Anda di halaman 1dari 29

UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA PADA PASIEN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI

Oleh:
Wa Ode Hediyati Maharani, S. Ked
K1A1 15 121

Pembimbing :
dr. Hj. Syamsiah Pawennei, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


KEDOKTERAN KOMUNITAS
BAGIAN KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Wa Ode Hediyati Maharani, S. Ked


NIM : K1A1 15 121
Judul Laporan : Upaya Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus Upaya Pendekatan Kedokteran


Keluarga Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli dalam rangka
kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

Kendari, Agustus 2019


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Hj. Syamsiah Pawennei, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus dengan judul Upaya Pendekatan Kedokteran Keluarga Pada Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli ini sebagai tugas kepaniteraan
klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan kasus ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat penulis
harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Syamsiah Pawennei,
M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala
dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Kasus Upaya Pendekatan Kedokteran
Keluarga Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan keluarga pasien serta dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga,
pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan
ini penulis mengucapkan terima kasih.

Kendari, 2019

Wa Ode Hediyati Maharani

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................3
BAB II. LAPORAN KASUS
A. Identitas Penderita..............................................................................4
B. Anamnesis..........................................................................................4
C. Pemeriksaan Fisik...............................................................................5
D. Pemeriksaan Penunjang......................................................................8
E. Resume...............................................................................................9
F. Diagnosis Holistik..............................................................................9
G. Penatalaksanaan Holistik....................................................................9
H. Prognosis............................................................................................9
BAB III. PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
A. Identifikasi Keluarga..........................................................................10
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup..............................10
C. Identifikasi Fungsi-Fungsi dalam Keluarga.......................................12
D. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan..............16
E. Daftar Masalah...................................................................................17
BAB IV. PEMBAHASAN...................................................................................18
BAB V. PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan Holistik............................................................................20
B. Saran....................................................................................................20
LAMPIRAN.........................................................................................................21

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1 Hasil Perkusi 7

Tabel 2 Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal 10


Serumah
Tabel 3 Pelayanan Kesehatan 11
Tabel 4 APGAR Score Ny. H 14
Tabel 5 SCREEM Keluarga Ny. H 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan
stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan
jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik
dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (Kemenkes RI,
2014).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi
primer atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah
hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer
menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari
adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti
penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.
Prevalensi hipertensi pada penderita perempuan lebih tinggi, yaitu 37%,
sedangkan pria 28%. Prevalensi hipertensi di negara-negara maju cukup
tinggi, yaitu mencapai 37%. Sementara di negara-negara berkembang 29,9%.
Di Indonesia prevalensi hipertensi tahun 2007 mencapai 31,7% dari total
jumlah penduduk dewasa, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Singapura
yang mencapai 27,3%, Thailand dengan 22,7% dan Malaysia mencapai 20%.
Prevalensi di daerah Jawa dan Bali sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
kawasan Sumatra dan kawasan Indonesia timur (Saputra dkk, 2013).

1
2

Hipertensi menimbulkan kecacatan permanen, kematian mendadak dan


berakibat sangat fatal. Untuk meningkatkan kualitas hidup agar tidak
menimbulkan masalah di masyarakat perlu upaya pencegahan dan
penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat (Herwati dan
Sartika, 2011). Selain itu, jumlah penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Abeli menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011
sebanyak 242 orang, 2012 sebanyak 933 orang dan tahun 2013 sebanyak 1338
orang (Rusliafa dkk, 2014).
Ilmu Kedokteran Komunitas mengutamakan penanganan secara
menyeluruh dengan memberikan pelayanan bersifat paripurna
(comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive & spesific
protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability
limitation) dan rehabilitasi (rehabilitation) dengan memperhatikan
kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran berbagai
masalah kesehatan, begitu pula dengan kejadian hipertensi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat kasus
Hipertensi sebagai pembelajaran dalam upaya pendekatan kedokteran keluarga
yang bersifat holistik, terpadu, paripurna dan berkesinambungan terhadap
penanganan pasien dengan permasalahan penyakit Hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien
Hipertensi dan keluarganya untuk mewujudkan keadaan sehat di
Kelurahan, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik keluarga meliputi fungsi keluarga, bentuk
keluarga, dan siklus keluarga pada pasien Hipertensi.
3

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah


kesehatan pada pasien Hipertensi.
c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pada pasien Hipertensi
dan keluarganya.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang Hipertensi dan upaya
penatalaksanaan Hipertensi dengan pendekatan Kedokteran Keluarga.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar memberikan
penatalaksanaan kepada pasien secara holistik, terpadu, paripurna dan
berkesinambungan serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses
penyembuhan.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa
keluarga juga memiliki peranan yang begitu penting dalam kesembuhan
pasien.
BAB II
LAPORAN KASUS

A. Identitas Penderita
Nama : Ny. H
Usia : 40 tahun
Status : Janda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : D2
Agama : Islam
Suku : Buton
Alamat : Kel. Poasia
Tanggal Periksa : 7 Juli 2019

B. Anamnesa (Autoanamnesa)
Keluhan Utama : Sakit kepala, dan terasa tegang pada bagian leher.
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 7 hari yang lalu sebelum datang
ke Puskesmas, keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan
tegang pada leher, dan terkadang pasien merasa cepat lelah. Pasien juga
mengeluhkan nyeri ulu hati, namun nafsu makan cukup baik. Pasien
mengatakan tidur dengan baik, BAB biasa dan BAK lancar. Pasien rutin
berobat ke Puskesmas. Pasien mengaku rutin berolahraga, yaitu dengan
melakukan jogging setiap pagi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sudah menderita hipertensi ±3 tahun yang lalu. Riwayat
Diabetes Mellitus dan stroke disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Di dalam Keluarga, Ibu pasien juga menderita hipertensi.

4
5

Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien mengonsumsi obat penurun tekanan darah
amlodipin 5 mg.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Saat ini Ny. H tinggal bersama dengan Ibu dan dua orang anaknya.
Aspek ekonomi keluarga Ny. H tergolong menengah ke bawah dengan
pekerjaan mendiang Suami Ny. H yaitu Tn. M sebagai Pegawai Negeri Sipil
dan Ny. H sebagai Ibu Rumah Tangga dan mengolah produk bakso sebagai
pekerjaan sampingan. Tidak terdapat kesulitan keuangan yang dihadapi oleh
Ny. H karena ibunya (Ny. N) juga aktif bekerja membantu Ny. H. sebab
mendiang suami Ny. H, Tn. M sudah meninggal dunia.
Riwayat Gizi :
Ny. H dan keluarga makan sehari-hari biasanya 3 kali sehari dengan
Nasi, Sayur dan Lauk pauk bervariasi. Kadang mengkonsumsi buah-buahan.
Kesan status gizi saat ini baik.
Keadaan Lingkungan :
Lingkungan sekitar rumah pasien baik. Rumah terlihat begitu bersih
dan rapi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status General
Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat berkunjung ke rumah pasien.
1. Kesadaran Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis, GCS : E4V5M6 : 15
3. Tanda vital
a. Tekanan Darah: 180/100 mmHg
b. Nadi : 79x/menit, regular, kuat angkat
c. Respirasi : 16x/menit
d. Suhu : 37,5°C
4. Status Gizi : BB = 73 Kg
TB = 157 cm
6

73
IMT = =29,67 kg/m2
1,57 ²
Kesan : Status gizi Ny. D termasuk kategori obesitas I
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk normocephal, rambut warna hitam, mudah rontok, mudah
dicabut, tidak ada luka
1) Wajah
Simetris, eritema (-), ruam muka (-), luka (-)
2) Mata
Konjungtiva palpebra anemis (-), sclera ikterik (-), udem
palpebra (-), sianosis (-), pupil isokor (3 mm/3 mm), reflex
cahaya direct/indirect (+/+), perdarahan subkonjungtiva (-/-)
3) Telinga
Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), gangguan fungsi
pendengaran (-)
4) Hidung
Deviasi septum nasi (-), epiktasis (-), nafas cuping hidung (-),
sekret (-), fungsi pembau baik, foetor ex nasal (-)
5) Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-),pucat
(-), lidah tifoid (-), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir
(-)
b. Leher
Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trakea(-),
pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
c. Thorax
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan
thorakoabdominal, sela iga melebar (-), jejas (-)
Jantung
1) Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
7

2) Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat


3) Perkusi
Batas Jantung
Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : ICS V 2 cm medial linea midclavicularis
sinistra
Kanan atas : ICS II linea parasternalis dekstra
Kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dekstra
Pinggang Jantung : ICS II-III parasternalis sinistra
Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
4) Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, intensitas, regular, bising
(-), gallop (-)
Paru-Paru
1) Inspeksi
Normochest, sela iga tidak melebar, gerkan pernafasan simetris
kanan kiri, retraksi intercostae (-)
2) Palpasi
Dada tertinggi (-)
Ekstremitas dalam batas normal
3) Perkusi
Tabel 1. Hasil Perkusi
Depan Belakang
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor

4) Auskultasi
Suara dasar vesikuler
Suara tambahan : wheezing (-), ronkhi (-)
d. Abdomen
1) Inspeksi
8

Dinding perut sejajar dengan dinding dada, datar dan ikut gerak
napas
2) Auskultasi
Peristaltik (+) normal
3) Perkusi
Timpani (+), asites (-), shifting dullness (-)
4) Palpasi
Nyeri tekan epigastrium (-), lien, hepar, dan ginjal tidak teraba
e. Ekstremitas
1) Ekstremitas superior
a) Dekstra
Pergerakan motorik dalam batas normal, tanda-tanda
inflamasi (-), udem (-), CRT < 3 detik, clubbing finger (-),
kuku nekrosis (-), akral hangat (+), deformitas (-)
b) Sinistra
Pergerakan motorik dalam batas normal, tanda-tanda
inflamasi (-), udem (-), CRT < 3 detik, clubbing finger (-),
kuku nekrosis (-), akral hangat (+), deformitas (-)
2) Ekstremitas inferior
a) Dekstra Et Sinistra
Pergerakan motorik sendi lutut tidak terbatas, tanda-tanda
inflamasi sendi lutut (-), udem (-), CRT < 3 detik, clubbing
finger (-),akral hangat (+), deformitas (-)

D. Pemeriksaan Penunjang (tidak dilakukan)


1) Kimia Darah (gula darah, profil lipid, ureum, kreatinin). Pemeriksaan
kimia darah untuk melihat apakah terdapat penyakit lain yang merupakan
risiko penyakit kardiovaskuler bersama dengan hipertensi dan apakah telah
ada komplikasi yaitu diabetes mellitus, dislipidemia, gangguan fingsi
ginjal.
9

2) Urine (sedimen, kimia). Pemeriksaan urin sebagai penunjang dalam


melihat adanya komplikasi hipertensi pada ginjal.
3) EKG. Pemeriksaan EKG untuk melihat apakah ada kerusakan organ target
(jantung) akibat hipertensi.
4) Funduskopi, untuk melihat apakah ada kerusakan organ target (mata)
akibat hipertensi.

E. Resume
Pasien dengan inisial H jenis kelamin perempuan, pekerjaan sebagai
Ibu Rumah Tangga mengeluhkan sakit kepala sejak 7 hari yang lalu sebelum
datang ke puskesmas, keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien juga
mengeluhkan tegang pada leher, dan terkadang pasien merasa cepat lelah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati, namun nafsu makan cukup baik.
Pasien mengatakan tidur dengan baik, BAB biasa dan BAK lancar. Pasien
rutin berobat ke Puskesmas. Pasien mengaku rutin berolahraga, yaitu dengan
melakukan jogging setiap pagi.
Saat ini Pasien tengah mengonsumsi penurun tekanan darah amlodipin
5 mg. Pasien sudah menderita hipertensi ±3 tahun yang lalu. Riwayat Diabetes
Mellitus dan stroke disangkal.

F. Diagnosis Holistik
1. Diagnosis dari Segi Biologis : Hipertensi Grade II
2. Diagnosis dari Segi Psikologis :
Dari segi psikologis Ny. H dan keluarga tidak ada masalah.
3. Diagnosis dari Segi Sosial dan Ekonomi :
Menurut Ny. H tidak ada kesulitan keuangan yang dihadapi karena Ibu
Ny. H yaitu Ny. N juga bekerja sehingga mengurangi beban keuangan.

G. Penatalaksanaan Holistik
Farmakologi : Amlodipin
Non Farmakologi : Olahraga teratur dan diet rendah garam.
10

H. Prognosis
Qua ad vitam : Bonam
Qua ad functionam : Bonam
Qua ad sanationam : Bonam
BAB III
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA

A. Identifikasi Keluarga
1. Profil Keluarga
a. Karakteristik Demografi Keluarga
Tanggal Kunjungan Pertama : 7 Juli 2019
Tanggal Kunjungan Kedua : 9 Juli 2019
Tanggal Kunjungan Keriga : 12 Juli 2019
Nama Kepala Keluarga : Ny. H
Alamat : Kel. Poasia
Bentuk Keluarga : Keluarga Inti
Struktur Komposisi Keluarga :
Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Keduduka L/P Umur Pendidikan Pekerjaan
n
1. Ny. H Istri P 40 th D2 Ibu Rumah
Tangga
2. Tn. R Anak L 23 th S1 Mahasiswa
3. Ny. R Anak P 22 th S1 Mahasiswa
Sumber: Data Primer, 2019
Kesimpulan : Keluarga Ny.H adalah keluarga inti (nuclear family)
yang terdiri atas 3 orang yang tinggal dalam rumah.
Terdapat satu orang yang sakit yaitu Ny. H 40 tahun
dengan diagnosa Hipertensi Grade II, sedangkan anak-
anak pasien mengaku tidak pernah menderita sakit
yang berat.
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

10
11

1. Desain rumah keluarga Ny. D


Teras Ruang Kamar 3
Tamu
Kamar 1 Dapur

Kamar 2 Ruang
Keluarga
Kamar
Mandi

2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


Jenis tempat berobat : Puskesmas Abeli
Asuransi/Jaminan Kesehatan : menggunakan BPJS
Jarak layanan kesehatan : jarak Puskesmas Abeli dengan rumah
pasien dekat dan terjangkau dapat ditempuh
±15 menit dengan kendaraan bermotor
3. Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai Jalan Kaki Ny. H pergi ke Puskesmas
Pusat Pelayanan Naik Angkot Abeli menggunakan motor
Kesehatan Kendaraan Pribadi maupun mobil
Tarif Pelayanan Sangat mahal Tarif pelayanan kesehatan
Kesehatan Mahal terjangkau karena
Terjangkau menggunakan fasilitas
Murah kartu KIS yang iurannya
Gratis dibayar sendiri oleh Ny. H
Kualitas Sangat Memuaskan
Pelayanan Memuaskan
Kesehatan Cukup Memuaskan
Tidak Memuaskan

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


12

Kebisaaan makan dan penerapan pola gizi seimbang yang


dilakukan oleh keluarga Ny. H yaitu mereka makan sehari-hari biasanya 3
kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk, dan makanan penutup yaitu
buah-buahan. Penerapan pola gizi Ny. H dan keluarga baik dan seimbang.
5. Pola Dukungan Keluarga
Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Dalam menyelesaikan masalah, Ny. H merupakan pengambil
keputusan utama. Keputusan dari Ny. H adalah keputusan yang terbaik
untuk keluarga.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Tidak Ada

C. Identifikasi Fungsi-Fungsi Dalam Keluarga


1. Fungsi Holistik
a. Fungsi Biologis
Keluarga Ny. H terdapat satu orang yang sakit yaitu Ny. H 40 tahun
dengan diagnosa Hipertensi Grade II. Sedangkan anak-anaknya
mengaku tidak pernah menderita sakit yang berat.
b. Fungsi Psikologis
Dari segi psikologis, keluarga tidak ada masalah dengan penyakit yang
diderita oleh Ny. H karena dengan mengonsumsi obat dari dokter,
tekanan darahnya terkontrol.
c. Fungsi Sosial dan Ekonomi
Menurut Ny. H tidak ada kesulitan keuangan yang mereka hadapi
karena ibu Ny. H juga masih aktif bekerja membantu Ny. H sehingga
perekonomian keluarga sangat baik.
2. Fungsi Fisiologis dengan APGAR Score
a. Adaptation. Kemampuan anggota keluarga beradaptasi dengan
anggota keluarga yang lain serta penerimaan, dukungan, dan saran dari
anggota keluarga yang lain.
13

b. Partnership. Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling


mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami
oleh keluarga tersebut.
c. Growth. Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru
yang dilakukan anggota keluarga lain.
d. Affection. Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar
anggota.
e. Resolve. Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga
yang lain.
f. Penilaian
Hampir selalu : 2 poin
Kadang-kadang : 1 poin
Hampir tak pernah: 0 poin
g. Penyimpulan
Nilai rata-rata ≤ 5 : kurang
Nilai rata-rata 6-7 : cukup/sedang
Nilai rata-rata 8-10: baik
14

Tabel 4. APGAR Score Ny. H (40 tahun)


