• Pemeriksaan penunjang :
Spirometer
Peak flow meter
Rontgen Thoraks
Pemeriksaan IgE
Pertanda Inflamasi
Uji Hiperreaktivitas Bronkus
Penatalaksanaan
• Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan
dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma
dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Pengobatan non-medikamentosa
Penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pengendali emosi
Pemakaian oksigen
Pengobatan medikamentosa
Pengobatan ditujukan untuk mengatasi dan mencegah
gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila
dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Medikasi Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain
Asma pengontrol
harian
Asma Tidak perlu -------- -------
Intermiten
Asma Glukokortikoste Teofilin lepas lambat ------
Persisten roid inhalasi Kromolin
Ringan (200-400 ug Leukotriene modifiers
BD/hari atau
ekivalennya)
Asma Kombinasi Glukokortikosteroid inhalasi Ditambah
Persisten inhalasi (400-800 ug BD atau agonis beta-2
Sedang glukokortikoster ekivalennya) ditambah kerja lama
oid Teofilin lepas lambat ,atau oral, atau
(400-800 ug Glukokortikosteroid inhalasi Ditambah
BD/hari atau (400-800 ug BD atau teofilin lepas
ekivalennya) ekivalennya) ditambah agonis lambat
dan beta-2 kerja lama oral, atau
agonis beta-2 Glukokortikosteroid inhalasi
kerja lama dosis tinggi (>800 ug BD atau
ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid inhalasi
(400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah
leukotriene modifiers
Asma Kombinasi Prednisolon/ metilprednisolon oral
Persisten inhalasi selang sehari 10 mg
Berat glukokortikoster ditambah agonis beta-2 kerja lama
oid (> 800 ug oral, ditambah teofilin lepas lambat
BD atau
ekivalennya)
Komplikasi
1. Status Asmatikus
2. Ateletaksis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
Prognosis
Kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi
berisiko yang berjumlah kira-kira 10 juta. Sebelum dipakai
kortikosteroid, secara umum angka kematian penderita asma
wanita dua kali lipat penderita asma pria. Juga kenyataan bahwa
angka kematian pada serangan asma dengan usia tua lebih
banyak, kalau serangan asma diketahui dan dimulai sejak kanak –
kanak dan mendapat pengawasan yang cukup kira-kira setelah
20 tahun, hanya 1% yang tidak sembuh dan di dalam
pengawasan tersebut kalau sering mengalami serangan common
cold 29% akan mengalami serangan ulang.
Pada penderita yang mengalami serangan intermitten
angka kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada
penderita yang dengan serangan terus menerus angka
kematiannya 9%.