MENIERE’S DISEASE
DEFINISI
Penyakit Meniere : suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus,
berkurangnya pendengaran yang bersifat fluktuatif dan perasaan penuh di
telinga
4
Faktor lingkungan : suara bising, infeksi virus HSV, penekanan pembuluh
darah terhadap saraf (microvascular compression syndrome)
Gejala : trauma kepala, infeksi saluran pernapasan atas, aspirin, merokok,
5 alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya belum
ada yang tahu secara pasti apa penyebab penyakit Meniere
PATOFISIOLOGI
TRIAS MENIERE :
• Vertigo
• Tinnitus
• Tuli Saraf
Sensorineural
fluktuatif
TES PENALA
Kesan tuli sensorineural pada penyakit Meniere
1. TES RINNE
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior dari MAE)
sampai penderita tak mendengar → pindahkan ke depan MAE penderita.
Apabila penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE disebut Rinne
positif. Bila tidak mendengar disebut rinne negatif.
Interpretasi :
- Normal : Rinne +
- Tuli Konduksi : Rinne –
- Tuli Sensori Neural : Rinne +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. TES WEBER
Letakkan tegak lurus di dahi dengan kedua kaki pada garis horisontal.
Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang tidak mendengar
atau mendengar lebih keras. Bila mendengar pada satu telinga disebut
laterisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tak mendengar atau
sama-sama mendengar berarti tak ada laterisasi.
Interpretasi :
- Normal : Tidak ada lateralisasi
- Tuli Konduksi : Mendengar lebih keras di telinga yang sakit
- Tuli Sensori Neural : Mendengar lebih keras di telinga yang sehat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. TES SCHWABACH
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah
tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih mendengar maka schwabach memanjang, tetapi bila penderita
tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabah memendek atau
normal. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes
pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala 512 dibunyikan kemudian
diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak
mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa,
bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih masih mendengar berarti schwabach penderita memendek.
Interpretasi :
- Normal : Schwabach normal
- Tuli Konduksi : Schwabach memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. TES SCHWABACH
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah
tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Bila
penderita masih mendengar maka schwabach memanjang, tetapi bila penderita
tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabah memendek atau
normal. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini maka tes dibalik, yaitu tes
pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Garpu tala dibunyikan kemudian
diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita, bila penderita sudah tidak
mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa,
bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa
masih masih mendengar berarti schwabach penderita memendek.
Interpretasi :
- Normal : Schwabach normal
- Tuli Konduksi : Schwabach memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes gliserin : Jenis dan derajat ketulian
• Pemeriksaan audiometri : Kuantitas dari gangguan keseimbangan
• Elektronistagmografi (ENG) : Mengukur akumulasi cairan di telinga dalam
• Brain Evoked Response Audiometry (BERA)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) : Memvisualisasikan kokhlea dan kanalis
semisirkularis
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MM
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Denpasar
Pekerjaan : TNI-AD
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Pemeriksaan : 10 September 2019
LAPORAN KASUS
KELUHAN UTAMA
Telinga berdenging
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan telinga sering berdenging dirasakan sejak ± 3 hari yang lalu, awalnya
berdenging setelah pasien selesai berolahraga. Keluhan ini sudah sering dirasakan
tetapi hilang timbul. Keluhan berdenging dirasakan pada kedua telinga, tetapi lebih
sering pada telinga kiri. Durasi serangan ± 30 menit tiap serangan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien pernah mengalami keluhan yang sama kurang lebih sejak 1 tahun yang
lalu
• Riwayat trauma kepala dan keluar cairan di telinga tidak ada
• Riwayat Diabetes Mellitus, penyakit jantung, hipertensi, alergi ataupun asma
disangkal
LAPORAN KASUS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Hanya pasien yang mengalami keluhan seperti ini dalam lingkungan keluarga
RIWAYAT SOSIAL
Pasien senang berolahraga seperti lari pagi dan mengikuti latihan menembak
Pasien seorang perokok (sudah lebih 10 tahun)
Pasien juga mengkonsumsi alkohol (1x tiap minggu)
Riwayat sering menggunakkan cotton bud disangkal
RIWAYAT PENGOBATAN
Pernah diberikan obat dengan keluhan yang sama oleh dokter, dan keluhan
membaik. Tapi pasien lupa nama obat. Kadang juga membaik tanpa obat. Konsumsi
obat-obatan rutin yang lain tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, kuat angkat
Pernapasan : 20 x/menit, reguler
Suhu : 36,50C
STATUS GENERALIS
1. Kepala dan leher
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
Mulut : Mukosa bibir basah (+), bibir tidak simetris,
sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-),
tonsil T1-T1.
Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-)
PEMERIKSAAN TELINGA
Kanan Kiri
Membran Timpani Intak, reflex cahaya (+) Intak, reflex cahaya (+)
STATUS GENERALIS
2. Thoraks
• Inspeksi :
• Pergerakan dinding dada simetris.
• Retraksi intercostal (-/-).
• Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
• Palpasi :
• Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
• Vokal fremitus dextra-sinistra sama.
• Iktus cordis teraba di ICS V linea midclavikularis kiri.
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : Cor: S1-2 (n), Pulmo: Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing
-/- , murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS
3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, asites (-), NTE (-),
NTSP (-), H/L ttb
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar dan
lien tidak teraba adanya pembesaran
4. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Lasegue sign : (-)
- Kernig sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Olfaktorius
Dextra Sinistra
Daya pembau Normosmia Normosmia
Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Pengenalan Warna Normal Normal
Funduskopi
Papil edema Tidak dilakukan
Arteri:Vena
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Okulomotorius Nervus Troklearis
Dextra Sinistra
Dextra Sinistra
Ptosis - -
Gerakan Bola
Mata Baik Baik Gerakan Mata
Baik Baik
Medial Baik Baik Medial Bawah
Atas Baik Baik
Bawah
Pupil bulat isokor Ø ODS 2
Ukuran Pupil
mm
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
Akomodasi Baik Baik
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Dextra Sinistra
Gerakan mata ke
+ +
lateral
Nistagmus Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NEVUS CRANIAL
Nervus Fasialis
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menelan Normal
Nervus Hipoglosus
Fasikulasi -
Tremor lidah -
Kekuatan 5 5 5 5 5 5 5 5
Ekstremitas
Dextra Sinistra
Bawah
Bentuk Tidak ada deformitas
Kekuatan 5 5 5 5 5 5 5 5
PEMERIKSAAN SENSORIK
Dextra Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah + +
+ +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah + +
+ +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas
Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah
REFLEKS FISIOLOGIS
Dextra Sinistra
Refleks Bisep + +
Refleks Trisep + +
Refleks Brachioradialis + +
Refleks Patella + +
Refleks Achilles + +
REFLEKS PATOLOGIS
Dextra Sinistra
Babinski - -
Chaddocck - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Hoffman Trommer - -
PEMERIKSAAN KOORDINASI
KESEIMBANGAN
Diasdookinesis : (-)
Inkontinensia urin -
Retensio urine -
Poliuria -
Anuria -
Defekasi
Inkontinensia alvi -
Retensio alvi -
RESUME
Pasien laki-laki, umur 32 tahun datang dengan keluhan telinga sering berdenging
dirasakan sejak ± 3 hari yang lalu, awalnya berdenging setelah pasien selesai berolahraga.
Keluhan ini sudah sering dirasakan tetapi hilang timbul. Keluhan dirasakan sejak ± 1 tahun
yang lalu, dan terakhir dirasakan pada bulan lalu. Keluhan berdenging dirasakan pada
kedua telinga, tetapi lebih sering pada telinga kiri. Durasi serangan ± 30 menit tiap
serangan. Berdenging di telinga diikuti dengan rasa mual, tetapi muntah tidak ada, dan
pusing yang berputar. Keluhan pusing beputar tidak dipengaruhi posisi. Pasien juga
mengeluh seperti sudah tidak bisa mendengar dengan baik saat rasa berdenging muncul.
Rasa penuh telinga (+), demam (-), nyeri kepala (-), batuk beringus (-), nyeri perut (-), dan
nafsu makan biasa. BAB BAK biasa. Keluhan terasa mengganggu aktivitas, pasien
kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit. Hanya pasien yang mengalami keluhan
seperti ini dalam lingkungan keluarga. Pasien senang berolahraga seperti lari pagi dan
mengikuti latihan menembak Pasien seorang perokok (sudah lebih 10 tahun),
mengkonsumsi alkohol (1x tiap minggu), sering menggunakkan cotton bud disangkal.
Pernah diberikan obat dengan keluhan yang sama oleh dokter, dan keluhan membaik.
Tapi pasien lupa nama obat. Kadang juga membaik tanpa obat. Konsumsi obat-obatan
rutin yang lain tidak ada. Riwayat trauma kepala dan keluar cairan di telinga tidak ada.
Riwayat Diabetes Mellitus, penyakit jantung, hipertensi, alergi ataupun asma disangkal.
DIAGNOSIS
Diagnosa Klinis : Meniere Disease
Diagnosis Topis : Vestibularis
Diagnosa Etiologi : Idiopatik
DIAGNOSIS BANDING
1. Tumor Nervus Akustikus
Vertigo sebagai gejala dini dari meningioma, schwannoma dan lain-lain.
Schwannoma atau nerinoma akustikus mula timbul dengan tuli perspektif
unilateral yang progresif. Pada tahap dini terdapat vertigo. Bila tumor itu
menjalar dan merusak meatus akustikus interna -> adanya hemiparesis
fasialis ringan akibat terlibatnya nervus trigeminus/ganglion gasseri dan
nervus facialis.
2. Labirinitis
Labirinitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Labirinitis bakteri
merupakan komplikasi dari mastoiditis, otitis media atau meningitis.
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis:
• Diet dan gaya hidup
• Rujuk Poli THT