Anda di halaman 1dari 42

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGO


ROKAN
ANAMNESIS
ANAMNESIS
Anamnesis dalam bidang THT mempunyai arti yang
sangat penting. Sekitar 70-80 persen diagnosis suatu
penyakit dapat ditegakkan hanya dari anamnesis saja.
Untuk mempunyai keterampilan dalam anamnesis
dibutuhkan suatu latihan.

Anamnesis  kesimpulan yang diambil dari hasil


wawancara antara pemeriksa (dokter) dan pasien.
Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih
dalam dan lebih luas mengenai keluhan pasien.
ANAMNESIS

Anamnesis yang diajukan harus mencakup seluruh aspek


yaitu telinga hidung dan tenggorokkan walaupun
mungkin yang dikeluhkan pasien tersebut hanya pada
salah satu bagian saja.
TELINGA
Keluhan utama pada telinga yang sering dikemukakan pasien adalah:

Gangguan pendengaran (tuli)


 Telusuri apakah keluhan tersebut terjadi secara mendadak (akut)
atau perlahan-lahan, terjadi pada salah satu atau kedua telinga,
apakah ada riwayat trauma kepala, terjatuh atau tertusuk sesuatu,
apakah gangguan tersebut lebih terasa di tempat yang bising atau
sunyi.
 
Di tanyakan riwayat penyakit yang sebelumnya pernah diderita,
riwayat mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat ototoksik, riwayat
tuli dalam anggota keluarga, riwayat pekerjaan sehari-hari apakah
terpapar dengan bising.
 
TELINGA
Suara berdenging (tinitus)

Suara berdenging dapat berupa suatu bising yang berdering, bernada


tinggi, mengaum, menggumam, mendesis atau berdenyut.
Perlu ditelusuri apakah suara-suara tersebut terdengar sepanjang
waktu atau hanya pada ruangan yang sunyi, apakah terdengar pada
satu sisi atau keduanya, apakah menyertai gangguan pendengaran
dan apakah terdengar setelah suatu paparan bising di tempat kerja
atau di tempat lain.
TELINGA
Rasa nyeri dalam telinga (otalgia)

Nyeri pada telinga dapat berasal dari telinga itu sendiri atau
merupakan suatu nyeri alih (reffered pain).
Tentukan sifat-sifat nyeri tersebut, apakah terjadi pada satu atau
kedua telinga. Nyeri yang berasal dari telinga dapat menunjukkan
suatu otitis eksterna, sedangkan nyeri alih dapat berasal dari gigi,
sendi mulut, tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh
saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.
Ditanyakan pula apakah rasa nyeri tersebut dicetuskan oleh
mengunyah, menggigit, batuk atau menelan.
TELINGA
Keluar cairan dari telinga (otore)

Sekret yang keluar dari telinga dapat berasal dari liang telinga atau
telinga tengah. Perlu ditanyakan apakah sekret tersebut keluar dari
satu atau kedua telinga, sudah berapa lama sekret tersebut keluar,
apakah disertai rasa sakit atau nyeri.
Sekret yang berasal dari liang telinga biasanya sedikit sedangkan yang
berasal dari telinga tengah bersifat mukoid dan banyak. Warna dan
bau sekret juga perlu ditanyakan. Sekret yang mengandung
kolesteatoma akan mengeluarkan bau busuk.
TELINGA
Rasa berputar (vertigo)

Keluhan rasa berputar (vertigo) dapat berasal dari susunan saraf


pusat (sentral) atau dari telinga (perifer).
Perlu ditanyakan apakah keluhan ini timbul secara mendadak atau
sudah lama, apakah dipengaruhi oleh posisi kepala tertentu dan
berkurang bila pasien berbaring, apakah disertai dengan perasaan
mual, muntah, rasa penuh dalam telinga.
Apakah kelainan ini disertai dengan gangguan neurologis lain
seperti disartri dan gangguan penglihatan.
Penyakit-penyakit penyerta juga perlu ditanyakan seperti diabetes
melitus, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia,
kanker atau sifilis.
HIDUNG
Hidung tersumbat

Ditanyakan apakah keluhan hidung tersumbat ini terjadi secara


terus menerus atau hilang timbul, pada satu atau kedua lubang
hidung dan apakah terjadi secara bergantian lubang hidung kiri dan
kanan.
Sumbatan yang disebabkan oleh suatu rinitis alergi biasanya akan
dicetuskan oleh suatu alergen seperti debu  tanyakan riwayat
kontak dengan bahan-bahan tersebut.
Sumbatan yang yang disebabkan oleh polip bersifat progresif dan
tidak dipengaruhi oleh cuaca atau alergen.
Riwayat menggunakan obat tetes hidung dalam jangka waktu lama
juga perlu ditanyakan untuk menyingkirkan suatu rinitis vasomotor.
HIDUNG

Bersin-bersin

Bersin-bersin yang berulang merupakan keluhan yang sering


dikemukakan oleh pasien yang alergi. Perlu ditanyakan riwayat
kontak dengan alergen. Apakah juga disertai keluarnya sekret yang
encer dan rasa gatal di hidung, tenggorokan, mata atau telinga.
HIDUNG
Sekret dari hidung (rinore)

Deskripsikan  konsistensi sekret apakah encer atau kental, warna


sekret apakah bening seperti air atau mengandung nanah atau
darah.
Sekret hidung yang disebabkan oleh infeksi hidung biasanya
bilateral dan berwarna jernih sampai purulen sedangkan sekret yang
jernih seperti air dan banyak khas untuk alergi hidung.
Sekret yang berasal dari sinusitis biasanya berwarna kuning
kehijauan dan adanya post nasal drip sedangkan sekret yang
mengandung darah harus waspada terhadap tumor hidung.
Pada anak-anak bila terdapat sekret yang keluar dari salah satu
lubang hidung dan berbau maka dicurigai adanya benda asing pada
hidung.
HIDUNG
Pendarahan dari hidung (epistaksis)

Pendarahan dari hidung dapat berasal dari bagian anterior atau


posterior rongga hidung. Pendarahan dapat terjadi pada satu atau
dua lubang hidung, sudah berapa kali dan apakah mudah dihentikan.
Apakah ada riwayat trauma pada muka dan apakah terdapat penyakit
penyerta seperti hipertensi, kelainan darah atau memakai obat-
obatan anti koagulansia.
HIDUNG
Gangguan penciuman (anosmia)

Gangguan penciuman dapat berupa hilangnya penciuman


(anosmia) atau penciuman yang berkurang (hiposmia).
Perlu ditanyakan apakah keluhan ini sudah berlangsung lama,
apakah sebelumnya mengalami trauma kepala dan infeksi hidung
atau sinusitis.
FARING DAN RONGGA MULUT
Nyeri tenggorok
Apakah keluhan ini hilang timbul atau menetap, apakah disertai rasa
nyeri sampai ke telinga atau tidak, apakah terdapat gejala lain seperti
demam, batuk, serak dan tenggorokan yang terasa kering, apakah
pasien adalah perokok.

Nyeri menelan (odinofagia)


Nyeri menelan yang dialami pasien harus dijelaskan sudah berapa
berapa lama dan apakah disertai demam dan batuk.
 
Sulit menelan (disfagia)
Sudah berapa lama pasien mengalami sulit menelan dan untuk jenis
makanan apa, cair, padat. Apakah disertai muntah dan berat badan
yang menurun.
FARING DAN RONGGA MULUT
Nyeri tenggorok
Apakah keluhan ini hilang timbul atau menetap, apakah disertai rasa
nyeri sampai ke telinga atau tidak, apakah terdapat gejala lain seperti
demam, batuk, serak dan tenggorokan yang terasa kering, apakah
pasien adalah perokok.

Nyeri menelan (odinofagia)


Nyeri menelan yang dialami pasien harus dijelaskan sudah berapa
berapa lama dan apakah disertai demam dan batuk.
 
Sulit menelan (disfagia)
Sudah berapa lama pasien mengalami sulit menelan dan untuk jenis
makanan apa, cair, padat. Apakah disertai muntah dan berat badan
yang menurun.
LARING
Suara serak (disfoni)

Pasien usia tua dengan keluhan suara serak perlu diwaspadai sebagai
suatu keganasan.
Pada pasien yang mengalami suara serak perlu ditelusuri riwayat
pekerjaannya, apakah memang berhubungan dengan pemakaian
suara yang berlebihan (guru, penyanyi), apakah didahului dengan
peradangan pada hidung dan tenggorokan, apakah disertai batuk,
rasa nyeri dan penurunan berat badan.
LARING
Batuk
Perlu dijelaskan mengenai batuk tersebut yaitu mengenai jumlahnya,
apakah kering, berdahak, bercampur darah, apakah ada yang
mencetuskan batuk tersebut dan apakah pasien adalah seorang
perokok.
 
Rasa ada yang mengganjal
Rasa ada sesuatu di tenggorok merupakan keluhan yang sering
dijumpai dan perlu ditanyakan sudah berapa lama diderita dan
apakah ada keluhan lain yang menyertainya dan adakah
hubungannya dengan keletihan mental dan fisik.
PEMERIKSAAN THT
Alat-alat Pemeriksaan THT
Posisi Pasien saat Pemeriksaan THT

- Pasien dewasa duduk berhadapan dengan pe


meriksa lutut bersisian.
- Mulai pemeriksaan dari yang tidak sakit.
- Pasien anak dipangku dengan posisi yang sama
dengan ibu
- Pasien bayi ditidurkan di pangkuan (paha) oran
g tua
Pemeriksaan Telinga
• Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan d
an kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa unt
uk memudahkan melihat liang telinga dan membran ti
mpani.
• Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu
pergerakan, kira kira 20-30 cm di depan dada pemeriks
a dengan sudut kira kira 60 derajat, lingkaran fokus dar
i lampu, diameter 2-3 cm.
• Untuk memeriksa telinga, harus diingat bahwa liang tel
inga tidak lurus. Untuk meluruskannya maka daun telin
ga ditarik ke atas belakang , dan tragus ditarik ke depa
n.
• Pada anak, daun telinga ditarik ke bawah. Dengan demikia
n liang telinga dan membran timpani akan tampak lebih jel
as
• Untuk pemeriksaan detail membran timpani spt perforasi,
hiperemis atau bulging dan retraksi, dipergunakan otoskop
.
• Otoskop dipegang seperti memegang pensil. Dipegang den
gan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan dan den
gan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri. Supaya posisi ot
oskop ini stabil maka jari kelingking tangan yang memegan
g otoskop ditekankan pada pipi pasien.
Rinoskopi Anterior

• Pasien duduk menghadap pemeriksa. Spekulum hidung


dipegang dengan tangan kiri (right handed), arah horiz
ontal, dengan jari telunjuk ditempelkan pada dorsum n
asi.
• Tangan kanan untuk mengatur posisi kepala. Spekulum
dimasukkan ke dalam rongga hidung dalam posisi tertu
tup, dan dikeluarkan dalam posisi terbuka.
• Saat pemeriksaan diperhatikan keadaan :
• Rongga hidung, luasnya lapang/sempit( dikatakan lapa
ng kalau dapat dilihat pergerakan palatum mole bila pa
sien disuruh menelan) , adanya sekret, lokasi serta asal
sekret tersebut.
• Konka inferior, konka media dan konka superior w
arnanya merah muda(normal), pucat atau hipere
mis. Besarnya, eutrofi, atrofi, edema atau hipertro
fi.
• Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina.
• Massa dalam rongga hidung, seperti polip atau tu
mor perlu diperhatikan keberadaannya.
• Asal perdarahan di rongga hidung, krusta yang ba
u dan lain-lain perlu diperhatikan
Rinoskopi Posterior
• Untuk pemeriksaan ini dipakai kaca tenggorok no.2-4. Kaca ini
dipanaskan dulu dengan lampu spritus atau dengan merenda
mkannya di air panas supaya kaca tidak menjadi kabur oleh na
fas pasien.
• Sebelum dipakai harus diuji dulu pada punggung tangan peme
riksa apakah tidak terlalu panas.
• Lidah pasien ditekan dengan spatula lidah, pasien bernafas me
lalui mulut kemudian kaca tenggorok dimasukkan ke belakang
uvula dengan arah kaca ke atas.
• Setelah itu pasien diminta bernafas melalui hidung. Perlu dipe
rhatikan kaca tidak boleh menyentuh dinding posterior faring s
upaya pasien tidak terangsang untuk muntah.
• Sinar lampu kepala diarahkan ke kaca tenggorok dan di
perhatikan :
• - septum nasi bagian belakang
• - nares posterior (koana)
• - sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)
• - dengan memutar kaca tenggorok lebih ke lateral maka
tampak konka superior, konka media dan konka inferior.
• - nasofaring, muara tuba, torus tubarius dan fossa ross
en muller.
PEMERIKSAAN MULUT DAN FARING
(OROFARING )
• Dua per tiga bagian depan lidah ditekan dengan spatula lidah kemud
ian, diperhatikan :
• Dinding belakang faring : warnanya, licin atau bergranula, sekret ada
atau tidak dan gerakan arkus faring.
• Tonsil : besar, warna, muara kripta, apakah ada detritus,
• Mulut :bibir, bukal, palatum, gusi dan gigi geligi
• Lidah : gerakannya dan apakah ada massa tumor, atau adakah berse
laput
• Palpasi rongga mulut diperlukan bila ada massa tumor, kista dan lai
n-lain.
• Palpasi kelenjar liur mayor (parotis dan mandibula)
Laringoskop indirek:

1.Tangan kiri menahan lidah pasien, tangan kanan


memegang kaca laring.
2.Sebelum dimasukan, kaca laring dipanaskan
dahulu dan dicoba ke kulit tangan pemeriksa agar
tidak terlalu panas.
3.Kaca dimasukkan perlahan ke dalam mulut
hingga terlihat bayangan laring.
Evaluasi :
- Epiglotis
- Aritenoid berupa tonjolan 2 buah
- Plika ariepiglotika yaitu lipatan yang menghubungkan aritenoid
dengan epiglottis
- Rima glotis
- Pita suara palsu (plika ventrikularis) : warna, edema atau tidak,
tumor.
- Pita suara (plika vokalis): warna, gerakan adduksi pada waktu fo
nasi dan
abduksi pada waktu inspirasi, tumor dan lain-lain
- Valekula : adakah benda asing
- Sinus piriformis : apakah banyak sekret
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai