Anda di halaman 1dari 38

Referat

Fraktur Nasal

Oleh : Pembimbing Klinik


Dina Adlina Mallappa dr. Bastiana, M.Kes,. Sp. T.H.T.K.L
N 111 14 046
Pendahuluan
Fraktur nasal merupakan suatu
keadaan yang disebabkan oleh
trauma yang ditandai dengan
patahnya tulang hidung baik yang
sederhana maupun kominutiva

Fraktur nasal merupakan fraktur


yang paling sering ditemui pada
trauma wajah

Fraktur nasal sering menyebabkan


deformitas septum nasal karena
adanya pergeseran septum dan
fraktur septum.
Anatomi Hidung
Hidung secara anatomi dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
Hidung bagian luar (Nasus eksterna)
Rongga Hidung (Nasus Interna/ Kavum Nasi)
Hidung bagian luar (Nasus eksterna)
Rongga Hidung (Nasus Interna/ Kavum
Nasi)
Di dalam kavum nasi terdapat tiga pasang konka
nasi, yaitu konka nasi inferior, konka nasi medius,
dan konka nasi superior
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histiologik
dan fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa
respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius).
Vaskularisasi
Inervasi Hidung
Fungsi Fisiologis Hidung
fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air
conditioning)
fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius
dan reservoir undara untuk menampung stimulus
pengidu;
fungsi fonetik
fungsi statik
Refleks nasal
Etiologi
Penyebab fraktur nasal ada 4 yaitu:
Mendapat serangan misal dipukul.
Injury karena olah raga.
Kecelakaan (personal accident).
Kecelakaan lalu lintas.
Trauma nasal yang dihasilkan dari suatu
pukulan bervariasi tergantung pada
Usia pasien yang sangat berpengaruh pada
fleksibilitas jaringan dalam meredam energi dari
pukulan.
Besarnya tenaga pukulan, arah pukulan dimana
akan menentukan bagian nasal yang rusak.
Waktu kejadian
Jenis jenis fraktur hidung secara umum
dibagi menjadi 3 yaitu :

Fraktur hidung Fraktur Tulang Fraktur Tulang


sederhana Hidung Terbuka Nasoetmoid
Jika fraktur dari Fraktur tulang Fraktur ini
tulang hidung, dapat hidung terbuka merupakan fraktur
dilakukan perbaikan menyebabkan hebat pada tulang
dari fraktur perubahan tempat hidung, prosesus
tersebut dengan dari tulang hidung frontal pars maksila
anastesi local. dan disertai laserasi dan prosesus nasal
pada kulit atau
mukoperiosteum
pars frontal
rongga hidung.
Klasifikasi menurut Murray
Fraktur nasal dapat diklasifikasikan berdasarkan beratnya
dan kerusakan pada septum nasi
Tipe I : Fraktur sederhana tanpa deviasi, jika terjadi
fraktur unilateral atau bilateral tanpa menyebabkan
pergeseran pada garis tengah

Tipe II : Fraktur sederhana dengan deviasi, jika terjadi


fraktur unilateral atau bilateral dan menyebabkan
pergeseran pada garis tengah

Tipe III: Fraktur communited, jika terjadi fraktur


bilateral yang menyebabkan septum tidak lurus tetapi
Menurut Michael tidak menyebabkan pergeseran garis tengah

Tipe IV : Deviasi tulang hidung dan fraktur septum


nasi , jika terjadi fraktur bilateral yang menyebabkan
septum tidak lurus dan menyebabkan pergeseran
garis tengah dan juga terjadi fraktur septum nasi
ataupun dislokasi septum nasi.

Tipe V : Fraktur kompleks nasal dan septum nasi, jika


terjadi fraktur dan juga menyebabkan laserasi pada
jaringan serta saddle nose
Tipe I : Cedera jaringan lunak sekitar
hidung

Tipe IIa : Fraktur sederhana unilateral


tanpa deviasi

Tipe IIb: Fraktur sederhana bilateral


dengan deviasi

Menurut Samuel Tipe III : Fraktur sederhana disertai


deviasi

Tipe IV : Fraktur communited tertutup

Tipe V : Fraktur communited terbuka atau


termasuk fratur tipe II-IV tetapi disertai
dengan kebocoran cairan serebrospinal,
hematom septum nasi, obstruksi jalan nafas,
deviasi berat dan termasuk fraktur Naso-
orbito-etmoidalis.
Gejala Klinis
Depresi atau pergeseran tulang tulang hidung, terasa
lembut saat menyentuh hidung,
Adanya pembengkakan pada hidung atau muka,
Memar pada hidung atau di bawah kelopak mata (black
eye),
Deformitas hidung,
Keluarnya darah dari lubang hidung (epistaksis),
Saat menyentuh hidung terasa krepitasi,
Rasa nyeri dan kesulitan bernapas dari lubang hidung.
Diagnosis
Anamnesis
waktu trauma dan menentukan arah dan besarnya
kekuatan dari benturan.
Informasi mengenai keluhan hidung sebelumnya dan
bentuk hidung sebelumnya juga sangat berguna
Keluhan utama yang sering dijumpai adalah epistaksis,
deformitas hidung, obstruksi hidung dan anosmia.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Airway, breathing, circulation paten
Laserasi pada hidung, epistaksis akibat robeknya
membran mukosa
Jaringan lunak hidung akan nampak ekimosis dan
udem
Deformitas hidung seperti deviasi septum atau
depresi dorsum nasal yang sangat khas
Pemeriksaan untuk menentukan antara deviasi septum
dan hematom septi, yang merupakan indikasi absolut
untuk drainase bedah
Cont
perlu diperiksa apakah terjadi fraktur tulang etmoid
tulang piramid hidung telah terdorong ke
belakang ke dalam labirin ethmoid
menyebabkan rhinorrhea cerebrospinalis.

Palpasi
o Ditemukan krepitasi akibat emfisema subkutan
o kasus dengan hematom septi tampak area
berwarna putih mengkilat pada kedua sisi septum
nasal.
Pemeriksaan Radiologi
Foto rontgen dari arah AP/ lateral dapat menunjang
diagnosis.
CT-scan dapat diindikasikan untuk menilai
fraktur wajah atau mandibular.
Penatalaksanaan
Konservatif
Dekongestan berguna untuk mengurangi
pembengkakan mukosa
Pasien dengan perdarahan hebat, biasanya dikontrol
dengan pemberian vasokonstriktor topikal
Antibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi,
komplikasi dan kematian.
Analgetik berperan simptomatis untuk mengurangi
nyeri dan memberikan rasa nyaman pada pasien
Operatif
Fraktur nasal yang tidak disertai dengan perpindahan
fragmen tulang, penanganan bedah tidak dibutuhkan
Deformitas akibat fraktur nasal sering dijumpai dan
membutuhkan reduksi dengan fiksasi adekuat untuk
memperbaiki posisi hidung dengan cara teknik reduksi
tertutup
Teknik Reduksi Tertutup (Close
Reduction)
Alat :

Elevator tumpul yang lurus (Boies Nasal Fracture


Elevator)
Cunam Asch
Cunam Walsham
Spekulum hidung pendek dan panjang (Killian)
Pinset bayonet.
Teknik reduksi Terbuka
Teknik reduksi terbuka diindikasikan untuk :
Ketika operasi telah ditunda selama lebih dari 3
minggu setelah trauma.
Fraktur nasal berat yang meluas sampai ethmoid
Reduksi terbuka juga dapat dilakukan pada kasus
dimana teknik manipulasi reduksi tertutup telah
dilakukan dan gagal.
Algoritma yang dibuat oleh Michael
et al:
Algoritma yang dibuat oleh Samuel
et al:

Komplikasi
Hematom Septi
Septum hematom ditandai dengan adanya akumulasi
darah pada ruang subperikondrial.
Fraktur septum nasal
Fraktur dinding orbita
Fraktur lamina kribriformis
Prognosis
Kebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan
perpindahan posisi akan sembuh tanpa adanya kelainan
kosmetik dan fungsional.
Dengan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan
mengurangi kelainan kosmetik dan fungsional pada 70 %
pasien.
Kesimpulan
Tulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung
letaknya menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah
Ketepatan waktu dalam dalam mencapai penyembuhan yang optimal dan
estetika yang baik.
Gejala klinis dari fraktur hidung yang sering dijumpai adalah epistakis,
deformitas hidung, obstruksi hidung dan anosmia
Untuk memastikan diagnosa dapat ditunjang dengan pencitraan seperti foto
X-ray hidung dan CT scan hidung.
Penanganan dari fraktur hidung secara konservatif, jika disertai dengan
deviasi septum dan deformitas harus dilakukan tindakan operatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai