Anda di halaman 1dari 18

PENYAKIT TELINGA

1.CERUMEN
A. KELUHAN DAN GEJALA
Pendengaran Menurun
Nyeri pada telinga, jika prosesnya telah lama atau disertai dengan
infeksi.
Sangat jarang merasakan bunyi mendenging.
B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Cerumen merupakan hasil produksi dari kelenjar cerumonosa dan
kelenjar sebasea yang berada pada pars cartilangineus.Konsistensinya
biasanya lunak tetapi kadang-kadang padat.
Walaupun tidak mempunyai efek anti bakteri dan anti jamur tetapi
cerumen mempunyai efek proteksi, hal ini disebabkan karena cerumen yang
dihasilkan akan bersatu dengan kotoran yang ada pada liang telinga.
Pada keadaan normal cerumen tidak akan tertumpuk dalam liang telinga,
karena akan keluar dengan sendirinya secara fisiologis.
C. KLINIS
Pendengaran Menurun, otalgia dan tinnitus (jarang)
Otoscopi : Massa cerumen lunak padat dank eras
Audiometri : Ketulian Konduktif
D. TERAPI
Jika lunak : spooling Telinga
Jika padat dan keras : Ekstraksi
Jika melekat erat pada liang telinga dan mengalami kesulitan dalam
mengeluarkannya, dapat diberikan tetes telinga (karbogliserin 10%)
selama 3 hari kemudian dilakukan spooling telinga.

2. KERATOSIS OBTURANS
A. KELUHAN DAN GEJALA
Rasa penuh pada telinga
Pendengaran Menurun
Kadang Pendengaran Mendenging
Nyeri pada telinga (jika mengerosi struktur tulang atau disertai dengan
infeksi sekunder.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui namun dari penderita keratosis ini
sering disertai dengan kelainan paru kronik seperti bronchiektasis, juga
ditemukan pada penderita sinusitis.
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini diawali dengan deskuamasi epidermis yang secara
fisiologis tidak dapat keluar dan menumpuk dalam liang telinga sehingga
lama kelamaan akan membentuk gumpulan, semakin lama gumpalan ini
semakin menebal dan mengeras yang akan mendesak dan mengerosi
struktur kulit dan tulang dari liang telinga. Jika tidak ditangani dengan baik
erosi pada bagian tulang ini dapat secara progresif mendestruksi rongga
mastoid dan cavum tympani. Kondisi terakhir inilah yang biasa disebut
choclesteatoma eksterna.
Faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya keadaan ini adalah :

Hiperaktifitas proses dekuamasi epitel

Struktur liang telinga yang jelek memungkinkan untuk sulitnya terjadi


pengeluaran epidermis secara fisiologis kearah luar.

Faktor keseimbangan hormonal, stress dan makanan, yang diduga


menjadi pemicu terjadinya hiperaktifitas deskuamasi epitel.

D. KLINIS
Pendengaran Menurun, kadang tinnitus, otalgia (jika ada erosi tulang)
Otoscopi :

Massa dalam liang telinga

Jika massa dikeluarkan :


Perluasan liang telinga
Penipisan kehilangan struktur kulit.

Kadang tampak secret purulent (jika ada infeksi sekunder)

Audiometri : Ketulian Konduktif (massa masih dalam liang telinga)

E. TERAPI
Perawatan Lokal :

Ekstraksi Keratosis

Jika keras dan padat, sebaiknya jangan dipaksa dapat diberikan


obat tetes telinga untuk melunakkan massa.

Komposisi obat tetes yang dapat digunakan :


R/ Natrium Carbonat

Glisserine
Aqua

4
6

Medikamentosa :

Neuroroburantia

Jika ada infeksi sekunder :

Antibiotika, antihistamin, analgetik

3. PERICHONDRITIS- CHONDRITIS

A. KELUHAN DAN GEJALA


Benjolan pada daun telinga
Nyeri
Gatal
Demam

B. ETIOLOGI
Trauma
Pasca operasi mastoidektomi
Komplikasi Pseudokista

C. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini merupakan peradangan pada tulang rawan auricula dan
jaringan sekitar tulang rawan sebagai akibat dari proses infeksi dari
trauma/luka pada daun telinga, tindik telinga yang tidak steril, infeksi
sekunder dari operasi mastoidektomi ataupun komplikasi dari penanganan
pseudokista yang tidak adekuat. Peradangan yang hanya terjadi pada
jaringan sekitar tulang rawan disebut perichondritis dengan keluhan yang
lebih ringan dibandingkan apabila telah mengenai tulang rawan (chondritis),
Penderita akan datang dengan keluhan lebih berat dan penyembuhan ynag

meninggalkan defek pada daun telinga berupa telinga yang lisut (cauli-flower
ear) akibat hancurnya tulang rawan, menciut dan keriput.

D. KLINIS
Auricula hiperemis. Oedem, dengan penimbunan pus dalam
perichondrium
Palpasi : Nyeri
Suhu Badan meningkat

E. THERAPI

a.

Perawatan Lokal
Incisi drainase
Balut tekan

b.

Medikamentosa

Antibiotika
Analgetik
Antihistamin
Antiinflamasi
Roburantia
Sedative (Jika perlu)

4. OTITIS EKSTERNA SUPERFICIALIS


A. KELUHAN DAN GEJALA
Gatal
Telinga kadang berair dan berbau
B. ETIOLOGI
Infeksi : Bakteri (Stapylococcus, Escheria coli, Pseudomonas), virus
Alergi
Jamur (Pencetus Sekunder)
Trauma (Korek Telinga)

C. PATIFISIOLOGI
Pandangan

pada

liang

telinga

sebenarnya

merupakan

kelainan

dermatologik dimana berlatarbelakang pada reaksi alergi imunologi. Dari


reaksi ini akan memberikan sensasi gatal sehingga mengundang penderita
untuk mengorek telinga baik itu dengan jarinya atau dengan alat seperti lidi
kapas/cotton-bath, korek api, jepit rambut, kunci mobil/motor, bulu ayam dan
sebagainya. Mengorek telinga akan menyebabkan terjadi laserasi pada
permukaan kulit yang merupakan port d entre (pintu masuk) kuman yang
menembus lapisan superfisial epidermis (otitis eksterna superfisial) dan bila
mnecapai lapisan lebih dalam mencapai folikel rambut pada pars cartilangeus
(otitis eksterna circumscripta) dan lapisan subepithelial pada pars osseus
(otitis eksterna diffusa).
Adanya jamur menjadi penyebab sekunder terjadi otitis eksterna,
dengan pertumbuhan jamur pada liang telinga membentuk ruang yang
lembab dalam liang telinga sehingga akan mempermudah untuk terjadinya
infeksi pada liang telinga
D. KLINIS
Gatal, otore, kadang foetor
Otoscopi : hiperemis permukaan meatus externus

E. THERAPI
Perawatan Lokal :
Toilet telinga
Zalf Kortikosteroid
Zalf Antibiotika
Medikamentosa :
Antibiotika
Antihistamin

Analgetik
Neuroroburantina
5.OTITIS EKSTERNA PROFUNDA
A.

KELUHAN DAN GEJALA


Nyeri telinga
Gatal
Pendengaran Menurun
Bunyi Mendenging
Telinga Berair
Berbau jika sudah cukup lama
Demam
Kadang mulut sedikit terkancing.

B. ETIOLOGI
Infeksi : Bakteri (Stapylococcus, Escheria coli, Pseudomonas), virus
Alergi
Jamur (Pencetus Sekunder)
Trauma (Korek Telinga)

C. PATOFISIOLOGI
Pandangan pada liang telinga sebenarnya merupakan kelainan
dermatologik dimana berlatarbelakang pada reaksi alergi imunologi. Dari
reaksi ini akan memberikan sensasi gatal sehingga mengundang penderita
untuk mengorek telinga baik itu dengan jarinya atau dengan alat seperti lidi
kapas/cotton-bath, korek api, jepit rambut, kunci mobil/motor, bulu ayam dan
sebagainya. Mengorek telinga akan menyebabkan terjadi laserasi pada
permukaan kulit yang merupakan port d entre (pintu masuk) kuman yang
menembus lapisan superfisial epidermis (otitis eksterna superfisial) dan bila
mnecapai lapisan lebih dalam mencapai folikel rambut pada pars cartilangeus

(otitis eksterna circumscripta) dan lapisan subepithelial pada pars osseus


(otitis eksterna diffusa).
Adanya jamur menjadi penyebab sekunder terjadi otitis eksterna,
dengan pertumbuhan jamur pada liang telinga membentuk ruang yang
lembab dalam liang telinga sehingga akan mempermudah untuk terjadinya
infeksi pada liang telinga.
D. KLINIS
Otalgia, otore, tinitus, gatal, pendengaran menurun, foetor
Palpasi : nyeri tekan tragus
Otoscopi :

Hiperemis dan udema meatus externus

Secret Purulent

Jaringan Granulasi (jarang)

Trismus, demam
E. THERAPI
Perawatan Lokal :
Toilet telinga
Tampon Burowi
Kaustik AgNO3 (Jika ada jaringan granulasi)
Medikamentosa :
Antibiotika
Antihistamin
Analgetik
Neuroroburantina

6.MERINGITIS BULLOSA
A. KELUHAN DAN GEJALA
Nyeri telinga yang makin lama makin berat
Keluar darah dari dalam telinga (saat ini biasanya nyeri menurun)
Pendengaran menurun
Kadang disertai dengan telinga yang berbunyi
Sering disertai dengan demam.

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui, tetapi kebanyakan timbul sesudah


infeksi saluran Napas Atas yang disebabkan oleh bakteri, namun saat ini
banyak yang membantah dan lebih menghubungkan dengan infeksi virus.

C. PATOFISIOLOGI
Miringitis adalah Peradangan membran tympani yang ditandai dengan
inflamasi membran tympani dan pembnetukan bulla hemorrhagis atau serous
pada permukaan luar. Biasanya penyakit ini unilateral dengan otalgia berat,
yang tidk sebanding antara yang nampak pada atoskopi dengan keluhan
penderita. Beberapa study (Hoffman,dkk).
menyebutkan akan adanya gangguan pendengaran sensorineural yang
muncul bersamaan miringitis bullosa namun secara perlahan akan membaik
dan kembali normal. Keadaan ini juga bisa disebutkan dengan miringitis
bullosa haemorrhagica.
Penyebab nyeri yang semakin berat adalah karena adanya bula yang semakin
membesar diantara epitel bagian dalam dari lapisan epidermis (lapisan luar)
dengan fibrosa dari membran tympani.

D. KLINIS
Otalgia yang meningkat seiring seiring dengan semakin besarnya bulla
dan berkurang saat bulla pecah.
Pendengaran menurun, kadang disertai dengan tinitus
Otore yang hemorrhagis (saat bulla telah pecah)

Otoscopi :

Tampak bulla pada membran tympani

Tampak stolsel atau darah (bila bulla telah pecah)

Membran tympani intake (walaupun bulla telah pecah)

Audiometri :
Ketulian Konduktif, kadang sensori neural yang sifatnya
sementara.

E. THERAPI

Jika bulla masih utuh, apabila cukup besar dapat di miringotomi untuk
memecahkan bulla
Jika bulla pecah, rawat/toilet telinga
Pasang tampon Betadine
Medikamentosa :

Analgetik, jika bullanya belum pecah

Antibiotika

Antiinflamasi

Neuroroburantia

Tranqulizer (jika penderita cemas yang berlebihan).

PERBEDAAN CERUMEN DAN KERATOSIS


CERUMEN

KERATOSIS OBTURANS

A.KELUHAN DAN BENTUK KLINIS


Pendengaran Menurun
Nyeri
pada
telinga,
jika
prosesnya

telah

lama

atau

disertai dengan infeksi.


Sangat
jarang
merasakan
bunyi mendenging.

