Anda di halaman 1dari 11

NAMA

NPM
KELAS C

: Agung Putra
: 61113133

PEMERIKSAAN TELINGA
OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan
lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering.
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga (Otalgia), Otore
b. Sudah berapa lama?
c. Lokasi : Aurikula Dextra atau Auricula Sinistra
d. Prorgresifitas : Biasanya makin sakit ketika daun telinga disentuh atau saat
mengunyah.
e. Keluhan Tambahan : Adanya rasa gatal, terasa penuh, kurang pendengaran,
demam (jarang)
f. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Diabetes, Infeksi telinga tengah
g. Kebiasaan Yang Sering Dilakukan : Berenang, mengorek telinga, penggunaan
bahan kimia (hair spray, shampo) yang bisa membuat iritasi dan memudahkan
bakteri masuk.
h. Pengobatan yang pernah dilakukan : apakah ada pemakaian obat ototoksik
(aminoglikosida, eritromisin, loop diuresis, salisilat, dll)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan tragus
b. Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
c. Discharge purulen
d. Edema daun telinga
3. Otoskop

Otitis Eksterna Kronik


Kulit liang telinga menebal, eritema positif

4. Penatalaksanaan

Otitis Eksterna Akut


kulit liang telinga hiperemis dan eksudat,
liang telinga menyempit.

a. Bila sudah terjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.
b. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep (polymixin B atau bacitracin) atau
antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam alkohol.
c. Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain)
untuk mengalirkan nanahnya.
d. Diberi analgetik dan penenang
OTITIS MEDIA
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
OTITIS MEDIA AKUT
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga (Otalgia), Otore
b. Sudah berapa lama?
c. Lokasi nyeri : tengah telinga
d. Cairan yang keluar konsistensinya: cair
e. Berbau/tidak : tidak berbau
f. Berapa banyak cairan yang keluar : sedikit
g. Lokasi : Aurikula Dextra atau Auricula Sinistra
h. Prorgresifitas : Biasanya makin sakit ketika daun telinga disentuh atau saat
mengunyah.
i. Keluhan Tambahan : Adanya rasa gatal, terasa penuh, kurang pendengaran,
demam, mual, muntah, diare
j. Riwayat Penyakit Sebelumnya : infeksi saluran nafas atas
k. Kebiasaan Yang Sering Dilakukan : kurang nya kebersihan, bisa karena sering
mengalami ISPA
l. Pengobatan yang pernah dilakukan : apakah ada pemakaian obat ototoksik
(aminoglikosida, eritromisin, loop diuresis, salisilat, dll)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan tragus
b. Discharge purulen
3. Otoskop
Pada

Pada stadium oklusi tuba


Eustachius terdapat
gambaran retraksi
membran timpani, warna
suram dengan reflex
cahaya tidak terlihat.

stadium supurasi membran


timpani menonjol ke arah
luar (bulging) berwarna
kekuningan.

Pada stadium
perforasi terjadi ruptur
membran timpani dan
nanah keluar mengalir dari
telinga tengah ke liang
telinga luar.

4. Penatalaksanaan
a. Stadium Oklusi : obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik
(anak<12th) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk berumur >12th
dan pada orang dewasa.
b. Stadium presupurasi : antibiotika, obat tetes hidung, dan analgetik. Aantibiotik
yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal
diberikan penisilin IM. Pemberian antibiotik minimal 7 hr. Bila pasien alergi
penisilin, beri eritromisin. Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100
mg/kg BB per hari dibagi 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari dibagi
dalam 3 dosis atau eritromisin 40 mg/kg BB/ hari.
c. Stadium supurasi : antibiotik, disertai miringotomi, bila membran masih utuh.
d. Stadium perforasi : obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, serta antibiotik.
Biasanya perforasi menutup 7-10 hr.
e. Stadium resolusi : pada keadaan ini perforasi akan menutup jika tidak menutup
memberikan antibiotika sampai 3 minggu, bila masih bisa kemungkinan terjadi
mastoiditis.
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga (Otalgia), Otore
b. Sudah berapa lama : >6 mg
c. Lokasi nyeri : tengah telinga
d. Cairan yang keluar konsistensinya: kental
e. Berbau/tidak : berbau
f. Berapa banyak cairan yang keluar : sedikit atau banyak
g. Lokasi : Aurikula Dextra atau Auricula Sinistra
h. Prorgresifitas : Biasanya makin sakit ketika daun telinga disentuh atau saat
mengunyah.
i. Keluhan Tambahan : Adanya rasa gatal, terasa penuh, kurang pendengaran,
demam, mual, muntah, diare, vertigo
j. Riwayat Penyakit Sebelumnya : infeksi saluran nafas atas atau penyakit telinga
tengah
k. Kebiasaan Yang Sering Dilakukan : kurang nya kebersihan, bisa karena sering
mengalami ISPA, karena pengobatan yang tidak tuntas pada OMA
l. Pengobatan yang pernah dilakukan : apakah ada pemakaian obat ototoksik
(aminoglikosida, eritromisin, loop diuresis, salisilat, dll)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Demam
b. Nyeri tekan tragus
c. Adanya nanah
3. Otoskop

pada OMSK terlihat hiperemis dan


biasanya perforasi baik itu di bagian atik,
central ataupun marginal. Untuk lebih
lanjut dianjurkan foto rontgen mastoid.

4. Penatalaksanaan
a. Bila sekret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa
larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
b. Setelah sekret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan menggunakan obat tetes
telinga mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Namun jangan diberika terus
menerus >1 atau 2 minggu pada OMSK yang sudah tenang.
c. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau eritromisin.
d. Bila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama 2
bulan, lakukan miringoplasti dan timpanoplasti.
OTOMIKOSIS
Otomikosis adalah infeksi jamur di liang telinga karena kelembaban yang tinggi di
daerah tersebut.
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga (Otalgia), Otore
b. Sudah berapa lama?
c. Lokasi : Aurikula Dextra atau Auricula Sinistra
d. Prorgresifitas : bisa makin sakit atau tidak
e. Keluhan Tambahan : Adanya rasa gatal, terasa penuh, kurang pendengaran
f. Riwayat Penyakit Sebelumnya : otitis eksterna bakterialis
g. Kebiasaan Yang Sering Dilakukan : Berenang, mengorek telinga, penggunaan
bahan kimia (hair spray, shampo) yang bisa membuat iritasi memudahkan jamur
masuk
h. Pengobatan yang pernah dilakukan : biasanya tidak ada hubungan nya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Terbentuknya sisik menyerupai ketombe
b. Daun telinga merah, skuamos dan dapat meluas hingga 2/3 bagian telinga lua
3. Otoskop

terlihat kanal yang hiperemis, sedikit edem dan


tampak hifa berfilamen putih dengan titik-titik
hitam yang tumbuh dari permukaan kulit.
4.
Penatalaksanaan
a.
Membersihkan liang telinga larutan asam asetat 2% dalam
alkohol, larutan iodium povidon 5%
b. Tetes telinga mengandung antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga.
c. Obat anti jamur yang diberikan secara topikal yang mengandung nistatin,
klotrimazol.

MASTOIDITIS
Peradangan atau adanya inflamasi pada mastoid air cells (rongga mastoid)
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga (Otalgia), Otore
b. Sudah berapa lama?
c. Lokasi : Aurikula Dextra atau Auricula Sinistra
d. Prorgresifitas : bisa makin sakit atau tidak
e. Keluhan Tambahan : sakit kepala, gangguan pendengaran
f. Riwayat Penyakit Sebelumnya : otitis media
g. Kebiasaan Yang Sering Dilakukan : Berenang, mengorek telinga, penggunaan
bahan kimia (hair spray, shampo) yang bisa membuat iritasi memudahkan jamur
masuk
m. Pengobatan yang pernah dilakukan : apakah ada pemakaian obat ototoksik
(aminoglikosida, eritromisin, loop diuresis, salisilat, dll)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Aurikula terlihat menonjol
b. Area di sekitar tulang mastoid post dan supra aurikular terlihat bengkak,
kemerahan dan nyeri tekan.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Lab : peningkatan WBC
b. Kultur bakteri
c. Pemeriksaan rontgen untuk tulang mastoid
4. Penatalaksanaan
a. Pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab, sebelum diketahuisebaiknya
pasien diberikan antibiotik spectrum luas.
b. Operasi mastoidectomy cortical dilakukan apabila terjadi komplikasi dan
penanganan konservatif gagal setelah 18-72 jam terapi atau munculnya gejala
komplikasi ke bagian meningeal atau intracranial.
TINUNITUS
Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar
bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging,
menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : terasa berdenging, mendesis.
b. Lokasi : unilateral (neuroma akustik/trauma kepala)/bilateral (intoksikasi obat,
presbiakusis, trauma bising, peny.sistemik)/tidak dapat menentukan secara
pasti(kelainan patologis SSP)
c. Bagaimana frekuensinya?(intermiten atau menetap)

d. Bagaimana sifatnya:mendesis,menderu, berdetak,gemuruh,atau seperti riak air?


e. Bagaimana kualitas&kuantitas(mendenging/bernada tinggi atau bernada rendah
seperti gemuruh ombak (peny.telinga koklear)?
f. Sejak kapan(onset)?
g. Berapa lama serangannya?
h. Bila berlangsung 1 menit (hilang sendiri, bila berlangsung dlm 5 menit patologis
i. Lokasinya dimana?di kepala/di telinga: satu sisi/keduanya?
j. Progresifitasnya?
k. Apakah mengganggu aktifitas sehari2 atau bertambah berat pada waktu siang atau
malam hari?
l. Apakah disertai gangguan pendengaran dan keluhan pusing berputar?
m. Adakah riwayat gejala yang sama sebelumnya?
n. Bila ada, apakah unilateral/bilateral?
o. Apakah ada riwayat minum obat sebelumnya khususnya golangan aspirin?
p. Apakah ada kebiasaan merokok,minum kopi?
q. Adakah riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma kaustik, minum obat
ototoksik?
r. Adakah riwayat minum obat ototoksik?
s. Adakah riwayat infeksi telinga?
t. Adakah riwayat operasi telinga?
u. Adakah keluar cairan dari telinga, kehilangan pendengaran, vertigo, gangguan
keseimbangan?
2. Penatalaksanaan
a. Elektrofisiologik : rangsangan bunyi dengan intensitas suara yang lebih keras dari
tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinnitus masker.
b. Melakukan penatalaksanaan sesuai dengan penyakit yang membuat keluhan
tinnitus, baik itu trauma maupun penyakit gangguan pendengaran.
VERTIGO
Vertigo adalah perasaan berputar.
1. Anamnesis
a. Sejak kapan(onset)?
b. Progresifitas
c. Kelainan lainnya : rasa mual,muntah, rasa penuh di telinga, telinga berdenging
kelainan di labirin bila disertai keluhan neurologis seperti disartria, gangguan
penglihatan kelainan sentral
d. apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien
berbaring dan akan timbul lagi bila bangun dengan gerakan yang cepat?(BPPV)
e. apakah ada rasa kaku pada leher?
f. Apakah ada riwayat penyakit DM, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
anemia, kanker, sifilis?(dapat menimbulkan vertigo+tinnitus)
2. Pemeriksaan lain
a. Pemeriksaan pendengaran
b. Pemeriksaan nistagmus
c. Pengujian kalorik untuk organ keseimbangan
d. Posturography untuk memeriksakan keseimbangan
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai dengan hasil diagnosis

PEMERIKSAAN HIDUNG
POLIP HIDUNG
Polip Hidung adalah massa lunak mengandung banyak cairan di dalam rongga
hidung, berwarna putih keabuan yang terjadi akibat inflamasi mukosa.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : hidung tersumbat
b. Konsistensi sumbatan : menetap dan tidak hilang timbul
c. Progresifitas : semakin lama dirasakan semakin berat
d. Keluhan tambahan : hiposmia (gangguan penciuman, adanya post nasal drip
(cairan yang mengalir di bagian belakang mulut), suara mindeng, nyeri muka,
telinga terasa penuh, snoring (ngorok), gangguan tidur, bersin, sakit kepala.
e. Riwayat penyakit dahulu : rinitis alergi, asma
f. Pengobatan yang pernah dilakukan : intoleransi terhadap aspirin, alergi obat
2. Pemeriksaan fisik
a. Deformitas hidung luar, hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung
3. Rinoskopi
Anterior terlihat sebagian massa berwarna
pucat yang berasal dari meatus medius dan
mudah di gerakkan.
Stadium 1 : polip masih terbatas di meatus
medius
Stadium 2 : polip sudah keluar dari meatus
medius, tampak di rongga hidung tapi
belum memenuhi rongga hidung.
Stadium 3 : polip yang masif
4. Penatalaksanaan
a. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi
b. Terapi bedah untuk polip yang tidak mempan di medikamentosa (polipektomi)
c. BSEF (bedah su=inus endoskopi fungsional)
RINITIS ALERGI
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik
tersebut.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : Bersin-bersin
b. Waktu bersin : pagi hari setelah bangun tidur, malam hari, atau ketika terpapar
debu
c. Sejak kapan?
d. Keluhan tambahan : keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung
tersumbat, hidung dan mata gatal, kadang disertai air mata keluar.
e. Keluhan berlangsung terus menerus atau hilang timbul?
f. Apa ada pemicunya : debu, binatang
g. Apakah ada trauma hidung?
h. Riwayat pekerjaan
2. Pemeriksaan fisik

a. Adanya bayangan gelap di daerah bawah mata


b. Sering menggosok hidung karena gatal membuat adanya garis melintang di
dorsum nasi bagian sepertiga bawah.
c. Mulut sering terbuka dengan lengkung langit- langit yang tinggi.
3. Rhinoskopi

Mukosa edema, basah, berwarna


pucat atau livid disertai adanya
sekret encer yang banyak.

4. Penatalaksanaan
a. Menghindari kontak dengan alergen penyebab
b. Antihistamin
c. Operatif
d. Imunoterapi

RINITIS VASOMOTOR
Rinitis vasomotor adalah suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya
infeksi alergi, eosinofilia, dll.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : hidung tersumbat
b. Lokasi : bagian kiri dan kanan secara bergantian
c. Keluhan tambahan : rinore yang mukoid atau serosa
d. Predisposisi : memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur, oleh karena adanya
perubahan suhu ekstrem, lembab, adanya asap rokok.
e. Faktor pencetus : udara, asap rokok, bau menyengat, parfum, minuman ber
alkohol,udara dingin kelelahan.
2. Rhinoskopi
a. Pada rhinoskopi anterior tampak gambaran yang khas berupa oedema mukosa
hidung
b. konka berwarna merah gelap
c. serosa banyak
3. Penatalaksanaan
a. Menghindari faktor pencetus
b. Obat dekongestan oral
c. Cuci hidung dengan larutan fisiologis
d. Operasi
e. Neurektomi n. Vidianus

SINUSITIS
Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : hidung tersumbat dengan disertai nyeri / rasa tekanan pada muka
dan ingus
b. Konsistensi Ingus : purulen
c. Sudah berapa lama?
d. Keluhan tambahan : nyeri di pipi (sinusitis maksila), nyeri di antara bola mata
(sinusitis etmoidalis), nyeri di dahi (sinusitis frontal), sesak nafas, bersin, batuk
2. Pemeriksaan fisik
a. Rhinoskopi anterior dan posterior
b. Tanda khas adanya pus
c. pada akut adanya edem dan hiperemis
3. pemeriksaan penunjang
a. CT scan
b. Rontgent
c. Mikrobiologik
d. Sinuskopi
4. Penatalaksanaan
a. Antibiotik amoksisilin
b. Dekongestan oral
c. Analgetik
d. Mukolitik
e. Steroid
f. Antihistamin
g. Imunoterapi
h. Operasi BSEF
EPISTAKSIS
Epistaksis adalah perdarahan hidung
1. Anamnesis
a. Sejak kapan/sudah berapa lama?
b. Berlangsung singkat, berhenti spontan, kadang berulang lagi beberapa jam sampai
setelah beberapa hari fraktur hidung
c. Sudah berapa kali/frekuensi?
d. Progresifitas?
e. Riwayat perdarahan sebelumnya?
f. Pada satu (keganasan) atau dua rongga hidung/bergantian?
g. Apakah mudah dihentikan dengan cara memencet hidung saja?
h. Apakah darah terutama mengalir ke dalam tenggorakan(ke posterior) atau keluar
dari hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegak?
i. Apakah ada riwayat trauma pada muka/hidung sebelumnya/belum lama ini?
j. Apakah ada menderita penyakit kelainan darah/gangguan perdarahan dalam
keluarga? hipertensi,DM, penyakit hati?
k. pemakaian obat-obatan anti koagulansia, aspirin, fenilbutazon?
2. Penatalaksanaan
Melakukan penghentian pendarahan
PEMERIKSAAN TENGGOROKAN

TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : nyeri menelan (odinofagia)
b. Sudah berapa lama?
c. Keluhan tambahan : batuk, pilek, lemas, sendi linu, tidak nafsu makan, otalgia
d. Frekuensi serangan?
e. Ada perubahan suara?
2. Pemeriksaan fisik
a. Tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna
atau tertutup oleh membran semu.
b. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan

3. Penatalaksanaan
a. Antibiotik spektrum lebar penisilin
b. Obat kumur
c. Operasi
LARINGITIS
Laringitis adalah peradangan pada daerah laring
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : suara hilang atau surara berubah menjadi serak
b. Sudah berapa lama?
c. Riwayat penyakit dahulu : gastritis, gerd
d. Kebiasaan dahulu?
e. Apakah ada reksi alergi?
f. Apakah meminum minuman keras?
g. Apakah merokok?
2. Pemeriksaan laringoskopi

3. Penatalaksanaan
a. Analgetik
b. Hindari minuman alkohol dan kafein
c. Menghirup inhaler
d. Berbicara dengan suara perlahan

e. Jangan merokok

Anda mungkin juga menyukai