Anda di halaman 1dari 57

Bagian Anatomi Mata beserta Fungsinya.

 Kornea: berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang


masuk ke bagian mata yang lebih dalam.
 Pupil: berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk ke mata.
 Lensa: berfungsi menfokuskan cahaya yang masuk ke mata
supaya tepat jatuh di retina.
 Retina: berfungsi menangkap serta meneruskan cahaya dari
lensa hingga ke saraf mata.
 Iris: berfungsi memberikan warna pada mata.
 Jasad Siliaris atau otot siliari: berfungsi Menjaga kelenturan
mata.
 Sklera: berfungsi sebagai untuk melindungi struktur mata
yang sangat halus dari melekatnya otot bola mata
 Koroid: berfungsi untuk mencegah pantulan cahaya di bagian
dalam bola mata dengan cara menyerap semua cahaya yang
masuk ke mata.
 Retina: untuk menangkap cahaya sehingga diteruskan sampai
kesaraf mata dan kemudian cahaya akan diterima diujung-
ujung saraf yang ada dibagian selaput jala.
 Saraf Optik: berfungsi mentransmisikan impuls cahaya yang
ditangkap retina menuju otak, menghubungkan ke bagian
belakang mata dekat makula. Bagian terlihat dari saraf optik
disebut disk optik..
 Penurunan Pendengaran pada lansia
(PRESBIKUSIS)
Oleh dr. Muyassaroh, Sp.THT-KL dari RSUP Dr. Kariadi

Presbikusis adalah tuli saraf pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ
pendengaran. Proses ini terjadi secara lambat, berangsur-angsur memberat dan terjadi
pada kedua sisi telinga.
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi
dari beberapa hal sebagai berikut:
• Degenerasi elastisitas gendang telinga
• Degenerasi sel rambut koklea
• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory
cortex)
Usia lanjut terjadi juga perubahan organ telinga misalnya degenerasi otot-otot dan
tulang-tulang pada telinga tengah.

Gejala dan tanda presbikusis secara umum adalah :


• Berkurangnya kemampuan mendengar
• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
• Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara
• Terganggunya fisik dan emosional
• Hasil pemeriksaan pendengaran didapatkan penurunan tajam (slooping) setelah
frekuensi 2000 Hz
 Faktor risiko kejadian presbikusis antara lain adalah Jenis kelamin laki laki lebih berisiko
dibanding perempuan karena laki laki lebih banyak bekerja ditempat bising. Faktor
risiko lain adalah kondisi Hipertensi, Diabetes melitus, Kolesterol tinggi, hiperlipidemia,
hipertrigliserida, Merokok dan Riwayat terpapar bising.
 Upaya rehabilitasi dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (ABD) yang sesuai
dengan kebutuhan. Pemasangan alat bantu dengar bertujuan untuk memperkeras
(amplifikasi) bunyi yang ada disekitar pengguna.

Kemajuan teknologi ABD saat ini memungkinkan pengguna ABD mendapatkan
amplifikasi yang tepat. ABD dengan fasilitas multi channel dapat mengeraskan bunyi
yang spesifik pada frekuensi yang mengalami gangguan saja. Selain itu teknologi multi
mikrofon dan penyaring (filter) terhadap bising memungkinkan pemahaman
percakapan yang lebih baik pada kondisi bising. Hal lain yang cukup penting adalah
memilih jenis ABD yang cocok dengan tuntutan gaya hidup dan kemampuan fisik
pemakainya. Walaupun telah menggunakan ABD adakalanya masih diperlukan bantuan
membaca ujaran bibir (lip reading) namun masalahnya para penderita presbikusis
umumnya juga mengalami gangguan penglihatan.

Penderita presbikusis bila tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran maka
kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu. Masalah fisik dan
emosional pada presbikusis antara lain berupa:
• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga
• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran: pemarah dan mudah frustasi,
depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert), waham curiga (paranoid), self-critism,
berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial, berkurangnya stabilitas emosi.
 Angka kesakitan (morbiditas) presbikusis dapat dikurangi dengan upaya
penanggulangan secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam
mengupayakan usaha tersebut diperlukan kerjasama yang terpadu dari masyarakat itu
sendiri, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Pemerintah dalam hal ini institusi
kesehatan.
Masyarakat melalui para kader perlu dilibatkan secara aktif dan inovatif terutama pada
tingkat promotif. Lini kesehatan terdepan misalnya Puskesmas, Balai Kesehatan, dll
memiliki peran yang besar baik di tingkat promotif, kuratif serta deteksi dini timbulnya
komplikasi akibat presbikusis. Selain itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan untuk mendiagnosis presbikusis.
Skrining pendengaran dilakukan pada pemeriksaan fisik rutin atau pada penderita
dengan usia diatas 60 tahun. Pertanyaan yang diberikan “adakah masalah dengan
pendengaran?”. Sepuluh item dari Hearing handicap inventory for the elderly-short
(HHIE-S) sangat efektif untuk mendeteksi adanya presbikusis.
 Form HHIE-S :

Pertanyaan Tidak Terkadang Ya

Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda      


merasa malu saat bertemu orang baru?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda
merasa frustrasi ketika berbicara dengan anggota      
keluarga Anda?
Apakah Anda mengalami kesulitan mendengar      
ketika seseorang berbisik?
Apakah Anda merasa cacat oleh masalah      
pendengaran?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda
kesulitan ketika mengunjungi teman, kerabat, atau      
tetangga?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda
lebih jarang menghadiri upacara keagamaan      
daripada yang Anda inginkan?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda      
memiliki argumen dengan anggota keluarga?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda      
kesulitan saat mendengarkan TV atau radio?
Apakah Anda merasa bahwa batas pendengaran
Anda atau menghambat kehidupan pribadi atau      
sosial Anda?
Apakah masalah pendengaran menyebabkan Anda
kesulitan ketika berada di restoran dengan kerabat      
atau teman?
 Instrumen ini terdiri dari 10 pertanyaan dirancang untuk menilai emosional yang
dirasakan dan masalah sosial yang terkait dengan gangguan mendengar seperti
frustrasi, malu atau kesulitan dalam situasi tertentu.1 pasien diminta untuk mengisi
jawaban dengan cara mencontreng kotak pilihan “ya”, “kadang kadang”, atau “tidak”
Setiap pertanyaan memiliki nilai masing-masing 4 (ya), 2 (kadang kadang) atau 0 (tidak).
Skor dari 10 pertanyaan minimal 0 dan maksimum 40. Nilai 0-8 berarti tidak ada
gangguan, 10-24 terdapat gangguan ringan hingga sedang dan 25-40 terdapat
gangguan berat.
 Daftar Pustaka :
1. Menegotto IH, Soldera CLC, Anderle P, Anhaia TC. Correlation between hearing loss
and the results of the following questionnaires: hearing handicap inventory for the
adults-screening version HHIA-S and hearing handicap inventory for the elderly-
screening version HHIE-S. Intl. Arch. Otorhinolaryngol:2011;15(3)319-326
2. Gates GA, Murphy M, Rees TS, Fraher A. Screening for handicapping hearing loss in
the elderly. The Journal of Family Practice:2003;52(1) 56-62

Faktor Risiko Tuli Kongenital (1)


 

Bayi baru lahir (0-28 hari) dengan risiko tinggi terjadinya gangguan
pendengaran dan ketulian seperti yang dikemukakan oleh American Joint
Committee on Infant Hearing Year 2007 memiliki faktor risiko sebagai berikut :
 Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran sejak masa anak-anak.
 Riwayat infeksi TORCHS (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, Herpes,
Sifilis) pada  kehamilan.
 Kelainan bentuk pada kepala dan wajah,  termasuk kelainan  pada daun
telinga dan liang telinga.
 Berat Badan  lahir rendah  ( kurang dari  1500 gram )
 Hiperbilirubinemia  yang memerlukan transfusi tukar darah.
 Penggunaan obat ototoksik pada  ibu hamil.
Tips melindungi mata
Mata adalah jendela dunia. Jagalah agar mata selalu sehat dengan:

 Hindari paparan langsung sinar matahari atau kemasukan benda asing.


 Gunakan kacamata anti UV, payung, topi dll untuk melindungi mata
 Setelah 20 menit menatap layar secara langsung, palingkan mata selama 20
detik melihat objek sejauh 20 meter
 Jaga kebersihan tangan dan tidak menggosok mata /mengorek telinga
Bagi pengendara sepeda motor atau kendaraan lainnya, gunakan kacamata anti ultraviolet
agar terhindar dari paparan matahari secara langsung atau kemasukan debu sehingga mata
Anda tetap sehat

Anatomi Telinga
Oleh Aris KurniawanDiposting pada 22 September 2021

MENARIK UNTUK ANDA


Veneer Ini 300 Kali Lebih Baik dari Gigi Palsu!
Snap On Smile

Jutawan Jakarta: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun


Keuangan Harian
Cara Ajaib untuk Menyingkirkan Wasir selama 7 Hari!
Hemolab

Bosan Botak? Rambut Tumbuh dalam 8 Menit! Baca di Sini Segera!


Keraniq

Pengertian Telinga
Daftar Baca Cepat  tampilkan 
Telinga adalah sebuah organ yang mampu
mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata
memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan
beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies. Telinga manusia

Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam


manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama
oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan
otak.

Sistem pendengaran adalah sistem yang digunakan untuk mendengar.


Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari
telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz
sampai 20.000 Hz. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua
binatang.
Fungsi Telinga
Fungsi organ telinga manusia serta bagian-bagian telinga manusia.
Mendeteksi danmengenali suara adalah fungsi utama telinga. Bagian-
bagian telinga terdiri dari telinga luar,telinga tengah, dan telinga
dalam. Suara sebagai sumber gelombang merupakan bentuk
energiyang bergerak melalui udara, air, atau benda lainnya yang bisa
menjadi media geraknya.
KEUANGAN HARIAN

Jutawan Jakarta: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun

Belajarlah Lagi

LAGI

Telingahanya bertugas mendeteksi suara, sedangkan fungsi


pengenalan dan interpretasi diolah olehsistem saraf pusat dan di otak.
Suara akan memberikan rangsangan ke telinga, lalu disampaikanke
otak melalui saraf yang menghubungkan dari telinga ke otak ( nervus
vestibulokoklearis).

Selain mendeteksi suara, telinga juga berperan dalam keseimbangan


dan posisi tubuh kita.Telinga manusia memiliki dasar yang sama
dengan telinga pada hewan vertebrata, hanya adaperbedaan variasi
sesuai fungsi dan spesiesnya.
Pada species vertebrata memiliki satu pasangtelinga yang terletak
simetris satu sama lainnya dan terletak pada bagian yang berlawanan
dikepala. Posisi ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan
lokalisasi suara yang ada

Fungsi daun telinga adalah untuk membantu mengarahkan suara


masuk ke dalam liang telingadan diteruskan menuju gendang telinga.
Sehingga fungsi telinga luar yakni untuk menangkapsuara melalui
liang telinga. Pada liang telinga terdapat saluran yang terdiri dari
susunan tulangdan tulang rawan yang dilapisi dengan kulit tipis.

Saluran ini memiliki banyak kelenjar danmenghasilkan suatu zat yang


disebut serumen dan menjadi kotoran telinga berbentuk sepertililin.
Rambut juga tumbuh dibagian ini terutama pada bagian saluran yang
memproduksi sedikitserumen. Saluran telinga akan berujung pada
gendang telinga yang bertugas meneruskangelombang suara ke telinga
dalam.

Jika terjadi peradangan pada bagian telinga ini maka akanterjadi


penyakit yang disebut otitis Eksterna. Bisa terjadi karena sering
mengorek telinga secarasalah atau bagi orang yang menderita diabetes
mellitus juga bisa mengalami hal ini

Bagian Bagian Telinga


1. Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam
telinga. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu :
2. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.

3. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari


udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga dalam.

4. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls


saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan
saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler
yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

Gendang Telinga

 Gendang Telinga Kanan atau membrana tympani adalah


Gendang selaput atau membran tipis yang memisahkan telinga
lar dan telinga dalam. Ia berfungsi untuk menghantar getaran
suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga
tengah.

 Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu pars tensa


(tegang) dan pars flaksida,

 Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars


tensa, terdiri dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga,
di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke
telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.
 Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya
terdiri dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.

 Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi)


terutama disebabkan infeksi telinga tengah (Otitis Media),
namun dapat juga karean trauma.

 Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan tuli yang


konduktif. Tuli konduktif adalah hilangnya pendengaran karena
tidak dapat tersampaikannya getaran suara. Jenis tuli lainnya
yaitu tuli sensorik yang disebabkan rusaknya sistem saraf
pendengaran.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan


Perbedaan Antara Anatomi Dan Fisiologi

Struktur Telinga

 Telinga Luar ( Outer ear )


 Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran
telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang
(membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk
menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang
bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani.
Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai
membrane tympani.

Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit


sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus
disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh
tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan
sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat
yang
telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu
kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan
zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap
debu dan mencegah infeksi.

 Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang


membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis
yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel
selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan
ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin
serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani
tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran
shrapnell.

 Telinga Tengah (Kavum Tympanikus)


 Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang
pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran
(osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan),
dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan
melalui persendian .

Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran


tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan
inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah
dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/
fenestra vestibule).

Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta


kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran
tympani sekunder.telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar
seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna
kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga).
Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

 Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang


membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis
yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel
selapis kubus.

Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang
terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast.
Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak
mengandung serabut dan lemas, membentuk membran
shrapnell.

 Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak


pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada
periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua
otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai
fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh
epitel selapis gepeng.
 Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui
saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane
tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga
atau ketika menelan makanan.

Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut


merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya
membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva
membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga
sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan
dalam dan permukaan luar membran tympani.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Struktur


Kromosom : Fungsi, Jenis, Susunan dan Jumlah

 Telinga Dalam (Labirin)


 Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari
serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa
yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk
labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan
rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin
membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa).

Labirin tulang berisi cairan Rongga yang terisi perilimfe ini


merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak,
sehingga susunan peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal.
 Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-
lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah.
Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis
epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.

 Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula,


kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis
(saluran setengah lingkaran).

 Vestibula Merupakan rongga di tengah labirin, terletak di


belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula
berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis
(fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua
kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus.

Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang


disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis
(orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor
dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi
oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh
membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium
karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.

Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,


menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang
vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada
bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls
saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.

 Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang


terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-
masing saluran tersebut menggembung, disebut Masing-masing
ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat
Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis
(untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon
terhadap gerakan).

Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga


berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang,
tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini
distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak
akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di
atas sel-sel rambut.

 Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya


menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang
baru.

 Koklea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan


vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran
berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi
bentukan kerucut yang disebut mediolus.
 Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea
terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut
adalah:

 Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas


mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.

 Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung


perilimfe berakhir pada tingkap bulat.

 Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala


vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.

 Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran


vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala
tympani oleh membran basilaris.

 Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu


organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut
yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel
rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf
vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan
impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
 etaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan
sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga, menekan
membran tympani, melintas melalui tulang-tulang pendengaran,
menekan tingkap jorong, menimbulkan gelombang pada
jaringan perilimfe, menekan membran vestibularis dan skala
basilaris, merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah
mulai terjadi pembentukan impuls saraf.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kebugaran


Jasmani” Komponen, Bentuk Latihan Dan Unsurnya

Keluhan Utama Telinga Dalam

 Otore
Otore adalah cairan yang keluar dari telinga
Jenis: serosa, mukus, purulen, mukopurulen, hemoragis
Penyebab: Otitis eksterna, media, dan trauma

 Otalgia
Otalgia adalah nyeri telinga
Penyebab primer oleh kelainan pada telinga
Penyebab sekunder oleh kelainan dari tempat lain di luar telinga

 Tinitus
Suara berdengung / berdenging yang terdengar pada satu sisi atau
kedua telinga

 Tuli
Konduksi
Saraf
Campuran

 Vertigo
Perasaan gangguan keseimbangan

Susunan dan Cara Kerja Telinga

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga


saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula
(kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan
sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan


disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya
berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan.
Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok
sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang
berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular
(saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari


sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang
melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan
impuls yang akan dikirim ke otak.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5 Panca
Indera (Fisiologi) : Fungsi, Gambar, Dan Bagiannya

Cara Kerja Telinga Manusia

 Ketika gelombang bunyi nyasar di telinga luar, gelombang bunyi


kemudian merambat sepanjang saluran telinga hingga mencapai
gendang telinga (timpani). Ingat ya, gelombang bunyi
merupakan getaran yang merambat baik melalui medium padat,
cair maupun gas. Dalam hal ini medium yang dilalui oleh
gelombang bunyi akan merapat dan merenggang sepanjang arah
perambatan gelombang bunyi.
Bayangkan saja seperti pegas yang merapat dan meregang jika
didorong maju mundur. Untuk persoalan di atas, ketika
gelombang bunyi merambat sepanjang saluran telinga, udara
yang berada dalam saluran telinga sebenarnya merapat dan
meregang atau bergerak maju mundur.

Udara yang bergerak maju mundur tersebut akan menggerakkan


udara yang berada di depannya. Demikian seterusnya, udara
sendiri tidak merambatmenggerakan temannya, temannya
kemudian menggerakan lagi temannya yang , udara cuma
bergerak maju mundur saja.

 Karena udara yang bergerak maju mundur tersebut


menggerakan temannya, temannya kemudian menggerakan lagi
temannya yang ada di depannya maka akan timbul getaran yang
merambat sepanjang udara tersebut. Kemudian, udara yang ada
di dekat gendang telinga selanjutnya menggetarkan gendang
telinga, tentu saja gendang telinga bergetar.

Getaran gendang telinga ini selanjutnya diteruskan ke telinga


bagian dalam (lewat jendela oval) melalui tulang martil. Getaran
yang merambat lewat jendela oval selanjutnya melewati saluran
vestibular hingga mencapai saluran timpani.

Antara saluran timpani dan saluran vestibular terdapat sebuah


saluran yang diberi julukan pembuluh rumah siput. Pembuluh
rumah siput dan saluran timpani dipisahkan oleh sebuah
membran yang diberi julukan membran basilar.
 Pada membran basilar ini terdapat “organ corti” yang berisi
puluhan ribu ujung syaraf. Jadi organ corti ini menempel di
membran basilar. Kemudian, gelombang bunyi yang melewati
saluran timpani tadi akan menimbulkan riak pada membran
basilar dan organ corti yang berisi puluhan ribu ujung syaraf.

Jadi pada membran basilar dan organ corti inilah energi yang
dibawa oleh gelombang bunyi diubah menjadi impuls listrik yang
selanjutnya dikirim ke otak melalui syaraf pendengaran
kemudian timbulah suara.

Jenis Infeksi Telinga


Infeksi Aurikula

 Selulitis aurikular
Selulitis auricular adalah infeksi pada kulit yang melapisi bagian luar
telinga dan biasanya didahului riwayat trauma. Gejala selulitis dapat
berupa nyeri, eritem, bengkak dan hangat pada bagian luar telinga
terutama lobul namun tanpa keterlibatan meatus auditorius atau
struktur lainnya.

Terapi berupa kompres hangat dan antibiotik oral seperti dicloxacillin


yang aktif terhadap patogen kulit dan jaringan lunak (terutama
S.aureus dan streptokokus). Antibiotik  intravena seperti sefalosporin
generasi pertama jarang digunakan kecuali pada kasus yang sangat
berat.
 Perikondritis
Perikondritis merupakan infeksi pada perikondrium dari kartilago
aurikular yang biasanya didahului trauma. Infeksi dapat menyebar ke
dalam kartilago dan menjadi kondritis.

Gejala infeksi menyerupai selulitis aurikular, terdapat eritem dan nyeri


yang luar biasa pada pinna, namun lobul tidak begitu terlibat. Etiologi
tersering adalah P. Aeruginosa dan S. Aureus.

Terapi dengan memberikan antibiotik sistemik yang sensitif terhadap


etiologi tersering. Jika perikondritis tidak memberikan respon yang
baik terhadap terapi antibiotik, penyebab inflamasi lain harus
dipikirkan. Dapat terjadi komplikasi berupa mengkerutnya daun
telinga akibat hancurnya tulang rawan yang menjadi kerangka daun
telinga (cauliflower ear).
Infeksi Otitis Eksterna
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri,
jamur dan virus. Ada 2 jenis otitis eksterna yaitu otitis eksterna akut
dan otitis eksterna kronik.

Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :

1. Derajat keasaman (pH). pH basa mempermudah terjadinya otitis


eksterna. pH asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman.

2. Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman


bertambah banyak.
3. Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga.
4. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena
air.

Otitis eksterna merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal.
Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang
telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis
eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling
umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau
jamur.

Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan


lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari
otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca
(1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan
menimbulkan kekambuhan.

Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan


trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor
penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984)
mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas
dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun
kronik.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Gelombang


Bunyi : Karakteristik, Sifat, Sumber, Contoh, Teori, Frekuensi
Klasifikasi Otitis Eksterna
 Penyebab tidak diketahui :

1. Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis,


asteotosis
2. Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
3. Otitis eksterna membranosa.
4. Meningitis kronik idiopatik.
5. Lupus erimatosus, psoriasis.

 Penyebab infeksi

1. Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima,


sellulitis, erisipelas.

2. Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa,


otitis eksterna granulosa, perikondritis.

3. Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.


4. Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.

5. Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum


kontangiosum, variola dan varicella.

6. Protozoa
7. Parasit

 Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis


lokalisata/desiminata, ekskoriasi, neurogenik.

 Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis


atopik, erupsi karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa,
alergi fisik.

 Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi


(hematom vesikel dan bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi
dan kimiawi).

 Perubahan senilitas.
 Deskrasia vitamin.
 Diskrasia endokrin.

Otitis Eksterna Sirkumskripta

Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa


kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen,
maka di tempat itu dapar terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga
membentk furunkel. Kuman penyebab biasanya Staphylococcus
aureus atau Staphylococcus albus.

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul.
Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung
jaringan longgar di bawahnya sehingga rasa nyeri timbul pada
penekanan perikondrium. Rasa nyeri juga dapat timbul spontan pada
waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat
juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang
telinga.

Otitis Eksterna Difus


Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit
liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman
penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat 
sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, Escherichia coli dan
sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada
otitis media supuratif kronis.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit,


kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan
serta terdapat secret yang berbau, secret ini tidak mengandung lender
(musin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis
media.

Otitis Eksterna Maligna


Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan
struktur lain di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan
penyakit diabetes melitus yang diakibatkan peningkatan pH serumen
sehingga lebih rentan terhadap otitis eksterna.
Kondisi immunocompromise dan mikroangiopati dapat menyebabkan
otitis eksterna berkembang menjadi otitis eksterna maligna.
Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke
lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang sekitar sehingga
menyebabkan kondritis, osteitis dan osteomielitis yang
menghancurkan tulang temporal.

Gejala otitis eskterna maligna berupa rasa gatal di liang telinga yang
dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta
pembengkakan liang telinga. Liang telinga dapat tertutup oleh
pertumbuhan jaringan granulasi. Jika saraf fasialis mengalami
kerusakan, dapat terjadi paresis atau paralisis fasial.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan :

 Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan


jaringan lunak periaurikuler
 Nyeri yang hebat, ditandai kekakuan jaringan lunak ramus
mandibula dan mastoid
 Jaringan granulasi terdapat pada dasar hubungan tulang dan
tulang rawan.
 Nervus kranialis harus (V-XII) diperiksa
 Status mental harus diperiksa.
 Membran timfani intak
 Demam tidak umum terjadi.
 CT scan, scan tulang, dan scan gallium dapat membantu
menentukan adanya penyakit ini

Infeksi Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur superfisial atau subakut pada kanalis
auditorius externus. Liang telinga merupakan tempat yang ideal untuk
tumbuhnya organisme saprofit seperti jamur tertentu karena liang
telinga dihubungkan dengan udara luar oleh suatu lubang yang
sempit, sehingga dapat berfungsi sebagai tabung biakan dan
merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan jamur.

Jamur biasanya menginvasi secara sekunder pada jaringan luka yang


pertama kali disebabkan oleh infeksi bakteri, cedera fisik atau
penimbunan serumen yang berlebihan di kanalis auditorius externus.

Otomikosis dapat diklasifikasikan menjadi otomikosis primer dan


sekunder. Otomikosis primer biasanya terjadi pada keadaan lembab
saat atmosfir mengandung kelembapan yang tinggi. Kelembapan yang
tinggi ini membuat kulit liang telinga luar membengkak dan berair.
Hal ini menjadi predisposisi infeksi jamur.
Otomikosis sekunder terjadi sebagai immunocompromised seseorang
dan pada orang yang mengalami OMSK. Pasien dengan OMSK
biasanya menggunakan tetes telinga antibiotik spektrum luas. Tetes
telinga ini tidak hanya membunuh patogen tetapi juga komensal alami
yang menyebabkan infeksi jamur sekunder.

Jamur dapat sebagai penyebab utama dari suatu infeksi primer, tetapi
biasanya juga disertai dengan infeksi bakteri kronik yang berasal dari
kanalis eksterna ataupun telinga tengah. Otomikosis sekunder dapat
terjadi jika penyebab infeksi primer tidak diatasi.

Semua jamur dapat berkembang pada lingkungan yang suasananya


lembab, hangat dan gelap. Dari ketiga faktor tersebut suasana lembab
merupakan faktor predisposisi yang mempercepat pertumbuhan
jamur.

Terdapat beberapa faktor yang memudahkan timbulnya otomikosis :

1. Terjadinya perubahan pH epitel liang telinga yang semula


bersifat asam menjadi bersifat basa.
2. Temperatur dan kelembaban udara.

3. Trauma, kebiasaan mengorek telinga dengan bahan yang kurang


bersih, atau mengorek telinga terlalu keras sehingga
menimbulkan goresan pada kulit liang telinga.
4. Korpus alienum (benda asing) dalam telinga seperti air,
timbunan serumen atau serangga.

5. Kelainan kongenital, yaitu bentuk liang telinga yang sempit dan


melekuk lebih tajam sehingga menghalangi pembersihan
serumen atau menyebabkan kelembaban yang tinggi pada liang
telinga.

6. Penggunaan antibiotika dan steroid yang lama pada telinga.


7. Imunnocompromised condition.
8. Penyakit kulit seperti dermatitis seboroik

Gejala awal otomikosis adalah perasaan penuh pada telinga dan rasa
gatal pada liang telinga. Kadang-kadang juga ditemukan adanya
cairan. Penyumbatan liang telinga dapat menyebabkan penurunan
pendengaran dan mendengar bunyi mendenging (tinitus).

Pada pemeriksaan otoskopi menunjukkan adanya kumpulan kotoran


(debris), tampak meradang (eritema) dan pembengkakan liang
telinga. Jika penyebabnya adalah Aspergillus niger sering ditemukan
adanya spora berwarna kehitaman.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √12+


Sistem Anatomi Tubuh Manusia, Fungsi, Penjelasan, dan
Gambar Lengkap
Penatalaksanaan terpenting adalah menghilangkan faktor
predisposisi, penggunaan antijamur dan menjaga kebersihan liang
telinga. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.
Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang
telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan
juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Infeksi Herpes Zoster Otikus

Herpes Zoster Otikus adalah infeksi virus pada telinga dalam, telinga
tengah dan telinga luar. HZO manifestasinya berupa otalgia berat
yang disertai dengan erupsi kulit biasanya pada CAE dan pinna. Bila
disertai dengan paralisis n VII maka disebut sebagai Ramsay Hunt
Syndrome.

Patofisiologi : merupakan reaktifasi dari varicella-zoster virus (VZV)


yang terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi telinga,
termasuk didalamnya ganglion genikulatum. Apabila gejala disertai
kurang pendengaran dan vertigo, maka ini adalah akibat penjalaran
infeksi virus langsung pada N. VIII pada posisi sudut serebelo pontin,
atau melalui vasa vasorum.

Anamnesis disertai riwayat : nyeri dan terasa panas pada sekitar


telinga, wajah, mulut dan lidah. Vertigo, nausea, muntah. Kurang
pendengaran, hiperakusis, tinitus. Rasa sakit pada mata, lakrimasi.
Vesikel bisa muncul sebelum, selama maupun sesudah terjadinya
paralisis n VII.

Perlu ditanyakan riwayat pernah terkena cacar air sebelumnya,


bahkan saat masih kecil. Terapi : sampai saat ini sifatnya hanya
suportif misalnya kompres hangat analgetik narkotika dan antibiotika
untuk mencegah sekunder infeksi. Sebenarnya antivirus memberikan
efek yang baik yaitu penyakit menjadi tidak terlalu berat dan cepat
membaik.
Infeksi Kronis Liang Telinga

Penyakit ini merupakan akibat dari infeksi bakteri maupun infeksi


jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan
cairan otitis media, trauma belulang, adanya benda asing, penggunaan
cetakan (mould) pada alat bantu dengar (hearing aid) dapat
menyebabkn tadang kronis. Akibatnya terjadi stenosis atau
penyempitan liang telinga da terbentuknya jaringan parut (sikatriks).
Infeksi Otitis Media Akut
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.

1. Etiologi
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun
bakteri. Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme
penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang-kadang
menginfeksi telinga tengah bersama bakteri.

Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus


pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella
cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar
kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang
membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa
antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga
bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa


karena beberapa hal.

 Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

 Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal


dan lebih pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke
telinga tengah.
 Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian
atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif
lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid
berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga
adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran
Eustachius.

Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi


tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius.

2. Patofisiologi

Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas


menjaga kesterilan telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan
infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang
menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan


infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar
saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah
putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiri.
Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan
lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat


terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung
gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak
dapat bergerak bebas.

Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel


(bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan
gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan
normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling
berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek
gendang telinga karena tekanannya.
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium
penyakit dan umur pasien. Stadium otitis media akut (OMA)
berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi


Tulang Rawan Beserta Penjelasannya

 Stadium oklusi tuba Eustachius

Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif


di dalam telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat.
Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media
serosa akibat virus atau alergi.
 Stadium hiperemis (presupurasi)

Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau


seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang
telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar
terlihat
 Stadium supurasi

Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang


hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial
serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani. Pasien tampak
sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga
bertambah hebat.

Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis


dan nekrosis mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai
daerah yang lebih lembek dan kekuningan pada membran timpani. Di
tempat ini akan terjadi ruptur.
 Stadium perforasi

Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman


yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke telinga luar. Pasien yang semula
gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.
 Stadium resolusi

Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal


kembali. Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan
mengering. Bila daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah
maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.

Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif


subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-
menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media
supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan.
Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret
menetap di kavum timpani tanpa perforasi.

Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu
tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya.Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan
pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu
tubuh yang tinggi (>39,5 derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-kadang memegang
telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran tinmpani, suhu
tubuh akan turun dan anak tertidur.

Tanda Gangguan Pendengaran   


 Tanda dan gejala gangguan pendengaran berbeda-beda pada tiap
anak. Jika anda menyadari tanda-tanda tersebut di bawah ini,
segera hubungi dokter anda:

 Tidak menoleh ke arah sumber searah sejak lahir sampai usia 3-


4 bulan
 Tidak mengeluarkan sepatah kata apapun seperti “dada” atau
“mama” saat usia sudah mencapai 1 tahun
 Menoleh saat bayi melihat anda tetapi tidak jika anda hanya
memanggil namanya; biasanya hal ini disalahartikan dengan
tidak memperhatikan atau hanya mengabaikan, akan tetapi hal
demikian bisa jadi akibat gangguan pendengaran parsial
ataupun total
 Mendengar beberapa suara saja

Gangguan Telinga Luar

 Kongenital:
Agenesis: Sindroma Treacer Collin. Terdiri dari: mikrotia, atresia mae,
mikrognatus, deformitas fasialis, gejala berupa kurang mendengar/tuli

Faktor penyebab  :

1. Genetik :gangguan kromosom


2. Eksogen: hipoksia, radiasi, ultrasound, thalidomid

 Mikrotia, makrotia
Mikrotia adalah cacat lahir bawaan di mana telinga luar sangat kecil
dan tidak berkembang, yang dapat menyebabkan kesulitan
pendengaran dan distorsi suara pada satu atau keduatelinga. Hal ini
terjadi lebih sering pada telingakanan. Kelainan ini didapat semasa
perkembangan janin di dalam kandungan dan biasanya tidak
diturunkan. Mikrotia terdiri dari grade 1 sampai dengan 4 seperti
gambar di bawah
Makrotia adalah kebalikan dari mikrotia dimana ukuran telinga luar 
berkembang melebihi ukuran telinga normal.

 Fistel/Kista Prekongenital
Terdapat lubang kecil di sekitar daun telinga
Ganguan Telinga Tengah

 Membran timpani

1. Retraksi adalah gangguan pada membran timpani terjadi akibat


tekanannegatif di dalamtelingatengah,
karenaadanyaabsorbsiudara.

2. Myringitis adalah radang pada membran timpani yang


disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.

3. Ruptur adalah trauma pada membran timpani yang disebabkan


oleh benda tajam atau tumpul.
4. Kalsifikasi adalah gangguan pada membran timpani yang
disebabkan olehproses degenerasi, timbunan kolagen/hyalin
pada tunika propia.

5. Perforasi adalah gangguan pada membran timpani yang


disebabkan oleh Otitis Media Akut atau Otitis Media Suputarif
Kronis.

 Kavum timpani

1. Otitis Media Akut (OMA) adalah radang akut bakterial pada


telinga tengah yang disebkan oleh Streptokokus beta
hemolitikus, Pneumokokus, Stafilokokus, Hemofilus influensa,
E. Coli. Yang berlangsung kurang dari 3 minggu.

2. Otitis media serosa adalahkeadaanterdapatnyasekretnonpurulen


di telingatengah, sedangkanmembran timpani utuh.

3. Otitis Media Supuratif Kronis adalah Infeksi kronis telinga


tengah ( > 2 bln),  perforasi MT, sekret keluar terus nenerus atau
hilang timbul.

Gangguan Telinga Dalam


 Pendengaran (koklea)

1. Tuli saraf. Tuli/GangguanDengar Saraf atau Sensor ineural yaitu


gangguan dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meski
pun tidak ada gangguan di telinga bagianluaratautengah.

2. Labirinitis (vestibular neuritis)


adalahpembengkakandaninflamasi di telingabagiandalam yang
biasanyadisebabkan virus ataubakteri (meskipunjarang).
Gejalalabirinitis yang paling umumantara lain
kehilanganpendengaran, vertigo, pusing, hilangkeseimbangan,
danmual.

3. Tinitus nada tinggi. akan terdengar suara berdenging. lni


biasanya terjadi pada tuli sensorineural yang bisa terjadi secara
terus-menerus atau hilang timbul.

 Keseimbangan(kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus)

1. Vertigo perifer adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai


dengan gangguan ilusi gerakan yang disebabkan karena
gangguan keseimbangan di telinga bagian dalam.

2. Meniere desease & BPPV adalah penyakit langka yang


menyerang telinga bagian dalam. Salah satu gejalanya adalah
vertigo yang parah. Penyakit ini jugabisa menyebabkan
penderita mengalami kehilangan pendengaran, telinga
berdengung, dan sensasi telinga terasa penuh.

Sedangkan BPPV atau Benign Paroxymal Position Vertigo, yaitu


adanya ilusi gerakan yang disebabkan adanya gerakan kepala
secara mendadak atau gerakan kepala ke arah tertentu.

Demikian Penjelasan Tentang Anatomi Telinga : Struktur,


Fungsi, Gangguan dan Jenis Infeksi Semoga Dapat
Bermanfaat Bagi Bembaca Setia GuruPendidikan.Com
 

Anda mungkin juga menyukai