Anda di halaman 1dari 38

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhtarum Yusuf , dr. Sp THT-KL ( K )


Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
Lulus Dokter : Th 1988 F.K. Unair
Lulus Spesialis : Th 2001 F.K. Unair
Konsultan Onkologi : Th 2009
Saat ini : Promovendus S3 Kedokteran UNAIR
Riwayat Pekerjaan/Jabatan
Dosen di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK UA / RSUD Dr. Soetomo
Kepala Divisi Faringo - Laringologi Dep THT-KL FK UA/ RSUD Dr. Soetomo
FRAKTUR OS NASAL

Muhtarum Yusuf, dr., Sp.THT-KL(K)


Devisi Plastik Rekonstruksi-maksilofasial
Dept/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL
FKUA RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
2013
Pendahuluan
Os nasal dan septum
sering terjadi karena merupakan projeksi paling luar
dari wajah (urutan ke 3 paling sering fraktur)
Menyebabkan gangguan kosmetik dan gangguan
fungsi hidung
Penyebab:
Saat bayi lahir
Akibat kecelakaan
Usia remaja, laki-laki : perempuan = 2 : 1
Umur puncak: 15 30 tahun

3
Pendahuluan
Trauma wajah (maxillo-facial injuries)
paling sering fraktur os nasal : 50 %
fx zygoma 22 %
fx blow out 12 %
fx mandibula 8%
fx maksila 9%
Alasan:
bentuk hidung menonjol kedepan
terletak di muka/di bag. tengah
kepala
dibentuk oleh tlg & tlg rawan
yg tipis
4
Anatomi
Bones
lFrontal process of maxilla,
nasal spine of frontal bone
lPaired nasal bones
lVomer
lPerpendicular plate of the
ethmoid
Cartilage
lLower lateral cartilage
lUpper lateral (Alar)
cartilage
lSeptal cartilage
lSesamoid cartilages

bag. luar
Hidung
bag. dalam 5
Anatomi

6
Anatomi

Vaskularisasi Invervasi kulit wajah

7
Patogenesis
Akibat trauma yang mengenai hidung tergantung
pada:
arah trauma
kekuatan trauma
Arah gaya trauma:
Trauma dari lateral (paling sering)
Depresi os nasal ipsilateral
Fraktur os nasal kontralateral
Trauma dari frontal
akibat lebih hebat
Gabungan
8
Patogenesis
Variabel
Usia pasien (fleksibilitas jaringan)
Kekuatan benturan
Arah benturan
Sifat alami benda yang membentur
Kekuatan trauma makin kuat dampaknya
makin kuat
Tingkatan kerusakan fraktur nasi

9
Patogenesis

Trauma dari arah frontal


Plane I
os nasal depresi, melebar dan menumpang di
atas prosesus frontalis maksila
Fraktur septum nasi, fragmen tumpang tindih
Plane II
fraktur prosesus frontalis maksila, dislokasi
fragmen ke lateral sehingga hidung menjadi datar
Fraktur septum lebih hebat
10
Patogenesis
Plane III
kerusakan paling hebat
idem tingkat 2, disertai prosesus frontalis os
maksila masuk ke dalam sinus maksila, dislokasi
selule etmoid anterior, fraktur os lakrimal
kadang-kadang terjadi fraktur atap kavum nasi
(rinore serebrospinal)

11
Patogenesis

Trauma dari arah frontal (plane 1 = ringan, plane 2 = sedang, plane 3 = berat )
12
Patogenesis
Trauma dari arah lateral
Plane I-
Depresi os nasal unilateral
Elevasi os nasal kontralateral
Septum nasi tertekuk
Deformitas dorsum nasi bentuk C atau S
Plane II/III-
Ekstensi fraktur ke prosesus frontal
Displaced septum dan dorsum nasi
Depresi dinding medial maksila medial maxillary
wall depression 13
Patogenesis

Trauma dari lateral (ringan, sedang, berat) dan dampaknya

14
Patogenesis

Pola fraktur akibat trauma dari arah frontal dan lateral

15
Diagnosis
Anamnesis
Apakah ada trauma ?
(macam trauma, arah & kapan terjadi)
Perlu ditanyakan:
Epistaksis
Buntu hidung (obstruksi nasi)
Hiposmia / anosmi
Kelainan bentuk hidung
Foto hidung sebelum kejadian trauma
16
Diagnosis
Pemeriksaan
Inspeksi : luka, lesi jar. lunak ? deformitas hidung,
Palpasi : nyeri tekan, krepitasi, mobilitas
Rinoskopia anterior
- dislokasi, fraktur septum nasi, rangka
hidung ? kavum nasi sempit
- robekan mukosa ? hematoma septum nasi?
X-foto hidung posisi lateral (kondisi jaringan
lunak)
- 47% garis fraktur os nasal tidak tampak
Kasus berat rutin lebih baik lagi : CTscan
Lakukan foto/dokumentasi 17
Terapi

Tujuan :
1. mengembalikan penampilan (kosmetik)
2. mengembalikan patensi rongga hidung
3. mengembalikan septum nasi di garis tengah
4. mempertahankan integritas katup hidung
5. mencegah stenosis, perforasi septum, retraksi
kolumela, dan hidung pelana (saddle nose)

