“Andin Membiru”
Andin, anak perempuan 24 bulan, BB 12 Kg, PB 84 cm, dibawa ke IGD RSMP karena
tampak biru dan sulit bernafas. Tujuh hari sebelumnya, Andin menderita panas tidak terlalu
tinggi disertai batuk pilek. Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan.
Sejak satu hari yang lalu Andin tampak ingin tidur saja serta mulai tampak biru
terutama sekitar mulut dan kuku. Kulit tampak bercak-bercak pucat kebiruan seukuran koin.
Napas terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas.
Pemeriksaan Fisik:
Survey primer:
Airway: tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas
normal.
Breathing: Laju napas 45 kali/menit. Napas cuping hidung ada, sianosis (+) di regio sirkum
oral, gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tampak retraksi supra sternal dan sela iga.
Suara napas vesikuler meningkat. Terdengar ronchi basah halus nyaring dikedua lapangan
paru. Tidak terdengar wheezing. Saturasi SpO2 92%.
Circulation: laju nadi 140 kali/menit. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat. Bunyi jantung
dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Kulit berwarna merah muda, hangat,
capillary refill time <3 detik. Mottled (+).
I. Klarifikasi Istilah
1. Capillary refill time (CRT) adalah tes yang dilakukan secara cepat dalam
menentukan status volume intravascular pasien yang sakit (Dorland, 2015)
2. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan ekspektorasi bahan-bahan
dari bronkus (Dorland, 2015).
3. Pilek adalah suatu infeksi virus umum yang menyerang hidung dan
tenggorokan (biasanya disertai ingusan).
4. Wheezing adalah bunyi kontinu seperti bersiul (Dorland, 2015).
5. Mottled adalah kondisi ditandai dengan bintik atau bercak dengan berbagai
warna atau corak (Dorland, 2015).
6. Retraksi adalah tindakan menarik kembali, atau keadaan tertarik kembali
(Dorland, 2015).
7. Sianosis adalah perubahan warna kulit dan membrane mukosa menjadi
kebiruan akibat konsetrasi hemoglobin tereduksi yang berlebihan dalam darah
(Dorland, 2015).
8. Saturasi adalah jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin dalam darah,
dinyatakan sebagai persentase kapasitas pengikatan maksimal (Dorland,
2015).
9. Ronki adalah bunyi kontinu seperti mengorok pada tenggorokan atau tabung
bronkial yang terjadi karena obstruksi parsial (Dorland, 2015).
Breathing: Laju napas 45 kali/menit. Napas cuping hidung ada, sianosis (+) di
regio sirkum oral, gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tampak
retraksi supra sternal dan sela iga. Suara napas vesikuler meningkat. Terdengar
ronchi basah halus nyaring dikedua lapangan paru. Tidak terdengar wheezing.
Saturasi SpO2 92%.
Circulation: laju nadi 140 kali/menit. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat.
Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Kulit
berwarna merah muda, hangat, capillary refill time <3 detik. Mottled (+).
g. Apa makna tujuh hari sebelumnya, Andin menderita panas tidak terlalu
tinggi disertai batuk pilek. Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan?
h. Bagaimana patofisiologi panas tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek.
Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan?
i. Apa hubungan keluhan tujuh hari sebelumnya Andin menderita
panas tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Batuk berdahak
berwarna kuning kehijauan dengan keluhan tampak biru dan sulit
bernafas?
j. Apa etiologi dari panas tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek?
k. Apa etiologi dari batuk berdahak berwarna kuning kehijauan? (aspek
mikrobiologi)
l. Apa saja klasifikasi sputum?
m. Bagaimana status gizi pada Andin?
n. Apa hubungan status gizi Andin dengan keluhan pada kasus?
2. Sejak satu hari yang lalu Andin tampak ingin tidur saja serta mulai tampak
biru terutama sekitar mulut dan kuku. Kulit tampak bercak-bercak pucat
kebiruan seukuran koin. Napas terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas.
a. Apa makna sejak satu hari yang lalu Andin tampak ingin tidur saja
serta mulai tampak biru terutama sekitar mulut dan kuku?
b. Apa makna kulit tampak bercak-bercak pucat kebiruan seukuran koin?
c. Bagaimana patofisiologi tampak biru terutama sekitar mulut dan
kuku serta kulit tampak bercak-bercak pucat kebiruan seukuran
koin?
d. Bagaimana etiologi tampak biru sekitar mulut dan kuku serta kulit tampak
bercak-bercak pucat kebiruan seukuran koin?
e. Apa makna napas terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas?
f. Bagaimana patofisiologi dari napas terlihat cepat dengan peningkatan
usaha napas?
3. Pemeriksaan Fisik:
Survey primer:
Airway: tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring
dalam batas normal.
Breathing: Laju napas 45 kali/menit. Napas cuping hidung ada, sianosis (+) di
regio sirkum oral, gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tampak
retraksi supra sternal dan sela iga. Suara napas vesikuler meningkat. Terdengar
ronchi basah halus nyaring dikedua lapangan paru. Tidak terdengar wheezing.
Saturasi SpO2 92%.
Circulation: laju nadi 140 kali/menit. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat.
Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Kulit
berwarna merah muda, hangat, capillary refill time <3 detik. Mottled (+).
Daftar Pustaka:
Aehlert B. 2018. Pediatric Advance Life Support (PALS) Study Guide: Fourth Edition.
Penerbit: Jones & Bartlett Learning, United States.
h. Bagaimana penanganan dari primary survey?
i. Bagaimana cara penilaian PAT (Pediatric Assesment Triangle) pada
kasus?
4. Dokter memberikan anak oksigen dengan sungkup rebreathing.
a. Apa makna Dokter memberikan anak oksigen dengan sungkup
rebreathing?
b. Apa saja macam-macam pemberian oksigen?
c. Apa indikasi dan kontraindikasi pemberian sungkup rebreathing?
5. Bagaimana etiologi dan faktor resiko keluhan pada kasus? (Acute
Respiratotry Distress Syndrome / ARDS)
6. Bagaimana cara diagnosis?
7. Bagaimana diagnosis banding pada kasus?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?
Jawab: Pemeriksaan penunjang ARDS terdiri dari pemeriksaan initial seperti
analisa gas darah arteri (penurunan PO2, penurunan P/F rasio), X ray dada
(adanya penumpukan cairan di paru-paru), kultur darah, kultur sputum.
Pemeriksaan seperti CT-Scan dada (adanya tumor), pemeriksaan
echocardiografi (kondisi gagal jantung dapat menyebabkan edema paru yang
menyerupai ARDS) (Aboet dan Maskoen, 2018).
Daftar Pustaka:
Aboet AA, Maskoen TT. 2018. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Anesthesia
& Critical Care. Vol. 36(2): 57-63.
9. Apa working diagnosis pada kasus?
10. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
11. Apa saja komplikasi pada kasus?
12. Bagaimana prognosis pada kasus?
13. Apa Standar Kompetensi Dokter Umum pada kasus?
Jawab:
(Acute) Respiratory distress syndrome (ARDS)
3B (Gawat Darurat)
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien dalam konteks penilaian
mahasiswa. Lulusan dokter mampu menentukan usulan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya (Konsil Kedokteran Indonesia,
2019).
Daftar Pustaka:
Konsil Kedokteran Indonesia. 2019. Standar Nasional Pendidikan Profesi
Dokter Indonesia. Jakarta, Indonesia.
اِنَّ َمٓا اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَ ْواَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َۗوهّٰللا ُ ِع ْند ٗ َٓه اَ ْج ٌر َع ِظ ْي ٌم
Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah pahala yang besar.
V. Hipotesis
Andin anak perempuan 24 bulan mengalami sianosis di region sirkum oral, sulit
bernafas, batuk berdahak berwarna kuning kehijaun, dan Mottled (+),
kemungkinan karena mengalami ARDS (Acute Respiratotry Distress Syndrome).
Faktor
Resiko
Infeksi di saluran
pernapasan
(bronkopneumonia)
Inflamasi