Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN THT

Berlianti Salamahu (112021265)

Pembimbing : Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp.THT-KL


Persiapan Alat dan Pasien
Posisi Duduk Pada Pemeriksaan THT

PASIEN ANAK
• Pasien duduk di kursi dipangku oleh orang
tua
• Dokter duduk di kursi pemeriksa
• Kaki orang tua pasien bersisian dengan kaki
pemeriksa
• Tangan orang tua memegang kedua tangan
pasien, lalu tangan perawat memegangi
kepala pasien
• Bila tidak ada asisten, minta orang tua untuk
memfiksasi kepala anak dengan memegangi
dahi anak menggunakan 1 tangan, bagian
belakang kepala anak menempel di dada
orang tua, sementara tangan yang lain
melingkari badan anak
Penggunaan Head Lamp, Spekulum, dan Otoskop

◦ Head lamp dipasang di kepala, tepat di


posisi tengah antara kedua mata, lalu
cahaya difokuskan ke telapak tangan
dengan jarak kira-kira 30 cm
◦ Telinga dipegang dengan jari II&III
sementara jari lain memfiksasi di mastoid
dan ditarik ke arah posterosuperior
◦ Otoskop dipegang seperti memegang
pensil
PEMERIKSAAN
TELINGA
Anamnesis, PF (Inspeksi & Palpasi), & Tes Pendengaran
Anamnesis pada Telinga
Gangguan pendengaran Telinga berdengung Nyeri telinga (Otalgia) Sekret keluar dari telinga Pusing berputar (Vertigo)
(Tinnitus) (Otore)
Satu/dua telinga Satu/dua telinga Satu/dua telinga Satu/dua telinga Deskripsi serangan pusing
(rasa berputar, seperti akan
jatuh)
Onset, tiba-tiba atau Onset Onset, apakah berulang ( jika iya, Onset Serangan pusing
memburuk perlahan seberapa sering) berhubungan dengan
posisi kepala misal saat
bangun tiba-tiba dari posisi
berbaring
Riwayat trauma kepala, Apakah disertai ggn Sifat-sifat nyeri, nyeri hanya Deskripsi sekret (warna, Onset, seberapa sering dan
telinga tertampar, pajanan pendengaran dan terbatas pada telinga atau disertai darah, berbau lama serangan, terus-
bising, penggunaan obat pusing berputar menjalar, atau berasal dri tempat busuk) menerus/kadang
ototoksik, riwayat penyakit lain (referred pain)
infeksi
Riwayat ggn pendengaran Hal yang mencetuskan nyeri Ada gatal dan nyeri? Gejala yang timbul saat
di keluarga seperti mengunyah, menggigit, serangan sepeti mual
menelan muntah, tinnitus, ggn
pendengaran, ggn
penglihatan
Ggn pendengaran lebih Gejala lain pada kepala dan leher Riwayat infeksi saluran Riwayat infeksi telinga,
parah di ruangan bising napas atas sebelum otore perforasi, trauma, operasi
atau tenang? telinga
Riwayat penyakit di telinga, Riwayat penyakit sistemik
PF Telinga
◦ Daun telinga • Membran timpani : (menggunakan otoskop)
◦ Warna : sama dengan sekitar/tanda infeksi? • Bentuk : utuh/perforasi  jika ada perforasi
◦ Muara/lubang telinga : Ada atau tidak letak sentral/marginal/attic/total/subtotal
• Refleks cahaya di jam berapa  kanan jam 5
◦ Bentuk telinga : normal/mikrotia/anotia/bat ear – kiri jam 7
◦ Fistula periaurikular +/- • Warna membran : normal putih mengkilat
◦ Benjolan +/- seperti mutiara/suram/hiperemis

• Liang Telinga
• Lapang/sempit  jika sempit, apakah : Palpasi : dilakukan dengan menekan tragus,
• Furunkel +/-, jaringan granulasi +/-, serumen +/- keras
aurikula, dan os. mastoideus di posterior
atau lunak aurikula  nyeri +/-
• Sekret ada/tidak, sedikit/banyak, encer/kental/purulen,
berbau/tidak
• Benda asing +/-
• Hiperemis/edema +/-
Tes Pendengaran
◦ Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang
dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni
◦ Tes penala :
◦ bertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran (tuli/ hearing loss) dan membedakan tuli
hantaran (conductive hearing loss) dan tuli sensorineural (sensorineural hearing loss)
◦ Menggunakan garputala 512 Hz
◦ Ada berbagai macam tes penala  tes rinne, weber, schwabach, bing, dan stenger
◦ Tes Rinne  membandingkan hantaran udara dan tulang pada telinga yang diperiksa
◦ Tes Weber  membandingkan hantaran tulang kedua telingan secara bersamaan
◦ Tes Schwabach  membandingkan hantaran tulang telinga pasien dengan pemeriksa (dengan catatan
telinga pemeriksa normal)
◦ Tes Bing/tes oklusi  mirip seperti tes weber tapi dengan kondisi telinga yang akan diperiksa ditutup
◦ Tes Stenger  dilakukan pada pemeriksaan tuli anorganik
Audiometri Nada Murni
◦ Hasil pemeriksaan audiometri disebut audiogram
◦ Pada audiogram, dihitung ambang dengar menurut konduksi udara (AC) dan menurut
konduksi tulang (BC)  dapat diketahui jenis dan derajat ketulian
◦ Jenis ketulian  tuli konduktif, sensorineuronal, atau campur
◦ Derajat ketulian 
PEMERIKSAAN
HIDUNG DAN SINUS
PARANASAL
Anamnesis, PF (Inspeksi & Palpasi), Rhinoskopi, & Transiluminasi
Anamnesis Hidung
Sumbatan hidung Sekret di hidung dan Bersin yang Nyeri di wajah dan Perdarahan dari Gangguan penghidu
tenggorok berulang kepala hidung
Satu/dua lubang Satu/dua lubang Onset Onset, durasi nyeri Satu/dua lubang Onset
hidung/bergantian hidung dan seberapa sering hidung
terjadi
Onset, terus menerus Onset, sekret apakah Apakah timbul akibat Lokasi nyeri (dahi, Onset, sudah berapa Apakah seluruh
atau hilang timbul keluar hanya pada pagi menghirup sesuatu pangkal hidung, pipi, kali terjadi penciuman hilang
hari atau pada waktu- yang diikuti keluar dan tengah kepala) atau berkurang?
waktu tertentu secret yang encer
dan rasa gatal di
hidung, tenggorok,
mata, dan telinga
Apakah mulut dan Konsistensi sekret Apakah nyeri Perdarahan apakah Riwayat infeksi
tenggorok terasa kering? encer/bening seperti memberat saat mudah untuk hidung, sinusitis,
air/kental/nanah/berca menundukkan dihentikan atau tidak trauma kepala
mpur darah/berbau kepala?
Riwayat kontak dengan Riwayat trauma
bahan allergen (debu, hidung/wajah,
tepung sari, bulu penyakit kelainan
binatang), riwayat darah, hipertensi,
trauma, pemakaian obat dan pemakain obat-
tetes hidung obat anti-koagulan
dekongestan untuk
jangka waktu lama,
PF Hidung (Rhinoskopi Ant.)
◦ Inspeksi dorsum nasi :
◦ Kavum nasi (diperlukan spekulum hidung) :
◦ Perubahan bentuk +/-
◦ Lapang/sempit
◦ Perubahan warna +/-
◦ Mukosa  normal merah muda/hiperemis/pucat
◦ Edema +/-, hematom +/-
◦ Septum deviasi +/-  jika ada
◦ Palpasi dorsum nasi : fraktur (krepitasi) +/- ringan/sedang/berat
◦ Vestibulum nasi (pasien diminta mendongak) : ◦ Konka inferior  eutrofi/hipertrofi/atrofi, warna
◦ Dilihat bagian lateral, medial, atas, dan bawah  merah muda normal/hiperemis/pucat
sekret +/- ◦ Konka media  eutrofi/hipertrofi/atrofi, sekret +/-
◦ Furunkel +/- letak di meatus media, warna, kekentalan
◦ Krusta +/- ◦ Palpasi sinus paranasal (daerah frontalis, kantus
medius, pipi)  nyeri +/-
Penggunaan spekulum hidung

◦ Alat yang digunakan : spekulum hidung, lampu kepala


◦ Teknik pemeriksaan :
- Spekulum dipegang dengan tangan kiri dalam posisi
horizontal, jari telunjuk diletakkan dekat hidung untuk
fiksasi sementara jari manis dan kelingking membuka dan
menutup spekulum
- Spekulum dimasukkan dalam keadaan tertutup, setelah di
dalam baru dibuka
- Spekulum dikeluarkan dengan cara ditutup 90% karena
dapat menyebabkan terjepitnya bulu hidung dan ikut
tercabut sehingga pasien dapat merasakan sakit.
Rhinoskopi Post.
◦ Alat yang digunakan : spatel lidah, kaca nasofaring, lampu kepala, spiritus
◦ Teknik pemeriksaan :
- Mula-mula panaskan dulu kaca nasofaring dengan spiritus untuk mencegah
kaca berembun saat dimasukkan ke mulut
- Tangan kanan pemeriksa memegang kaca nasofaring, tangan kiri memegang
spatel lidah
- Pasien diminta membuka mulut lebar-lebar, lalu spatel lidah di tekan 2/3
anterior lidah
- Kaca nasofaring dimasukkan perlahan-lahan hingga terlihat bayangan hidung
bagian belakang, perhatikan bagian belakang septum dan koana ( jangan sampai
menyentuh dinding posterior faring)
- Putar kaca nasofaring ke kanan dan kiri untuk mengamati struktur dalam hidung
yaitu konka superior, konka media, konka inferior, meatus superior dan media,
torus tubarius, muara tuba Eustachius, dan fossa Rossenmuler
- Selama pemeriksaan, lidah dijaga agar tetap berada di dalam mulut dan pasien
diminta bernapas melalui hidung
Pemeriksaan fungsi hidung
• Pemeriksaan fungsi udara hidung :
• metode kualitatif : perhatikan cuping hidung pada waktu
inspirasi dan ekspirasi ‒ dengan kaca atau spatel lidah yang
diletakkan di depan lubang hidung ‒ perhatikan penyemburan
udara/bercak pada kaca atau logam ‒ bandingkan antara
kanan dan kiri
• metode kuantitatif : menggunakan rhinomanometer yang
mengukur tekanan pada rongga hidung dan nasofaring waktu
inspirasi dan ekspirasi
• Pemeriksaan fungsi pembau/penghidu :
• metode kualitatif : di depan lubang hidung diberi bahan
pembau misalnya vanili, teh, kopi, tembakau, dll ‒ tentukan
apakah terdapat anosmia, hiposmia, atau parosmia
• metode kuantitatif : menggunakan olfaktometri untuk
menentukan ggn pembau yang absolut dan relatif
Pemeriksaan Transiluminasi
◦ Mempunyai manfaat terbatas dan tidak dapat menggantikan peranan pemeriksaan radiologis
◦ Pemeriksaan transiluminasi sinus maksila dan frontal memakai lampu khusus sebagai sumber cahaya dan dilakukan di
ruangan gelap
◦ Pemeriksaan sinus maksilla dilakukan dengan memasukkan sumber cahaya ke rongga mulut dan bibir dikatupkan 
setelah beberapa menit normalnya akan tampak daerah infra orbita terang seperti bulan sabit
◦ Untuk pemeriksaan sinus frontalis, lampu diletakkan di daerah bawah sinus frontalis dekat kantus medius  normalnya
akan tampak cahaya terang pada daerah sinus frontal
◦ Pemeriksaan radiologis untuk menilai sinus maksilla dan sinus frontalis dengan posisi Water, sinus etmoid dengan posisi
postero-anterior, dan sinus sfenoid dengan posisi lateral
PEMERIKSAAN FARING,
LARING, TONSIL, &
RONGGA MULUT
Anamnesis, PF (inspeksi, palpasi)
Nyeri tenggorok Nyeri menelan Dahak di tenggorokan Sulit menelan Rasa sumbatan di
(odinofagia) (disfagia) leher
Menetap/hilang-timbul Rasa nyeri yang muncul Onset, apakah Onset, apakah semakin Onset
saat menelan bertambah buruk saat memburuk
pagi hari?
Apakah disertai demam, Apakah nyeri dirasakan Dahak berupa Untuk jenis makanan Lokasi sumbatan leher
batuk, serak, dan sampai ke telinga? pus/lender/bercampur cair/padat
tenggorok terasa darah, jumlah dahak
kering?
Apakah pasien Apakah dahak dapat Apakah disertai nyeri
merokok? Jika iya keluar jika dibatukkan menelan, muntah dan
berapa bungkus per atau terasa turun di BB turun signifikan?
hari tenggorok? Ada regurgitasi?
Suara serak Batuk

