seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan medikasi-medikasi
lain (Wortman, 2002).5
Alexander (2010) menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika serikat
meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan 1999,
dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam uratpada
populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4%, dengan puncak lebih dari 7% pada
pria berusia 75 tahun.5
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penderita penyakit goutdari tahun ke tahun semakin meningkat dan terjadi
kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan hasil
rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu padatahun
1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1kasus umur 2-25 tahun, 12
kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah
kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus umur 2-25 tahun,
40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (Krisnatuti, 1997).5
Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk di
daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar 29,2 %
pada tahun 2003dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi
alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang
sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah (Anonim, 2009).5
1.3 Etiologi
1.2.1 Hiperurisemia dan Gout Primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia primer,
terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena produksi
yang berlebih (10-20%). Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik diperkirakan
hanya 1% yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim
phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari
enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer karena
penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan menyebabkan
gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan hiperurisemia.6
1.3.4 Penyakit-Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Mis.
Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb. Adipositas
tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki,
sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung. (Purwaningsih, 2005)6
1.3.5 Obat-Obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia. Mis.
Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk memperparah
keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk
membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian
diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa
dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi
memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko
penting independen untuk gout. (Luk, 2005)6
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis
tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.(Doherty, 2009)6
1.5 Diagnosis
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal
urat MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan
diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College
Of Rheumatology) tahun 1977 sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai berikut :
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan terhadap adanya tofus
9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi7
Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun
kadar asam urat normal.(Hidayat, 2009)7
1.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis
akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat,
antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau
hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol atau
obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang
secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.
Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam
urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol
bersama obat urikosurik yang lain. (Putra, 2009)8
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari kopi, susu
rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah gout.(Doherty,
2009)8
DAFTAR PUSTAKA