Prinsip terapi : reposisi tertutup / terbuka


18
Terapi
Reduksi tidak dikerjakan jika tidak ada deformitas
Class 1
Reduksi dengan segera
Kembalikan ke posisi semula
Jika udim, manipulasi dan reduksi pada hari ke 5 7
Class 2
Fraktur septum sering overlap sehingga perlu
dikembalikan posisinya
Manipulasi os nasal seharusnya diikuti eksisi sisi
kartilago yang overlap

19
Terapi
Class 3
Memerlukan reduksi terbuka
Os nasal depresi dan perlu dielevasi
Septum dijangkau intranasal dan direduksi
anteroinferior
Malunion memerlukan septoplasti sekitar 4 6 bulan

20
Terapi

Manipulasi tidak boleh ditunda lebih dari 10 hingga


14 hari karena fraktur akan menjadi sticky
(menyatu) dan fix sehingga reduksi lebih sulit

Tidak tepat mereduksi old fracture karena


seringkali gagal

21
Terapi

Penentuan waktu untuk reduksi:


< 3-6 jam - immediate reduction
< 2-3 minggu-closed reduction
> 3 minggu- tunda hingga 3-6 months
Kapan ???
Waktu terbaik untuk reduksi sebelum udim atau
setelah mereda untuk hasil terbaik dengan
reduksi tertutup
Penyembuhan pada anak lebih cepat sehingga
reduksi segera dikerjakan
22
Terapi

Indikasi Reposisi terbuka (open reduction) :


fraktur-dislokasi os nasal & septum yg luas (berat, kompleks)
fraktur dg deviasi nasal piramid > 50% lebar nasal bridge
fraktur septum terbuka
deformitas persisten stlh reposisi tertutup
dislokasi kauda septum
fraktur spina anterior

Indikasi Reposisi tertutup (closed reduction) :


fraktur os nasal (unilat / bilateral) sederhana / simpel
fraktur dg deviasi < 50% lebar nasal bridge

23
Reposisi terbuka (Open reduction)
Indikasi :
fraktur-dislokasi os nasal & septum yg luas (berat,
kompleks)
fraktur dg deviasi nasal piramid > 50% lebar nasal
bridge
fraktur septum terbuka
deformitas persisten stlh reposisi tertutup
dislokasi kauda septum
fraktur spina anterior

24
Reposisi terbuka
Desinfeksi hibitan - alcohol 70 %, 1 : 1000
Lindungi mata terhadap dengan salep atau pelindung
mata
Insisi kulit : beberapa pilihan
perluas luka untuk mencapai tulang
Insisi berbentuk H, W, bilateral Z plasty
vertical midline
Periosteum diinsisi, seluruh fragmen tulang
dibebaskan
Tulang ditata ke tempatnya semula
Bila interlocking antar fragmen, potong sdkt
Fiksasi antar fragmen dg kawat 0,3 atau 0,5 mm,
atau bisa juga miniplate titanium
25
Reposisi terbuka

26
Reposisi terbuka

Fiksasi fragmen tulang dengan miniplate 27


Reposisi terbuka

Fiksasi fragmen tulang dengan miniplate

28
Reposisi tertutup
Indikasi : fraktur os nasal simpel (80% kasus)
Reposisi secepat mungkin (3 jam), dengan
anestesi lokal
Fraktur kurang dari 1-2 hari,
Udem belum muncul, reposisi mudah
Bila udem hebat ,reposisi dapat di tunda 3-7 hari
Alat yang digunakan :
Walsham forceps, Asch forceps
Boies nasal fracture elevator
Spekulum hidung (Hartman, Killian), pinset bayonet

29
Reposisi tertutup
Teknik
Anestesi lokal (sering) atau anestesi umum
Anestesi lokal :
Kapas yang ditetesi sol.efedrin 1% + xylocain spray 10%.
Suntikan lidokain 1% + adrenalin 1 : 200.000
di daerah :
n. infratroklear
n. infraorbital
n. palatina mayor
n. alveolaris superior

30
Reposisi tertutup
Elevator tumpul (Walsham forceps) dimasukkan
kavum nasi, lalu os nasalis yang depressed
diangkat dan dikembalikan ke tempat posisi
asalnya dengan tangan kanan
Ibu jari tangan kiri mengadakan kontrol supaya
bentuk hidung simetris dengan menekan os nasal
kontra lateral
Selanjutnya di pasang tampon hidung boorzalf,
kloramfenikol / gentamisin untk fiksasi interna
(imobilisasi) dan menghentikan epistaksis
Tampon dilepas hari ke 3 5
Fiksasi eksterna dgn gips bentuk kupu (dilepas
setelah 7-14 hari)
31
Reposisi tertutup

REPOSISI TERTUTUP 32
Reposisi tertutup (Closed reduction)

REPOSISI TERTUTUP 33
Komplikasi
Dini
Hematoma septum nasi
Infeksi dicegah dengan antibiotika prfilaksis
Epistaksis cauter, packing, ligasi arteri
Kebocoran cairan serebrospinal
Emfisema wajah

34
Komplikasi
LATE
Hematom mengalami organisi obstruksi jalan
napas
Sinekia
Obstruksi pada vestibulum nasi
Residual osteitis
Mallunion
Naso-facial disproportion

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai