Pembimbing :
FRAKTUR OS NASAL
dr. Asnominanda, Sp. THT-KL
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
PATOFISIOL
OGI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur
terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih
besar daripada yang diabsorpsinya. Fraktur
tulang hidung adalah setiap retakan atau patah
yang terjadi pada bagian tulang di organ hidung
●
Fraktur depresi
ipsilateral
Deformitas dorsum
02 ●
●
Fraktur apeks nasi
Dorsum nasi menjadi 03 ● Pola fraktur
yang lebih
rata dan melebar kompleks
nasi bentuk C atau S (saddle nose) disertai fraktur
● Fraktur dinding medial ● Deformitas septum dan dislokasi
os maksila dan ● Open book fracture septum
deformitas septum (septum kolaps dan os
● Fraktur greenstick nasal melebar)
(anak)
KLASIFIKASI
Type I
Injury restricted Type III
to soft tissue Simple, displaced fracture
●Inspeksi
u/ melihat laserasi mukosa nasal, kartilago atau tulang yang terekspos, edema dan
deformitas hidung, perubahan patologis warna kulit, posisi septum nasi dan
hematoma septum, kesimetrisan dan gerakan bola mata.
●Palpasi
u/ mencari iregularitas tulang, mati rasa, dan pergerakan fragmen fraktur atau
krepitasi.
●Pemeriksaan intranasal (endoskopi/ rinoskopi anterior)
u/ melihat cavum nasi dari segala sudut
DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN
PENUNJANG
●Foto polos
Tidak direkomendasikan - ambigu antara garis sutura normal dan garis
fraktur, tidak dapat mendeteksi cedera tulang rawan (sering pada anak)
●CT Scan
Sensitifitas dan spesifitas lebih besar, biaya mahal, efek samping
radiasi tinggi, peran tidak begitu besar dalam tatalaksana fraktur os
nasal.
Hanya dilakukan jika ada kecurigaan fraktur maksilofasial
● Potongan koronal dan aksial untuk midfacial, orbital, sinus
frontalis
● CT Scan 3D untuk cedera yang lebih luas melibatkan
nasoorbitoetmoid (u/ lihat lokasi fraktur dan pergeseran fragmen
fraktur)
TATALAKSANA
Tujuan dari penatalaksanaan fraktur os nasal adalah
mengembalikan fragmen fraktur kembali ke posisi
anatomis semaksimal mungkin dan menghindari
komplikasi jangka panjang sehingga dapat mengembalikan patensi
jalan napas, integritas katup nasal, penampilan memuaskan, septum pada garis
tengah, mencegah komplikasi pasca operasi seperti stenosis, perforasi septum,
retraksi kolumela, dan deformitas penala atau persistent.
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
THANKY
8. Thiagarajan B, Ulaganathan V. Fracture nasal bones. Otolaryngology online journal 2013;
3: 1-15.
OU!