Sering/ Kadang- Jarang
No Pertanyaan Skor
selalu kadang / tidak
Saya puas kembali ke
1 keluarga saya bila saya 2
menghadapi masalah
Saya puas dengan cara
keluarga saya 2
2. membahas dan
membagi masalah
dengan saya
Saya puas dengan cara
keluarga saya
menerima dan 2
3. mendukung keinginan
saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
Saya puas dengan cara
keluarga saya
mengekspresikan kasih 2
4. sayangnya dan
merespon emosi saya
seperti kemarahan,
perhatian dll
Saya puas dengan cara
keluarga saya dan saya
5.
membagi waktu
bersama-sama
Total 10
APGAR Score Ny. H dapat dijelaskan sebagai berikut:
15

a. Adaptation: Ny. H puas terhadap dukungan dan saran yang diberikan


keluarganya jika menghadapi masalah.
b. Patnership: Komunikasi Ny. H dan keluarga sangat baik. sangat
jarang terjadi masalah dalam keluarga, kalaupun ada hanya masalah
kecil namun diselesaikan sendiri.
c. Growth: Keluarga Ny. H tidak pernah memberi batasan terhadap
segala aktivitas Ny. H baik pekerjaan atau kegiatan lain.
d. Affection: Ny. H puas dengan kasih sayang dan perhatian yang
diberikan keluarganya.
e. Resolve: Ny. H puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan.
3. Fungsi Patologis dengan Alat SCREEM Score
Fungsi patologis keluarga Ny. H dinilai menggunakan alat
SCREEM sebagai berikut:
Tabel 5. SCREEM Keluarga Ny. H
Sumber Patologis
Social Ny. H dan keluarga sering berkumpul -
bersama dan berakhir pekan bersama
Culture Menggunakan adat buton dalam berbahasa -
dan berbudaya, pengambil keputusan juga
berdasarkan diskusi keluarga besar

Religius Fungsi agama Ny. H baik -


Economic Kondisi ekonomi keluarga Ny. H baik -
Educationa Tingkat pendidikan dan pengetahuan Ny. H -
l dan keluarga tergolong baik
Kesimpulan: Tidak ada fungsi patologis keluarga Ny. H yang menjadi
hambatan

4. Genogram dalam Keluarga


16

1932 - 2000 1935 - 1998 1938 - 1993 1942


68
63 55 77
Tn. A Ny. P Tn. K Ny. N

1979 1982 1987


1961 1963 1965 - 2018 1967 1969 1978 40
37 32
58 56 53 52 50 41
Ny. H Tn. MF Tn. D
Tn. F Tn. Tn. M Ny. S Ny. ID Tn. R
GB

1996 1997
23 22

Tn R Ny. R

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Penyakit Jantung Koroner

: Hipertensi

D. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


1. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
a. Faktor Perilaku Keluarga
1) Pengetahuan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan Ny. H beserta
keluarganya tergolong baik dan paham mengenai penyakit Ny. H
sehingga tidak ada hambatan yang berarti dalam hal pengobatan.
Respon Ny. H juga sangat baik pada saat terkena sakit pertama kali
dengan melakukan diet rendah garam.

2) Sikap
17

Sikap keluarga terhadap kondisi Ny. H yaitu selalu memberikan


dukungan.
3) Tindakan
Tindakan keluarga terhadap kondisi pasien baik terbukti dengan
menyarankan Ny. H untuk segera ke dokter.

b. Faktor Non Perilaku


1) Lingkungan
Lingkungan sekitar rumah Ny. H bersih. Terkait dengan rumah
yang memang berada di kawasan perumahan yang cukup bagus
2) Pelayanan Kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan terjangkau karena menggunakan
fasilitas BPJS yang iurannya dibayar sendiri.
3) Usia, Keturunan dan Jenis Kelamin
Pada penyakit yang dialami oleh Ny. H, keturunan dan jenis
kelamin berpengaruh terhadap timbulnya Hipertensi.
E. Daftar Masalah
1. Masalah Medis : Hipertensi Grade II
2. Masalah non medis : -
BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien 40 tahun dengan inisial H jenis kelamin perempuan, pekerjaan


sebagai Ibu Rumah Tangga mengeluhkan sakit kepala sejak 7 hari sebelum datang
ke Puskesmas, keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan tegang
pada leher, dan terkadang pasien merasa cepat lelah. Pasien juga mengeluhkan
nyeri ulu hati, namun nafsu makan cukup baik. Pasien mengatakan tidur dengan
baik, BAB biasa dan BAK lancar. Pasien rutin berobat ke Puskesmas. Pasien
mengaku rutin berolahraga, yaitu dengan melakukan jogging setiap pagi.
Saat ini Pasien tengah mengonsumsi penurun tekanan darah amlodipin 5
mg. Pasien sudah menderita hipertensi ±3 tahun yang lalu. Riwayat Diabetes
Mellitus dan stroke disangkal.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih
keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria
diagnosis Joint National Committee (JNC) VII tahun 2003, yaitu hasil pengukuran
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolic 90 mmHg.
Kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa
pemeriksaan tekanan darah dengan hasil 180/100 mmHg dan IMT kesan obesitas
I. Berdasarkan hasil anamnesis, pasien mengeluhkan sakit kepala yang hilang
timbul, tegang pada leher dan merasa cepat lelah. Pasien telah mengonsumsi obat
Amlodipin 5 mg selama ±3 tahun. Riwayat hipertensi dalam keluarga didapatkan
dari ibu pasien. Kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan
hasil 190/100 mmHg dan edukasi kepada pasien dan keluarganya. Kunjungan
ketiga dilakukan evaluasi terhadap pasien.
Kebisaaan makan dan penerapan pola gizi seimbang yang dilakukan oleh
keluarga pasien yaitu mereka makan sehari-hari bisaanya 3 kali sehari dengan
nasi, sayur, lauk pauk, dan makanan penutup yaitu buah-buahan. Penerapan pola
gizi pasien dan keluarga baik dan seimbang.

18
19

Dalam menyelesaikan masalah, pasien merupakan pengambil keputusan


utama serta menjadi keputusan yang terbaik untuk keluarga. Tidak ada faktor
yang menghambat keluarga pasien dalam menyelesaikan masalah. Menurut pasien
tidak ada kesulitan keuangan yang mereka hadapi karena ibu pasien masih aktif
bekerja untuk membantu pasien.
Keluarga pasien merupakan keluarga inti (nuclear family). Ny. H tinggal
dengan dua orang anaknya. Dari segi psikologis, Ny. H dan keluarga tidak ada
masalah dengan penyakit yang diderita oleh Ny. H karena dengan mengonsumsi
obat dari dokter, tekanan darahnya terkontrol.
Berdasarkan APGAR score, Ny. H puas terhadap dukungan dan saran
yang diberikan keluarganya jika menghadapi masalah. Mereka menjauhkan ego
dan menerima saran-saran dari anggota keluarga lain. Komunikasi yang terjalin
antara Ny. H dan keluarga sangat baik. sangat jarang terjadi masalah dalam
keluarga, kalaupun ada hanya masalah kecil namun diselesaikan sendiri. Keluarga
Ny. H tidak pernah memberi batasan terhadap segala aktivitas Ny. H baik
pekerjaan atau kegiatan lain. Ny. H puas dengan kasih sayang, waktu dan
perhatian yang diberikan dan disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan Ny. H beserta keluarganya tergolong
baik dan paham mengenai penyakit Ny. H sehingga tidak ada hambatan yang
berarti dalam hal pengobatan. Respon Ny. H juga sangat baik pada saat terkena
sakit pertama kali dengan melakukan diet rendah garam. Sikap yang ditunjukkan
keluarga terhadap kondisi Ny. H juga selalu memberikan dukungan.
Tindakan keluarga terhadap kondisi pasien baik terbukti dengan
menyarankan Ny. H untuk segera ke dokter.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan Holistik
1. Diagnosis dari Segi Biologis : Hipertensi Grade II
2. Diagnosis dari Segi Psikologis :
Dari segi psikologis Ny. H dan keluarga tidak ada masalah.
3. Diagnosis dari Segi Sosial dan Ekonomi :
Menurut Ny. H tidak ada kesulitan keuangan yang dihadapi karena Ibu
Ny. H yaitu Ny. N juga bekerja sehingga mengurangi beban keuangan.
B. Saran
1. Saran kepada penderita
A. Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya.
a. Konsumsi obat secara teratur dan mengontrol kesehatannya ke
pelayanan kesehatan masyarakat terdekat
b. Datang ke Puskemas untuk pemeriksaan tekanan darah sesuai
dengan waktu yang ditentukan oleh petugas Puskesmas secara rutin
c. Rajin berolahraga
2. Saran kepada keluarganya
a. Menerapkan pola hidup sehat
b. Melakukan pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila sakit
3. Saran kepada petugas kesehatan
Mengontrol dan melakukan kunjungan pasien hipertensi agar dapat
memberikan edukasi dan dukungan dalam pengobatan.

20
21

LAMPIRAN

Gambar 1. Kunjungan Pertama: Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Gambar 2. Kunjungan Kedua: Pemeriksaan Fisik dan Penyuluhan


22

Gambar 3. Kunjungan Ketiga: Evaluasi serta melihat keadaan rumah Pasien

Gambar 4. Ruang Tamu Gambar 5. Kamar Tidur


23

Gambar 7. Kamar Mandi

Anda mungkin juga menyukai