Anda di halaman 1dari 42

Anamnesis dan

Pemeriksaan Fisik
THT-KL

Dokter Pembimbing:
dr. Wresty Arief, Sp.THT-KL

Disusun oleh:
Farah Khairunnisa Maulida
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
Tri Wahyu Ningrum RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA
PUTIH
Vica Rachma Fitri
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
Anamnesis THT
Anamnesis Telinga
1. Otalgia (nyeri telinga)

2. Tuli

3. Otore (keluar cairan dari telinga)

4. Tinnitus

5. Vertigo
Otalgia Tuli/Gangguan Pendengaran

Otalgia menunjukkan adanya proses inflamasi di telinga o Apakah onset tiba-tiba atau bertambah berat bertahap?
luar dan telinga tengah. o Unilateral/bilateral?
Yang perlu ditanyakan: o Sudah berapa lama?
o Kapan mulai terasa nyeri? o Progresifitas: progresif, hilang timbul atau menurun
o Lokasi: AD/AS/keduanya? o Apakah pendengaran terpengaruh dalam keadaan ramai?
o Progresifitas: membaik/tetap/makin berat? (presbikusis)
o Keluhan lain yang menyertai: demam? riwayat o Apakah ada trauma kepala, telinga tertampar, trauma
ISPA akustik, terpajan bising, pemakaian obat ototoksik
o Pengobatan yang telah dilakukan sebelumnya?
o Cari apakah ada penyebab nyeri: gigi, o Apakah pernah menderita penyakit infeksi virus
temporomandibular joint, infeksi orofaring (parotitis,influenza berat, dan meningitis)?
Otore (OMA, OMSK, OME, Benda Asing)

o Sudah berapa lama? (akut:±2 minggu/ o Apakah berbau busuk/tidak?

kronis:>2 minggu) o Apa warnanya?

o Apakah keluar dari 1 telinga/keduanya? - ada darah: curiga infeksi akut berat/tumor

o Apakah disertai rasa nyeri/tidak? - bening: WASPADA adanya LCS

o Berapa banyak sekret/cairan yang keluar? o Apakah ada riwayat mengorek telinga/trauma? (OME)

- Sekret sedikit: infeksi telinga luar o Apakah disertai gangguan pendengaran? (OME, OMA,

- Sekret banyak dan bersifat mukoid: impaksi serumen)

telinga tengah o Apakah disertai sakit kepala, mual muntah, kejang?(OMSK

o Bagaimana konsistensinya? kental/cair? maligna)


Tinnitus

o Lokasi : unilateral (neuroma akustik/trauma o Sejak kapan (onset)?

kepala)/bilateral (intoksikasi obat, presbikusis, o Berapa lama serangannya?

trauma bising, peny.sistemik)/tidak dapat - Bila berlangsung 1 menit: hilang sendiri

menentukan secara pasti (kelainan patologis SSP) - Bila berlangsung dlm 5 menit: patologis

o Bagaimana frekuensinya?(intermiten atau menetap) o Lokasinya dimana?di kepala/di telinga: satu sisi/keduanya?

o Bagaimana sifatnya: mendesis,menderu, o Progresifitasnya?

berdetak,gemuruh,atau seperti riak air? o Apakah mengganggu aktifitas sehari2 atau bertambah berat

pada waktu siang atau malam hari?


Tinnitus

o Apakah disertai gangguan pendengaran dan keluhan o Adakah riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma

pusing berputar? akustik, minum obat ototoksik?


o Adakah riwayat gejala yang sama sebelumnya? Bila o Adakah riwayat minum obat ototoksik?

ada, apakah unilateral/bilateral? o Adakah riwayat infeksi telinga?


o Apakah ada riwayat minum obat sebelumnya o Adakah riwayat operasi telinga?

khususnya golongan aspirin? o Adakah keluar cairan dari telinga, kehilangan pendengaran,
o Apakah ada kebiasaan merokok,minum kopi? vertigo, gangguan keseimbangan?
Vertigo

o Sejak kapan(onset)? o Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala


o Progresifitas tertentu? (BPPV)
o Kelainan lainnya : o Apakah ada rasa kaku pada leher?
- rasa mual,muntah, rasa penuh di telinga, telinga
o Apakah ada riwayat penyakit DM, hipertensi,
berdenging :kelainan di labirin
aterosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker,
- gangguan neurologis: seperti disartria
sifilis? (dapat menimbulkan vertigo+tinnitus)
- gangguan penglihatan: kelainan sentral
Anamnesis Hidung
1. Sumbatan hidung

2. Discharge dan PND

3. Gangguan penghidu

4. Nyeri

5. Perdarahan hidung

6. Deformitas hidung
Sumbatan Hidung

o Sejak kapan timbul keluhan? o Apakah menggunakan obat tetes hidung dekongestan untuk
o Apakah keluhan berlangsung terus menerus/hilang jangka waktu lama? (rhinitis medikamentosa)
timbul? o Merokok/peminum alkohol berat?
o Apakah pada satu atau kedua hidung/bergantian? o Apakah ada keluhan mulut dan tenggorok merasa kering?
o Adakah riwayat kontak sebelumnya dengan bahan o Riwayat pekerjaan
allergen seperti debu, tepung sari, bulu binatang?
o Apakah ada riwayat trauma pada hidung?
Discharge dan PND (Sinus Paranasal)

o Sejak kapan timbul keluhan? o Berbau/tidak?(infeksi)


o Apakah pada satu (dewasa: sinusitis/keganasan; anak: o Apakah sekret ini keluar hanya pada pagi hari/ pada
corpus alienum) atau kedua rongga hidung(infeksi)? waktu tertentu seperti pada musim hujan?
o Bagaimana konsistensi sekret : encer, bening seperti o Pada alergi hidung: apakah sering bersin berulang-ulang?
air (Rhinitis alergika/LCS yg bocor), kental, nanah apakah timbul akibat menghirup sesuatu yang diikuti
(infeksi)/ bercampur darah(tumor)? keluar sekret yang encer dan rasa gatal di hidung,
o Warnanya? Hijau: polip, jernih-purulen: infeksi, tenggorok, mata dan telinga?
kuning-kehijauan: sinusitis hidung
Gangguan Penghidu (Anosmia, Hiposmia)

o Sudah berapa lama?


o Apakah sebelumnya ada riwayat infeksi hidung, infeksi sinus, trauma kepala?

Nyeri

o Sejak kapan?
o Progresifitas? menetap?
o Lokasi?di daerah muka&kepala, nyeri daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah kepala: sinusitis
o Apakah nyeri/rasa berat timbul bila menundukkan kepala?
o Apakah ada keluhan nyeri pada gigi atas?
o Apakah bertambah hebat pada waktu terbang atau menyelam?
Perdarahan Hidung (Epistaksis)

o Sejak kapan/sudah berapa lama? Berlangsung singkat, berhenti spontan, kadang berulang lagi beberapa jam sampai
setelah beberapa hari : fraktur hidung
o Sudah berapa kali/frekuensi?
o Progresifitas?
o Riwayat perdarahan sebelumnya?
o Pada satu (keganasan) atau dua rongga hidung/bergantian?
o Apakah mudah dihentikan dengan cara memencet hidung saja?
o Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorakan(ke posterior) atau keluar dari hidung depan (anterior) bila pasien
duduk tegak?
o Apakah ada riwayat trauma pada muka/hidung sebelumnya/belum lama ini?
o Apakah ada menderita penyakit kelainan darah/gangguan perdarahan dalam keluarga? hipertensi, DM, penyakit hati?
pemakaian obat-obatan anti koagulansia, aspirin, fenilbutazon?
Anamnesis Tenggorok
1. Nyeri tenggorokan/menelan (Odinofagia)

2. Banyak dahak

3. Disfagia (kesulitan menelan)

4. Rasa mengganjal

5. Perokok/peminum

6. Suara serak(disfonia/afonia)

7. Batuk
Nyeri Menelan (Odinofagia) Suara Serak (Disfonia/Afonia)

o Onset o Perjalanan penyakit mendadak/tiba-tiba/bertahap?


o Riwayat ISPA : batuk, pilek o Adakah demam,batuk (ISPA, TBC laring)

o o Pekerjaan (Vocal abuse)


Frekuensi serangan
o Adakah berat badan turun dalam waktu singkat?(tumor)
o Perubahan suara (tumor pita suara)
o Riwayat operasi daerah leher?(struma)
o Trismus? (abses, tetanus, meningitis)
o Adakah sesak nafas?bertambah berat sesaknya?
o Riwayat pengobatan
o Adakah riwayat trauma leher?
o Gejala komplikasi : o Adakah benjolan dileher? (struma,metastase karsinoma
- Gangguan pendengaran/nyeri telinga (penyakit laring dari nasofaring,tumor laring)
pangkal lidah, epiglottis, atau sinus piriformis) o Apakah ada kebiasaan merokok/alkohol? Pada pasien yang
- Pilek yang sulit sembuh: sinusitis mengalami suara serak >3minggu perlu dilakukan pemeriksaan
- Gangguan bernafas: Obstructive Sleep Apnea (OSA) laring.
Pem. Fisik THT
Pemeriksaan Telinga

Serumen Hook
Serumen Spoon
Headlamp Otoskop Aplikator kapas
Garpu tala

Obat-obatan yang diperlukan untuk

Pinset bayonet pemeriksaan :


Alkohol 70%, larutan rivanol,
Nier baken
betadine, dan salepkloramfenikol.
Spekulum telinga
Spooling set
PEMERIKSAAN TELINGA
1. Daun telinga (aurikulum)
• Tanda peradangan atau pembengkakan
• Nyeri tekan tragus
2. Daerah mastoid
• Abses.
• Fistel retroauricular
3. Liang telinga
• Edema, hiperemis, furunkel, polip, jaringan granulasi,
dan serumen
4. Membran timpani

• Bentuk: konkaf , menonjol atau retraksi


• Warna: keabu-abuan dan mengkilap atau merah
• Refleks cahaya
• Utuh atau perforasi
PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN
1. Tes sederhana / klasik
• Tes bisik
• Tes suara
• Tes garpu tala

2. Pemeriksaan subyektif
• Audiometri nada murni
• Speech audiometri
• Audiometri supratreshold

3. Pemeriksaan obyektif Timpanometri, BERA, OAE


Pemeriksaan Sederhana / Klasik

1. Tes Bisik
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal dapat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter
Cara pemeriksaan: 6m
• Ruangan tenang, dengan panjang 6 meter
• Berbisik pada akhir ekspirasi
• Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai
dapat mengulangi tiap kata dengan benar
• Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa
(pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)

PENILAIAN MENURUT FELDMANN :


NORMAL : 6–8 M
GANGGUAN DENGAR RINGAN (mild) : 4-<6M
GANGGUAN DENGAR SEDANG (moderate) : 1-<4M
GANGGUAN DENGAR BERAT (severe) : 25 CM - < 1 M
TULI BERAT SEKALI (profound) : < 25 CM
Tes Penala (Garpu Tala)

a. Tes Rinne
• Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang
• Cara pemeriksaan:
– Penala digetarkan
– Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga
yang akan diperiksa (Hantaran tulang (BC))
– Jika tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke
depan liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga (Hantaran
udara (AC))

RINNE POSITIF :
NORMAL/ SENSORINEURAL (gangguan telinga dalam)
RINNE NEGATIF :
KONDUKTIF (gangguan telinga luar atau tengah)
b. Tes Weber

Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan

Cara pemeriksaan:
• Penala digetarkan
• Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella,
dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif

• Normal : lateralisasi (-)


• Gangguan dengar konduktif :
lateralisasi (+) ke telinga yang sakit / tuli
• Gangguan dengar sensorineural : lateralisasi (+)
ke telinga yang sehat
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
• Penala digetarkan
• Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus penderita
• Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa
• Bila masih terdengar kesan: schwabach memendek
• Bila pemeriksa juga tidak mendengar  ulangi tes kembali
• Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak
terdengar lagi pindahkan pada penderita
• Bila penderita mendengar  schwabach memanjang
• Bila penderita tidak mendengar  normal

Interpretasi :

○ Normal apabila BC op = BC pemeriksa

○ Schwabach memendek  telinga op yang diperiksa tuli saraf

○ Schwabach memanjang  telinga op yang diperiksa tuli konduktif


KESIMPULAN TES PENALA

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Interpretasi

Positif Lateralisasi tidak ada Sama dengan pemeriksa Normal

Negatif Lateralisasi ke telinga yang Memanjang Tuli Konduktif


sakit

Positif Lateralisasi ke telinga yang Memendek Tuli sensorineural


sehat
Pemeriksaan Subjektif
Audiometri
Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran

• Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu
memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendah  tinggi

• Tingkat intensitas nol pada masing-masing frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak
bisa didengar oleh telinga normal

• Volume dapat ditingkatkan, bila harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal org
tersebut dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu

• Pada tiap pemeriksaan  digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran

• Hasil  audiogram
Normal 0 – 25 dB
> 25 – 40
Ringan
dB
> 40 – 55
Sedang
dB
Sedang - > 55 – 70
Berat dB
> 70 – 90
Berat
dB
Sangat
> 90 dB
Berat
GANGGUAN DENGAR GANGGUAN DENGAR GANGGUAN DENGAR
SENSORINEURAL KONDUKTIF AKIBAT BISING

 Ambang BC meningkat  Ambang BC dalam batas normal  Terdapat penurunan pendengaran


(0-20 dB) pada frekwensi tinggi, sering
 Ambang AC meningkat berupa “dip” pada 4000 Hz
 Ambang AC meningkat
 Jarak BC-AC < atau = 10 dB  Jarak BC-AC > 25 dB
Pemeriksaan Objektif

Audiometri Impedans

• Merupakan pemeriksaan diagnostik fungsi telinga tengah dengan alat timpanometer dan dibagi
dalam beberapa jenis pemeriksaan:

• Timpanometri : mengukur ”compliance” (mobilitas membran timpani dan tulang pendengaran)


secara indirek melalui perubahan tekanan ditelinga luar.

• Pemeriksaan refleks stapedius : menentukan perubahan impedans telinga tengah yang diakibatkan
oleh refleks stapedius

• Pemeriksaan reflex decay: menentukan adanya kelelahan refleks stapedius pada stimulus yang
panjang

• Pemeriksaan tes fungsi tuba pada membran timpani perforasi  


Pemeriksaan Objektif

BERA
(BRAINSTEM EVOKED RESPONSE AUDIOMETRY)

• Pemeriksaan yang objektif dan non-invasif (pasien dalam keadaan tidur)


• Mencatat perubahan potensial syaraf pendengaran dalam batang otak oleh bunyi,
melalui elektroda pada kulit kepala

Indikasi
• Menentukan ambang pendengaran pada penderita yang kurang kooperatif : bayi, anak, gangguan
jiwa, tuli non-organis
• Menentukan lokalisasi gangguan dengar (telinga tengah, kohlear, atau retrokohlear/ neuroma
akustik).
• Memungkinkan diagnosis pasti gangguan dengar sedini mungkinpada bayi dan anak 
Rehabilitasi Dini
Pemeriksaan Hidung

Pinset Bayonet

Kaca nasofaring No.


Headlamp
Spekulum Hidung 2-4

Obat-obatan yang diperlukan untuk


Tongue Spatel
pemeriksaan :
Adrenalin, pantokain 2% / xylocaine 4%,
salep antibiotik, alcohol 70%, dan amonia

Spirtus dan bunsen Nier Baken


PEMERIKSAAN HIDUNG, NASOFARING DAN SINUS PARANASAL

RINOSKOPI ANTERIOR RINOSKOPI POSTERIOR

CARA :
1. Posisi berhadapan 1. Pasien diminta untuk membuka mulut tanpa
2. Inspeksi mengeluarkan lidah, 2/3 dorsal lidah ditekan
3. Palpasi bila perlu dengan menggunakan spatel lidah.
4. Insersi spekulum, buka nares “gently” 2. Cermin nasofaring yang sebelumnya telah
dilidah apikan, dimasukkan ke belakang rongga
Penilaian : mulut di belakang uvula dengan permukaan
cermin menghadap ke atas.
5. Pasase udara 3. Diusahakan agar cermin tidak menyentung
dinding dorsal faring.
6. Rongga hidung
• Sekret Pemeriksaan dilakukan dengan kaca tenggorok No. 2-
7. Konka (inferior, media, superior) 4
• Normal: merah muda, hiperemi
Dilihat :
8. Besarnya • Mukosa
• Atrofi, eutrofi, edema, hipertrofi • Diding atap, posterior , lateral
• Koana, Konka, Septum
9. Septum nasi • Torus tubarius, muara tuba eustachius, fossa
• Lurus, deviasi rosenmuller
PEMERIKSAAN HIDUNG, NASOFARING DAN SINUS PARANASAL

Pemeriksaan Sinus Paranasalis


• Inspeksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pembengkakan pada wajah.
• Pembengkakan dan kemerahan pada pipi, kelopak mata
bawah menunjukkan kemungkinan adanya sinusitis
maksilaris akut
• Pembengkakan pada kelopak mata atas kemungkinan
sinusitis frontalis akut.
• Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk pada gigi bagian
atas menunjukkan adanya sinusitis maksilaris.
• Nyeri tekan pada medial atap orbita menunjukkan adanya
Sinusitis frontalis.
• Nyeri tekan di daerah kantus medius menunjukkan
adanya kemungkinan sinusitis etmoidalis.
PEMERIKSAAN HIDUNG, NASOFARING DAN SINUS PARANASAL

Pemeriksaan Transluminasi

• Dilakukan di kamar gelap dengan lampu


transilluminator
• Menilai sinus maksila dan sinus frontalis
Pemeriksaan Tenggorokan

Tongue Spatel

Nier Baken
Headlamp

Kaca tenggorokan no. 5-8


PEMERIKSAAN RONGGA MULUT DAN LARING
PEMERIKSAAN CAVUM PEMERIKSAAN LARING
ORIS

• Spatel lidah  Pemeriksaan Indirek


• 2/3 bagian lidah ditekan • Cermin, pemanas
• Inspeksi : • Kassa, sarung tangan
• Rongga Mulut, Uvula, Gusi, • Lampu kepala
Gigi
o Dinding Faring: Warna,
Licin / Granula, Sekret
 Pemeriksaan Direk
• Rigid : mc.Intosh
o Tonsil: Besar, Warna, • Fleksibel : laryngoscopy fiber optic
terfiksir atau tidak,
berbenjol-benjol
o Lidah : gerakan, massa,
parese
PEMERIKSAAN LARING

Kaca tenggorok No. 5-8

Dilihat :

• Epiglotis
• Aretenoid
• Plika ariepiglotika
• Pita suara : warna, gerakan, tumor
• Valekula
• Sinus piriformis
• Tanda radang
TES FUNGSI PENGHIDU DAN PENGECAPAN

Penghidu Pengecapan
• Alkohol Sniff Test (AST), kopi, teh • Manis, asam, asin, dan pahit
• Dimulai kira-kira 20 – 30 cm dari mid sternum • Menjulurkan lidah dan tutup hidung
• Interprestasi • Berkumur-kumur setiap sebelum di tes
Nomosmik  dapat menghidu dari jarak > 10 cm • Interpretasi
Hiposmik  0 – 10 cm Normogeusia  dapat merasakan < 2 menit
Anosmik  tidak dapat mencium Hipogeusia  dapat merasakan > 2 menit
Ageusia  tidak dapat merasakan
PEMERIKSAAN VESTIBULER

1. Kelainan Vestibuler Perifer (Telinga Dalam) Dengan / Tanpa Kelainan


N.VIII
• Penyakit meniere
• Labirinitis
• Ototoksik
• BPPV
• Vestibular neuronitis

2. Kelainan Sentral atau S.S.P


• Multiple sclerosis
• Tumor
• Kelainan vaskuler
• Toksisitas
 
GANGGUAN KESEIMBANGAN
DIZZY = Gangguan keseimbangan + perasaan melayang
= pusing
Tes Romberg
VERTIGO = Gangguan keseimbangan + perasaan berputar

PENTING : Anamnesis mengenai lama dan sifat dizziness, adakah pengaruh posisi
kepala, adakah muntah, disamping pemeriksaan otologi, saraf,
audiometri, lab darah maupun photo rontgen.

PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
Tes Hallpike
Keseimbangan Umum Pemeriksaan Nistagmus

• Tes romberg • Spontan

• Gait test (berjalan) • Posisional (tes hallpike)

• Step test (melangkah) • Tes kalori (Air 30ºC dan 44ºC)


PEMERIKSAAN
KELENJAR LIMFE
PADA LEHER
Cara:
Pemeriksa berdiri dibelakang pasien dan meraba dengan kedua tangan
seluruh daerah leher dari atas ke bawah

Penilaian jika teraba benjolan


• Lokasi benjolan
• Jumlah benjolan
• Ukuran benjolan
• Konsistensi
• Nyeri tekan
• Terfiksir
Level Kelenjar Limfe Leher Sesuai Klasifikasi Sloan-Kettering

Submental (I A)
Level 1
Submandibula (1 B)
Level 2 Jugular Superior
Level 3 Jugular Media
Level 4 Jugular Inferior
Kelenjar yang berada di segitiga
Level 5
posterior servikal
Prelaringeal
Level 6 Pretrakeal
Paratrakeal
Kelenjar limfe pada mediastinum
Level 7
atas
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai