OLEH :
dr. Veneranda Clara
dr. Marthin F Pasaribu
dr. Ana Verawaty
dr. Gabriel Fernando Mantong
dr. Tunggul Sinaga
Pendamping:
dr. Sunarti
Wahana :
Puskesmas Ge’ Tengan
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Periode 14 September 2018 – 14 Januari 2019
1
LAPORAN KEGIATAN
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
I. LATAR BELAKANG
2
buang air besar dan buang air kecil sehingga menjaga lingkungan sekolah agar tetap
bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya dan
tidak mengundang lalat atau serangga yang menjadi penular penyakit diare, kolera,
disentri, tifoid, cacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.
IV. PELAKSANAAN
Penilaian dan penyuluhan tentang jamban sehat dilaksanakan di beberapa
desa/lembang, Kabupaten Tana Toraja. Kegiatan yang dilakukan antara lain tinjauan
langsung terhadap jamban di rumah-rumah masyarakat dan memberikan penyuluhan
singkat kepada masyarakat. Materi penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi
jamban sehat, manfaat menggunakan jamban bersih, syarat-syarat jamban sehat, dan cara
memelihara jamban.
3
.V. EVALUASI
1 Randanan 2757 635 270 270 315 1080 320 320 320 1497
2 Tengan 2410 628 506 506 511 2024 117 117 117 366
3 Palipu 1617 425 190 190 210 760 215 215 215 777
5 Marinding 2965 866 560 560 566 2240 300 300 300 701
6 Ke’pe’ 2455 515 288 288 398 1152 117 117 117 863
7 Gasing 4572 1358 500 500 557 2000 623 623 708 3540 150 150 150 350
10 Simbuang 3462 689 430 430 430 1720 289 289 289 1742
11 Pakala 1602 225 100 100 105 400 120 120 120 1182
12 Rt. Dada 1688 375 173 173 198 692 143 143 143 896
13 Pa’tengko 1562 327 181 181 184 724 149 149 149 826
14 Tampo 1583 353 219 219 229 876 110 110 110 667
15 U. Timur 970 221 109 109 121 436 100 100 100 486
Dari hasil penilaian jamban ada desa didapatkan masih ada beberapa RT di
desa yang menggunakan jamban cemplung, yaitu di Desa Gasing dengan jumlah jiwa
pengguna jamban cemplung adalah 150 pengguna RT dari Desa tersebut. Dimana kita
ketahui bahwa jamban cemplung sangat dapat memugkinkan kontaminasi terhadap
lingkunagn di sekitar sehingga dapat menimbulkan wabah penyakit bagi masyarakat
setempat. Adapun criteria jamban sehat Menurut kriterian Depkes RI (1985), syarat
sebuah jamban keluarga dikatagorikan jamban sehat, jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1.Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang penampungan
kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur (SPT SGL maupun jenis sumur
lainnya). Perkecualian jarak ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur
yang terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang
menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran air tanah.
4
2.Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke
penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup lubang jamban
atau dengan sistem leher angsa.
3.Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban dengan luas
minimal 1×1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup kearah lubang jamban.
4.Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-
bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-
bahan yang ada setempat;
5.Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
terang;
6.Cukup penerangan;
7.Lantai kedap air;
8.Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9.Ventilasi cukup baik, dan
10.Tersedia air dan alat pembersih.
VI. SARAN
Dikarenkan masih adanya beberapa desa yang menggunakan jamban yang
tidak sesuai criteria jamban sehat maka sebaiknya diadakan penyuluhan
ataupun program “pemicu”, dimana program pemicu adalah program yang
dilakukan oleh pihak dari Puskesmas Ge’tengan untuk mengajarkan ataupun
memberikan informasi kepada masyarakat di desa tentang criteria dari jamban
sehat menurut kriteria Depkes RI yang sudah diterangkan diatas. Ini bertujuan
untuk menjadikan masyarakat Tana Toraja menjadi masyarakat yang lebih
sehat.