Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

MENIERE’S DISEASE
DEFINISI
Penyakit Meniere : suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus,
berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di
telinga

Vertigo berasal dari bahasa Yunani yang berarti memutar

Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu


mendengar bunyi namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar

Gangguan pendengaran biasanya berfluktuasi dan progresif dengan


pendengaran yang semakin memburuk dalam beberapa hari

Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere yang parah dapat


mengakibatkan hilangnya pendengaran secara permanen
EPIDEMIOLOGI

• Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa


• Paling banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun
• Kemungkinan faktor genetik : riwayat keluarga yang positif sekitar 21%
• Risiko tinggi : memiliki riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan,
alkoholisme, dan pasien yang rutin mengkonsumsi aspirin
ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui. Berbagai teori seperti :

Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang


1 menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi
alergi dan autoimun

Penyakit Meniere masa kini : ketidakseimbangan cairan telinga yang


2 abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus
endolimfatikus

3 Terjadinya suatu robekan endolimfa dan perilimfa bersamaan

4
Faktor lingkungan : suara bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh
darah terhadap saraf (microvascular compression syndrome)
Gejala : trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas, aspirin, merokok,
5 alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya belum
ada yang tahu secara pasti apa penyebab penyakit Meniere
PATOFISIOLOGI

Hidrops endolimfa (peningkatan Ruptur labirin membran dan


endolimfa yang menyebabkan endolimfa akan bercampur
labirin membranosa berdilatasi) dengan perilimfa
pada kokhlea dan vestibulum

Gejala vertigo, tinnitus, dan


gangguan pendengaran serta Potensial aksi di telinga dalam
rasa penuh di telinga
GEJALA KLINIS

TRIAS MENIERE :
• Vertigo
• Tinnitus
• Tuli Saraf
Sensorineural
fluktuatif

• Serangan pertama vertigo disertai rasa mual dan muntah (hari-minggu)


• Serangan kedua dan selanjutnya lebih ringan
• Setiap serangan disertai gangguan pendengaran, tinnitus, dan perasaan
penuh di telinga
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh
pada telinga
2. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
3. Dua/lebih serangan episodik vertigo (±20 menit-1 jam)
4. Tinnitus konstan/berulang sebelum atau selama serangan vertigo
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Tes Romberg (berdiri dengan kedua kaki dengan mata tertutup)
• Tes Unteberger’s stepping (berjalan pada titik tertentu dengan mata
tertutup)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TES PENALA
Kesan tuli sensorineural pada penyakit Meniere

1. TES RINNE
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE)
sampai penderita tak mendengar → pindahkan ke depan MAE penderita.
Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE disebut Rinne
positif. Bila tidak mendengar disebut rinne negatif.

Interpretasi :
- Normal : Rinne +
- Tuli Konduksi : Rinne –
- Tuli Sensori Neural : Rinne +
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. TES WEBER
Letakkan tegak lurus di dahi dengan kedua kaki pada garis horisontal.
Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang tidak mendengar
atau mendengar lebih keras. Bila mendengar pada satu telinga disebut
laterisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tak mendengar atau
sama-sama mendengar berarti tak ada laterisasi.

Interpretasi :
- Normal : Tidak ada lateralisasi
- Tuli Konduksi : Mendengar lebih keras di telinga yang sakit
- Tuli Sensori Neural : Mendengar lebih keras di telinga yang sehat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. TES SCHWABACH
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah
tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih mendengar maka schwabach memanjang, tetapi bila penderita
tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabah memendek atau
normal. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes
pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala 512 dibunyikan kemudian
diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak
mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa,
bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih masih mendengar berarti schwabach penderita memendek.
Interpretasi :
- Normal : Schwabach normal
- Tuli Konduksi : Schwabach memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. TES SCHWABACH
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah
tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih mendengar maka schwabach memanjang, tetapi bila penderita
tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabah memendek atau
normal. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes
pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala dibunyikan kemudian
diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak
mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa,
bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih masih mendengar berarti schwabach penderita memendek.
Interpretasi :
- Normal : Schwabach normal
- Tuli Konduksi : Schwabach memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes gliserin : Jenis dan derajat ketulian
• Pemeriksaan audiometri : Kuantitas dari gangguan keseimbangan
• Elektronistagmografi (ENG) : Mengukur akumulasi cairan di telinga dalam
• Brain Evoked Response Audiometry (BERA)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) : Memvisualisasikan kokhlea dan kanalis
semisirkularis
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MM
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Denpasar
Pekerjaan : TNI-AD
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Pemeriksaan : 10 September 2019
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA
Telinga berdenging
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan telinga sering berdenging dirasakan sejak ± 3 hari yang lalu, awalnya
berdenging setelah pasien selesai berolahraga. Keluhan ini sudah sering dirasakan
tetapi hilang timbul. Keluhan berdenging dirasakan pada kedua telinga, tetapi lebih
sering pada telinga kiri. Durasi serangan ± 30 menit tiap serangan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien pernah mengalami keluhan yang sama kurang lebih sejak 1 tahun yang
lalu
• Riwayat trauma kepala dan keluar cairan di telinga tidak ada
• Riwayat Diabetes Mellitus, penyakit jantung, hipertensi, alergi ataupun asma
disangkal
LAPORAN KASUS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Hanya pasien yang mengalami keluhan seperti ini dalam lingkungan keluarga

RIWAYAT SOSIAL
Pasien senang berolahraga seperti lari pagi dan mengikuti latihan menembak
Pasien seorang perokok (sudah lebih 10 tahun)
Pasien juga mengkonsumsi alkohol (1x tiap minggu)
Riwayat sering menggunakkan cotton bud disangkal

RIWAYAT PENGOBATAN
Pernah diberikan obat dengan keluhan yang sama oleh dokter, dan keluhan
membaik. Tapi pasien lupa nama obat. Kadang juga membaik tanpa obat. Konsumsi
obat-obatan rutin yang lain tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, kuat angkat
Pernapasan : 20 x/menit, reguler
Suhu : 36,50C
STATUS GENERALIS
1. Kepala dan leher
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
Mulut : Mukosa bibir basah (+), bibir tidak simetris,
sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1.
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-)
PEMERIKSAAN TELINGA
Kanan Kiri

Inspeksi Normal Normal

Daun Telinga Normal, Nyeri tarik Nyeri tarik aurikula (-),


aurikula (-), nyeri tekan nyeri tekan tragus (-)
tragus (-)

Liang Telinga Lapang, serumen (-), Lapang, serumen (-),


hiperemis (-) hiperemis (-)

Membran Timpani Intak, reflex cahaya (+) Intak, reflex cahaya (+)
STATUS GENERALIS
2. Thoraks
• Inspeksi :
• Pergerakan dinding dada simetris.
• Retraksi intercostal (-/-).
• Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
• Palpasi :
• Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
• Vokal fremitus dextra-sinistra sama.
• Iktus cordis teraba di ICS V linea midclavikularis kiri.
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : Cor: S1-2 (n), Pulmo: Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing
-/- , murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS
3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, asites (-), NTE (-),
NTSP (-), H/L ttb
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar dan
lien tidak teraba adanya pembesaran
4. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Lasegue sign : (-)
- Kernig sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Olfaktorius
  Dextra Sinistra
Daya pembau Normosmia Normosmia

Nervus Optikus

Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Pengenalan Warna Normal Normal
Funduskopi
Papil edema Tidak dilakukan
Arteri:Vena
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Okulomotorius Nervus Troklearis
 
Dextra Sinistra
Dextra Sinistra
Ptosis - -
Gerakan Bola
Mata Baik Baik Gerakan Mata
Baik Baik
 Medial Baik Baik Medial Bawah
 Atas Baik Baik
 Bawah
Pupil bulat isokor Ø ODS 2
Ukuran Pupil
mm
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
Akomodasi Baik Baik
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Trigeminus
Menggigit Normal

Membuka mulut Normal


Sensibilitas
 Oftalmikus + +
 Maksilaris + +
 Mandibularis + +
Refleks kornea Tidak dilakukan

Refleks bersin Tidak dilakukan


Nervus Abdusens
 

Dextra Sinistra
Gerakan mata ke
+ +
lateral
Nistagmus Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Fasialis

Dextra Sinistra

Mengangkat alis + +

Kerutan dahi + +

Menutup mata Normal Normal

Menyeringai Normal Normal


Nervus Vestibulocochlearis
 
Dextra Sinistra
Tes bisik Normal
Tes Rinne Positif
Tes Weber Lateralisasi ke telinga sehat
Tes Schwabach Memendek
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Glosofaringeus dan Nervus Vagus

Arkus faring Gerakan simetris

Daya Kecap Lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan

Uvula Letak di tengah

Menelan Normal

Refleks muntah Tidak dilakukan


Nervus Assesorius
 
Dextra Sinistra
Memalingkan
Baik Baik
kepala

Mengangkat bahu Baik Baik


PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL

Nervus Hipoglosus

Sikap lidah Tidak ada deviasi

Fasikulasi -

Tremor lidah -

Atrofi otot lidah -


PEMERIKSAAN MOTORIK
Ekstremitas
Atas Dextra Sinistra

Bentuk Tidak ada deformitas

Kontur Otot Eutrofi Eutrofi

Kekuatan 5 5 5 5 5 5 5 5

Ekstremitas
Dextra Sinistra
Bawah
Bentuk Tidak ada deformitas

Kontur Otot Eutrofi Eutrofi

Kekuatan 5 5 5 5 5 5 5 5
PEMERIKSAAN SENSORIK
Dextra Sinistra

Rasa Raba
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah + +
+ +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah + +
+ +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas
Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah
REFLEKS FISIOLOGIS

Dextra Sinistra

Refleks Bisep + +

Refleks Trisep + +

Refleks Brachioradialis + +

Refleks Patella + +

Refleks Achilles + +
REFLEKS PATOLOGIS
Dextra Sinistra

Babinski - -

Chaddocck - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Gonda - -

Hoffman Trommer - -
PEMERIKSAAN KOORDINASI
KESEIMBANGAN

Tandemgait test : (-)

Romberg test : (+)

Diasdookinesis : (-)

Test tunjuk hidung : (-)


FUNGSI VEGETATIF
Miksi

Inkontinensia urin -

Retensio urine -

Poliuria -

Anuria -

Defekasi

Inkontinensia alvi -

Retensio alvi -
RESUME
Pasien laki-laki, umur 32 tahun datang dengan keluhan telinga sering berdenging
dirasakan sejak ± 3 hari yang lalu, awalnya berdenging setelah pasien selesai berolahraga.
Keluhan ini sudah sering dirasakan tetapi hilang timbul. Keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun
yang lalu, dan terakhir dirasakan pada bulan lalu. Keluhan berdenging dirasakan pada
kedua telinga, tetapi lebih sering pada telinga kiri. Durasi serangan ± 30 menit tiap
serangan. Berdenging di telinga diikuti dengan rasa mual, tetapi muntah tidak ada, dan
pusing yang berputar. Keluhan pusing beputar tidak dipengaruhi posisi. Pasien juga
mengeluh seperti sudah tidak bisa mendengar dengan baik saat rasa berdenging muncul.
Rasa penuh telinga (+), demam (-), nyeri kepala (-), batuk beringus (-), nyeri perut (-), dan
nafsu makan biasa. BAB BAK biasa. Keluhan terasa mengganggu aktivitas, pasien
kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit. Hanya pasien yang mengalami keluhan
seperti ini dalam lingkungan keluarga. Pasien senang berolahraga seperti lari pagi dan
mengikuti latihan menembak Pasien seorang perokok (sudah lebih 10 tahun),
mengkonsumsi alkohol (1x tiap minggu), sering menggunakkan cotton bud disangkal.
Pernah diberikan obat dengan keluhan yang sama oleh dokter, dan keluhan membaik.
Tapi pasien lupa nama obat. Kadang juga membaik tanpa obat. Konsumsi obat-obatan
rutin yang lain tidak ada. Riwayat trauma kepala dan keluar cairan di telinga tidak ada.
Riwayat Diabetes Mellitus, penyakit jantung, hipertensi, alergi ataupun asma disangkal.
DIAGNOSIS
Diagnosa Klinis : Meniere Disease
Diagnosis Topis : Vestibularis
Diagnosa Etiologi : Idiopatik
DIAGNOSIS BANDING
1. Tumor Nervus Akustikus
Vertigo sebagai gejala dini dari meningioma, schwannoma dan lain-lain.
Schwannoma atau nerinoma akustikus mula timbul dengan tuli perspektif
unilateral yang progresif. Pada tahap dini terdapat vertigo. Bila tumor itu
menjalar dan merusak meatus akustikus interna -> adanya hemiparesis
fasialis ringan akibat terlibatnya nervus trigeminus/ganglion gasseri dan
nervus facialis.

2. Labirinitis
Labirinitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Labirinitis bakteri
merupakan komplikasi dari mastoiditis, otitis media atau meningitis.
PENATALAKSANAAN

Non-farmakologis:
• Diet dan gaya hidup
• Rujuk Poli THT

Farmakologis: (terapi ppk-1)


• Betahistin mesilate 6 mg 3x2 tab
• Ceterizin 10 mg 1x1 tab
• Dexamethasone 0.5 mg 3x1 tab
• Ranitidin 150 mg 2x1 tab
KIE
Diet dan Gaya Hidup
• Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada
plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk
mempertahankan level sodium dalam plasma
• Banyak pasien dapat mengontrol gejala hanya dengan mematuhi diet rendah
garam (2000 mg/hari)
• Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan
natrium klorida atau garam dapur, monosodium glutamate (vetsin), natrium
bikarbonat (soda kue), natrium benzoate (daging kornet)
• Pemakaian alkohol, rokok, coklat, harus dihentikan. Kafein dan nikotin juga
merupakan stimulan vasoaktif dan menyebabkan terjadinya vasokonstriksi
dan penurunan aliran darah arteri kecil yang memberi nutrisi saraf dari telinga
tengah. Dengan menghindari kedua zat tersebut dapat mengurangi gejala
KIE
Diet dan Gaya Hidup
• Olahraga yang rutin dapat menstimulasi sirkulasi aliran darah sehingga perlu
untuk dianjurkan ke pasien. Pasien juga harus menghindari penggunaan obat-
obatan yang bersifat ototoksik seperti aspirin karena dapat memperberat
tinnitus
• Selama serangan akut dianjurkan untuk berbaring di tempat yang keras,
berusaha untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi pada stau objek
tidak bergerak, jangan mencoba minum walaupun ada perasaan mau muntah,
setelah vertigo hilang pasien diminta untuk bangun secara perlahan karena
biasanya setelah serangan akan terjadi kelelahan dan sebaiknya pasien
mencari tempat yang nyaman untuk tidur selama beberapa jam untuk
memulihkan keseimbangan
FARMAKOLOGI
• Untuk penyakit ini diberikan obat-obatan vasodilator perifer, antihistamin,
antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk mengurangi tekanan pada
endolimfe. Obat-obat antiiskemia dapat pula diberikan sebagai obat alternatif
dan neurotonik untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi
virus dapat diberikan antivirus seperti asiklovir
• Transquilizer sepeti diazepam (valium) dapat digunakan pada kasus akut
untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak
digunakan sebagai pengobatan jangka panjang
• Antiemetik seperti prometazin tidak hanya mengurangi mual dan muntah tapi
juga mengurangi gejala vertigo
• Diuretik seperti thiazide dapat membantu mengurangi gejala penyakit
meniere dengan menurunkan tekanan dalam system endolimfe. Tapi px harus
banyak makanan yang mengandung kalium seperti pisang,tomat dan jeruk
ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium
LATIHAN
Ada beberapa latihan, yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / epley
maneuver dan brand-darroff exercise
PEMBEDAHAN
Operasi yang direkomendasikan bila serangan vertigo tidak terkontrol
antara lain :
• Dekompresi sakus endolimfatikus
• Labirinektomi
• Neurektomi Vestibuler
• Labirinektomi dengan zat kimia
• Endolimfe shunt
PROGNOSIS
Penyakit meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi
tidak fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya.
Penyakit ini berbeda untuk tiap pasien. Beberapa pasien mengalami
remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien lain
memgalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien
yang perkembangan penyakitnya lambat.
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai
tindakan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan
progresivitas penyakit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai