Anda di halaman 1dari 44

Kelainan Refraksi

Puring, 30 November 2020


MATA
• Mata dianggap sebagai kamera
1. Tajam penglihatan ( visus )
 tanpa dan dengan kacamata

 setiap mata diperiksa terpisah

 pemeriksaan dilakukan sebaiknya pada jarak 5-6 m

2. Digunakan kartu Snellen, E Chart,


SNELLEN CHART
E CHART
TAJAM PENGLIHATAN ( VISUS )
• Bila tajam penglihatan 6/6 → dapat melihat huruf pada jarak 6m, yang
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 m
• Bila tajam penglihatan 6/30 → pasien hanya dapat membaca huruf pada
garis yang menunjukkan angka 30 (pada jarak 6 m yang oleh orang
normal dapat dibaca pada jarak 30 m )
• Bila tidak bisa mengenali huruf terbesar maka dilakukan hitungan jari

misal : bila pasien dapat menghitung jari pada jarak 3m → visus 3/60
• Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1m→1/300

• Bila hanya dapat melihat cahaya → visus 1/-


KELAINAN REFRAKSI
• Miopi (rabun jauh )

Penyebab
1.bola mata yang memanjang
2. Indeks bias yang tidak normal ( pada orang yang DM )
3. kelainan kornea
4. kelainan lensa→lensa cembung
Tipe-tipe Miopi
1. Miopi fisiologis
sering disebut miopi simpleks (miopi anak sekolah )
2. Miopi patologis

3. Miopi Progressif → miopi yang bertambah terus menerus , mencapai


puncaknya pada remaja
Tanda dan gejala
• Bola mata lebih menonjol

• Bilik mata depan dalam

• Pupil yang relative lebih lebar

• Badan kaca mencair

• Badan kaca keruh


Penatalaksanaan
• Bila dalam Posbindu ditemukan ketidaknormalan segera ke rujuk ke
Puskesmas
INDRA PENDENGARAN

 Puring, 30 November 2020


Telinga
Luar
●Terdiri dari
-. Daun Telinga
-. Liang Telinga
-. Gendang
Telinga bagian
luar

(Buku Ajar THT FK UI,


2007)
Daun
Telinga
● Tulang rawan
elastin dan kulit
● Berfungsi untuk
mengumpulkan
suara

(Buku Ajar THT FK UI,


2007)
Liang
Telinga
● Berbentuk huruf
S
● Tulang rawan
1/3 luar
● Tulang keras
2/3 dalam

(Buku Ajar THT FK UI,


2007)
Gendang Telinga
● Bentuk bulat/oval
● Cekung
● Terdiri dari pars
tensa dan pars
flacida
● Terdapat reflek
cahaya
(Buku Ajar THT FK UI,
2007)
Telinga

tengah
Gendang telinga
(bag dalam)
● Tulang pendengaran
● Tuba eustachius

(Buku Ajar THT FK UI,


2007)
Telinga Dalam

● Koklea
rumah siput
berbentuk

2,5
lingkaran

● Vestibuler
3 buah kanalis

semisirkularis
Penurunan pendengaran
1.Tuli Konduktif (Conductive Hearing Loss)
 Telinga luar
 Telinga Tengah

2. Tuli sensorineural (SensoryNeural Hearing


Loss)
 Koklea (telinga dalam)
 N VIII
 Pusat pendengaran

3. Tuli campur/ mixed ( Mixed Hearing Loss)


 Kombinasi tuli konduktif dan sensorineural
(Buku Ajar THT FK UI,
2007)
Penyakit penyebab
ketulian
● Tuli konduktif
 Atresis liang telinga
 Sumbatan serumen
 Otitis ekterna
 Osteoma liang
telinga
 Otitis Media, dll

● Tuli sensorineural
 Kongenital
 Intoksikasi obat
 Trauma kapitis
 Trauma akustik
 Pajanan bising, dll (Buku Ajar THT FK UI,
2007)
Gangguan Pendengaran pada Bayi dan Anak

● Umumnya diketahui sebagai keterlambatan


wicara (speech delayed)

● Bisa sebagai tuli sebagian atau tuli total

● Neuron di koteks mengalami proses


pematangan dalam 3 th pertama

● Deteksi pendengaran sedini mungkin


(Buku Ajar THT FK UI,
2007)
Penyebab gangguan pendengaran bayi & anak
● Pranatal
 Gangguan Herediter
 Non Herediter :
• Infeksi TORCHS
• Malformasi struktur anatomi ( ch/ atresia liang, atresia cochlea )
• Obat ototoksik (ch/ salisilat, neomisin, gentamisin, streptomisin)

● Perinatal
 BBLR
 Hiperbilirubinemia
 Asfiksia

● Postnatal
 Infeksi virus/bakteri (ch/ rubella, campak, parotis,
meningitis, encefalitis)

(Buku Ajar THT FK UI, 2007, Telingaku Masa


Depanku, 2016)
Tahap perkembangan
bicara
Usia Kemampuan

Neonatu Menangis
s Mengeluarkan suara
mendengkur Suara seperti
berkumur
2-3 bln Tertawa dan mengoceh tanpa arti (babbling)

4-6 bln Mengeluarkan suara kombinasi huruf hidup dan


mati Suara berupa ocehan yang bermakna
(pa...pa...)
7-11 bln Dapat menggabungkan kata/suku kata yg tidak mengandung
arti (terdengar sprt jargon)
Memahami arti “tidak”
Mengucapkan salam
Mulai memberi
perhatian terhadap
nyanyian/ musik
12-18 Mampu menggabungkan kata atau kalimat pendek
bln Usia 12-14 bln mengetahui instruksi sederhana,
menunjukan bagian tubuh dan nama mainannya
Usia 18 bulan mampu mengucapkan 6-10 kata
Perkiraan adanya gangguan pendengaran
pada bayi dan anak
Usia Kemampuan

12 bulan Belum dapat mengoceh/meniru bunyi

18 bulan Tidak dapat menyebutkan 1 kata yg mempunyai arti

24 bln Perbendaharaan kata kurang dari 10 kata

30 bulan Belum dapat merangkai 2 kata

(Buku Ajar THT FK UI,


2007)
Deteksi Dini Gangguan Wicara & Dengar Anak

Anak
dengan: 1. Tes Reaksi
• Terlambat bicara 2. Timpanometri
• Belum bicara Anamnesis 3. Echosreen (screening OAE)
• Bicara tidak jelas Pemeriksaan 4. BERA
• Gangguan wicara Fisik Otoskopi 5. OAE
• Reaksi dengar kurang 6. Audiometri bermain
• Curiga gangguan
pendengaran

Pendengaran Normal Pendengaran AbNormal

Guidline Peny THT-KL


Indonesia
Gangguan Pendengaran pada Geriartri

● Tuli konduktif pada geriartri :


 Berkurangnya elastisitas daun telinga
 Atrofi dan kaku liang telinga
 Penumpukan serumen
 Gendang telinga bertambah tebal dan kaku
 Kekakuan sendi tulang pendengaran

● Tuli syaraf pada geriartri (presbiakusis)


 Umumnya mulai terjadi pada usia 65 th

(Buku Ajar THT FK UI, 2007)


Tuli saraf pada geriartri
(presbiakusis)
● Etiologi
 Proses degenerasi
● Patologi
 Perubahan struktur koklea
● Klasifikasi
 Sensorik, Neural, Metabolik, Mekanik
● Gejala Klinik
 Coctail Party Deafness, Nyeri pada intensitas suara tinggi
● Dignosis
 Anamnesis, Otoskopi, Audiometri
● Tatalaksana
 Alat Bantu Dengar, Terapi wicara.
(Buku Ajar THT FK UI, 2007)
DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA KELUARGA
DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA

• Mengetahui kondisi
DETEKS kesehatan jiwa
keluarga yang tinggal di
I desa siaga sehat jiwa

HASIL • Sehat jiwa


• Resiko/ Gangguan jiwa
DETEKS Ringan
• Gangguan jiwa Berat
I
Tujuan
Jumlah anggota
Jumlah Keluarga/Rumah
anggota Tangga yg
keluarga/ mempunyai
Rumah Tangga gangguan jiwa
Jumlah anggota
yang sehat keluarga/ Rumah Berat
Tangga yang
mengalami
Resiko/
Gangguan Jiwa
Ringan
Keluarga / ART
dengan
Gangguan Jiwa ?
Keluarga /ART dengan
gangguan jiwa berat

Jika memiliki anggota keluarga dengan kondisi sebagai


berikut :
• Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
• Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari
(kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang
• Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
• Marah – marah tanpa sebab
• Bicara atau tertawa sendiri
• Mengamuk
• Menyendiri
• Tidak mau bergaul
• Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
• Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Keluarga/ ART dengan
Risiko/ gangguan jiwa
ringan
Keluarga/ ART dengan
Risiko/ gangguan jiwa
ringan

Keluarga /ART dengan Risiko /Ganggua jiwa ringan jika


ditemukan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Konsentrasi berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3. Suasana hati sedih dan rasa bersalah
4. Kehilangan minat untuk melakukan kegiatan
5. Pandangan masa depan yang pesimis
6. Gangguan pola tidur
7. Nafsu makan berkurang
8. Muncul ide untuk melakukan percobaan bunuh diri
Keluarga/ ART
yang Sehat?
Keluarga/ART
Sehat

Keluarga yang sehat jiwa adalah


keluarga yang anggota keluarganya
tidak ada ciri-ciri gangguan jiwa
atau risiko / gangguan jiwa ringan
Kelompok umur 0 – 18 bulan
Kelompok umur 18 bulan – 3 tahun
Kelompok umur 3 – 6 tahun
Kelompok umur 6 – 12 tahun
Kelompok umur 12 – 18 tahun
Kelompok umur 18 – 25 tahun
Kelompok umur 25 – 45 tahun
Kelompok umur 45 – 60 tahun
Kelompok umur >60 tahun
LANGKAH – LANGKAH
DETEKSI DINI

• PERSIAPAN
• PELAKSANAAN
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
• RENCANA TINDAK LANJUT
PERSIAPAN PELAKSANAAN
DETEKSI DINI

• Daftar keluarga/Anggota Rumah Tangga


binaan
- Setiap Kader sudah mempunyai daftar
keluarga/anggota rumah tangga yang
dikunjungi
• Jadual home visit (kunjungan rumah)
• Perjanjian / pemberitahuan kunjungan rumah
- Dilakukan ke setiap keluarga/anggota Rumah
Tangga yang menjadi keluarga binaan
• Persiapan alat-alat kunjungan rumah
- Buku Deteksi Dini
- Alat Tulis
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
MELALUI KUNJUNGAN RUMAH
• SALAM, TUJUAN
• LAMA PERTEMUAN
ORIENTASI

• MENGISI BUKU DETEKSI


• PENJELASAN HASIL
KERJA
• EVALUASI
• RTL DAN JANJI YANG AKAN
DATANG
TERMINASI
CARA PENGISIAN BUKU DETEKSI DINI
• Mengisi format Deteksi Keluarga, 1 lembar
diisi untuk 1 Kepala Keluarga
• Tulis nama Kepala Keluarga
• Tulis umur (dalam tahun)
• Status kawin (kawin/belum
kawin/janda/duda)
• Pendidikan (tidak
sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
• Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
• Alamat (RT/RW)
CONTOH
PENCATATAN DAN PELAPORAN
NO KELUARGA JUMLAH SEHAT RISIKO/ GANGGUAN
ANGGOTA GGN JW JW BERAT
KLG/ART RINGAN

1 A 5 5 0 0
2 B 6 4 1 1
3 C 3 3 0 0
4 D 4 3 1 0
5 E 4 3 0 1
JUMLAH 22 18 2 2
KELOMPOK SEHAT

• Pencatatan dan pelaporan pada anggota Keluarga/Rumah


Tangga yang sehat di tulis berdasarkan kelompok umur
RENCANA TINDAK LANJUT

• RENCANA PENYULUHAN STIMULASI


SEHAT PERKEMBANGAN

RISIKO/GANGGUAN • RENCANA PENYULUHAN MASALAH


JIWA RINGAN KESEHATAN FISIK DLL

• RUJUK KE PUSKESMAS
GANGGUAN • KUNJUNGAN RUTIN: OBAT, ASUHAN,
KEGIATAN, REHABILITASI

Anda mungkin juga menyukai