AKELUHAN DAN GEJALA

Rasa penuh pada telinga

Pendengaran Menurun

Kadang

Pendengaran

Mendenging

Nyeri

pada

telinga

(jika

mengerosi struktur tulang atau


B.ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Cerumen
merupakan
hasil

disertai

dengan

infeksi

sekunder.

produksi dari kelenjar cerumonosa


dan kelenjar sebasea yang berada
pada

pars

cartilangineus.Konsistensinya
biasanya

lunak

tetapi

anti bakteri dan anti jamur tetapi


mempunyai

Penyebab

pasti

belum

diketahui

namun dari penderita keratosis ini

kadang-

kadang padat.
Walaupun tidak mempunyai efek
cerumen

B.ETIOLOGI

efek

sering

disertai

dengan

kelainan

paru kronik seperti bronchiektasis,


juga

ditemukan

pada

penderita

sinusitis.

proteksi, hal ini disebabkan karena


cerumen

yang

dihasilkan

akan

bersatu dengan kotoran yang ada


pada liang telinga.
Pada keadaan normal cerumen

C.PATOFISIOLOGI
Penyakit

ini

fisiologis tidak dapat keluar dan


menumpuk

telinga,

keluar

sehingga

secara

membentuk

dengan

akan

sendirinya

fisiologis.

dengan

deskuamasi epidermis yang secara

tidak akan tertumpuk dalam liang


karena

diawali

lama

dalam
lama

liang

telinga

kelamaan

gumpulan,

gumpalan

ini

akan

semakin
semakin

menebal dan mengeras yang akan


mendesak dan mengerosi struktur
kulit dan tulang dari liang telinga.
C.KLINIS

Pendengaran

Jika tidak ditangani dengan baik


Menurun,

erosi pada bagian tulang ini dapat

otalgia dan tinnitus (jarang)


Otoscopi : Massa cerumen

secara

progresif

mendestruksi

rongga

mastoid

dan

lunak padat dank eras


Audiometri
:
Ketulian

tympani.

Kondisi

terakhir

D.TERAPI

Jika lunak : spooling Telinga

Jika padat dan keras :


Ekstraksi
Jika melekat erat pada liang
telinga
kesulitan

inilah

yang biasa disebut choclesteatoma

Konduktif

cavum

dan

mengalami
dalam

eksterna.
Faktor

yang

diduga

menjadi

penyebab terjadinya keadaan ini


adalah :

Hiperaktifitas
dekuamasi epitel

proses

mengeluarkannya,
diberikan

tetes

dapat

telinga

jelek

liang

sulitnya

hari

epidermis

kemudian

dilakukan

telinga

memungkinkan

(karbogliserin 10%) selama 3


spooling telinga.
E.

Struktur

terjadi

yang
untuk

pengeluaran

secara

fisiologis

kearah luar.

Faktor

keseimbangan

hormonal,

stress

makanan,
menjadi

dan

yang
pemicu

hiperaktifitas

diduga
terjadinya

deskuamasi

epitel.
D.KLINIS
Pendengaran

Menurun,

kadang tinnitus, otalgia (jika


ada erosi tulang)
Otoscopi :

Massa

dalam

liang

telinga

Jika massa dikeluarkan :


Perluasan

liang

telinga
Penipisan

kehilangan
struktur kulit.

Kadang tampak secret


purulent

(jika

ada

infeksi sekunder)
Audiometri : Ketulian Konduktif
(massa

masih

telinga)

E.TERAPI
Perawatan Lokal :

dalam

liang

Ekstraksi Keratosis

Jika keras dan padat,


sebaiknya

jangan

dipaksa dapat diberikan


obat tetes telinga untuk
melunakkan massa.

Komposisi

obat

tetes

yang dapat digunakan :


R/

Natrium

Carbonat

1
Glisserine
4
Aqua
6
Medikamentosa :

Neuroroburantia

Jika

ada

infeksi

sekunder :

Antibiotika,
antihistamin, analgetik

F.

PERICHONDRITIS - CHONDRITIS
F. KELUHAN DAN GEJALA
Benjolan pada daun telinga
Nyeri
Gatal
Demam

G. ETIOLOGI
Trauma
Pasca operasi mastoidektomi
Komplikasi Pseudokista

H. PATOFISIOLOGI
Penyakit ini merupakan peradangan pada tulang rawan auricula dan jaringan
sekitar tulang rawan sebagai akibat dari proses infeksi dari trauma/luka pada
daun telinga, tindik telinga yang tidak steril, infeksi sekunder dari operasi
mastoidektomi ataupun komplikasi dari penanganan pseudokista yang tidak
adekuat. Peradangan yang hanya terjadi pada jaringan sekitar tulang rawan
disebut perichondritis dengan keluhan yang lebih ringan dibandingkan apabila
telah mengenai tulang rawan (chondritis), Penderita akan datang dengan
keluhan lebih berat dan penyembuhan ynag meninggalkan defek pada daun
telinga berupa telinga yang lisut (cauli-flower ear) akibat hancurnya tulang
rawan, menciut dan keriput.

I. KLINIS
Auricula hiperemis. Oedem, dengan penimbunan pus dalam
perichondrium
Palpasi : Nyeri
Suhu Badan meningkat

J. THERAPI

a.

Perawatan Lokal
Incisi drainase
Balut tekan

b.

Medikamentosa

Antibiotika
Analgetik
Antihistamin
Antiinflamasi
Roburantia
Sedative (Jika perlu)

OTITIS EKSTERNA
OTITIS EKSTERNA

OTITIS EKSTERNA

SUPERFICIALIS

PROFUNDA
F. KELUHAN DAN GEJALA

F. KELUHAN DAN GEJALA

Nyeri telinga

Gatal
Telinga kadang berair dan
berbau
:

Bakteri

(Stapylococcus,

Escheria

coli, Pseudomonas), virus


Alergi
Jamur (Pencetus Sekunder)
Trauma (Korek Telinga)
H. PATIFISIOLOGI
Pandangan

pada

liang

telinga

sebenarnya merupakan kelainan


dermatologik
berlatarbelakang

Pendengaran Menurun
Bunyi Mendenging

G. ETIOLOGI
Infeksi

Gatal

dimana
pada

reaksi

alergi imunologi. Dari reaksi ini


akan memberikan sensasi gatal
sehingga mengundang penderita

Telinga Berair
Berbau jika sudah cukup
lama
Demam
Kadang

mulut

sedikit

terkancing.

G. ETIOLOGI
Infeksi

(Stapylococcus,

Bakteri
Escheria

coli, Pseudomonas), virus


Alergi
Jamur (Pencetus Sekunder)
Trauma (Korek Telinga)

untuk mengorek telinga baik itu


dengan jarinya atau dengan alat
seperti
korek

lidi
api,

H. PATOFISIOLOGI

kapas/cotton-bath,
jepit

rambut,

mobil/motor,

bulu

sebagainya.

Mengorek

kunci

ayam

dan

Pandangan pada liang telinga


sebenarnya merupakan kelainan
dermatologik

dimana

telinga

berlatarbelakang

terjadi

alergi imunologi. Dari reaksi ini

kulit

akan memberikan sensasi gatal

yang merupakan port d entre

sehingga mengundang penderita

(pintu

yang

untuk mengorek telinga baik itu

lapisan

superfisial

dengan jarinya atau dengan alat

(otitis

eksterna

akan

menyebabkan

laserasi

pada

permukaan

masuk)

menembus
epidermis
superfisial)

kuman

dan

korek

dalam

mencapai

mobil/motor,

bulu

sebagainya.

Mengorek

folikel

rambut

pada

(otitis

circumscripta)

dan
pada

pars

eksterna
lapisan

pars osseus

api,

jepit

kunci

ayam

menyebabkan

laserasi

pada

dan

telinga
terjadi

permukaan

kulit

yang merupakan port d entre


(pintu

Adanya jamur menjadi penyebab

menembus

sekunder terjadi otitis eksterna,

epidermis

dengan pertumbuhan jamur pada

superfisial)

liang telinga membentuk ruang

lapisan

yang lembab dalam liang telinga

folikel

sehingga

cartilangeus

mempermudah

rambut,

akan

(otitis eksterna diffusa).

akan

reaksi

kapas/cotton-bath,

mnecapai

lebih

subepithelial

lidi

bila

lapisan

cartilangeus

seperti

pada

masuk)

kuman

lapisan

superfisial

(otitis

eksterna

dan

lebih

bila

mnecapai

dalam

mencapai

rambut

untuk terjadinya infeksi pada liang

circumscripta)

telinga.

subepithelial

yang

pada

(otitis
dan
pada

pars

pars

eksterna
lapisan
osseus

(otitis eksterna diffusa).


Adanya

jamur

menjadi

penyebab sekunder terjadi otitis


eksterna,
jamur

dengan
pada

pertumbuhan

liang

telinga

membentuk ruang yang lembab


dalam liang telinga sehingga akan
mempermudah untuk terjadinya

infeksi pada liang telinga.


I. KLINIS
Gatal, otore, kadang foetor
Otoscopi

hiperemis

permukaan meatus externus

I. KLINIS
Otalgia, otore, tinitus, gatal,
pendengaran menurun, foetor
Palpasi : nyeri tekan tragus
Otoscopi :

Hiperemis

dan

udema

meatus externus

Secret Purulent

Jaringan

J. THERAPI
Perawatan Lokal :
Toilet telinga
Zalf Kortikosteroid
Zalf Antibiotika

Granulasi

(jarang)
Trismus, demam
J. THERAPI
Perawatan Lokal :
Toilet telinga
Tampon Burowi
Kaustik

Medikamentosa :

AgNO3

jaringan granulasi)

Antibiotika
Antihistamin

Medikamentosa :

Analgetik

Antibiotika

Neuroroburantina

Antihistamin
Analgetik
Neuroroburantina

(Jika

ada

MIRINGITIS BULLOSA
F. KELUHAN DAN GEJALA
Nyeri telinga yang makin lama makin berat
Keluar darah dari dalam telinga (saat ini biasanya nyeri menurun)
Pendengaran menurun
Kadang disertai dengan telinga yang berbunyi
Sering disertai dengan demam.

G. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi kebanyakan timbul sesudah infeksi
saluran Napas Atas yang disebabkan oleh bakteri, namun saat ini banyak
yang membantah dan lebih menghubungkan dengan infeksi virus.

H. PATOFISIOLOGI
Miringitis adalah Peradangan membran tympani yang ditandai dengan
inflamasi membran tympani dan pembnetukan bulla hemorrhagis atau serous
pada permukaan luar. Biasanya penyakit ini unilateral dengan otalgia berat,
yang tidk sebanding antara yang nampak pada atoskopi dengan keluhan
penderita. Beberapa study (Hoffman,dkk).
menyebutkan akan adanya gangguan pendengaran sensorineural yang
muncul bersamaan miringitis bullosa namun secara perlahan akan membaik
dan kembali normal. Keadaan ini juga bisa disebutkan dengan miringitis
bullosa haemorrhagica.
Penyebab nyeri yang semakin berat adalah karena adanya bula yang semakin
membesar diantara epitel bagian dalam dari lapisan epidermis (lapisan luar)
dengan fibrosa dari membran tympani.

I. KLINIS
Otalgia yang meningkat seiring seiring dengan semakin besarnya bulla
dan berkurang saat bulla pecah.
Pendengaran menurun, kadang disertai dengan tinitus
Otore yang hemorrhagis (saat bulla telah pecah)
Otoscopi :

Tampak bulla pada membran tympani

Tampak stolsel atau darah (bila bulla telah pecah)

Membran tympani intake (walaupun bulla telah pecah)

Audiometri :
Ketulian Konduktif, kadang sensori neural yang sifatnya
sementara.

J. THERAPI
Jika bulla masih utuh, apabila cukup besar dapat di miringotomi untuk
memecahkan bulla
Jika bulla pecah, rawat/toilet telinga
Pasang tampon Betadine
Medikamentosa :

Analgetik, jika bullanya belum pecah

Antibiotika

Antiinflamasi

Neuroroburantia

Tranqulizer (jika penderita cemas yang berlebihan).

Anda mungkin juga menyukai