Anda di halaman 1dari 22

KESEHATAN TELINGA oleh skuler pada Juni 20, 2007, 05:48:00 Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai

sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Bunyi bisa terdengar oleh telinga manusia jika terjadi getaran di udara atau medium lain yang sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Alat telinga dan pendengaran manusia secara terus-menerus bekerja sebagai pintu masuk komunikasi dan informasi melalui suatu proses transformasi yang rumit dan kompleks untuk menginterpretasikan getaran suara dan bunyi lingkungan. Tanpa kita sadari, manusia tidak luput dari berbagai faktor bahaya yang dapat mengganggu fungsinya. Salah satunya adalah paparan bunyi lingkungan yang makin bising, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran maupun kesehatan pada umumnya. Bising yang kontinu di atas 85 desibel tidak hanya akan menyebabkan keluhan pada telinga dan pendengaran, tetapi berbagai penelitian membuktikan terjadinya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelainan pencernaan, meningkatnya emosi, dan berbagai kelainan akibat stres. Seperti kita ketahui, banyak sekali jenis kegiatan yang melebihi ambang 85 desibel tersebut, misalnya peralatan mesin, lalu lintas ramai, musik yang menggunakan loudspeaker, permainan, dan aktivitas rekreasi lainnya. Dengan demikian, yang paling rentan adalah para pekerja pembangunan dan pabrik, mereka yang beraktivitas dan tinggal dipinggiran jalan raya, dan anak-anak. Otot di telinga tengah manusia yang bekerja secara terus-menerus tidak akan mampu bertahan pada keadaan bising yang terlalu kuat dan kontinu sehingga terjadilah stimulasi berlebih yang merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakan sel rambut dapat bersifat sementara saja pada awalnya sehingga akan terjadi ketulian sementara. Akan tetapi, kemudian bila terjadi rangsangan terus-menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut reseptor yang berfungsi untuk meredam getaran akan berkurang sampai menghilang dan terjadi ketulian menetap. Ketulian akan terjadi pada kedua telinga secara simetris dengan mengenai nada tinggi terlebih dahulu, terutama dalam frekuensi 3.000 - 6.000 Hz. Sering kali juga terjadi penurunan tajam (dip) hanya pada frekuensi 4.000 Hz, yang sangat khas untuk gangguan pendengaran akibat bising. Karena yang terkena adalah nada yang lebih tinggi dari nada percakapan manusia, sering kali pada awalnya sama sekali tidak dirasakan oleh penderitanya karena belum begitu jelas gangguan pada saat berkomunikasi dengan sesama. Perlu dipahami bahwa makin tinggi paparan bising, makin berkurang jangka waktu paparan yang aman. Misalnya pada 115 desibel (konser musik rock), 15 menit saja sudah berbahaya, pada 130 desibel (mesin jet), dua menit saja dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Musik orkestra klasik dan gamelan juga dapat memberi paparan kebisingan lebih dari 85 desibel, tetapi berbeda dengan bising industri, intensitasnya intermiten, bergantian antara bagian yang keras dan pelan, serta variasi nada yang cukup luas, sehingga terbukti kurang berbahaya bagi pendengaran. Walaupun demikian, tetap ditemukan kasus pada sebagian pemusik, yaitu antara 10 sampai 50 persen dapat mengalami gangguan pendengaran. Bila terjadi ketulian akibat bising, tidak dapat baik kembali dan memerlukan alat bantu mendengar yang cukup mahal. Oleh karena itu, lebih baik menghindari kebisingan dan berbagai kiat. Caranya? Menghindari bising, mengurangi volume bunyi sekitar, dan menggunakan alat pelindung. Seperti pendapat Helen Keller--yang tuli dan buta sejak usia balita--ketika ditanyakan, andaikata ia mendapat kesempatan kedua, manakah yang ingin dihilangkannya? Ia menjawab, ingin terlahir kembali tanpa ketulian karena kebutaan memisahkannya dari benda-benda, sedangkan ketulian memisahkannya dari manusia.

Tips Menjaga kesehatan Telinga


Diposkan oleh Bin Muhsin di 04:13

Seberapa sering Anda membersihkan telinga Anda? Tahukah Anda, kebiasaan membersihkan telinga terlalu sering ternyata tidak bagus untuk kesehatan telinga. Biasanya telinga dibersihkan menggunakan cotton buds, menurut para ahli kebiasaan tersebut tidak baik, karena cotton buds justru akan membuat kotoran telinga terdorong ke dalam, sehingga kotoran masuk ke dalam cekungan dekat gendang telinga. Jika sudah mengendap terlalu lama, maka kotoran akan mengeras bahkan membatu di liang telinga. Tidak hanya kotoran yang bisa menggangu telinga, ada beberapa jenis benda yang bisa membahayakan kesehatan telinga, kira-kira bagaimana penanganannya?

Saat kita berenang, keramas atau bahkan mandi, kadang air tidak sengaja akan masuk kedalam telinga. Anda tidak perlu khawatir jika air yang masuk air bersih, karena air yang masuk akan keluar dengan sendirinya. Namun jika yang masuk air kotor, Anda harus hati-hati, karena air kotor bisa saja semakin menumpukan kotorannya didalam telinga, untuk itu segeralah periksa ke ahli THT untuk penanganan lebih lanjut. Hati-hati menggunakan cotton buds, karena jika kapas tertinggal di dalam akan mempengaruhi pendengaran, kapas akan menyumbat gendang telinga jadi pendengaran kurang. Jika tidak bisa menghilangkan kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton buds, sebaiknya lebih hati-hati dalam menggunakannya, jangan sampai cotton buds menggores atau manusuk gendang telinga. Serangga kecil atau semut bisa juga menggangu telinga. Ketidaksengajaan serangga yang masuk dalam telinga bisa membuat telinga Anda infeksi akibat gigitannya. Untuk itu perhatikan alas tidur Anda, pastikan tidak ada serangga yang bisa masuk dalam telinga.

Tips menjaga kesehatan telinga 1.Jangan membersihkan telinga dengan cotton buds ( jika terpaksa, usahakan hati-hati) 2.Biasakan mengunyah makanan dengan baik, karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Kotoran yang keluar dengan sendirinya dan terbilas saat mandi. Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?34059

Prevalensi Gangguan Pendengaran di Indonesia Masih Tinggi


13 Jan 2010

Nasional Pelita

Jakarta. Pelita Program Sound Hearing diharapkan mampu mengurangi gangguan pendengaran yang dapal dicegah sebesar 50 persen pada tahun 2015 dan 90 persen pada tahun 2030.Prof Dr dr Jenny Endang Bashiruddin. SpTHT-KUK) mengemukakan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher di FKUI. Pada kesempatan itu Jenny membacakan pidato berjudul Pencegahan Gangguan Pendengaran. Tantangan dan Harapan dalam Implementasi Program Sound Hearing 2030. "Lewat Program Sound Hearing 2030. setiap penduduk Indonesia mempunyai hak untuk memiliki derajat kesehatan telinga dan pendengaran yang optimal pada tahun 2030.

Penduduk Indonesia berjumlah 260 juta, berarti diperkirakan 36 juta orang menderita gangguan pendengaran dan 800 ribu orang menderita ketulian." ujar Jenny. Menuruf data WHO Geneva tahun 2000. 50 persen gangguan pendengaran yang dapat dicegah (preventable deafness) ad.il.ih gangguan pendengaran karena infeksi, gangguan pendengaran akibat bising, akibat pemakaian obat-obatan ototoksik dan pernikahan antarkeluarga. "Berdasarkan pertimbangan tersebut. WHO akan membuat rekomendasi untuk Indonesia yang diprioritaskan pada penanganan Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) yaitu infeksi telinga tengah mcnahun. presbiakusis atau gangguan pendengaran pada usia lanjut, gangguan pendengaran akibat bising, dan tuli kongenital atau tuli sejak lahir." paparnya. Jenny menyatakan, keempat jenis gangguan yang menjadi prioritas itu merupakan gangguan pendengaran dan ketulian yang sebenarnya sebanyak 50 persen dapat dicegah dengan melakukan upaya promosi kesehatan, mengendalikan faktor penyebab dan deteksi dini serta mengobati penyakit sesuai standar. Ini dapat dilakukan bila dilengkapi dengan sarana yang memadai, promosi kesehatan yang terus menerus dan meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat. Karenanya diperlukan kerjasama antara Depkes dan seluruh jajarannya dengan lintas sektoral, organisasi profesi, LSM dan pihak swasta untuk mengatasi masalah tersebut. tukasnya, (cr-5) Entitas terkaitDepkes | Harapan | Indonesia | Jenny | Karenanya | Leher | LSM | Menuruf | Pelita | Tantangan | Jenny Endang | Pencegahan Gangguan | Penduduk Indonesia | Prof Dr | WHO Geneva | Guru Besar Tetap | Indonesia Masih Tinggi | Prevalensi Gangguan Pendengaran | Program Sound Hearing | Implementasi Program Sound Hearing | Lewat Program Sound Hearing | Otitis Media Supuratif Kronik | Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala | Ringkasan Artikel Ini 50 persen gangguan pendengaran yang dapat dicegah (preventable deafness) ad.il.ih gangguan pendengaran karena infeksi, gangguan pendengaran akibat bising, akibat pemakaian obat-obatan ototoksik dan pernikahan antarkeluarga. Jenny menyatakan, keempat jenis gangguan yang menjadi prioritas itu merupakan gangguan pendengaran dan ketulian yang sebenarnya sebanyak 50 persen dapat dicegah dengan melakukan upaya promosi kesehatan, mengendalikan faktor penyebab dan deteksi dini serta mengobati penyakit sesuai standar. Tips Menjaga kesehatan Telinga Pipit Published 11/20/2009 - 1:50 a.m. GMT
Rate This Article:

Credit - telinga ABOUT THE AUTHOR Pipit Email: Email Seberapa sering Anda membersihkan telinga Anda? Tahukah Anda, kebiasaan membersihkan telinga terlalu sering ternyata tidak bagus untuk kesehatan telinga. Biasanya telinga dibersihkan menggunakan cotton buds, menurut para ahli kebiasaan tersebut tidak baik, karena cotton buds justru akan membuat kotoran telinga terdorong ke dalam, sehingga kotoran masuk ke dalam cekungan dekat gendang telinga. Jika sudah mengendap terlalu lama, maka kotoran akan mengeras bahkan membatu di liang telinga. Tidak hanya kotoran yang bisa menggangu telinga, ada beberapa jenis benda yang bisa membahayakan kesehatan telinga, kira-kira bagaimana penanganannya?

Saat kita berenang, keramas atau bahkan mandi, kadang air tidak sengaja akan masuk kedalam telinga. Anda tidak perlu khawatir jika air yang masuk air bersih, karena air yang masuk akan keluar dengan sendirinya. Namun jika yang masuk air kotor, Anda harus hati-hati, karena air kotor bisa saja semakin menumpukan kotorannya didalam telinga, untuk itu segeralah periksa ke ahli THT untuk penanganan lebih lanjut. Hati-hati menggunakan cotton buds, karena jika kapas tertinggal di dalam akan mempengaruhi pendengaran, kapas akan menyumbat gendang telinga jadi pendengaran kurang. Jika tidak bisa menghilangkan kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton buds, sebaiknya lebih hati-hati dalam menggunakannya, jangan sampai cotton buds menggores atau manusuk gendang telinga. Serangga kecil atau semut bisa juga menggangu telinga. Ketidaksengajaan serangga yang masuk dalam telinga bisa membuat telinga Anda infeksi akibat gigitannya. Untuk itu perhatikan alas tidur Anda, pastikan tidak ada serangga yang bisa masuk dalam telinga.

Tips menjaga kesehatan telinga 1.Jangan membersihkan telinga dengan cotton buds ( jika terpaksa, usahakan hati-hati) 2.Biasakan mengunyah makanan dengan baik, karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Kotoran yang keluar denga

TELINGA BERDENGUNG (TINNITUS)


Definisi Tinnitus
Tinnitus adalah bunyi yang berdering, berdesir, atau tipe lain yang tampaknya berasal didalam telinga atau kepala. Pada banyak kasus-kasus ia adalah bukan persoalan yang serius, namun agaknya gangguan yang akhirnya menghilang. Ia bukan penyakit tunggal, namun gejala dari kondisi yang mendasarinya. Hampir 36 juta orang-orang Amerika menderita dari gangguan ini. Pada hampir semua kasus-kasus, hanya pasien yang dapat mendengar bunyinya.

Penyebab Tinnitus
Tinnitus dapat timbul dimana saja dari empat bagian-bagian telinga: telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam, dan otak. Beberapa tinnitus atau bunyi kepala adalah normal. Jika seseorang pergi kedalam kamar yang kedap suara dan bunyi luar yang normal dikurangi, maka ia menjadi sadar atas suara-suara normal ini. Kita biasanya tidak sadar atas suara-suara tubuh yang normal ini, karena bunyi luar menyembunyikan mereka. Apa saja, seperti wax atau benda asing di luar telinga, yang menghalangi suara-suara latarbelakang ini akan menyebabkan kita lebih sadar atas suarasuara kepala kita sendiri. Cairan, infeksi, atau penyakit dari tulang-tulang telinga tengah atau gendang telinga (tympanic membrane) dapat juga menyebabkan tinnitus. Satu dari penyebab-penyebab yang paling umum dari tinnitus adalah kerusakan pada ujung-ujung mikroskopik dari syaraf pendengaran didalam telinga bagian dalam. Usia yang berlanjut umumnya disertai oleh jumlah tertentu dari perburukan syaraf pendengaran, dan sebagai konsekwensi tinnitus. Sekarang ini, paparan bunyi yang keras adalah penyebab yang sangat umum dari tinnitus, dan ia seringkali juga merusak pendengaran. Sayangnya, banyak orang-orang tidak perduli terhadap efek-efek yang merugikan dari bunyi-bunyi keras yang berlebihan, dari senjata-senjata api, dan musik intensitas tinggi. Beberapa obat-obat (contohnya, aspirin) dan penyakit-penyakit lain dari telingan bagian dalam (Meniere's syndrome) dapat menyebabkan tinnitus. Tinnitus dapat pada situasi-situasi yang jarang menjadi gejala dari persoalan-persoalan yang begitu serius seperti aneurysm atau tumor otak (acoustic tumor).

Mengevaluasi Tinnitus
Sejarah medis, pemeriksaan fisik, dan rentetan dari tes-tes khusus dapat membantu menentukan secara tepat dimana tinnitus berasal. Adalah berguna untuk dokter untuk mengetahui apakah tinnitus adalah terus menerus, sebentar-sebentar atau berdenyut (secara sinkron dengan denyut jantung), atau ia berhubungan dengan kehilangan pendengaran atau kehilangan keseimbangan (vertigo). Semua pasien-pasien dengan tinnitus gigih yang tidak dapat dijelaskan memerlukan pengujian pendengaran (audiogram). Pola-pola dari kehilangan pendengaran mungkin memimpin dokter ke diagnosis. Tes-tes lain, seperti auditory brain stem response (ABR), tes dengan komputer dari syaraf-syaraf pendengaran dan jalan-jalan kecil otak, computer tomography scan (CT scan) atau, magnetic resonance imaging (MRI scan) mungkin diperlukan untuk menyampingkan tumor yang terjadi pada syaraf pendengaran atau keseimbangan. Tumortumor ini adalah jarang, namun mereka dapat menyebabkan tinnitus.

Perawatan Tinnitus
Setelah evaluasi yang hati-hati, dokter anda mungkin menemukan penyebab yang dapat diidentifikasikan dan mampu untuk merawat atau membuat rekomendasi-rekomendasi untuk merawat tinnitus. Sekali anda telah mempunyai evaluasi keseluruhan, bagian yang penting dari perawatan adalah pengertian anda sendiri dari tinnitus (apa yang telah menyebabkannya, dan pilihan-pilihan anda untuk perawatan). Pada banyak kasus-kasus, tidak ada perawatan spesifik untuk tinnitus. Ia mungkin menghilang dengan sendirinya, atau ia menjadi cacat yang permanen yang akan dipunyai pasien untuk hidup dengannya. Beberapa otolaryngologists telah merekomendasikan niacin untuk merawat tinnitus. Bagaimanapun, tidak ada bukti ilmiah untuk menyarankan bahwa niacin membantu mengurangi tinnitus, dan ia mungkin menyebabkan persoalanpersoalan skin flushing.

Minggu, 15 November 2009


Obat Tradisional Alami Telinga Sakit

Sakit telinga harus segera disembuhkan karena apabila cairan yang keluar dari telinga dan berbau busuk dibiarkan saja maka orang tersebut akan dikucilkan oleh orang disekitarnya. Dapat menimbulkan hilangnya rasa percaya diri. Penyebab penyakit telinga ini diantaranya adalah : infeksi, kemasukan benda atau cairan dalam waktu yang lama. Gejala : Telinga mengeluarkan cairan berwarna putih seperti nanah yang berbau busuk. Pendengaran berkurang Rasa sakit dan gatal. Kepala pusing. Bahan : Daun anggrek (Phalaenopsis amabilis) .. 3 lembar Kunyit (Curcuma domestica) .. 1 jari Cara Pembuatan : Kedua bahan ditumbuk halus menjadi satu dan diperas diambil airnya. Cara Penggunaan : Bersihkan telinga dengan menggunakan kapas hingga benar-benar bersih. Setelah itu teteskan cairan akar pinang kedalam telinga sebanyak 3 tetes. Agar ramuan tersebut tidak keluar tutup telinga dengan menggunakan kapas. Lakukan secara rutin 3 kali sehari. Saran-saran : Banyak makan makanan bergizi yang banyak mengandung vitamin K; hati, kedelai, bayam, dll. Jangan makan ikan laut, udang, kepiting, cumi. Jangan minum minuman beralkohol. Jangan terkena terik matahari pada siang hari.
Sumber : Ramuan Pusaka Prima Raga oleh : DS. Soewito M.

Diposkan oleh cak dul di 07:09 0 komentar

Apakah yang dimaksud dengan tinitus?

Apakah yang dimaksud dengan tinitus? Tinitus merupakan suara berdengging, mendesis berdengung atau lainnya yang terdengar pada telinga atau kepala. Suara yang terdengar begitu nyata dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini tidak begitu menjadi masalah, namun bila terjadinya makin sering dan berat maka akan menganggu juga. Uniknya suara yang terdengar oleh pasien, tidak akan terdengar oleh orang lain. Tinitus bukan merupakan suatu penyakit melainkan sebuah gejala dari suatu penyakit atau kondisi tertentu. Menurut catatan ahli di bidang tinitus di 6

Amerika (data di Indonesia belum ada), hampir 36 juta penduduk Amerika mengalami gejala ini dalam hidupnya. Hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang memeriksakan diri ke klinik klinik kesehatan terdekat. Apakah yang menyebabkan tinitus? Tinitus dapat berasal dari empat bagian telinga yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam dan otak sebagai pusat pendengaran. Pada beberapa kasus, tinitus merupakan sesuatu yang normal alias tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pada keadaan normal, tubuh memang akan mengeluarkan suara suara aneh akibat dari proses yang terjadi di dalam tubuh. Kita tidak awas akan suara ini dikarenakan suara yang terdengar lebih kecil dari suara di luar tubuh. Jika pada suatu kondisi suara di luar tubuh tidak ada maka baru akan terdengar suara yang berasal dari dalam tubuh. Penyebab lain dari tinitus adalah gangguan keseimbangan cairan dalam telinga, infeksi, atau penyakit yang menyerang tulang tulang pendengaran dan gendang telinga. Penyebab paling sering dari tinitus abnormal adalah rusaknya ujung saraf pada telinga bagian dalam. Bertambahnya usia merupakan faktor penting dari rusaknya susunan saraf dalam telinga. Akhir akhir ini, suara yang terlampau keras atau bising juga sering menyebabkan terjadinya tinitus disamping akan menganggu fungsi pendengaran secara keseluruhan. Sayangnya, banyak diantara kita tidak terlalu ambil pusing terhadap paparan suara keras yang berasal dari suara musik, senjata api, dan lain lain. Beberapa obat seperti aspirin dan penyakit telinga bagian tengah juga bisa menyebabkan terjadinya tinitus. Bagaimana cara mendiagnosa tinitus? Wawancara mengenai riwayat penyakit sebelumnya, pemeriksaan fisik dan serangkaian tes dapat membantu para dokter dalam menegakan diagnosa tinitus. Data ini akan dapat dipakai oleh dokter untuk menentukan kualitas dan kuantitas dari tinitus. Bila ternyata penyebab tinitus belum diketahui maka pasien tersebut dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran atau audiogram. Pola hilangnya fungsi pendengaran dari hasil pemeriksaan audiogram dapat dijadikan pegangan oleh dokter untuk menentukan penyebab tinitus. Pemeriksaan lain seperti Auditory Brain Stem Response (ABR), CT Scan dan MRI masih sangat jarang dilakukan meskipun pada beberapa kasus dapat membantu menentukan penyebab tinitus. Mungkin karena pertimbangan biaya sehingga pemeriksaan ini tidak rutin dikerjakan. Bagaimana mengobati tinitus? Setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, dokter akan dapat menentukan penyebab dari tinitus dan melakukan pengobatan terhadap penyebab itu. Pada beberapa kasus, penyebab tinitus tidak dapat diidentifikasi sehingga tidak mampu untuk diberikan pengobatan yang pas. Keadaan ini memaksa pasien untuk mengalami tinitus sepanjang hidupnya. Dapatkah tinitus dicegah? Gunakanlah cotton bud yang ukuran kapasnya sesuai dengan diameter liang telinga anda. Bundelan kapas yang terlalu besar akan mendorong kotoran telinga ke bagian lebih dalam sehingga menempel pada gendang telinga.

Keadaan ini akan mendorong terjadinya tinitus. Minumlah obat obatan sesuai dengan dosis yang dianjutkan oleh dokter. Gunakan penutup telinga atau pelindung telinga bila anda terpaksa berada di lingkungan yang bising. Dapatkah gejala tinitus dikurangi? Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi gejala tinitus yang saat ini anda rasakan :

Hindari tempat tempat yang bising. Kendalikan tekanan darah. Hindari makanan atau minuman yang menstimuli saraf seperti kopi dan rokok. Hindari stress. Cobalah berhenti memikirkan tinitus yang anda derita. Istirahatlah yang cukup. Berolah raga teratur. Hindari mengkonsumsi obat aspirin.

source: http://www.blogdokter.net/2008/07/20/tinitus-telinga-berdenging/

Diposkan oleh cak dul di 06:57 0 komentar

Cara Efektif Pengobatan Sakit Telinga


Sakit telinga bisa menjadi hal yang cukup mengganggu. Pasalnya, infeksi jamur di telinga dapat menyebabkan rasa gatal dan sakit tak terhingga. Ini terutama 8

terjadi di daerah yang beriklim lembap. Untuk itu, situs Times of India mengurutkan beberapa tips sederhana untuk mengatasi sakit telinga. Cara pertama adalah dengan meneteskan minyak zaitun secukupnya ke bagian telinga yang sakit atau gatal. Kemudian, oleskan tetesan minyak tersebut dengan menggunakan kapas. Lalu kompres bagian telinga yang sakit dan sekitarnya dengan air hangat. Cara berikutnya adalah dengan menghirup uap air rebusan yang telah ditetesi sedikit minyak kayu putih saat hampir mendidih. Lakukan cara ini tiga kali sehari. Lanjutkan dengan mengoleskan bubuk bawang merah di bagian luar telinga. Jangan meniup hidung Anda atau langsung pakai obat penghilang rasa sakit. Hawa hangat (tidak panas) yang ditiupkan dari pengering rambut dengan lembut ke dalam telinga juga bisa membantu. Kendati demikian, konsultasikan dulu dengan dokter Anda untuk langkah ini.(LUC) source: http://kesehatan.liputan6.com/tips/200909/242966/Cara.Efektif.Atasi.Sakit.Teling a Diposkan oleh cak dul di 06:44 0 komentar

Telinga berdenging (Tinnitus )

Tinnitus (Telinga Berdenging) Telinga berdenging sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala awal yang dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis. Seperti berkurangnya atau hilangnya pendengaran karena terjadinya kerusakan pada mata, atau indikasi dari penyakit sistem sirkulasi pada tubuh. Meski tak sampai menganggu penampilan, namun bisa dipastikan menimbulkan ketidaknyamanan serta menghilangkan kosentrasi saat melakukan segala macam aktivitas. Dalam istilah medis telinga berdenging disebut dengan tinnitus. Berasal dari bahasa latin tinnire, artinya berdenging. Gejala 1.Penderita mengalami gangguan seolah suara-suara tersebut ditimbulkan dari luar telinga padahal justru sebaliknya. Suara-suara tersebut berasala dari dalam telinga sendiri. 2. Telinga terdengar berisik, seperti berdenging, berdengung, berdenyut, menderum, atau berbunyi 3. Bunyi-bunyian yang terdengar bisa bervariasi mulai pelan sampai memekakkan telinga. 4. Dari hari ke hari pendengaran semakin berkurang hingga akhirnya menghilang sama sekali

Penyebab Di dalam telinga, ribuan sel-sel pendengaran yang menjaga sinyal listrik dan rambut mikroskopik membentuk jumbai pada permukaan dari masing-masing sel-sel pendengaran. Saat kondisi normal, rambut-rambut ini bergerak seirama dengan tekanan dari gelombang suara. Pergerakan ini dipicu sel-sel untuk memutus sinyal listrik melalui jaringan syaraf dari pendengaran. Otak akan menerjemahkan sinyal ini sebagai suara. Jika rambut-rambut ini mengalami kerusakan, mereka akan bergerak secara random pada keadaan yang konstan. Karena tidak mampu menahan pengisian listrik, pada sel-sel pendengaran terjadi kebocoran. Sinyal-sinyal listrik ke otak sebagai bunyi yang amat berisik. Kerusakan sel-sel pendengaran di dalam telinga bisa disebabkan: 1.Usia. Pertambahan usia secara otomatis akan mengurangi kemampuan pendengaran seseorang. 2.Telinga mengalami trauma sehingga terjadi pengikisan kemampuan pendengaran. Itu sebabnya sangat tidak dianjurkan untuk terlalu sering mendengar suara yang terlalu keras dalam periode yang lama. 3. Efek samping penggunaan obat tertentu dalam waktu yang lama. Seperti penggunaan aspirin, obat untuk malaria atau obat kram pada kaki, antibiotik dan obat anti radang. Biasanya bunyi-bunyian yang mengganggu tersebut akan hilang saat konsumsi obat-obatan tersebut dihentikan. 4.Gangguan pada rahang atau terjadinya perubahan pada tulang pada telinga. 5.Terlalu banyak minum minuman beralkohol 6. Bergesernya tulang pada telinga bagian tengah berdampak pada pendengaran. 7. Terjadinya trauma akibat benturan pada kepala atau leher yang berdampak pada telinga bagian dalam. 8.Terjadinya kelebihan cairan telinga (congek) karena menderita infeksi telinga 9. Menderita tekanan darah tinggi. 10. Adanya tumor pada kepala atau leher. Pencegahan Selain harus menghindari faktor pencetusnya disarankan untuk menghindaripenyebab stres sebisa mungkin. Sebab stres dapat memperburuk dampak tinnitus. Pengobatan Pengobatan tinnitus tergantung pada penyebabnya. Tapi jika dikarenakan faktor usia serta kerusakan permanen dari dalam telinga, maka gangguan ini tak dapat disembuhkan. Namun jika bunyi denging diakibatkan kondisi kesehatan yang lain, dokter akan mengambil langkah untuk mengurangi gangguan tersebut. source: http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php? article_id=6258 Diposkan oleh cak dul di 04:49 0 komentar Langgan: Entri (Atom) Bersihkan Telinga Dengan Baik & Benar Artikel - Kesehatan Umum Monday, 09 June 2008 02:39 Banyak orang suka ngorek telinga sembarangan hanya untuk bisa liyer-liyer nikmat. Padahal kalau sampai terluka bisa menyebabkan infeksi yang mungkin saja berlanjut dengan ketulian. Tulisan berikut ini perlu dicermati agar alat pendengaran kita awet dan tetap sehat.

10

Bila si Buyung, yang lagi demam, rewel sambil tangannya terus menarik-narik telinga, Anda boleh curiga kemungkinan telinganya mengalami gangguan. Apalagi kalau demamnya tidak dibarengi dengan gejala lain seperti pilek, batuk, ruam pada kulit atau sakit perut, dan sebagainya. Infeksi telinga pada anak balita bukan kejadian langka. Gara-garanya bisa karena cara Anda membersihkan telinganya keliru atau memang ada penyebab lain. "Membersihkan kotoran telinga sebenarnya cukup sebatas daun telinga saja, tidak perlu sampai ke liang telinga," kata dr. Entjep Hadjar, ahli penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Pada liang telinga, tepatnya di 1/3 bagian luar telinga yang berbulu, terdapat kelenjar minyak atau serumen. Ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran, serangga, serta bakteri. Dalam keadaan normal kelenjar ini akan mengeluarkan minyak sedikit demi sedikit, meleleh keluar ke daun telinga. Limbahnya menyerupai kotoran yang liat atau lembek, namun akan mengering dengan sendirinya. Setelah kering, kelenjar tadi akan memproduksi minyak kembali. Demikian mekanisme kerjanya dalam membersihkan telinga secara alami. Tetapi kalau liang telinga terlalu sering dirangsang, kelenjar ini akan mengeluarkan minyak berlebihan yang justru kurang baik buat kesehatan telinga. Yang perlu diperhatikan, bila Anda membersihkan dengan cotton bud jangan sampai ke liang telinga. Kalau sampai ke liang telinga, sebagian besar kotoran malah akan terdorong masuk ke bagian lebih dalam yakni gendang telinga yang kemudian menumpuk dan membatu. Apalagi kalau jenis kotorannya kering dan keras. "Di sinilah seseorang akan mendapat masalah karena bagian dalam telinga terasa gatal. Kalau dikorek-korek sendiri, dengan korek kuping misalnya, bisa mengakibatkan luka kulit atau gendang telinga, kulit gatal mirip eksim atau bahkan terjadi infeksi sampai bernanah (otitis media) alias congek", tambah dr. Hadjar. Kasus gangguan telinga pada balita lantaran cara membersihkan telinga yang salah ini cukup banyak terjadi di Indonesia. Infeksi ini sering menimbulkan demam. Kalau diketahui ada kotoran yang telah mengeras di dekat gendang telinga, harus segera diperiksakan ke dokter ahli THT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga (karbol gliserin 10%) untuk memecahkan kotoran tersebut. Kotoran yang sudah pecah disemprot atau dikorek keluar. Infeksi yang barangkali timbul lantaran iritasi kotoran itu diatasi dengan pemberian obat antibiotika. Di samping bisa mengakibatkan infeksi, kotoran membatu tadi akan menyebabkan telinga terasa sakit atau agak tuli sehabis berenang. Sebab air yang masuk akan terhalang keluar. Bahkan, kalau lubang telinga yang tersumbat hanya sebelah, bisa mengakibatkan pusing atau vertigo (berputar), terutama bila Anda berenang di air dingin. Gangguan pada telinga yang tersumbat kotoran bisa juga muncul saat naik pesawat udara. Pasalnya, udara yang masuk pada saat tekanan tinggi tidak dapat keluar dengan leluasa. Akibatnya telinga akan terasa sakit bahkan yang paling mengkhawatirkan kalau sampai gendang telinga pecah. Nah, pembagian permen yang biasa dilakukan oleh para pramugari di atas pesawat sebelum lepas landas itu secara tak langsung sebenarnya berguna untuk kesehatan telinga kita. Mengunyah sesuatu atau mengulum permen bisa menyeimbangkan udara yang masuk melalui telinga, agar udara tidak terkunci di dalam. Pilek dan gangguan telinga Penyakit pilek pun ada kalanya mengganggu telinga karena lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung (tuba eustachius) mengalami peradangan atau bahkan mampet. Bila kita merencanakan naik pesawat udara atau berenang pada saat menderita pilek berat, sebaiknya terlebih dulu ke dokter untuk mendapatkan obat tetes atau yang dapat menanggulangi peradangan tersebut. Para penyelam dianjurkan tidak menyelam saat menderita pilek, sebab tekanan air yang besar sangat membutuhkan kelonggaran masukkeluarnya udara melalui tuba. Kalau tuba eustachius-nya sedang mengalami peradangan tentu udara akan terhalang dan bisa mengakibatkan pecahnya gendang telinga. Atau 11

paling tidak, kita mendapat serangan sakit telinga atau vertigo karena udara terkurung di dalam. Di lain pihak, penyakit pilek yang tak kunjung sembuh pada anak bisa menyebabkan infeksi telinga tengah apalagi kalau bagian tersebut penuh dengan tumpukan kotoran atau cairan. Gangguan lain pada telinga bisa juga diakibatkan masuknya benda asing ke dalam saluran pendengaran. Anak kecil banyak yang suka memasukkan biji-bijian ke dalam telinga. Benda keras yang masuk ini berbahaya kalau tidak segera diambil sebab dapat mendesak gendang telinga atau bergesernya kedudukan tulang pendengaran. Ada lagi sejenis virus yang dapat menyerang saraf pendengaran. Serangan penyakit virus ini bisa menyebabkan kesakitan pada telinga akibat berkurangnya darah yang mengalir pada alat pendengaran. Penyakit sejenis ini disebut tuli mendadak. Trauma polusi suara Telinga terdiri dari 3 bagian yakni bagian luar, tengah, dan dalam. Bagian luar dan tengah berperan penting dalam pengumpulan serta pengiriman suara. Sedangkan telinga bagian dalam memiliki mekanisme agar tubuh tetap seimbang dan bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik. Melalui lubang telinga, suara yang masuk akan menggetarkan selaput kaca pendengaran dalam rongga telinga. Getaran ini akan menggerakkan tulang-tulang pendengaran sampai ke tulang sanggurdi. Cairan dalam rumah siput (cochlea) pun ikut bergetar. Gerakan cairan ini membuat sel-sel rambut terangsang. Rangsangan inilah yang ditangkap saraf pendengaran yang akhirnya diteruskan ke otak. Manusia normal mampu mendengar suara berfrekuensi 20 - 20.000 Hz (satuan suara berdasarkan perhitungan jumlah getaran sumber bunyi per detik) dengan intensitas atau tingkat kekerasan di bawah 80 desibel (dB). Bunyi di atas itu kalau terus menerus dan dipaksakan bisa merusak pendengaran karena bisa mematikan fungsi sel-sel rambut dalam sistem pendengaran. Gejala awal seringkali tidak dirasakan kecuali telinga berdengung, kemudian diikuti oleh menurunnya pendengaran. "Trauma suara banyak dialami oleh para pekerja pabrik," kata dr. Hadjar pula. Menurut ahli THT ini kebisingan pabrik akan aman selama masih di bawah 80 dB. Namun kalau naik 3 dB saja, seseorang sebaiknya beristirahat sejenak setelah bekerja 4 jam, apalagi kalau suara mesinnya kasar dan membosankan. Atau, bila perlu mengenakan penutup telinga. Kebisingan suara di jalan yang setiap hari didengar oleh para sopir bus pun bisa berdampak negatif terhadap pendengaran sang sopir. Sebaliknya suara musik walaupun keras, kebanyakan masih bisa ditoleransi oleh telinga lantaran terasa enak didengar. "Musik enak malah bisa ikut melonggarkan pembuluh darah telinga," tambah dr. Hadjar, mengacu hasil penelitian penyanyi The Beatles selama 5 tahun. Namun menurut dr. Hendarta Hendarmin, ahli THT lain dalam Intisari tahun 1991, dari penyelidikan mengenai tingkat bahaya suara musik keras di beberapa diskotek (antara 100 - 110 dB), musik keras bisa merusak pendengaran seseorang yang setiap hari berada di situ. Apalagi kalau bunyi musik demikian melebihi ambang batas normal yang bisa ditoleransi telinga. Besarnya pengaruh suara terhadap telinga memang banyak tergantung pada intensitas dan jangka waktu mendengarnya, jumlah waktu mendengar, serta kepekaan masing-masing, termasuk usia si pendengar, tambah Hendarmin. Sebaliknya, musik yang mengalun lembut dan enak didengar seperti klasik, keroncong, seruling, gamelan, malah bisa ikut menyejukkan pikiran serta membantu menghilangkan stres. Bahkan, ada seorang ahli bedah saraf terkenal yang menyetel kaset gending Jawa agar lebih tenang dan tidak terburu-buru selagi membedah pasien. Bahaya tekanan darah tinggi Para penderita penyakit darah tinggi, di mana sel-sel pembuluh darah sekitar telinga ikut tegang dan mengeras, juga harus selalu memperhatikan kesehatan telinganya. Sebab, berkurangnya oksigen yang masuk lebih memudahkan sel-sel pendengaran mati. "Bila penderita merasakan telinganya sering berdengung segeralah ke dokter sebelum terlambat," saran dr. Hadjar. "Bila tiba-tiba pendengarannya menurun, segeralah minta pertolongan dokter sebelum lewat tiga hari". 12

Pada orang lanjut usia, gangguan pendengaran biasanya disebabkan oleh fungsi organ pendengaran yang menurun atau disebut presbiakusis (sekitar 1,8 -5%) sehingga sulit dicari penyebabnya. Namun, ada hasil penelitian yang menyatakan, kemunduran pendengaran pada para manula pun banyak tergantung dari polusi suara atau bunyi yang didengar sepanjang hidupnya. Artinya, kalau terlalu sering mendengarkan suara-suara bising/keras, proses fisiologis jaringan otot dalam tubuh manusia akan lebih mudah terganggu. Juga tergantung pula dari penyakit degeneratif yang diidapnya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan kardiovaskuler, atau obat-obatan tertentu yang diminum secara rutin seperti pil kina untuk penyakit malaria, streptomisin, dll. Gangguan organ telinga atau pendengaran memang bisa bermacam-macam, disamping yang disebutkan di atas, bisa juga karena faktor keturunan atau bawaan, gangguan gizi, trauma kepala, bisul, jamur, tumor, dll. Namun dengan gizi yang baik, pemakaian kapas pembersih telinga yang tidak berlebihan atau dipaksakan, pemeriksaan telinga secara rutin paling tidak setiap 1/2 - 1 tahun sekali oleh ahli THT serta menjaga kebersihan telinga, niscaya kesehatan telinga tetap terpelihara.

Tumor Tenggorok ( Karsinoma Nasofaring )


October 30, 2009 by d132a Tumor tenggorok ( istilah medisnya Karsinoma Nasofaring ), merupakan tumor yang timbul di daerah antara tenggorokkan bagian atas dan rongga hidung bagian belakang ( naso = hidung , faring = tenggorok ).

13

Tumor tenggorokkan merupakan tumor yang paling sering dijumpai di bidang THT. Ada beberapa penyebab timbulnya tumor tenggorok : 1. Ras atau bangsa tertentu ; ada beberapa ras/bangsa tertentu yang mempunyai kecenderungan timbulnya tumor tenggorok. Umumnya timbul pada daerah Cina daratan. 2. Makanan ; dibeberapa penelitian dikatakan bahwa makanan yang diawetkan ( dengan pengasapan/pengasinan ) dan memakai pengawet ( seperti MSG ), yang dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama. 3. Virus ; di dalam penelitian virus yang dapat menyebabkan tumor tenggorok namanya virus epstein-bar 4. Keturunan ; ada beberapa riwayat keluarga yang menderita tumor tenggorok. Tanda dan gejala yang umum timbul pada tumor tenggorok adalah adanya gangguan di hidung ( tersumbat dan mimisan ringan ), gangguan di telinga ( telinga terasa penuh ), benjolan di leher ( mulai dari keci lalu membesar kadang hal ini sering ditemukan sebagai gejala yang pertama ).

Disamping itu harus dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorokkan ( secara langsung ). Saat ini alat pemeriksaan sudah cukup baik dengan memakai endoskopi ( istilah medisnya nasofaringoskopi ) dan dilakukan biopsi tumor ( pada daerah yang dicurigai ) untuk mengetahui jenis tumornya ( karena akan berkaitan dengan cara pengobatannya ). Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan dengan foto CT Scan Tenggorok ( Nasofaring ), untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan tumornya. Juga dapat dilakukan pemeriksaan darah khusus ( antibodi ) terhadap virus tumor tenggorok ( nama medisnya pemeriksaan Imunoglobulin ( Ig ), IgA anti EA dan Ig anti VCA ). Pengobatan akan lebih mempunyai keberhasilan yang besar jika tumor dapat diketahui secara dini dan pada saat kondisi badan masih fit. Pengobatan pada umumnya adalah dilakukan penyinaran pada tumornya ( istilahnya Radiotherapi ) dan juga dengan penyuntikan obat tumor ( istilahnya Kemotherapi ). 14

Posted in Tenggorok | Tagged karsinoma nasofaring, tumor tenggorok | 10 Comments

Tuli Akibat Bising di Zaman Modern


March 20, 2009 by d132a Pada awal maret 2009 kemarin, saya mengikuti seminar THT di Jakarta, ada sesuatu yang membuat saya tergelitik untuk menuliskan tentang Tuli terutama akibat bising di zaman sekarang ini. Berdasarkan pengamatan dari Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKt), mereka melakukan pengamatan kemungkinan adanya resiko gangguan pendengaran pada usia-usia yang lebih muda. Dengan banyaknya tempat permainan anak-anak ( seperti time zone atau fun stations ), dilakukan pengukuran derajat kebisingan, ditemukan bahwa ternyata kebisingan di tempat ini berkisar antara 80 90 dB. Dimana jika kebisingan antara 85 90 dB dapat menyebabkan resiko ketulian ( apabila terpapar kebisingan untuk jangka waktu tertentu ).

Dengan kemajuan teknologi untuk mendengarkan musik ( seperti ipod, mp3 dll ), dengan memakai headset ( handsfree ), tanpa kontrol terhadap suara musik dan lamanya pemakaian, hal tersebut dapat beresiko terhadap pendengaran kita di kemudian hari.

Para pemain musik ( terutama musik keras ) dan pendengarnya, dimana musik yang di dengar melebihi kemampuan telinga untuk menerimanya ( umumnya melebihi 100 dB ), juga mempunyai resiko terhadap gangguan pendengaran.

15

Ambang batas pendengaran kita menerima bunyi mempunyai batas, makin tinggi derajat kebisingan maka waktu aman bagi pendengaran juga makin sedikit ( seperti pada kebisingan 85 db hanya boleh selama 8 jam perhari, 90 dB selama 2 jam, kebisingan 95 dB selama 45 menit, 100 dB hanya boleh selama 15 menit ). Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa kemampuan telinga kita untuk mendengar itu ada batasanya. Posted in Penyakit Telinga | Tagged NIHL, Tuli Akibat Bising | 54 Comments

Bagaimana Menghindari Alergi Debu?


February 4, 2009 by d132a Bagi penderita alergi, dalam hal ini debu, terkadang sangat sulit untuk menghindarinya. Selama ini kita sudah berusaha untuk bersih, tapi kenapa masih saja hidung masih terasa gatal dan bersin-bersin.

Sebenarnya bukan hanya debu yang harus kita hindari, tapi ada sejenis binatang yang sangat kecil sekali, namanya tungau debu ( tidak bisa kita lihat dengan mata ), dia hidup dari sisa-sisa kulit ari kita yang lepas, biasanya hidup di kain, karpet, seprei, tirai, kapuk dan mainan berbulu. Di sini ada beberapa tips bagaimana menghindari / mengurangi debu disekitar kita, yaitu : 1. Hindari ruangan yang sedang dibersihkan, jika terpaksa pakai penutup buat hidung dan mulut. 2. Kamar harus mempunyai ventilasi yang baik dan cahaya matahari dapat masuk. 3. Kurangi kelembaban udara dengan menggunakan AC dan jangan lupa untuk membersihkan penyaring udara 1 kali seminggu. 4. Hindari boneka berbulu dan simpan dalam plastik. 5. Hindari kasur dan bantal dari kapuk. 6. Lantai sebaiknya tidak memakai karpet, jika ada harus dibersihkan dengan penghisap debu setiap 2 hari sekali. 7. Seprei, sarung bantal/guling, tirai, selimut dari bahan katun, cucilah dengan menggunakan air hangat 60 C minimal seminggu sekali. 8. Di kamar tidur jangan terlalu banyak poster/lukisan dan jangan ada rak sepatu, tumpukan buku/majalah/koran. 9. Jangan lupa membersihkan kolong tempat tidur, kursi dan di atas lemari menggunakan lap basah. 16

10. Supaya debu tidak berterbangan saat dibersihkan, gunakan lap basah atau penghisap debu dengan alat penyaring yang baik. 11. Perabotan di ruang keluarga dan di kamar, sebaiknya yang mudah dibersihkan, tidak berukir. 12. Jangan memelihara atau hindari binatang peliharaan. 13. Hindari ruangan yang lembab dan berdebu 14. Jangan merokok dan hindari asap rokok. Demikianlah beberapa tips supaya kita bisa menghindari timbulnya alergi. Posted in Penyakit Hidung | Tagged alergi debu, tungau | 40 Comments

Pengobatan Gangguan Keseimbangan ( Vertigo )


December 26, 2008 by d132a Ada beberapa pengobatan gangguan keseimbangan (pada telinga) selain obat-obat yang diminum, yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan badan. Pertama kali umumnya harus dibantu oleh dokter untuk melakukannya. Di sini saya membicarakan latihan terapi gangguan keseimbangan/vertigo akibat perubahan posisi kepala ( istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional Vertigo ). Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver, Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise (saya belum menemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia). Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri. Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff exercise. Latihan CRT / Epley manouver :

Keterangan Gambar : Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 60

17

detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang. Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360, mulamula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya kembali ke posisi semula. Latihan Semont Liberatory :

Keterangan Gambar : Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali. Latihan Brand-Darroff exercise :

Keterangan Gambar : Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah. Mungkin ada yang bertanya, apasih gunanya gerakan kepala dan badan itu, mungkin kalau saya terangkan akan membuat kepala jadi mumet /vertigo, tapi itu adalah gerakan yang telah dilakukan penelitian dan telah berhasil.

18

Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo / gangguan keseimbangannya. Posted in Penyakit Telinga | Tagged brandd-darroff exercise, epley manouver, pengobatan vertigo | 255 Comments

Kepala Pusing Berputar ( Vertigo )


December 17, 2008 by d132a Keadaan ini umumnya terjadi secara tiba-tiba. Keadaan yang dirasakan seperti adanya rasa goyang, rasa goyang setelah gerakan kepala, pusing berputar, mumet/pening dan rasa seperti melayang (istilah medis : Vertigo), keadaan ini dapat juga disertai rasa mual dan sampai muntah. Dimana gangguan keseimbanga ini 80% diakibatkan adanya gangguan pada alat keseimbangan di telinga dalam, sisanya dapat terjadi di sentral (otak). Sistem keseimbangan kita sangat dipengaruhi oleh penglihatan, sistem keseimbangan di telinga dalam dan sistem otot rangka tubuh (untuk mempertahankan gravitasi tubuh).

Keterangan gambar : no.11 Sistem keseimbangan (Vestibuler), 10 Rumah siput (Koklea) Gejala akibat gangguan keseimbangan pada telinga umumnya : vertigo yang cukup berat, sangat berpengaruh akibat gerakan kepala, buka mata biasanya menjadi lebih ringan, kadang disertai gangguan pendengaran, rasa mual yang berat dan disertai muntah. Penyakit gangguan keseimbangan pada telinga banyak penyebabnya. Salah satu gangguan keseimbangan yang sering terjadi adalah rasa berputar mendadak akibat perubahan posisi kepala (istilah medis: BPPV Benign Paroxysmal Positional Vertigo). Penyebab BPPV pada usia muda (di bawah 50 tahun) biasanya akibat benturan daerah kepala, di atas 50 tahun biasanya akibat degenerasi (pengurangan fungsi) dari sistem keseimbangan (vestibuler sistem). Namun hampir setengah dari kasus BPPV tidak diketahui penyebabnya. Pengobatan selain diberikan obat-obat untuk mengurangi rasa berputar (vertigo), harus istirahat total sementara waktu dan juga perlu diberikan pengobatan latihan gerakan kepala dan badan untuk mengadaptasi keseimbangan dan mengurangi keluhan pusing dan berputar jika terjadi lagi. Posted in Penyakit Telinga | Tagged pusing berputar, pusing melayang, vertigo | 122 Comments

19

Gangguan Pendengaran Pada Anak


November 19, 2008 by d132a Gangguan pendengaran pada anak harus mendapat perhatian serius karena akan sangat berhubungan dengan perkembangan dan kemampuan untuk berbicara. ( Bisa dilihat pada tulisan saya Kenapa anak saya belum bisa berbicara) Gangguan pendengaran pada anak-anak (usia 3-6 tahun) umumnya terjadi akibat batuk pilek lama dan berulang ( infkesi saluran pernafasan atas ), sehingga menyebabkan terkumpulnya cairan pada rongga telinga tengah (istilah medisnya Otitis Media Efusi), hal ini disebabkan saluran ( tuba eustachius ) dari hidung ke telinga mengalami sumbatan.

Rasa sakit pada telinga dapat timbul jika mengalami infeksi, kadang tidak ditemukan adanya keluhan pada anak, orang tua baru mencurigai setelah anak dipanggil sering tidak mendengar atau jika mendengar tv mereka mengeraskan suaranya. Pengobatan terhadap infeksi saluran pernafasan atas ( batuk pilek ) yang sesuai dapat mengurangi timbulnya gangguan. Jika gangguan pendengaran berlanjut lama, biasanya harus dibuatkan lubang ( memakai pipa kecil / Grommets tube ) pada gendang telinga, sehingga cairan pada ruang telinga tengah dapat keluar, jika keadaan sudah sembuh pipa tersebut akan lepas dengan sendirinya.

Gbr. Tampak pipa grommet (biru/putih) tepasang di gendang telinga Posted in Penyakit Telinga | Tagged gangguan pendengaran, otitis media efusi | 31 Comments

Bagaimana Mengobati Telinga Berair


November 3, 2008 by d132a Beberapa pasien mengeluh masalah dengan telinga mereka yang sering berair berulang (istilah awam : congek / torek). Umumnya telinga yang sering berair berulang akibat gendang telinga yang robek. Penyebab gendang telinga yang robek dapat dibaca pada tulisan saya Telinga Berair Berulang

20

Pengobatan telinga yang berair harus dilakukan secara teratur sampai kering, karena apabila sering berair berulang dapat menyebabkan pendengaran akan berkurang secara bertahap dan yang lebih berbahaya dapat mengakibatkan infeksi ke otak.

Pengobatan telinga berair, tergantung dari lama dan seringnya infeksi serta besar kecilnya gendang telinga yang robek. Biasanya akan diberikan obat tetes telinga dan obat minum untuk mengurangi infeksi. Apabila telinga tetap berair lebih dari 3 bulan terus menerus setelah diobati dengan teratur, biasanya diperlukan tindakan operasi untuk membersihkan infeksi pada telinga bagian tengah tersebut. Pada gendang telinga robek yang tidak terlalu besar bisa dilalukan operasi penutupan gendang telinga, setelah infeksi sembuh. Infeksi telinga yang sudah lama dan berulang biasanya gendang telinga sudah tidak ada lagi, umumnya sulit untuk dilakukan penutupan gendang telinga. Posted in Penyakit Telinga | Tagged congek, Telinga berair | 338 Comments

Suara Serak
October 1, 2008 by d132a Suara serak bukanlah suatu penyakit tapi merupakan suatu gejala dari penyakit, umumnya yang berhubungan dengan gangguan pita suara.

21

Ket : Nasal cavity (rongga hidung), Laryngeal cavity (rongga tenggorok), Vocal cords (pita suara), Trachea (saluran nafas), Esophagus (saluran makanan) Gangguan pita suara dapat terjadi karena adanya infeksi / peradangan pada tenggorokkan, pemakaian suara yang berlebihan, pertumbuhan massa / tumor pada pita suara, gangguan saraf pita suara, trauma pada leher akibat benturan / pukulan dan infeksi paru-paru. Penyebab paling sering umumnya adalah infeksi / peradangan pada tenggorokkan, biasanya karena infeksi saluran nafas atas. Pemakaian suara yang berlebihan umumnya terjadi pada orang yang pekerjaan utamanya harus berbicara cukup lama, seperti guru, penyanyi, sales, umumnya disertai adanya infeksi / peradangan pada tenggorokkan. Pengobatan yang utama adalah mengistirahatkan pita suara dengan tidak banyak berbicara dan pengobatan sesuai penyebabnya. Yang perlu diwaspadai apabila suara serak lebih dari 4 minggu harus segera diperiksakan untuk menilai gangguan pada pita suara. Posted in Tenggorok | Tagged disfonia, serak | 45 Comments

22

Anda mungkin juga menyukai