3
Pendahuluan
Trauma wajah (maxillo-facial injuries)
paling sering fraktur os nasal : 50 %
fx zygoma 22 %
fx blow out 12 %
fx mandibula 8%
fx maksila 9%
Alasan:
bentuk hidung menonjol kedepan
terletak di muka/di bag. tengah
kepala
dibentuk oleh tlg & tlg rawan
yg tipis
4
Anatomi
Bones
lFrontal process of maxilla,
nasal spine of frontal bone
lPaired nasal bones
lVomer
lPerpendicular plate of the
ethmoid
Cartilage
lLower lateral cartilage
lUpper lateral (Alar)
cartilage
lSeptal cartilage
lSesamoid cartilages
bag. luar
Hidung
bag. dalam 5
Anatomi
6
Anatomi
7
Patogenesis
Akibat trauma yang mengenai hidung tergantung
pada:
arah trauma
kekuatan trauma
Arah gaya trauma:
Trauma dari lateral (paling sering)
Depresi os nasal ipsilateral
Fraktur os nasal kontralateral
Trauma dari frontal
akibat lebih hebat
Gabungan
8
Patogenesis
Variabel
Usia pasien (fleksibilitas jaringan)
Kekuatan benturan
Arah benturan
Sifat alami benda yang membentur
Kekuatan trauma makin kuat dampaknya
makin kuat
Tingkatan kerusakan fraktur nasi
9
Patogenesis
11
Patogenesis
Trauma dari arah frontal (plane 1 = ringan, plane 2 = sedang, plane 3 = berat )
12
Patogenesis
Trauma dari arah lateral
Plane I-
Depresi os nasal unilateral
Elevasi os nasal kontralateral
Septum nasi tertekuk
Deformitas dorsum nasi bentuk C atau S
Plane II/III-
Ekstensi fraktur ke prosesus frontal
Displaced septum dan dorsum nasi
Depresi dinding medial maksila medial maxillary
wall depression 13
Patogenesis
14
Patogenesis
15
Diagnosis
Anamnesis
Apakah ada trauma ?
(macam trauma, arah & kapan terjadi)
Perlu ditanyakan:
Epistaksis
Buntu hidung (obstruksi nasi)
Hiposmia / anosmi
Kelainan bentuk hidung
Foto hidung sebelum kejadian trauma
16
Diagnosis
Pemeriksaan
Inspeksi : luka, lesi jar. lunak ? deformitas hidung,
Palpasi : nyeri tekan, krepitasi, mobilitas
Rinoskopia anterior
- dislokasi, fraktur septum nasi, rangka
hidung ? kavum nasi sempit
- robekan mukosa ? hematoma septum nasi?
X-foto hidung posisi lateral (kondisi jaringan
lunak)
- 47% garis fraktur os nasal tidak tampak
Kasus berat rutin lebih baik lagi : CTscan
Lakukan foto/dokumentasi 17
Terapi
Tujuan :
1. mengembalikan penampilan (kosmetik)
2. mengembalikan patensi rongga hidung
3. mengembalikan septum nasi di garis tengah
4. mempertahankan integritas katup hidung
5. mencegah stenosis, perforasi septum, retraksi
kolumela, dan hidung pelana (saddle nose)
19
Terapi
Class 3
Memerlukan reduksi terbuka
Os nasal depresi dan perlu dielevasi
Septum dijangkau intranasal dan direduksi
anteroinferior
Malunion memerlukan septoplasti sekitar 4 6 bulan
20
Terapi
21
Terapi
23
Reposisi terbuka (Open reduction)
Indikasi :
fraktur-dislokasi os nasal & septum yg luas (berat,
kompleks)
fraktur dg deviasi nasal piramid > 50% lebar nasal
bridge
fraktur septum terbuka
deformitas persisten stlh reposisi tertutup
dislokasi kauda septum
fraktur spina anterior
24
Reposisi terbuka
Desinfeksi hibitan - alcohol 70 %, 1 : 1000
Lindungi mata terhadap dengan salep atau pelindung
mata
Insisi kulit : beberapa pilihan
perluas luka untuk mencapai tulang
Insisi berbentuk H, W, bilateral Z plasty
vertical midline
Periosteum diinsisi, seluruh fragmen tulang
dibebaskan
Tulang ditata ke tempatnya semula
Bila interlocking antar fragmen, potong sdkt
Fiksasi antar fragmen dg kawat 0,3 atau 0,5 mm,
atau bisa juga miniplate titanium
25
Reposisi terbuka
26
Reposisi terbuka
28
Reposisi tertutup
Indikasi : fraktur os nasal simpel (80% kasus)
Reposisi secepat mungkin (3 jam), dengan
anestesi lokal
Fraktur kurang dari 1-2 hari,
Udem belum muncul, reposisi mudah
Bila udem hebat ,reposisi dapat di tunda 3-7 hari
Alat yang digunakan :
Walsham forceps, Asch forceps
Boies nasal fracture elevator
Spekulum hidung (Hartman, Killian), pinset bayonet
29
Reposisi tertutup
Teknik
Anestesi lokal (sering) atau anestesi umum
Anestesi lokal :
Kapas yang ditetesi sol.efedrin 1% + xylocain spray 10%.
Suntikan lidokain 1% + adrenalin 1 : 200.000
di daerah :
n. infratroklear
n. infraorbital
n. palatina mayor
n. alveolaris superior
30
Reposisi tertutup
Elevator tumpul (Walsham forceps) dimasukkan
kavum nasi, lalu os nasalis yang depressed
diangkat dan dikembalikan ke tempat posisi
asalnya dengan tangan kanan
Ibu jari tangan kiri mengadakan kontrol supaya
bentuk hidung simetris dengan menekan os nasal
kontra lateral
Selanjutnya di pasang tampon hidung boorzalf,
kloramfenikol / gentamisin untk fiksasi interna
(imobilisasi) dan menghentikan epistaksis
Tampon dilepas hari ke 3 5
Fiksasi eksterna dgn gips bentuk kupu (dilepas
setelah 7-14 hari)
31
Reposisi tertutup
REPOSISI TERTUTUP 32
Reposisi tertutup (Closed reduction)
REPOSISI TERTUTUP 33
Komplikasi
Dini
Hematoma septum nasi
Infeksi dicegah dengan antibiotika prfilaksis
Epistaksis cauter, packing, ligasi arteri
Kebocoran cairan serebrospinal
Emfisema wajah
34
Komplikasi
LATE
Hematom mengalami organisi obstruksi jalan
napas
Sinekia
Obstruksi pada vestibulum nasi
Residual osteitis
Mallunion
Naso-facial disproportion
35
36
37
38