Onset, timbul mendadak/perlahan Onset

Apakah suara hilang sama sekali? Jika iya, Faktor pencetus batuk seperti rokok, udara
berapa lama yang kotor, dan kelelahan
Riwayat peradangan di hidung/tenggorok, Berdahak/tidak? Jika ada dahak, bagaimana
riwayat peminum alcohol berat/merokok warna, konsistensi, dan jumlahnya

Apakah disertai batuk, nyeri, dan BB turun? Riwayat merokok


Pemeriksaan Faring & Rongga Mulut
◦ Menggunakan head lamp dan spatel lidah
◦ Faring :
◦ Warna mukosa normal/hiperemis
◦ Permukaan licin/berbenjol
◦ Post nasal drip +/-
◦ Tonsil :
◦ Besar tonsil  T1-T4 (bila sudah dioperasi T0)
◦ Kripta melebar +/-, detritus +/-
◦ Pembesaran simetris atau tidak
◦ Uvula :
◦ Posisi di tengah atau tidak
◦ Hiperemis +/-
◦ Edema +/-
◦ Memanjang +/-
◦ Gigi geligi : karies +/-, berlubang +/-
Pemeriksaan Hipofaring dan Laring
◦ Pemeriksaan laring ada 2 jenis : direk dan indirek  indirek
menggunakan kaca laring sedangkan direk dengan alat
laringoskop
◦ Prosedur pemeriksaan :
◦ Cermin diuapkan terlebih dahulu dengan api lampu spiritus
◦ Minta pasien menjulurkan lidah sejauh mungkin dan bernapas
secara normal
◦ Ambil kasa dan pegang lidah dengan menggunakan tangan
kiri  jari I di atas lidah, jari III di bawah lidah, jari II menekan
pipi
◦ Arahkan cermin laring menuju area faring (posisikan di depan
uvula) hingga tampak struktur di daerah hipofaring yaitu :
epiglottis, valekula, fossa piriformis, plika ariepiglotikka,
aritaenoid, plika ventrikularis dan plika vocalis dan fokuskan
cahaya pada daerah tersebut
◦ Meminta pasien mengucapkan huruf “iiii” untuk menilai
gerakan pita suara aduksi sedangkan untuk menilai gerakan
abduksi dan daerah subglotik pasien diminta untuk inspirasi
dalam
◦ Laringoskopi direk perlu diberikan anestesi silokain yang
disemprotkan ke bibir, rongga mulut, dan lidah pasien
PEMERIKSAAN
KELENJAR LIMFE
LEHER
◦ Inspeksi : untuk melihat adanya pembesaran, peradangan
pada limfonodi seperti penyakit TBC, limfoma maligna,
metastase, HIV/AIDS
◦ Prosedur pemeriksaan :
◦ Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan melakukan palpasi
dengan kedua tangan pada seluruh daerah leher dari atas
ke bawah
◦ Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe  tentukan ukuran,
bentuk, konsistensi, perlekatan dengan jaringan sekitar dan
lokasinya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai