ANATOMI FISIOLOGI
Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi
Harmoko, M.Pd.
Apriani, M.Si
Dr. Melva Silitonga, M.S
Nuris Kushayati, S.Kep., Ns., M.Kep
Hj. Satriani G., S.ST, M.Kes
Dwi Apriadi, S.Kep, Ners, M.Kep
Ns. Hidayati, M.Kep
Ns. Dwi Agustina, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep.MB
BUKU AJAR ANATOMI FISIOLOGI
Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi
Penulis
Harmoko, M.Pd.
Apriani, M.Si
Dr. Melva Silitonga, M.S
Nuris Kushayati, S.Kep., Ns., M.Kep
Hj. Satriani G., S.ST, M.Kes
Dwi Apriadi, S.Kep, Ners, M.Kep
Ns. Hidayati, M.Kep
Ns. Dwi Agustina, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep.MB
Tata Letak
Ulfa
Desain Sampul
Zulkarizki
20.5 x 29 cm, vi + 126 hlm.
Cetakan I, Februari 2022
ISBN: 978-623-5705-93-4
Diterbitkan oleh:
ZAHIR PUBLISHING
Kadisoka RT. 05 RW. 02, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571
e-mail : zahirpublishing@gmail.com
Anggota IKAPI D.I. Yogyakarta
No. 132/DIY/2020
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada Allah SWT, dan Hidayah yang sudah
diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan buku panduan yang berjudul “Buku Ajar Anatomi
Fisiologi Untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan buku
ini tidak lain adalah untuk membantu para mahasiswa dalam memahami Pengertian Anatomi
Fisiologi dan Penjelasan Istilah, Sel Jaringan Organ dan system organ, Sistem Kardiovaskuler,
Sistem Respirasi, Sistem Urogenital, Sistem Pencernaan, Sistem Reproduksi, dan sistem Imun.
Kami sadar bahwa penulisan buku ini bukan merupakan buah hasil kerja keras kami sendiri.
Ada banyak pihak yang sudah berjasa dalam membantu kami di dalam menyelesaikan buku
ini, seperti pembuatan cover, editing dan lain-lain. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan wawasan dan bimbingan
kepada kami sebelum maupun ketika menulis buku ajar Anatomi Fisiologi ini. Kami juga sadar
bahwa buku yang kami buat masih tidak belum bisa dikatakan sempurna. Maka dari itu, kami
meminta dukungan dan masukan dari para pembaca, agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi
di dalam menulis sebuah buku.
A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan Anatomi dan fisiologi serta penjelasan istilah dalam
ilmu anatomi dan fisiologi Tubuh Manusia.
B. Materi
1. Pengertian Anatomi dan Fisiologi
Sejarah anatomi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi
mulai dari pemeriksaan korban pemujaan pada masa purba sampai analisa tentang bagian tubuh
oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian memahami fungsi-fungsi dan
struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari pemeriksaan
tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks yang dikembangkan pada
satu abad terakhir.
Kata anatomi berasal dari bahasa Yunani yang secara makna harfiah diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajarri bagian dalam
(internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian
tubuh lainnya. Anatomi secara harfiah juga diterjemahkan pada Bahasa Latin, dari susunan
kata “Ana” adalah bagian atau memisahkan, dan “Tomi” adalah irisan atau potongan. Sehingga
anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik
secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan lainnya
atau struktur tubuh.
Kata fisiologi juga berasal dari bahasa Yunani yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu
makhluk hidup melakukan fungsi utamanya. Fisiologi secara makna kata dari Bahasa Latin, berasal
dari kata “Fisis” (Physis) adalah alam atau cara kerja. “Logos” (Logi) adalah ilmu pengetahuan.
Maka fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tiap-tiap komponen makhluk hidup,
baik dari sel, jaringan, organ, system organ dan organisme.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara
teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep yaitu “semua fungsi yang spesifik
dibentuk dari struktur yang spesifik”. Struktur tubuh (Anatomi), terkait erat dengan cara kerjanya
(fisiologi), setelah Anda mempelajari struktur bagian tertentu dari tubuh, Anda tentu ingin tahu
cara kerjanya. Mempelajari anatomi dan fisiologi normal juga akan membantu Anda memahami
perubahan dan gejala yang terjadi dengan proses penyakit tertentu. Studi tentang proses yang
mengganggu fungsi normal disebut patofisiologi, (Patho berarti penderitaan atau penyakit).
Patofisiologi merupakan gabungan dari kata patologi dan fisiologi, yang artinya adalah ilmu
yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit, meliputi asal penyakit, permulaan
perjalanan dan akibatnya.
1) Bidang Sagital; membagi tubuh memanjang menjadi sisi kanan dan kiri, disebut bidang
midsagital jika bagian dibuat tepat di garis tengah, sering digunakan dalam ilustrasi
untuk mengungkapkan organ di kepala atau rongga panggul
2) Bidang Transversal/Horisontal; membagi tubuh secara horizontal menjadi atas (superior)
dan bawah porsi (bawah) dan digunakan oleh CT Scanners untuk mengungkapkan organ
dalam.
3) Bidang Frontal/Koronal; membagi tubuh memanjang menjadi anterior dan posterior porsi;
sering digunakan dalam ilustrasi untuk menunjukkan isi rongga perut dan dada. Bidang
frontal juga disebut koronal bidang karena garis bidang bersilangan bagian atas, atau
mahkota, kepala. Kata koronal berasal dari kata latin yang berarti mahkota.
c. Daerah Tubuh
Ilustrasi di bawah ini menunjukkan istilah untuk berbagai daerah tubuh. Istilah-istilah ini
digunakan secara luas ketika melakukan pemeriksaan klinis dan tindakan medis.
d. Rongga tubuh
Tubuh mengandung ruang yang disebut dengan “rongga”, yang menampung organ-organ
internal. Dua rongga tubuh utama adalah dorsal rongga dan rongga perut. Masing-masing
rongga ini dibagi lagi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Sakit perut adalah keluhan umum, tetapi mendiagnosis penyebabnya bisa sulit. Sementara
beberapa kondisi menyebabkan rasa sakit di kuadran tertentu misalnya, radang usus buntu biasanya
menyebabkan rasa sakit di kuadran kanan bawah berkali-kali sakit perut hasil dari gangguan yang
sama sekali berbeda daerah. Misalnya gangguan pada dada, antara lain: pneumonia dan penyakit
jantung, juga dapat menyebabkan sakit perut. Ini disebut nyeri alih. Demikian juga, meskipun
kantong empedu terletak di kuadran kanan atas perut dan dapat menyebabkan rasa sakit di
wilayah ini itu juga dapat menyebabkan nyeri alih di bahu.
C. Rangkuman
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan
maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan lainnya atau struktur tubuh.
Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tiap-tiap komponen makhluk
hidup, baik dari sel, jaringan, organ, system organ dan organisme. Tubuh terdiri dari tiga dimensi,
sehingga diperlukan istilah yang berbeda untuk mempermudah mempelajarinya. Misalnya saja
istilah arah, istilah untuk bidang tubuh, daerah tubuh, dan rongga tubuh. Penyebutan istilah
D. Tugas
1. Analisislah perbedaan antara anatomi dan fisiologi!
2. Berikan contoh istilah anatomi dan fisiologi yang terjadi di dalam tubuh kita!
3. Hafalkan istilah anatomi dan tunjukkan posisi letak di tubuh anda!
E. Referensi
Dafriani, P. (2019). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Kesehatan. Padang: CV
Berkah Prima.
Lubis, D.I. (2020). Ringkasan Dasar-dasar Anatomi Umum Tubuh Manusia (Genaral Anatomy).
Medan: UMSU Press.
Saladin, K.S. (2010). Anatomy & Physiology: The Unity Of Form And Function, Eighth Edition. New
York: McGraw-Hill Education.
Thompson, G.S. (2015). Understanding An Atomy & Physiology; Visual, auditory, interactive
approach 2nd edition. USA: F.A. Davis Company.
Wahyuningsih, P.H & Kusmiyati, Y. (2017). Bahan Ajar Kebidanan: Anatomi Fisiologi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
F. Glosarium
Frontal : bagian depan dan belakang
Kuadran : Empat daerah bidang
LLQ : Left Lower Quadrant (Kuadran kiri bawah)
LUQ : Left Upper Quadrant (Kuadran kiri atas)
Patho : penderitaan atau penyakit
RLQ : Right Lower Quadrant (Kuadran kanan bawah)
RUQ : Right Upper Quadrant (Kuadran kanan atas)
Sagital : Bagian Kanan dan kiri
Transversal : bagian atas dan bawah
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami konsep sel dan bagian-bagian sel
2. Mampu memahami konsep jaringan dan bagian-bagian jaringan
3. Mampu memahami konsep organ dan sistem organ
B. Materi
Manusia sebagai makhluk hidup memiliki beberapa komponen yang dapat menyusun satu
kesatuan fungsi tubuh. Sebagai organisme, tubuh manusia memiliki organisasi yang tersusun atas
beberapa unit atau bagian. unit terkecil yang Menyusun tubuh manusia adalah sel. Selanjutnya
sel akan membentuk jaringan pada tubuh manusia. Jaringan yang ada didalam tubuh manusia ini
akan membentuk organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing. Organ tubuh selanjutnya
akan membentuk sistem organ yang nantinya akan membentuk tubuh manusia secara utuh.
Secara singkat, organisasi didalam organisme atau makhluk hidup dapat digambarkan sebagai
berikut;
1. Kimia 2. Sel 3. Jaringan 4. Organ 5. Sistem Organ 6. Organisme
Pada tingkat Kimia terdapat tingkat atom, seperti hidrogen, oksigen, karbon, nitrogen dan
natrium yang akan bergabung menhadi molekul seperti air dan garam serta makromolekul seperti
karbohidrat, protein dan lemak. Tingkatan sel merupakan bagian terkecil dari penyusun tubuh
makhluk hidup. Jaringan yang menyusun tubuh misalnya berupa jaringan ikat, jaringan epitel,
dan jaringan syaraf. Organ penyusun tubuh seperti mata, jantung, paru-paru dan sebagainya
(Gambar 1).
1. Sel
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari sel disebut sitologi. Sel
hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Setelah ditemukannya mikroskop electron, maka mempelajari
sel dapat dilakukan dengan lebih mudah. setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan suatu
fungsi tertentu (Gambar 2.2). Misalnya sel darah merah yang jumlahnya 25 triliun berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain sel darah merah, masih ada sekitar 75
triliun sel lain yang Menyusun tubuh manusia. sehingga jumlah total sel pada manusia sekitar
100 triliun sel. Sel terdiri dari tiga bagian dasar yaitu; membrane plasma, sitoplasma (terdiri dari
organel) dan nukleus (Gambar 2.3). Bagian-bagian dasar sel tersebut memilki komposisi kimia
yang terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.
Beberapa jenis sel yang ada dalam tubuh manusia antara lain; Sel epitel, Sel tulang rawan,
Sel tulang keras, Sel otot polos, Sel otot lurik, Sel otot jantung, Sel darah merah, Sel darah putih,
Sel pembeku darah, Sel ikat dan Sel saraf.
Beberapa contoh sel tersebut memiliki perbedaan satu sama lain, terutama dari fungsi dan
peranannya dalam menyusun tubuh, namun secara umum seluruh sel memeiliki sifat-sifat dasar
yang mirip satu sama lain, misalnya; oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein
pada setiap sel untuk melepaskan energi.
Hampir semua sel memiliki kemempuan melakukan reproduksi dan jika sel tertentu mengalami
kerusakan, maka sel sejenisnya yang lain akan beregenerasi.
Flagela
nukleus
sitoplasma
mikrofilame
n
Membrane Reticulum
plasma endoplasma
kasar
lisosom
Reticulum Ribosom
endoplasma halus
Badan golgi
Mitokondria
mikrofilame
n
a. Struktur Sel
Struktur penyusun sel secara umum terdiri dari (a) membran plasma, (b) sitoplasma, (c)
nukleus (inti sel).
b. Organel Sel
Organel-organel yang ada dalam sitoplasma sel dan fungsinya secara umum dapat dilihat
pada tabel 1.
c. Fungsi sel
Beberapa fungsi dasar sel diantaranya adalah:
1) Tempat terjadinya berbagai reaksi kimia dengan menggunakan makanan dan oksigen
untuk mendapatkan energi untuk sel
2) Membuang CO2 dan zat sampah hasil metabolisme ke lingkungan sekitar sel
3) Melakukan sintesa protein dan molekul lain yang diperlukan untuk membangun sel dan
menunjang fungsi sel
4) Sensitif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan luar sel.
2. Jaringan
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel yang sejenis yang membentuk satu kesatuan dan fungsi
tertentu. Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh manusia (termasuk hewan dan
organisme multiseluler yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf
25 µm
Kuboidal Lapisan tubulus ginjal, Sekresi dan sel-sel muncul seperti
nukleus Lumen saluran kelenjar absorbsi kubus kecil, apabila
jaringan dipotong
pada sisi kanan
permukaan. Tiap
sel memiliki bentuk
kom pleks, biasanya
membentuk delapan
sisi polpolyhedron
25 µm
f) Epitel transisi
Epitel transisi memiliki kesamaan dengan epitel squamous sederhana. Epitel ini berperan
dalam membuat bidang karakteristik yang ada pada kandung kemih. Sel yang mengelilingi
bagian dalam permukaan membentuk sel rata dan bentuknya memungkinkan kandung
kemih mengakomodasi urine (Gambar 2.11).
g) Epitel Kelenjar
Epitel ini suatu getah sekresi yang komposisinya berbeda dengan darah atau cairan
antarsel. Bila getah sekresinya dikeluarkan ke dalam satu saluran kelenjar atau langsung ke
permukaan tubuh (misalnya sel goblet), disebut kelenjar eksokrin contoh hasil sekresinya
yaitu lendir, air liur, enzim dan sebagainya. Sedangkan bila getah sekresinya dimasukan
ke dalam darah, disebut kelenjar endokrin. Hasil sekresinya berupa hormon. Secara
struktural sel-sel kelenjar disebut tubulus bila berbentuk tabung dan disebut acinous
bila berbentuk labu (botol). Secara fungsional sel-sel kelenjar dikelompokkan menjadi
holokrin, apokrin dan merokrin. Holokrin, bila getah yang disekresikan terkumpul dalam
sitoplasma kemudian sel mati dan isinya disekresikan, sel yang mati akan diganti oleh
Membran basal
kulit
Kelenjar
saliva
Kelenjar parotid
keringat
c. Jaringan Pengikat
Jaringan ini berfungsi sebagai pengikat jaringan dan alat tubuh. Jaringan ikat bertanggung
jawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi mekanik,
jaringan ikat terdiri atas matriks yang menghubungkan dan mengikat sel dan organ akhirnya
memberikan sokongan pada tubuh. jaringan ikat dengan fungsi seperti itu tidak ditemukan
pada permukaan luar tubuh, mengandung banyak pembuluh darah kecuali rawan. Secara umum
sel-selnya berjarak jauh satu sama lain dengan zat interselulernya (matriks) yang banyak. Zat
interselulernya terdiri atas cairan dan serat-serat yang diproduksi oleh sel-sel jaringan ikat. Pada
rawan zat interselulernya kuat tetapi lentur. Pada tulang sangat keras karena mengandung garam-
garam kapur. Ada tiga jenis serabut utama jaringan ikat yaitu serabut kolagen (tidak elastis tetapi
memiliki kelenturan yang lebih besar dari baja, terdiri atas serat-serat protein kolagen), serabut
elastin (terdiri atas protein elastin, lebih halus dari kolagen, sangat elastis), dan serabut retikulin
(sangat halus, terdiri atas protein kolagen dan glikoprotein). Serabut tersebut didistribusikan
secara tidak merata tergantung pada sifat jaringan ikat itu sendiri. Selain serabut-serabut tersebut
di atas, jaringan ikat tersusun oleh sel-sel tertentu. Selsel tersebut: fibroblast (menghasilkan
serabut-serabut dan zat interseluler), makrofag (memfagositosis bakteri dan jaringan yang
rusak), melanosit (menghasilkan pigmen melanin), sel plasma (menghasilkan antibodi), mast
Cakram interkalasi
Serat otot rangka Serat otot polos
Serat otot jantung
Gambar 2.13. Jaringan otot
e. Jaringan saraf
Jaringan saraf berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima dan
meneruskan rangsangan. Jaringan saraf terdiri atas sel saraf yang panjang dan halus, mempunyai
Neuron
Dendrit
Inti sel
glial
3. Organ
Organ merupakan kumpulan dari jutaan sel yang bersama-sama melakukan satu fungsi dalam
tubuh. Organ utama dalam tubuh manusia yaitu;
a. Otak
Otak berfungsi sebagai pusat kontrol tubuh Otak adalah jaringan yang sangat kompleks yang
memiliki miliaran neuron yang membuat kemampuan untuk berpikir, merasa, memproses
informasi dan menghasilakan tanggapan. Otak dibedakan menjadi tiga yaitu otak depan,
otak tengah dan otak belakang (hindbrain)
b. Jantung
Jantung merupakan organ paling vital dalam tubuh. Jantung berguna untuk memompa
darah dengan kekuatan yang mencapai setiap sel individu. Jantung memiliki panjang sekitar
5 inci,lebar 3,5 inci, dan tebal 2,5 inci.
c. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan . Paru-paru terletak dirongga dada. Cabang-cabang
paru yang secara bertahap membagi menjadi bronkeolus dan alveolus, kantung udara terkecil
dengan lapisan sel tunggal. Peran utama paru-paru adalah ekstraksi oksigen dari atmosfer
udara dan pelepasan karbondioksida dari tubuh.
d. Pankreas
Pankreas terletak dibelakang perut dalam rongga perut, pankreas adalah organ kalenjer. Hal
ini terkait erat dengan sistem pencernaan dan sistem endokrin. Pankreas berfungsi untuk
mengelurkan dan melepaskan enzim yang mengandung cairan kedalam duodenum dari
usus kecil, enzim-enzim ini membantu dalam pencernaan lemak, protein. Pengeluran getah
pancreas ini berisi beberapa hormone yang sangat penting, termasuk insulin dan glukagon.
e. Ginjal
Ginjal berfungsi sebagai pembersih tubuh alami dari tubuh manusia. Ginjal terletak dibelakang
perut, berjumlah dua buah yang berbentuk kacang dengan masing-masing berukuran lima
atau enam inci panjangnya. Fungsi utama adalah untuk menyaring zat sampah dari darah dan
menghilangkan atau mengeluarkannya dalam bentuk urin, setiap ginjal dapat berisi sebanyak
1,25 juta unit nefron. Peraturan tekanan darah juga dibawah penugasan kerja ginjal. Untuk
hal ini ginjal mengambil bantuan dari berbagia hormon ginjal dan lainnya. Hormon-hormon
ginjal tersebut seperti aldosteron, hormone paratiroid, dan hormon anti diuretik
f. Hati
Hati merupakan organ yang paling kompleks pada manusia seperti yang diberikan untuk
membentuk sejumlah fungsi metabolik penting yang berbeda. Selain detoksifikasi zat beracun,
hati ini juga memproduksi protein dan hormon. Fungsi lain dari hati yaitu untuk pembekuan
4. Sistem Organ
Sekelompok jaringan dan organ yang terorganisir secara bersama melakukan seperangkat
fungsi khusus membentuk sistem organ. Sistem organ utama yang bekerjasama melaksanakan
fungsi fisiologis pada manusia; integumen, kerangka, otot, pencernaan, kardiovaskular, kekebalan
(limfatik), pernafasan, sistem kemih, saraf, endokrin, dan reproduksi (Gambar 2.16).
a. Sistem integumen
Organ utamanya adalah kulit dan organ aksesorisnya (rambut, kuku, dan kelenjar kulit). Fungsi
utamanya penyokong tubuh, perlindungan terhadap cidera mekanis, infeksi dan kekeringan.
b. Sistem rangka
Berperan sebagai sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang. Organ utamanya
adalah rangka tubuh (rangka aksial, rangka apendikular, ulang dan rawan). Fungsi utamanya
penyokong tubuh, dan perlindungan organ-organ dalam.
c. Sistem otot
Berperan dalam pergerakan tubuh. Organ utamanya adalah otot rangka dengan fungsi
utamanya pergerakan, lokomosi.
d. Sistem pencernaan
Melakukan pemrosesan makanan dengan mulut, perut dan usus. Komponen utamanya: mulut,
faring, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus. Fungsi utamanya pengolahan makanan
sehingga makanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh (aktivitasnya meliputi : menelan,
mencerna, penyerapan, dan pembuangan).
e. Sistem kardiovaskular/sirkulasi
Berperan dalam memompa darah keseluruh tubuh. Komponen utamanya; jantung, pembuluh
darah, dan darah. Fungsi utamanya mendistribusikan bahan-bagan internal
f. Sistem kekebalan (limfatik)
Berperan dalam mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit.
Komponen utamanya: sumsum tulang, nodus limfa, dan sel darah putih. Fungsi utamanya
pertahanan tubuh (perlawanan terhadap infeksi dan kanker).
g. Sistem pernafasan
Organ utama: paru-paru, trakea dan saluran pernafasan lainnya. Fungsi utamanya adalah
pertukaran gas (pengambilan oksigen, pembuangan karbon dioksida).
h. Sistem kemih/ eksresi
Organ utamanya: ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Fungsi utamanya pembuangan sisa
metabolisme, pengaturan keseimbangan osmotik darah.
Kulit
Jari kuku
SISTEM
INTEGUMEN SISTEM SISTEM OTOT
SKELETAL
Jari kaki
Otak
syaraf
hati
Tulang
belakang
vena
SISTEM SARAF
SISTEM
ENDOKRIN
SISTEM
KARDIOVASKULAR
SISTEM SISTEM
KEKEBALAN SISTEM PENCERNAAN
RESPIRASI
Ginjal
ureter Kelenjar prostat
Kandung kemih Vas deferens
penis
Uretra
oviduk testis
ovarium
SISTEM KEMIH uterus
vagina
SISTEM
REPRODUKSI
C. Rangkuman
Sel adalah unit struktural yang menyusun jaringan tubuh yang terdiri atas inti sel/nukleus
dan protoplasma. Jaringan merupakan sekumpulan sel khusus dengan bentuk dan fungsi yang
sama. Organ merupakan bagian tubuh/alat manusia dengan fungsi khusus, dan sistem organ
adalah susunan alat dengan fungsi tertentu. Sel, jaringan, organ dan sistem organ bekerjasama
membentuk struktur tubuh manusia.
D. Tugas
1. Jelaskan mengapa sel dapat dikelompokkan sebagai suatu organisasi!
2. Jelaskan perbedaan utama pada struktur dan fungsi antara jaringan epitel dan jaringan
ikat!
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang organ dan fungsinya!
4. Apa yang anda ketahui tentang sistem organ, berikan contohnya!
5. Sistem reproduksi sebagai suatu sistem organ, jelaskan fungsinya dan organ apa saja
yang terlibat didalamnya
F. Glosarium
Akson : perpanjanan neuron yang mengantarkan impuls saraf menjauhI badan sel
Edodermal : lapisan germinal bagian dalam dari embrio awal; menjadi lapisan saluran
pencernaan dan struktur yang berkembang dari saluran pencernaan-hati, paru-
paru dan pankreas
Ektodermal : lapisan germinal luar embrio awal; menimbulkan kulit dan sistem saraf
Hidrofilik : bagian yang dapat berinteraksi dengan air
Hidrofobik : bagian yang tidak terkena air
Kartilago : jaringan kerangka vertebrata; penghubung jaringan
Kondrosit : sel kartilago
Membran basal : lapisan tipis bukan sel dari membran epitel yang menempel pada jaringan
dibawahnya;terdiri dari serat-serat kecil dan polisakarida yang diproduksi oleh
sel epitel
Mikrofilamen : serat tipis yang terdiri dari subunit protein aktin
Mitokondria : organel intraseluler yang dapat memproduksi energi bagi sel
Otot : jaring yang terspesialisasi untuk pergerakan
Pankreas : kelenjar yang terletak di bagian perut, menghasilkan getah yang mengandung
enzim pencernaan
Sitoplasma : bagian yang terdiri dari membran plasma dan isi sel
Sitosol : komponen cairan sitoplasma tempat organel sel berada
Tendon : jaringan ikat yang menghubungan otot dengan otot lainnya, atau otot dengan
tulang
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami pengertian Sistem pernafasa
2. Mampu memahami komponen Sistem pernafasa
3. Mampu memahami mekanisme pernafasa
4. Mampu memahami volume pernafasan
5. Mampu memahami transpot gas pernafasan
6. Mampu memahami pertukaran gas pernafasan
7. Mampu memahami pengaturan pernafasan
8. Mampu memahami gangguan pernafasan
B. Sistem Pernafasan
1. Pengertian Sistem Pernafasan
Sistem pernapasan adalah jaringan organ dan jaringan yang membantu manusia bernapas,
termasuk saluran udara, paru-paru, dan pembuluh darah. Otot-otot yang menggerakkan paru-
paru juga merupakan bagian dari sistem pernapasan. Bagian-bagian ini bekerja sama untuk
memindahkan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan gas buangan seperti karbon dioksida.
Sistem pernafasan ini ini membantu tubuh menyerap oksigen dari udara sehingga seluruh organ
tubuh dapat bekerja. Dalam hal ini juga termasuk membersihkan gas limbah, seperti karbon
dioksida, yang berasal dari darah yang dibuang saat menghembuskan napas..
Sistem pernapasan memiliki banyak fungsi. Selain membantu menghirup (menarik napas) dan
mengeluarkan (mengembuskan napas), sistem pernafasan memungkinkan kita untuk berbicara
dan mencium menghangatkan udara agar sesuai dengan suhu tubuh dan melembabkannya
ke tingkat kelembaban yang dibutuhkan tubuh. Memberikan oksigen ke sel-sel dalam tubuh,
melindungi saluran udara dari zat berbahaya dan iritasi. Di bagian selanjutnya, akan dibahas
organ pernapasan secara individu
Miliaran sel jaringan dalam tubuh kita terletak terlalu jauh dari menghirup udara untuk
bertukar gas secara langsung, dan sebagai gantinya darah mengedarkan oksigen ke sel. Ini terjadi
selama setiap napas yang kita ambil di mana oksigen pertama kali masuk ke hidung atau mulut
selama inhalasi. Udara melewati laring dan trakea yang kemudian bercabang menjadi dua bronkus.
Setiap bronkus bercabang menjadi dua cabang yang lebih kecil membentuk saluran bronkial.
Tabung-tabung ini membentuk banyak jalur di dalam paru-paru dan berakhir di ujung dengan
koneksi ke kantung kecil yang disebut alveoli. Pertukaran Gas terjadi di alveolus, tempat oksigen
(O2) berdifusi ke dalam kapiler paru-paru ditukar dengan karbon dioksida (CO2). Pernafasan
dimulai setelah pertukaran gas dan udara yang mengandung CO2 memulai perjalanan kembali
melalui jalur bronkial dan kembali ke lingkungan luar melalui hidung atau mulut. Fungsi sekunder
sistem pernapasan meliputi penyaringan, pemanasan, dan pelembab udara yang dihirup. Ini
Gambar 3.1. Skema sistem pernapasan. Saluran pernapasan atas dan bawah (Tu et all., 2021)
Bagian tulang rawan terletak di bagian bawah, terdiri dari tulang rawan fleksibel di anterior,
bagian ekor hidung (Gambar 3.3). Tulang-tulang rawan terhubung satu sama lain dan ke tulang
keras oleh membran fibrosa yang kuat. Di pangkal hidung ada dua lubang yang disebut lubang
hidung (nares anterior) dan lubang hidung dipisahkan oleh tulang rawan septum hidung (columna).
Lubang hidung adalah portal untuk udara dan partikel masuk ke rongga hidung. Bentuknya bisa
sangat elips hingga melingkar bervariasi antara orang-orang dari berbagai etnis dan ras.
Gambar 3.3. Pandangan lateral dari hidung luar menunjukkan tulang rawan dan struktur tulang.
Udara memasuki lubang hidung, melewati nasofaring, faring oral melalui glotis dan masuk
ke trakea. Kemudian mengalir ke bronkus kanan dan kiri, yang bercabang dan bercabang lagi
menjadi bronkiolus, yang masing-masing berakhir di sekelompok alveoli. Hanya di alveolus
pertukaran gas yang sebenarnya terjadi. Ada sekitar 300 juta alveoli di dua paru-paru orang
b. Pharynx
Faring (tenggorokan) adalah struktur seperti tabung dengan panjang sekitar 12,5 cm yang
menghubungkan rongga hidung dan mulut posterior ke laring dan kerongkongan. Ini memanjang
dari dasar tengkorak sampai setinggi vertebra servikal keenam. Secara struktural faring dapat
dibagi menjadi tiga bagian anatomi menurut: letaknya seperti pada gambar Gambar 3.4, yaitu
nasofaring (di belakang rongga hidung), orofaring (di belakang mulut), dan laringofaring (di
belakang faring). Faring berfungsi untuk menyediakan jalan bagi sistem pencernaan dan sistem
pernapasan karena makanan dan udara melewatinya. Makanan atau udara diarahkan ke bawah
jalan yang benar, baik kerongkongan atau trakea, dengan dikendalikan oleh katup nafas. Epiglotis
adalah lipatan jaringan tulang rawan elastis yang berfungsi sebagai penutup untuk menutupi
trakea saat makanan ditelan untuk mencegah benda masuk ke laring.
Selama menelan, langit-langit lunak dan titik uvulanya ke atas menutup nasofaring sehingga
baik udara maupun makanan tidak dapat melewatinya, sehingga pernapasan berhenti sejenak.
Koneksi membuka dan menutup untuk menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan
atmosfer untuk konduksi suara. Permukaan nasofaring ditutupi oleh epitel kolumnar berlapis
semu. Ini adalah epitel yang sama yang ditemukan di rongga hidung dan juga sama mekanisme
sekresi mukus dari sel goblet di epitel untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan
udara yang dihirup terjadi di sini. Pada orofaring dan laringofaring, permukaannya dilapisi dengan
epitel skuamosa berlapis non-keratinisasi yang diperlukan karena terkena makanan yang bergerak
melalui lorong.
c. Larink
Laring umumnya dikenal sebagai kotak suara karena menampung pita suara yang bertanggung
jawab untuk produksi suara (fonasi). Ini berfungsi sebagai sfingter dalam transmisi udara dari
Gambar 3.5. Pandangan anterior, mid-saggital (cut-away) dan posterior dari laring
Di bagian atas laring adalah epiglotis yang bertindak sebagai penutup yang menutup trakea
selama tindakan menelan untuk mengarahkan makanan ke kerongkongan bukan trakea. Kerangka
laring terdiri dari sembilan tulang rawan, tiga tunggal (tiroid, krikoid, dan epiglotis) dan tiga
berpasangan (arytenoid, corniculate, dan runcing), dihubungkan oleh membran dan ligamen.
Tulang hyoid terhubung ke laring tetapi tidak dianggap sebagai bagian dari laring. Tulang rawan
laring tunggal adalah:
Epiglotis: bagian tulang rawan elastis berbentuk daun yang terletak di bagian atas pangkal
tenggorokan. Epiglotis ini mermuara secara inferior di salah satu ujung di antara bagian belakang
lidah dan tepi anterior kartilago tiroid. Ujung superior bebas menekuk ke atas dan ke bawah
seperti penutup untuk membuka dan menutup lubang ke laring.
Tulang rawan tiroid (jakun): dibentuk oleh perpaduan dua tulang rawan lempeng dan merupakan
tulang rawan laring terbesar. Jakun berbentuk seperti perisai segitiga dan biasanya lebih besar
pada laki-laki daripada perempuan karena merangsang hormon seks laki-laki pertumbuhannya
selama masa pubertas.
Kartilago krikoid: kartilago berbentuk cincin stempel disebut demikian karena stempel ujungnya
membentuk bagian dari dinding posterior laring. Itu melekat pada bagian atas trakea dan
merupakan tulang rawan yang letaknya paling rendah dari sembilan tulang rawan.
Kartilago laring berpasangan membentuk bagian dari dinding lateral dan posterior laring, yaitu:
Kartilago arytenoid: dua tonjolan ke atas yang terletak di belakang pangkal tenggorokan.
Kartilago arytenoid melekat pada otot cricoarytenoid, ditambatkan oleh kartilago krikoid dan
melekat pada pita suara. Kartilago ini paling penting karena mempengaruhi posisi dan ketegangan
pita suara.
Kartilago corniculate: kartilago hialin kecil dan berbentuk kerucut yang duduk di atas masing-
masing kartilago arytenoid. Selama menelan makanan, epiglotis membungkuk ke bawah dan
bertemu dengan kartilago kornikulata untuk menutup jalur ke batang tenggorok.
Kartilago runcing: kartilago elastik berbentuk batang memanjang kecil yang terletak di puncak
setiap kartilago arytenoid, dan di dasar epiglotis di atas dan anterior dari kartilago kornikulata.
Gambar 3.6. Skema saluran udara trakeobronkial yang menunjukkan dalam tiga subdivisi,
generasi yang pertama dan di mana cabang-cabang mengarah ke segmen paru-paru, yang
kemudian disebut segmen bronkopulmonalis. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus dan kira-
kira sepuluh segmen. Paru-paru kiri memiliki dua lobus dan kira-kira delapan segmen
Gambar 3.8. Bronkus segmental kanan dan perlekatannya pada segmen paru kanan
Bronkiolus terminal yang bercabang menjadi bronkiolus respiratorius disebut juga bronkiolus
transisional karena memiliki alveoli yang kadang-kadang ada di dinding. Bronkiolus respiratorius
selanjutnya bercabang menjadi duktus alveolaris yang dilapisi seluruhnya dengan alveolus. Wilayah
ini adalah wilayah acinus (yang artinya berry dalam bahasa Latin) karena sekelompok sel yang
menyerupai buah berry, seperti raspberry. Ini mencakup semua bagian distal ke bronkiolus terminal
tunggal dan rata-rata berada di luar generasi keenam belas. Oleh karena itu asinus terdiri dari
saluran pernapasan dan membentuk jaringan fungsional paru-paru, atau parenkim paru. Asinus
Gambar 3.9. Daerah asinus menunjukkan saluran alveolar, dan potongan dari alveolar.
(Gambar asli milik Patrick J. Lynch, ilustrator medis )
Perubahan epitel di bronkus mencerminkan fungsi fisiologis saluran napas. Misalnya epitel
kolumnar bersilia pada generasi cabang awal memungkinkan untuk kedua pemanasan dan
pengkondisian udara serta penyaringan melalui tindakan mukosiliar untuk mengeluarkan sekresi
lendir dalam gerakan ke atas menuju kerongkongan. Di cabang distal, epitel menjadi kuboid untuk
memungkinkan pertukaran gas. Dukungan tulang rawan di sekitar trakea dan pangkal cabang
juga berubah, semakin berkurang untuk mempertahankan patensi saluran udara yang lebih kecil.
Selama pertukaran gas, oksigen dibawa ke dalam tubuh dan ditukar dengan karbon dioksida
yang dihasilkan dari metabolisme sel. Ini terjadi pada jaringan kapiler-alveolar yang terdiri dari
satu jaringan padat seperti jaring bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, alveolus, dan dasar
kapiler paru. Pada permukaan pertukaran gas alveolus ada lapisan setebal 1-2 m di mana O2 dan
CO2 berdifusi secara pasif keluar dan ke dalam plasma dan sel darah merah. Difusi terjadi antara
gas alveolus dan darah dalam kapiler paru dalam waktu kurang dari satu detik.
Alveolus
Kantung udara mikroskopis paru-paru, alveolus, adalah struktur elastis berdinding tipis yang
tersusun dalam gumpalan di ujung bronkiolus pernapasan. Mereka menyerupai tandan buah
a b
Gambar 3.10 Alveolus paru-paru (a) dan alveoli tunggal (b)
e. Otot Respirasi
Menurut kegunaannya, otot-otot pernafasan dibedakan menjadi otot untuk inspirasi, dimana
otot inspirasi terbagi menjadi otot inspirasi utama dan tambahan, serta otot untuk ekspirasi
tambahan.
f. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat (Gambar 3.12).
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus
tidak mempunyai tulang rawan, tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya
mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang
lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus
alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.
3. Mekanisme Respirasi
Respirasi melibatkan langkah-langkah berikut:
a. Pernapasan atau ventilasi pulmonal dimana udara atmosfir ditarik masuk dan udara alveolar
yang kaya CO2 dilepaskan.
b. Difusi gas (O2 dan CO2) melewati membran alveolus.
c. Transportasi gas oleh darah.
d. Difusi O2 dan CO2 antara darah dan jaringan.
e. Pemanfaatan O2 oleh sel untuk reaksi katabolik dan resultan pelepasan CO2
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. Berikut adalah
penjelasan mekanisme pernapasan manusia.
a. Pernafasan Dada
Jenis pernapasan dada ditandai dengan gerakan ke atas dan gerakan dada arah ke luar dan
paling banyak ditemukan umumnya selama olahraga berat, atau keadaan darurat situasi. Pada
pernafasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat
b. Pernafasan Perut
Pernapasan diafragma kadang-kadang disebut sebagai pernafasan perut, dalam dan santai.
Ini mengoptimalkan penggunaan otot utama pernapasan, diafragma, menghasilkan pernapasan
lebih lambat dan lebih dalam. Berbeda dengan pernapasan dangkal, pernapasan diafragma
ditandai dengan ekspansi perut daripada dada saat bernafas.
Pada pernafasan perut otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga
perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke
paru- paru(inspirasi).
Gambar 3.14. Plot tekanan-volume diperoleh dengan metode supersyringe. Lingkaran terbuka
adalah titik data yang diplot terus menerus selama manuver. Garis padat menunjukkan titik
kuasi-statis dihubungkan untuk membentuk kurva P-V halus. Titik Inflasi dan deflasi tidak
terhubung, karena dilakukan secara terpisah dalam contoh ini. Perhatikan perubahan besar
dalam tekanan dengan setiap langkah volume, yang disebabkan oleh resistensi jalan napas,
dan kemudian penurunan tekanan yang lambat, mungkin karena relaksasi stres.
di mana V adalah debit yang diberikan dalam L/s. Untuk aliran laminar, debit dapat diperkirakan
melalui hukum Poiseuille dengan
∆𝑃𝑃𝑃𝑃𝑟𝑟 4
𝑉𝑉̇ =
8𝜇𝜇𝜇𝜇 ..............2)
di mana r adalah jari-jari, dan L adalah panjang jalan napas. Oleh karena itu jelas bahwa hambatan
berbanding terbalik dengan jari-jari pangkat empat dan bahwa perubahan geometri saluran napas
akan memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan variabel yang lain. Oleh karena itu
resistensi jalan napas menurun seiring dengan peningkatan volume paru-paru karena saluran udara
membesar saat paru-paru mengembang, dan saluran udara yang lebih lebar memiliki resistensi
yang lebih rendah. Untuk aliran turbulen, hambatannya relatif besar karena tekanan penggerak
yang lebih besar adalah diperlukan untuk menghasilkan laju aliran yang sama dibandingkan
dengan aliran laminar. Tidak ada hubungan resistansi sederhana untuk aliran turbulen karena
hubungan tekanan-aliran berhenti menjadi linier.
Carbonic Carbonic
anhydrase anhydrase
CO2+H2O H2CO3 HCO-3+H+
Di situs jaringan di mana tekanan parsial CO2 tinggi karena katabolisme, CO2 berdifusi
ke dalam darah (sel darah merah dan plasma) dan membentuk HCO3– dan H+,. Pada daerah
alveolus dimana pCO2 rendah, reaksi berlangsung dengan arah yang berlawanan mengarah
pada pembentukan CO2 dan H2O. Jadi, CO2 terperangkap sebagai bikarbonat pada tingkat
jaringan dan diangkut ke alveoli dilepaskan sebagai CO2 (Gambar 3.16). Setiap 100 ml
deoksigenasi darah menghantarkan sekitar 4 ml CO2 ke alveolus.
3) Pertukaran Gas
Alveolus adalah tempat utama pertukaran gas. Pertukaran gas juga terjadi antara darah
dan jaringan. O2 dan CO2 dipertukarkan dalam situs dengan difusi sederhana terutama
berdasarkan gradien tekanan/konsentrasi. Kelarutan gas serta ketebalan membran terlibat
Data yang diberikan dalam Tabel 3.1. dengan jelas menunjukkan gradien konsentrasi
oksigen dari alveolus ke darah dan darah ke jaringan. Demikian pula, gradien untuk CO2
arah sebaliknya, yaitu dari jaringan ke darah dan darah ke alveolus.
Gambar 3.17. Representasi diagram pertukaran gas di alveolus dan jaringan tubuh dengan
darah dan transportasi oksigen dan karbon dioksida
Karena kelarutan CO2 adalah 20-25 kali lebih tinggi dari O2, jumlah CO2 yang dapat berdifusi
melalui membran difusi per unit perbedaan dalam tekanan parsial jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan O2. Membran difusi terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar 3.18) yaitu, epitel skuamosa
tipis dari alveolus, endotel kapiler alveolus dan zat dasar di antaranya. Namun, ketebalan totalnya
jauh kurang dari satu milimeter. Oleh karena itu, semua faktor dalam tubuh kita menguntungkan
untuk difusi O2 dari alveolus ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke alveolus
5. Kontrol Pernafasan
Pusat pengaturan pernafasan adalah medulla oblongata dan pons otak. Rimisitas Pernapasan
dikontrol oleh pusat pernapasan yang terletak dalam otak. Pusat inspirasi dan ekspirasi terletak
di medula oblongata dan pons mengontrol frekuensi dan kedalaman ventilasi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik. Skema pengaturan pernafasan dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Pusat apneustik pada pons bagian bawah menstimulus pusat medullar inspirasi untuk
meningkatkan inspirasi, kedalaman, dan lama pernafasan. Pusat Pneumotaksik yang terletak
pada pons bagian atas berperan mengontrol pernapasan.
Kemoreseptor sentral terletak pada medula berespon pada peningkatan dan penurunan pH.
Kemoreseptor Perifer terletak pada arkus aorta dan arteri karotis berespon terhadap perubahan
Faringitis : Peradangan faring, yang bisa akut atau kronis dengan berbagai penyebab
seperti bakteri atau virus. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan
kemerahan pada orofaring dan amandel yang membesar, membatasi jalan
keluarnya napas dan menelan.
Tonsilitis : Radang amandel, yang umumnya disebabkan oleh virus atau infeksi bakteri.
Amandel menjadi membesar dan ini membatasi jalan napas pembukaan dari
rongga mulut ke orofaring, menyebabkan pernapasan dan menelan masalah.
Kanker Faring : Kanker yang timbul di faring dari epitel skuamosa sel dapat membatasi jalan
napas, mengubah aliran alami udara di faring.
Laryngitis (acute : inflammation and swelling of the larynx caused by the viruses, dust
and chronic) contaminated air, or by excessive shouting.
Presbylarynx : a condition involving age-related atrophy of the vocal fold tissues of the
larynx, resulting in a weak voice and restricted vocal range and stamina.
Laryngomalacia : a common condition during infancy, where soft, immature cartilage of the
upper larynx collapses inward during inhalation, causing airway obstruction.
Chronic : Salah satu yang paling umum penyakit paru (misalnya bronkitis, emfisema
Obstructive dan asma), yang mengakibatkan peradangan saluran udara yang pada
Pulmonary gilirannya menyebabkan penyempitan dan obstruksi saluran udara, yang
Disease (COPD) secara serius mempengaruhi kapasitas pernapasan normal fungsi.
Penyakit paru : adalah penyakit paru-paru parenkim (lapisan penutup paru-paru), dan jaringan
restriktif (penyakit ikat yang menahan kantung udara bersama-sama. Hal ini mengakibatkan
paru interstisial) penurunan kemampuan bernafas karena ekspansi paru yang tidak lengkap
dan peningkatan kekakuan paru.
D. Tugas
1. Pada suatu ruangan tertutup dipenuhi sejumlah manusia, bagaimana laju respirasi di
dalam ruangan tersebut. Gunakan Gambar 4.19 untuk menjelaskannya
2. Jelaskan faktor-kaktor yang mempengaruhi volume dan dan kapasitas respirasi
3. Mengapa lebih mudah bernafas pada permukaan laut dibandingkan dengan
pada tingkat ketinggian lebih tinggi ?
4. Mengapa pH darah meningkat, apa hubungannya dengan laju respirasi
5. Berikan penjelasan tentang transpotasi dan pertukaran gas pernafasan
F. Glosarium
Alveolus : adalah kantong-kantong kecil merupakan pusat pertukaran udara di dalam sistem
pernapasan manusia, berfungsi untuk mengambil oksigen yang masuk ke tubuh,
dan melepaskan karbon dioksida.
Bronkus : adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea)
sebelum paru-paru. Bronkus merupakan saluran udara yang memastikan udara
masuk dengan baik dari trakea ke alveolus.
Trakea : merupakan organ pernapasan yang penting bagi manusia. Fungsi trakea salah
satunya yaitu untuk membawa udara menuju paru-paru.
Oropharynx : adalah bagian tenggorok, terletak tepat di belakang mulut dan di bawah hidung
Nasofaring : merupakan salah satu bagian dari tenggorokan. Posisinya terletak di belakang
rongga hidung dan di balik langit-langit mulut.
Upper : Sistem pernapasan bagian atas, atau saluran pernapasan bagian atas, terdiri dari
Respiratory hidung dan rongga hidung, faring, dan laring. Struktur ini memungkinkan kita
Tract untuk bernapas dan berbicara, menghangatkan dan membersihkan udara yang
kita hirup: selaput lendir yang melapisi struktur pernapasan bagian atas menjebak
beberapa partikel asing, termasuk asap dan polutan lainnya, sebelum udara turun
ke paru-paru.
Lower : atau saluran pernapasan bagian bawah, terdiri dari trakea, bronkus dan bronkiolus,
Respiratory dan alveoli, yang membentuk paru-paru. Struktur ini menarik udara dari sistem
Tract pernapasan bagian atas, menyerap oksigen, dan melepaskan karbon dioksida
sebagai gantinya.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, Mahasiswa mampu:
1. Memahami hubungan antara sistem perkemihan dan sistem reproduksi pada pria dan
wanita
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lokasi, struktur anatomi dan fungsi ginjal
3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lokasi, struktur dan fungsi ureter, vesika urinaria,
dan uretra
4. Menjelaskan proses pembentukan urine
5. Menjelaskan refleks berkemih
6. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lokasi, struktur dan fungsi organ genetalia pria
7. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lokasi, struktur dan fungsi organ genetalia wanita
Sistem perkemihan terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya
dari tubuh melalui saluran kemih. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama yang
mempertahankan homeostasis dengan cara mengatur jumlah dan konsentrasi kandungan urin
yang dieksresikan. Sistem perkemihan dan sistem reproduksi/organ genetalia sering dibahas
sebagai kesatuan sistem yang disebut dengan sistem urogenital. Kedua sistem ini dibicarakan
atas dasar ontogeni dan adanya organ yang berfungsi ganda. Adanya hubungan yang erat antara
kedua sistem ini terutama terdapat pada pria. Sistem genetalia terdiri dari organ genetalia pria
dan organ genetalia wanita. Organ genetalia eksterna pria, yaitu uretra dan penis mempunyai
fungsi yang sama pada kedua sistem. Sedangkan pada wanita, sistem reproduksi dan sistem
perkemihan mempunyai perbedaan secara fungsi maupun tempat yang bersebelahan di dalam
rongga pelvis.
B. Materi
Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri atas dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra. Ginjal
berfungsi dalam pembentukan urin, selain itu bagian lain dalam sistem perkemihan berfungsi
sebagai sistem pembuangan urin. Hasil sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia
yang terakumulasi harus dibuang dari darah sebelum mencapai kadar toksik. Beberapa fungsi
ginjal antara lain:
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan di ekresikan
dalam bentuk urin yang encer dalam jumlah besar. Kekurangan cairan menyebabkan urin
yang dieksresi berkurang dan konnsentrasinya lebih pekat, misalnya terjadi ketika berkeringat.
Dengan mekanisme ini susuna dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan elektrolit dengan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma. Bila terjadi pemasukan atau pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat
1. Ginjal
Lokasi. Ginjal terletak di dinding tubuh dorsal dalam posisi retroperitoneal (di bawah
peritoneum parietal) di daerah lumbal superior; ginjal memanjang dari vertebra T12 ke L3,
dilindungi oleh bagian bawah tulang rusuk.
Posisi. Posisi ginjal kanan agak lebih rendah dari ginjal kiri karena terdapat hati di sisi kanan.
Ukuran. Ginjal orang dewasa memiliki panjang sekitar 12 cm (5 inci), lebar 6 cm (2,5 inci),
dan tebal 3 cm (1 inci), setiap ginjal memiliki berat antara 125-175 gram pada pria dan 115-
155 pada wanita.
Kelenjar adrenal. Di atas setiap ginjal terdapat kelenjar adrenal, yang merupakan bagian
dari sistem endokrin yang merupakan organ yang terpisah secara fungsional.
Jaringan ikat pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat yaitu fasia
renal, lemak perirenal dan kapsul fibrosa.
2. Struktur Ginjal
Bagian-bagian ginjal terdiri dari :
a. Korteks renalis. Bagian luar, yang berwarna terang, adalah korteks ginjal.
b. Medula renalis. Jauh ke dalam korteks terdapat daerah yang lebih gelap, coklat
kemerahan, medula ginjal.
c. Piramida renalis. Medula pada dasarnya memiliki banyak daerah segitiga dengan
penampilan bergaris, ginjal, atau piramida meduler; dasar yang lebih luas dari setiap
piramida menghadap ke korteks sementara ujungnya, apeks, mengarah ke daerah bagian
dalam ginjal.
d. Kolom renalis. Piramida dipisahkan oleh perpanjangan jaringan seperti korteks, kolom
renalis.
e. Pelvis renalis. Medial hilus adalah rongga datar seperti cekungan yang berlanjut dengan
ureter yang meninggalkan hilus.
f. Calyces. Area berbentuk cangkir yang menutupi ujung piramida dan mengumpulkan
dan mengalirkan urin dari ujung piramida ke pelvis ginjal.
g. Arteri renalis. Suplai arteri dari setiap ginjal adalah arteri renalis, yang terbagi menjadi arteri
segmental saat mendekati hilus, dan setiap arteri segmental mengeluarkan beberapa cabang
yang disebut arteri interlobar.
h. Arteri arkuata. Di persimpangan korteks-medula, arteri interlobar mengeluarkan arteri arkuata,
yang melengkung di atas piramida medula.
i. Arteri radiata kortikal. Arteri radiata kortikal kecil kemudian bercabang dari arteri arkuata
dan berjalan ke luar untuk memasok jaringan kortikal.
b. Tubulus proksimal konvulta. Tubulus renalis yang langsung berhubungan dengan kapsula
bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55 mm. Bentuknya berkelok-kelok menjalar
dari korteks ke bagian medula dan kembali ke korteks. Sekitar 2/3 dari natrium yang difiltrasi,
diabsorbsi secara isotonik bersama klorida dan melibatkan transportasi aktif natrium.
Peningkatan reabsorbsi natrium akan mengurangi pengeluaran air dan natrium. Hal ini akan
menggangu pengenceran dan pemekatan urin yang normal. Kalium diresorpsi lebih dari
70%, kemungkinan dengan mekanisme transportasi aktif akan terpisah dari resorpsi natrium.
c. Ansa henle. Bentuknya lurus dan tebal, diteruskan ke segmen tipis selanjutnya ke segmen tebal,
panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm. Klorida secara aktif diserap kembali
pada cabang asenden ansa henle dan natrium bergerak secara pasif untuk mempertahankan
kenetralan listrik. Sekitar 25% natrium yang difiltrasi diserap kembali karena nefron bersifat
tidak permiabel terhadap air. Resorpsi klorida dan natrium di pars asenden penting untuk
pemekatan urinkarena membantu mempertahankan integritas gradiens konsentrasi medula.
d. Tubulus distal konvulta. Bagian tubulus renalis yang berkelok-kelok dan jauh letaknya dari
kapsula bowman, panjangnya 55 mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara ke
duktus koligens yang panjangnya 20 mm. Masing-masing duktus koligens berjalan melalui
kortek dan medula renalis, bersatu membentuk duktus yang berjalan lurus dan bermuara
ke dalam duktus belini seterusnya menuju kaliks minor kemudian menuju kaliks mayor.
Akhirnya mengosongkan isinya ke dalam pelvis renalis pada apeks masing-masing piramid
medula ginjal.
Panjang nefron secara keseluruhan ditambah dengan duktus koligens 45-65 mm. Nefron
yang berasal dari glomerulus kortek (nefron kortek), mempunyai ansa henle yang memanjang
ke dalam piramid medula. Dalam keadaan normal sekitar 5-10% natrium terfiltrasi mencapai
daerah reabsorbsi di bagian distal. Mekanisme pasti reabsorbsi natrium pada daerah ini
ditukar dengan ion hidrogen atau kalium di bawah pengaruh aldosteron.
Sekresi kalium terjadi secara murni. Suatu proses pasif yang terjadi karena gradien
elektrokimia yang ditimbulkan oleh perbedaan besar potensial pada segmen nefron ini.
Gradien ini dipertahankan oleh pertukaran aktif natrium dan kalium pada membran basolateral
sel tubulus. Mekanisme ini dikendalikan oleh aldosteron yang mengendalikan tubulus distal
terhadap sekresi kalium.
e. Duktus koligen medula, bukan merupakan salran metabolik tidak aktif, tetapi pengaturan
secara halus eksresi natrium urin terjadi disini dengan aldosteron yang paling berperan
terhadap reabsorbsi natrium. Peningkatan aldosteron dihubungkan dengan peningkatan
reabsorbsi natrium. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi dan menyekresi kalium.
Ekskresi aktif kalium diperlihatkan pada duktus koligen kortikal dan dikendalikan oleh
aldosteron. Reabsorbsi aktif kalium murni terjadi dalam duktus koligen medula.
4. Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis renalis yang
merentang sampai vesika urinaria. Setiap ureter panjangnya antara 25-30 cm dan berdiameter
4-6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat, yaitu di titik asal ureter pada pelvis renalis, di
titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan vesika urinaria. Batu ginjal
dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini, mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.
Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan terluar adalah lapisan fibrosa, di
tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam, dan otot polos sirkuler ke arah luar, serta
lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukus pelindung. Lapisan
otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristaltik mengalirkan urin dari vesika
urinaria ke luar tubuh.
7. Uretra
Uretra mengalirkan urin dari vesika urinaria ke luar tubuh.
a. Uretra Pada Pria dan Wanita
Pada pria uretra membawa semen dan urin, tetapi tidak pada waktu yang bersamaan. Uretra
pria panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis. Uretra pria dibagi
3 bagian :
1) Uretra prostatik dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus
ejakulator yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan duktus
kelenjar vesika seminalis serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar
prostat.
2) Uretra membranosa adalah bagian yang terpendek (1-2 cm). Bagian ini berdinding tipis
dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter uretra ekstrenal.
3) Uretra kavernosus (penille, berspons) merupakan bagian yang terpanjang. Bagian ini
menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal
pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk membentuk suatu
dilatasi kecil, fossa navikularis. Uretra kavernosus dikelilingi oleh korpus spongiosum
yaitu suatu kerangka ruang vena yang besar.
Uretra pada wanita berukuran pendek (3,75 cm). Saluran dangkal ini membuka keluar melalui
orifisium uretra eksterna yang terletak dalam vestibulum antara klitoris dan mulut vagina. Kelenjar
uretra yang homolog dengan kelenjar prostat pria, bermuara ke dalam uretra dan hanya berfungsi
9. Refleks Berkemih
Berkemih disebut juga miksi. Refleks berkemih adalah refleks yang melalui medula spinalis
dan bersifat otonom. Rangsangan untuk otot ini adalah peregangan muskulus detrusor di vesika
urinaria. Kandung kemih dapat menampung urin sampai sebanyak 800 ml, atau bahkan lebih,
tetapi refleks ini diaktifkan jauh sebelum mencapai volume maksimal. Saat urin mencapai volume
200 sampai 400 ml, peregangan telah cukup memadai untuk membangkitkan impuls sensorik
yang kemudian akan menuju medula spinalis segmen sakral. Impuls motorik kembali melalui
saraf parasimpatik menuju muskulus detrusor, dan menyebabkan kontraksi. Pada saat bersamaan,
sfingter uretra interna berelaksasi. Jika sfingter uretra eksterna berelaksasi, urin akan mengalir ke
uretra dan vesika urinaria/kandung kemih akan dikosongkan. Berkemih dapat dicegah dengan
kontraksi sfingter uretra eksterna yang disadari. Namun, jika kandung kemih terus menerus diisi
dan teregang, maka kontrol sudah tidak mampu lagi mengendalikan.
C. Rangkuman
Sistem urogenital, juga disebut sistem genitourinari, organ yang berkaitan dengan reproduksi
dan ekskresi urin. Meskipun fungsinya tidak berhubungan, struktur yang terlibat dalam ekskresi
atau perkemihan dan reproduksi secara morfologis terkait dan melakukan fungsi yang serupa
terutama pada pria. Struktur utama sistem urinaria adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan
uretra. Struktur utama sistem reproduksi pada pria adalah testis, saluran sperma, uretra, dan
penis; pada wanita adalah ovarium, saluran tuba, rahim, dan vagina.
D. Tugas
Petunjuk Mengerjakan : Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Sebutkan dua organ yang dimiliki oleh sistem reproduksi dan sistem perkemihan pada pria
a. Ureter dan uretra
b. Penis dan kandung kemih
c. Penis dan uretra
d. Penis dan skrotum
2. Manakah dari berikut ini yang paling menggambarkan hubungan antara sistem reproduksi
wanita dan sistem kemih wanita?
a. Masing-masing organnya melakukan banyak fungsi serupa.
b. Ada dua organ yang dimiliki oleh kedua sistem.
c. Kedua sistem memproduksi dan mengeluarkan hormon.
d. Sistem terletak sangat dekat satu sama lain
3. Pelvis renalis berfungsi sebagai:
a. Duktus pengumpul.
b. Unit penyaringan.
c. Pembuluh darah
d. Sistem penyangga.
E. Referensi
Lukluk, Zuyinnah dan Aspuah, S. 2013. Anatomi Fisiologi dan Obsgyn Untuk Kebidanan. Yogyakarta
: Nuha Medika
Sartono, M Bima Arrynugrah. 2014. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Bhafana
Publishing
Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar anatomi dan fisiologi, alih bahasa : F.X. Awal Prasetyo, editor
edisi bahasa Indonesia, Renata Komalasari, Nike Budhi Subekti, alfrina Hani. Ed 3. Jakarta : EGC
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, alih bahasa, James Veldman; Editor edisi
bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta : EGC
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Komptensi untuk Keperawatan &
Kebidanan, ed 4. Jakarta : EGC
A. Tujuan Pembelajaran
Mampu memahami konsep dasar sistem imun pada tubuh manusia, mekanisme sistem imun,
fungsi sistem imun dan jenis-jenis sistem imun manusia.
B. Materi
1. Konsep Dasar Sistem Imun
Sistem Imun atau Immunitas merupakan system kekebalan pada tubuh manusia yang memiliki
tugas penting dalam menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan manusia. Sistem kekebalan tubuh
dapat mengenali berbagai macam benda asing seperti virus, bakteri dan mikroba yang masuk
kedalam tubuh manusia, system imun tersebut menyerang dan menghancurkan benda asing
yang masuk dan dapat merusak tubuh manusia. Sistem imunitas adalah kemampuan tubuh untuk
melawan hampir semua organisme atau toksin yang masuk kejaringan atau organ. Sistem imun
manusia secara normal mempunyai kemampuan membedakan antara zat asing yang dikenal
sebagai antigen dan zat yang berasal dari tubuh sendiri.
Respon imun adalah suatu respon dari semua kompenen sistem imun secara bersamaan
dan berkordinasi yang berguna untuk mengeliminasi antigen yang masuk. Respon imun dimulai
dengan melakukan pengenalan molekul antigen oleh kompenen system imun melalui reseptor
yang menstimulir sistem saraf didalam otak guna membangkitkan reaksi yang tepat guna dalam
mengeliminasi antigen tersebut. Respon imun tubuh tergantung dari kemampuan komponen
system imun dalam mengenali molekul antigen serta membangkitkan serta melakukan reaksi
yang tepat dalam mengeliminasi antigen. (Antari, Arlita, 2017)
C. Rangkuman
Sistem Imun atau Immunitas merupakan system kekebalan pada tubuh manusia yang memiliki
tugas penting dalam menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan manusia. Respon imun adalah
suatu respon dari semua kompenen sistem imun secara bersamaan dan berkordinasi yang berguna
untuk mengeliminasi antigen yang masuk. Respon imun dimulai dengan melakukan pengenalan
molekul antigen oleh kompenen system imun melalui reseptor yang menstimulir sistem saraf
didalam otak guna membangkitkan reaksi yang tepat guna dalam mengeliminasi antigen tersebut.
Mekanisme pertahanan tubuh terdiri dari dua sistem yaitu sistem pertahanan tubuh non spesifik
dan sistem pertahanan tubuh spesifik. Sistem imun berfungsi sebagai pertahanan, homeostatis
dan pengawasan dimana memiliki tiga jenis imunitas dalam tubuh manusia yaitu imunitas alami,
imunitas pasif dan imunitas buatan. Adapun protein yang membentuk imunitas tubuh, terdiri
atas imunoglobulin A (IgA), imunoglobulin D (IgD), imunoglobulin E (IgD), imunoglobulin G (IgG),
dan imunoglobulin M (IgM).
D. Tugas
Anda dapat mengerjakan tugas dibawah ini dengan memilih jawaban yang tepat :
1. Seorang ibu , melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bidan. Ibu dianjurkan oleh bidan untuk
memberikan Air Susu nya kepada Bayinya tanpa disertai minuman dan makanan lainnya agar
bayi mendapatkan kekebala. Kekebalan yang didapatkan bayi adalah
a. Kekebalan non spesifik
b. Kekebalan spesifik
c. Kekebalan Pasif
d. Kekebalan Buatan
e. Kekebalan Alami
E. Referensi
AidahSiti Nur, 2020, Sistem Imunitas Manusia, Yogyakarta, KBM Indonesia
Antari, Arlita L, 2017, Imunologi Dasar Edisi 1 Cetakan 1, Yogyakarta, Deepublish
Atma Endris, 2017, Buku Pintar Kekebalan Tubuh, Hikam Pustaka
Ismawati Lenny Sirait, 2021, Air Susu Ibu (ASI) Sebagai Pertahanan Tubuh (Imunitas) Bayi, Jakarta
Muhaimin Rifai, 2013, Imunologi dan Alergi Hipertensi, Malang, Universitas Brawijaya Press
Sutanta, 2019, Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta, Thema publishing
A. Tujuan Pembelajaran
Mampu memahami tentang anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
Ada beberapa organ di dalam mulut, seperti lidah, yang membantu mengecap, mengatur
makanan agar mudah dikunyah, dan menelan makanan. Gigi mengunyah makanan yang di
makan, membuatnya lebih halus dan lebih mudah dicerna. Air liur juga membantu menelan
makanan dan melindungi rongga mulut.
1) Rongga mulut
Merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang
berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak di antara gigi,
bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian
depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah dan orofaring di
bagian belakang.
(A) Bolus makanan, F didorong ke dalam faring oleh lidah, T. (B) Bolus didorong lebih
jauh ke belakang dan langit-langit lunak menutup nasofaring. (C) Epiglotis (Ep), menutup,
trakea membuka (Tr) dan bolus bergerak melalui bagian atas sfingter esofagus. Peristaltik (D)
mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian bawah dan perut (esophagus.) (Griffiths,
Megan. 2012).
c. Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus adalah lorong yang akan dimasuki makanan yang berada diantara rongga mulut
menuju lambung dan melalui proses pencernaan yang selanjutnya.
Esofagus terletak di belakang trakea, sepanjang 23-25 cm dimulai dari faring dan berakhir
di lambung (Sunarto, dkk. 2019). Dalam melakukan tugasnya melakukan gerakan yang
disebut gerakan peristaltik yang membantu mendorong makanan yang sudah dikunyah agar
masuk ke dalam lambung secara perlahan-lahan. Fase esofagus melibatkan pengangkutan
bolus sepanjang kerongkongan dan membutuhkan waktu antara 6 hingga 10 detik (Griffiths,
Megan. 2012). Kemudian makanan melewati diafragma ke sebuah lubang yang disebut hiatus
esofageal dan berhubungan dengan lambung. Makanan didorong ke esofagus menuju
lambung secara peristalsik. Dua otot sfingter, otot lingkar esofagus atas di bagian atas
esofagus dan otot lingkar kardia di dasar esofagus, mengendalikan pergerakan makanan ke
dalam dan ke luar esofagus (Chalik, R. 2016).
Esofagus merupakan rongga yang meneruskan makanan dari faring ke lambung. Untuk
mencapai ini, kerongkongan dikoordinasikan di kedua ujungnya oleh struktur, yang disebut
sfingter, cricopharyngeus atau bagian atas sfingter esofagus (UES) di bagian atas dan sfingter
esofagus bagian bawah (LES) di dasar (Leung, Po Sing. 2014). Secara fisiologis esofagus
dibatasi oleh krikoid kartilago, arkus aorta, atrium kiri dan diafragma. Saraf vagus yang berada
pada esofagus merupakan saraf parasimpatis, sedangkan persarafan simpatisnya berasal dari
ganglia servikal dan paravertebral (Reinus, John & Simon, Douglas. 2014).
1) Anatomi
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen
di bawah diafragma. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain
(Chalik, R. 2016). Kardia lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan lambung
(gastroesofagus).
a) Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
b) Corpus adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga
bagian lambung.
c) Pilorus lambung yang menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke
duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang dikelilingi sfingter
pilorus muskular tebal.
Serosa (peritoneum visceral) terdiri dari jaringan ikat dan terhubung ke dinding perut,
sehingga mendukung saluran pencernaan di rongga perut (Leung, Po Sing. 2014). Serosa
mengeluarkan cairan serosa untuk menjaga bagian luar saluran tetap lembab adan untuk
mencegah saluran melekat ke organ lainnya.
• Peritoneum, mesenterium dan omentum abdominopelvis adalah membran serosa
terlebar dalam tubuh.
a) Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis
b) Peritonium viseral membungkus organ dan terhubung ke peritoneum parietal
oleh berbagai lipatan
c) Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara viseral dan peritoneum parietal
6) Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda yang
merefleks balik dari peritoneum viseral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-
organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding abdominal belakang.
Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam lipatan peritoneal.
a) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada duodenum,
lambung dan usus besar
b) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati
c) Mesokolon melekatkan kolon ke dinding abdominal belakang
d) Ligamen falsiformis melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan diafragma.
Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya disebut
retroperitoneal (dibelakang peritoneum). Termasuk retroperitoneal antara lain: pankreas,
duodenum, ginjal, rektum, kantung kemih dan beberapa organ reproduksi perempuan.
7) Fisiologis lambung
Fungsi lambung sebagai berikut: (Chalik, R. 2016).
a) Penyimpanan makanan
Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang panjang
antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai
makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.
b) Produksi kimus
Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus dan mendorongnya ke dalam
duodenum.
c) Digesti protein
Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida
d) Produksi mukus
Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi
lambung pada proses pencernaan dari sekresinya sendiri.
e) Produksi faktor intrinsik
f) Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal
g) Vitamin B12, yang didapat dari makanan yang dicerna lambung, terikat pada faktor
intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat
vitamin B12 diabsorpsi.
8) Potongan frontal anatomi lambung dari duodenum memperlihatkan internal dan eksternal.
B. Mukosa lambung. C. Kelenjar lambung dari fundus. D. Sel chief dan sel parietal.
9) Absorpsi
Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa jenis obat
dan alkohol diabsorpsi pada dinding lambung.
e. Usus Halus
1) Gambaran umum
Usus halus atau kecil adalah bagian dari saluran pencernaan antara lambung dan usus
besar. Usus halus yang berfungsi berdiameter sekitar 2,5 cm dan panjang 3-5 meter.
Pada orang mati (mayat), panjang usus halus mencapai 7 meter (Chalik, R. 2016). Dinding
usus mengandung banyak pembuluh darah yang membawa zat yang diambil oleh hati
dari vena portal. Dinding usus melepaskan lendir, air, dan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula, dan lemak (Wahyuningsih & Kusmiyati, 2017).
2) Klasifikasi
a) Duodenum atau usus dua belas jari adalah bagian terpendek dari usus. Penjangnya
kira-kira 25 cm-30 cm. Duktus empedu dan duktus pankreas, keduanya membuka
ke dinding posterior duodenum beberapa sentimeter di bawah mulut pilorus.
b) Jejunum memiliki panjang kurang lebih 1 m - 1,5 m
c) Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar. Ileum memiliki panjang 2
m-2,5 meter.
Proses yang terjadi pada usus halus. Di dalamnya usus halus juga memproduksi berbagai
macam enzim yang dapat mengubah beberapa zat makanan menjadi kandungan yang dibutuhkan
tubuh agar lebih mudah diserap. Seperti kerongkongan dan lambung, dinding usus halus terdiri
dari lapisan-lapisan: mukosa (epitel, lamina propria, muskularis mukosa), submukosa, muskularis
propria, dan serosa atau adventitia.
3) Motilitas
Proses pergerakan usus halus mencampur isinya oleh enzim pencernaan, memungkinkan
produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif dan mendorong
zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan secara refleks
dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
a) Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran yang utama. Segmentasi mencampur
chyme dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan penyerap.
Gerakan ini bergantian antara kontraksi dan relaksasi cincin otot dinding, membelah
isinya menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bolak-balik dari satu segmen
yang rileks ke segmen yang lain.
b) Peristaltik adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini
adalah dorongan utama untuk menggerakkan kimus di bawah tabung.
Usus besar manusia dewasa menerima 0,5-2,5 L kimus per hari. Ini terdiri dari sisa makanan
yang tidak tercerna dan tidak diserap, selain air dan elektrolit. Usus besar harus mengurangi
volume kimus usus ini menjadi sekitar 100–200 g bahan feses sebelum dikeluarkan. Oleh
karena itu, pergerakan usus besar menjadi lambat dan tidak teratur dan berfungsi terutama
untuk mengelompokkan isinya untuk meningkatkan kontak dengan permukaan penyerap
(Leung, Po Sing. 2014).
g. Anus
Bagian akhir dari organ usus bergabung dengan saluran anus, plica semilunares transversal
adalah digantikan oleh kolom anal longitudinal. Kolom ini berakhir di anal katup, yang berisi
sinus anal, ceruk mukosa yang menghasilkan musin kelenjar anal kosong. Mukosa anus dapat
dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan karakteristik lapisan epitelnya. Di bagian proksimal,
epitel anus mirip dengan epitel kolumnar rektum dan sebagian besar memiliki kripta yang
dilapisi oleh sel goblet. Distal, anus terdapat epitel skuamosa berlapis nonkeratin yang menjadi
a) Anterior dan (b) pandangan posterior pankreas dan beberapa sekitarnya struktur. A,
arteri; B, tubuh; H, kepala; T, ekor; V, vena.
Chyme dibawa dari lambung ke usus kecil untuk pencernaan lebih lanjut. Sekresi
pencernaan diekskresikan tidak hanya dari usus kecil itu sendiri, tetapi juga dari pankreas,
hati, dan kantong empedu. Pankreas memiliki panjang 12,5 cm dan tebal 2,5 cm dan berada di
belakang lambung. Pankreas terhubung ke duodenum oleh saluran pankreas, yang mengalir
ke ampula hepatopankreatik. Pankreas menghasilkan jus pankreas yang mengandung air,
garam, natrium bikarbonat, dan enzim.
a) Amylase membantu pencernaan karbohidrat
b) Tripsin sebagai pemecahan protein
Saluran utama hati mengalir ke duktus sistikus kandung empedu, yang keduanya
membentuk duktus biliaris komunis. Saluran empedu mengarah ke duodenum, bersama
dengan saluran pankreas, ke ampula hepatopankreatik (Sunarto, dkk. 2019).
Hati memiliki 7 fungsi pokok antara lain:
1) Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus untuk mengemulsikan
dan menyerap lipid
2) Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti protrombin, fibrinogen
dan albumin.
3) Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit sel-sel darah yang telah rusak dan bakteri
4) Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya menjadi struktur yang
tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam amino hasil pemecahan protein dipecah lagi
menjadi energi, dihasilkan zat sisa nitrogen beracun (misalnya amonia) yang akan diubah
menjadi urea. Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal dan kelenjar keringat.
Empedu dari hati masuk ke usus halus melalui duktus empedu utama. Ketika usus
halus kosong, katup di ampula hepatopankreatikus tertutup, sehingga empedu kembali
ke duktus kistikus menuju kandung empedu untuk disimpan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan
lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol (Wahyuningsih & Kusmiyati. 2017).
C. Rangkuman
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, saluran panjang yang membentang dari
mulut ke anus, dan organ terkait seperti gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, kantong empedu dan
pankreas. Rongga mulut merupakan pintu gerbang ke sistem pencernaan dan berisi pelengkap
yang berfungsi selama proses pencernaan awal: bibir, pipi, lidah, kelenjar ludah, dan gigi. Panjang
esofagus sekitar 25 cm dan diameternya 2,54 cm. Esofagus dimulai di daerah laring dan faring,
melewati fisura esofagus di daerah sekitar diafragma dan vertebra toraks ke-10 dan membuka ke
dalam perut. Esofagus mengangkut makanan dari faring ke lambung dengan gerakan peristaltik.
Lapisan esofagus menghasilkan sejumlah besar lendir untuk menghaluskan dan melindungi
esofagus.
Bagian dari usus besar: sekum, kolon (ascending, lateral dan inferior) dan rektum. Fungsi usus
besar adalah sebagai berikut. Ini menyerap 80% hingga 90% air dan elektrolit dan menghasilkan
D. Tugas
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Colon dalam sistem pencernaan memiliki tiga bagian. Colon yang merentang menyilang
abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri adalah colon...
a. Colon asenden
b. Colon transversa
c. Colon desenden
d. Rektum
e. Anus
2. Pernyataan berikut manakah yang paling jelas menggambarkan hubungan mukosa lambung
dan vitamin B12 ?
a. Mukosa lambung mensekresi vitamin B12
b. Mukosa lambung menyimpan vitamin B12
c. Mukosa lambung mengubah vitamin B12 menjadi vitamin B lain
d. Mukosa lambung mensekresi suatu zat yang dapat meningkatkan absorpsi vitamin B12
e. Mukosa lambung mengabsorpsi vitamin B12
3. Berapakah panjang esofagus pada manusia ?
a. 15-17 cm
b. 17-19 cm
c. 19-21 cm
d. 21-23 cm
e. 23-25 cm
4. Kelenjar pilorus pada lambung mensekresikan
a. Enzim dan asam lambung
b. HCl dan renin
c. Pepsin dan renin
d. Mukus dan gastrin
e. Mukus dan renin
5. Fungsi sistem pencernaan yang melakukan hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar
menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
a. Ingesti
b. Pemotongan dan penggilingan
c. Peristalsis
d. Digesti
e. Absorpsi
E. Referensi
Chalik, R. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Wahyuningsih & Kusmiyati. 2017. Anatomi Fisiologi Manusia. Pusdik SDM Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Reinus, John & Simon, Douglas. 2014. Gastrointestinal anatomy and physiology : the essentials.
UK: Wiley-Blackwell.
Leung, Po Sing. 2014. The Gastrointestinal System Gastrointestinal, Nutritional and Hepatobiliary
Physiology. DOI 10.1007/978-94-017-8771-03. Springer Dordrecht Heidelberg New York
London.
Sunarto, dkk. (2019). Modul ajar anatomi fisiologi. Magetan: Prodi kebidanan magetan poltekes
kemenkes surabaya.
Griffiths, Megan. 2012. Gastrointestinal System. 4th edition. UK: Mosby elsevier.
F. Glosarium
Amylase : Enzim yang memecah pati menjadi gula
Deoksiribonuklease (DNA): membantu pemecahan asam nukleat
Epitel : selaput jernih yang berada diatas permukaan tonjolan anyaman
penyambung
Frontal : bagian depan
Glikogen : salah satu jenis polisakarida simpanan dalam tubuh.
Parietal : selaput bagian luar
Polisakarida : polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan satuan monosakarida
yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis
dengan enzim.
Toksin : zat beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup
Tripsin : enzim sebagai pemecahan protein
Lipase : enzim dipankreas yang pemecahan lipid
Ribonuklease (RNA) : membantu pemecahan asam nukleat
Saliva : air liur yang dihasilkan oleh sekresi dari kelenjar ludah
A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
Kemampuan akhir mahasiswa yang diharapkan adalah mahasiswa mampu : menyebutkan
organ seks pria, menjelaskan karakteristik seks sekunder pada pria, menjelaskan proses seksual
pada pria, menyebutkan organ seks wanita, menyebutkan bagian-bagian dari panggul, menjelaskan
karakteristik seks sekunder pada wanita, menjelaskan proses seksual pada wanita.
B. Materi
1. Anatomi Reproduksi Pria
Struktur organ seksual terdiri atas 2 bagian yaitu internal dan eksternal. terdiri dari testis,
tubulus yang membawa sperma keluar testis, bermacam-macam kelenjar dan penis.
a. Penis
Penis merupakan organ seksual eksternal pada pria. Penis berfungsi dari sebagai saluran
sperma saat ejakulasi dan saluran air seni saat berkemih. Bagian-bagian dari penis antara
lain; 1) akar dari penis (radix), dan 2) tubuh penis (korpus). Struktur klitoris penis pada pria
terdiri dari tiga jaringan yaitu: dua corpora cavernosa terletak bersebelahan pada sisi dorsal
dan satu korpus spongiosum terletak di sisi ventral. Ujung penis dinamakan glans penis. Pada
kondisi pria belum di sunat gland penis ditutup oleh kulup atau preputium, lipatan kulit yang
longgar pada orang dewasa dapat menarik kembali untuk menyingkap jaringan. Daerah
di bawah penis, di mana kulup terpasang, disebut frenum, atau frenulum. Dasar bulat dari
kelenjar disebut korona. Raphe perineum adalah garis terlihat di sepanjang bagian bawah
penis. Struktur penis terdiri dari :
b. Testis
Testis adalah gonad pria. Testis terbentuk selama gestasi sebagai respon terhadap sintesis
androgen oleh mudigah pria. Androgen primer adalah testosteron yang sintesisnya dimulai
pada usia kehamilan 8 minggu.
Selama masa gestasi dini, testis janin terletak di dalam rongga perut. Baru pada usia
gestasi sekitar 6 bulan (24 minggu kehamilan), testis mulai turun dari rongga perut melalui
kanalis inguinalis ke dalam kantong eksterna yang disebut skrotum.
Pembuluh darah, saraf dan korda penunjang juga ikut turun dari rongga abdomen
secara bersamaan. Setelah turun rongga menutup, dan skrotum terletak di sebelah dorsal
penis. Karena letaknya di luar maka suhu skrotum lebih rendah daripada suhu tubuh, yang
memungkinkan proses spermatogenesis lebih optimal. Proses spermatogenesis adalah proses
pembentukan sperma.
c. Tubulus Seminiferus
Setiap testis terisi oleh ratusan tubulus panjang bergelung-gelung yang disebut tubulus
seminiferus. Sperma yang belum matang terbentuk dari sel tunas yang ada di tubulus ini.
Tubulus seminiferus terbentuk dari dua sel yaitu; sel sertolini dan sel interstisium Leydig yang
mengelilingi bagian luar tubulus. Sperma yang matur mendapat makanan dari sel sertolini.
Sel Leydig mengeluarkan hormon testosteron selama masa gestasi dan pubertas. Testosteron
sangat penting untuk pematangan sperma dan kelangsungan hidup sel sertolini.
d. Epididirmis, Vas Deferens, dan uretra
Dari tubulus seminiferus, sperma berjalan ke tubulus panjang yang disebut epididimis dan
selanjutnya menuju vas deferens. Selanjutnya vas deferen masuk ke rongga peritoneum dan
melebar untuk membentuk suatu rongga yang disebut ampula, yang mirip kelenjar berkelok-
kelok yang disebut vesika seminalis.
Pada ampula, vas deferens membentuk duktus ejakulatorius, duktus ini melewati prostat
dan bergabung dengan uretra interna dibawah kandung kemih. Uretra interna memasuki
penis membentuk uretra.
Sperma di tempat epididimis masih belum matur dan tidak mampu membuahi sel telur.
Setelah berjalan melalui vas deferens (memakan waktu sekitar 2 minggu) sperma menjadi
matur dan mampu membuahi. Sperma yang matur disimpan di dalam vas deferens dan
ampula dan bertahan hidup sampai sebulan lebih.
a. Ovarium
Wanita dilahirkan dengan dua ovarium yang terletak secara bilateral di rongga abdomen
bawah di samping uretra. Ovarium adalah gonad bagi wanita dan mengandung sel-sel
seks wanita yaitu ovum. Pada saat lahir, bayi wanita memiliki sekitar 2 juta ovum, turun dari
jumlah maksimum sekitar 7 juta yang ada pada usia kehamilan 7 minggu. Ovum mengalami
6. Siklus Haid
Daur haid (siklus menstruasi) adalah pematangan dan pelepasan sebuah ovum yang terjadi
secara siklik. Siklus ini terdiri atas pertumbuhan folikel, ovulasi ovum, dan perubahan-perubahan
khas di lapisan endometrium uterus.
Sebagai titik acuan, hari pertama daur haid adalah hari pertama haid (perdarahan). Lama
setiap siklus haid adalah sekitar 28 hari. Terdapat dua fase berbeda pada daur haid yaitu fase
folikuler dan fase luteal. Kedua fase dipisahkan oleh ovulasi.
Selama fase folikuler, folikel mengambang dan mengeluarkan hormon estrogen. Hormon
estrogen mengakibatkan endometrium tumbuh dan berkembang. Selama fase luteal, progesteron
dihasilkan oleh sel-sel folikel yang masih ada dan lapisan uterus menjadi sangat tervaskularisasi
dan sekretorik. Hormon-hormon hipotalamus, hipofisis anterior dan ovarium bekerja sama dalam
suatu keseimbangan yang rumit untuk mengontrol siklus haid ini, dinamakan jalur HPO-Axis
(hipotalamus-pituitary-ovarium).
a. Fase Folikuler
Pembentukan folikel sangat tergantung pada keberadaan hormon FSH dan LH dari
hipofisis anterior. FSH mulai meningkat pada hari pertama setelah haid dimulai. Kadar LH
memperlihatkan peningkatan yang sedang. Di bawah pengaruh FSH, dan sedikit LH, 6-12
folikel primer mulai berkembang selama minggu pertama siklus haid.
Pada permulaan minggu kedua, pertumbuhan salahs atu folikel mendominasi dan yang
lain mulai menurun yang dikenal dengan istilah atresia. Sel-sel granulosa folikel yang dominan
tersebut berespon terhadap FSH dan LH dengan mengeluarkan estrogen.
c. Stadium Luteal
Setelah ovulasi, sisa sel granulosa dan sel teka membesar dan mengalami proses luteinisasi,
berubah menjadi sel-sel kekuningan yang mengandung lemak. Sel yang tertinggal ini disebut
korpus luteum. Selanjutnya korpus luteum mengeluarkan progesteron yang bekerja secara
negative kepada hipotalamus agar hormon FSH dan LH diturunkan sekresinya. Dalam 10
hari kadar FSH dan LH sangat rendah, manakala tidak ada pembuahan ovum, maka korpus
luteum mengalami degenerasi. Seiring dengan proses degenerasi, maka kadar progesteron
dan estrogen turun dan mencapai titik rendah pada hari ke-28 dari siklus haid. Tidak adanya
progesteron mencetuskan aanya peluruhan endometrium atau disebut haid/menstruasi.
C. Rangkuman
Organ sistem reproduksi terdiri dari organ seks pria dan organ seks wanita. Organ seks pria
dan wanita dibagi dua yaitu bagian dalam dan bagian luar. Organ seks pria bagian luar dinamakan
penis dan skrotum, sedangkan bagian dalam terdiri dari testis, tubulus seminiferus, epidedermis,
vas deferens, vesika seminalis, ampula, uretra dan prostat. Organ seks wanita bagian luar (genetalia
eksterna) terdiri dari; mons pubis, labia mayora dan minora. Organ seks wanita bagian dalam
(genetalia interna) terdiri dari; ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Sedangkan payudara
disebut organ reproduksi aksesori, dan klitoris disebut organ erektil. Fungsi organ seks pria adalah
mengeluarkan sperma untuk proses pembuahan. Sedangkan fungsi organ seks wanita adalah
untuk mengeluarkan sel telur (ovum). Fungsi dari organ sistem reproduksi pria diatur oleh hormon
LH dan testosteron, sedangkan sistem reproduksi wanita diatur oleh hormon FSH, LH, estrogen
dan progresteron. Fungsi hormon LH pada pria untuk proses spermatogenesis, sedangkan fungsi
D. Tugas
Untuk melatih ketrampilan mahasiswa mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi,
ikuti petunjuk berikut :
1) Carilah teman untuk dijadikan kelompok diskusi maksimal 4 orang
2) Setelah terbentuk kelompok pergilah ke laboratorium dan pinjamlah beberapa model
atau manikin atau gambar sistem reproduksi (organ seks pria dan wanita)
3) Sebutkan bagian-bagian dari organ seks pria internal dan eksternal. Dan sebutkan juga
organ-organ seks wanita internal dan eksternal.
4) Buatlah tentang proses seksual pada Pria
5) Buatlah proses fisiologis terjadinya Menstruasi
E. Referensi
Wahyuningsih & Kusmiyati. 2017. Anatomi Fisiologi Manusia. Pusdik SDM Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Sunarto, dkk. 2019. Modul ajar anatomi fisiologi. Magetan: Prodi kebidanan magetan poltekes
kemenkes surabaya.
Peate and nair. 2016. Fundamental of anatomy and physiology for nursing and healthcare students.
2nd edition.
A. Tujuan pembelajaran :
Tujuan pembelajaran materi sistem endokrin, maka pembaca mampu:
1. Memahami definisi sistem endokrin
2. Memahami anatomi sistem endokrin
3. Memahami fisiologi sistem endokrin
4. Memahami penyakit gangguan pada sistem endokrin
B. Materi
Sistem endokrin merupakan kumpulan beberapa kelenjar yang bertugas mengeluarkan
hormon yang bekerja secara spesifik. Pola kerja endokrin merupakan pola jalur komunikasi, seperti
halnya dengan sistem kerja neurologi, namun sistem kerja pada endokrin lebih lambat dibanding
pada neurologi. Pola kerja utama pada sistem endokrin adalah releasing reseptor ke pembuluh
darah dan hanya sedikit yang menyerupai pola kerja neurologi. Sistem kerja pada endokrin diawali
dengan dikeluarkannya hormon pada kelenjar untuk selanjutnya didistribusikan ke dalam aliran
darah. Kelenjar adalah tempat produksi hormon. Hormon adalah zat kimia pembawa pesan yang
digunakan antar organ yang mampu mengkoordinasikan mekanisme tubuh. Sistem endokrin
terdiri dari kelenjar Hypotalamus, hipofise/pituitari, pineal, tiroid, para tiroid, thymus, adrenal,
pankreas, testis dan (Gambar.1) . Masing-masing kelenjar akan menghasilkan hormon spesifik
dimana hormon tersebut akan bekerja pada organ spesifik.
1. Negative Feedback
Mekanisme umpan balik negatif merupakan proses pengaturan secara mandiri yang
bertujuan menyeimbangkan homeostatis serta komponen dan cairan tubuh. Sebagai contoh,
jika terjadi pengentalan darah, maka kelenjar hipotalamus akan memproduksi hormon yang
dapat mengencerkan darah, pada titik keseimbangan kekentalan darah tercapai, maka sinyal dari
reseptor yang beredar di pembuluh darah akan mengembalikan lagi ke kelenjar hipotalamus yang
kemudian kelenjar hipotalamus menghentikan hormon pengencer darah. Begitu juga dengan
pada kelenjar pankreas yang mampu menyeimbangan konsentrasi kadar gula dalam darah.
Hormon insulin akan terstimulasi untuk dikeluarkan saat setelah pasien makan, sehingga kadar
gula dalam darah dapat disistribusikan ke dalam sel untuk dimetabolisme menjadi energi. Hal ini
mengakibatkan penurunan kadar gula dalam darah dan menjaga homeostatis serta konsentrasi
darah dengan normal. Ketika kondisi kadar gula dalam darah sudah normal, maka reseptor pada
sel memberikan pesan kepada kelenjar pankreas untuk menghentikan sekresi insulin. Kondisi ini
kita sebut dengan mekanisme umpan balik.
Beberapa hormon disekresi pada masa anak-anak dan remaja, misalnya Growth hormon.
Kelenjar yang bertugas mensekresi growth hormon akan mengecil dan tidak mensekresi growth
hormon lagi saat dewasa. Penghentian produksi growth hormon pada usia dewasa disebut dengan
mekanisme umpan balik. Jika mekanisme umpan balik tidak berfungsi sehingga masih disekresi
2. Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak dibawah talamus di dinding dasar dari ventrikel ke 3 otak
(Gambar 2). Kelenjar hipotalamus berfungsi dalam mengatur mekanisme tubuh, misalnya
hipotalamus membantu mengontrol denyut jantung, suhu tubuh dan keseimbangan cairan. Sistem
kerja kelenjar hipotalamus dengan menstimulasi kelenjar hipofise/pituitari. Kerja hipotalamus
adalah menstimulasi dan menghambat hipofise dalam mengeluarkan hormon dan menghentikan
(inhibit) pengeluaran hormon. Dimana hipotalamus akan mengeluarkan inhibitor hormon sebagai
mekanisme umpan balik dari reseptor.
3. Kelenjar Hipofise
Kelenjar hipofise/Pituitari terletak pada area tengah otak bagian hypofisis pada lekukan
yang disebut sella tursica dibawah hipotalamus. Ukuran kelenjar hipotalamus sekitar 1 x 1.5 x
0.5 cm dengan berat sekitar 0.5 gr pada pria dewasa. Ukuran kelenjar hipotalamus lebih besar
pada wanita, bahkan hampir memiliki berat 1 gr pada wanita menyusui. Kerja hormon hipofise/
pituitari dibawah kendali hipotalamus.
Kelenjar hipofise merupakan kelenjar penting dalam memproduksi dan mengeluarkan 9
hormon serta mempertahankan sistem kerja dengan syaraf pusat dan organ endokrin lainnya.
Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus anterior dan interior (Gambar 3). Lobus anterior
menempati 2/3 dari keseluruhan kelenjar hipofise, lobus anterior disebut juga dengan kelenjar
adenohipofise. Lobus posterior menempati 1/3 keseluruhan kelenjar hipofise dan biasa disebut
dengan kelenjar neurohipofise karena terdiri dari jaringan syaraf.
a. Adenohipofise (Hipofise Anterior)
Terdiri dari pars distalis (lobus anterior), pars intermedia (lobus intermedia) dan pars tuberalis.
Adenohipofise ini juga dikenal dengan master gland karena menghasilkan banyak hormon
diantara kelenjar lain.
1) Pars distalis
Mengeluarkan 6 hormon, 4 diantaranya jenis hormon tropik yaitu hormon yang
mempengaruhi aktifitas struktur endokrin lain. Adapun 6 hormon yang disekresikan
oleh adenohipofise pars distalis adalah:
a) Growth Hormon (Somatotropin). Hormon ini mengatur pertumbuhan jaringan lunak
dan keras tubuh, sehingga tubuh dapat tumbuh dan besar. Hormon ini diproduksi
dalam jumlah banyak pada masa anak dan remaja dan dewasa awal.
b) Prolactin (luteotropic hormon/LTH). Hormon ini bertanggungjawab terhadap sekresi air
susu ibu dari kelenjar mamae. Hormon ini diproduksi hanya saat setelah melahirkan.
c) Adenocorticotropic Hormon (ACTH). hormon ini mengontrol aktivitas korteks adrenal
d) Tyroid-Stimulating Hormon (TSH). Hormon ini bertanggungjawab terhadap
mengontrol aktivitas kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon tiroxin.
4. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal berbentuk kerucut terletak pada puncak ventrikel 3 di otak, lebih kecil daripada
kelenjar hipofise dan akan mengecil dengan bertambahnya usia (Gambar 4). Saat dewasa kelenjar
ini akan menebal menjadi jaringan fibrous.
Kelenjar pineal mengeluarkan hormon malatonin, khususnya pada malam hari, sehingga
dapat mengatur siklus tidur dan sadar harian. Suntikan melatonin dapat menyebabkan efek tidur.
a. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari folikel kecil yang berisi hormon tiroksin. Hormon tiroksin terbagi
menjadi T3 dan T4 bergantung dari jumlah atom iodine (yodium). Hormon tiroksin mampu
meningkatkan laju metabolisme sel hampir diseluruh tubuh. Contoh metabolisme yang
diproses antara lain memecah glukosa (metabolisme glukosa).
6. Kelenjar Tymus
Kelenjar tymus terletak pada bagian rongga toraks dan paling aktif selama masa anak-
anak (Gambar 5). Dengan bertambahnya usia, kelenjar tymus akan mengecil dan mengalami
perlemakan. Peran tymus adalah mematangkan sel T-lymphocyte. T-lymphocyte merupakan salah
satu jenis sel limfosit yang berasal dari tulang sumsum.
Hormon lain yang diproduksi kelenjar tymus adalah hormon thymosin, membantu diferensiasi
sel limfosit T dan dapat merangsang sel kekebalan tubuh. Dengan demikian hormon thymosin
dapat membantu pasien AIDS dalam meningkatkan imunitas/kekebalan tubuh.
7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan kelenjar sistem endokrin yang bekerja pada sistem pencernaan.
Kelenjar pankreas berbentuk pipih memanjang sekitar 15 sm. Pankreas terletak melintang di rongga
abdomen diantara ginjal dan duodenum (Gambar 6). Secara umum hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar pankreas berfungsi mengatur metabolisme namun dengan fungsi yang spesifik.
Kelenjar pankreas terdiri dari dua tipe jaringan, yaitu
a. Jaringan yang memproduksi dan mensekresi enzim pencernaan yang dialirkan melalui saluran
(duktus) ke usus kecil
b. Jaringan pancreatic islets langerhans, islet langerhans memiliki 3 jenis sel, yaitu
1) Sel alfa, sel ini mengeluarkan hormon glukagon.
Glukagon bekerja berlawanan dengan insulin. Hormon glukagon berfungsi pada proses
metabolisme dengan cara merangsang pemecahan glikogen menjadi karbohidrat
sehingga terjadi peningkatan kadar gula dalam darah.
Aktifitas kelenjar ini dipengaruhi oleh kontrol hipotalamus, dimana impuls syaraf dikirimkan
dari hipotalamus melalui batang otak, medula spinalis dan serat syaraf simpatis ke bagian
medula adrenal hingga kemudian mengeluarkan hormon. Kelenjar hipotalamus mengeluarkan
corticotrophin-releasing hormon yang mampu mengontrol lobus anterior hipofise untuk
mengeluarkan ACTH yang kemudian merangsang pengeluaran hormon oleh korteks adrenal.
Kelenjar hipotalamus, hipofise dan adrenal bekerja seperti pesan berantai.
a. Medula adrenal
Aktivitas medula adrenal dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom simpatis yang memproduksi
hormon epineprin (adrenalin) dan hormon norepineprin (noradrenalin). Kedua hormon ini
bekerja secara flight or fight pada kondisi darurat. Adapun efek dari kedua hormon ini adalah:
1) Kadar gula darah dan metabolisme meningkat
2) Dilatasi bronkeolus dan frekuensi napas meningkat
3) Pembuluh darah saluran cerna kontriksi, namun pembuluh darah di otot mengalami
dilatasi.
4) Kontraksi otot jantung menguat dan frekuensi denyut jantung meningkat
b. Korteks adrenal
Korteks adrenal memproduksi 2 jenis hormon, yaitu:
1) Glucocorticoids, membantu mengatur kadar gula dalam darah.
kortisol bertanggungjawab pada aktivitas hormon glukocortikoid. Kortisol menyebabkan
hidrolisis protein otot menjadi asam amino dan masuk ke dalam darah. Untuk selanjutnya
hati/hepar akan mengubah asam amino menjadi glukosa dan dapat menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam darah. Kortisol juga dapat melawan proses peradangan
dan pembengkakan pada sendi, sehingga nyeri sendi dapat tertangani dengan pemberian
kortisol.
2) Mineralocorticoid, mengatur kadar minral dalam tubuh.
Hormon yang paling banyak ditemui pada jenis hormon mineralocorticoid adalah
aldosteron. Hormon aldosteron mempertahankan konsentrasi ion dalam darah dan
cairan tubuh. Hormon aldosteron bekerja pada ginjal, dimana terjadi absorbsi sodium
(natrium) dan sekresi potasium (kalium). Selain menjadi indikator keseimbangan cairan
9. Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad terdiri dari testis pada pria dan ovarium pada wanita. Organ seks pada pria
adalah testis yang terletak didalam skrotum, testis mengeluarkan hormon seks pria yang disebut
dengan testosteron (androgen). Sedangkan organ seks wanita adalah ovarium yang berada pada
rongga abdomen, ovarium mengeluarkan hormon seks wanita yang disebut dengan estrogen
dan progresteron. Hormon testoteron, estrogen dan progresteron dikendalikan oleh hipotalamus
dan hipofise.
a. Hormon Testosteron
Hormon testosteron bertanggungjawab terhadap petrumbuhan dan perkembangan serta
fungsional organ seks pria, termasuk pada kematangan sperma. Sekresi hormon testosteron
meningkat pada masa pubertas untuk merangsang pertumbuhan penis dan testis. Hormon
testosteron mampu mempertahankan karakteristik sekunder pria, misalnya tumbuhnya
rambut pada ketiak, pada kemaluan dan pada jenggot, serta pembesaran laring dan pita suara
yang kemudian menyebabkan perubahan pada suara. Hormon testosteron juga berperan
terhadap pembesaran dan penguatan otot. Fungsi ini sering disalahgunakan bagi binaragawan
dengan menkonsumsi suplemen anabolik steroid yang mengandung hormon testosteron
untuk membuat otot lebih kekar.
b. Hormon Estrogen dan Progresteron
Hormon estrogen dikeluarkan wanita saat pubertas untuk merangsang pertumbuhan
uterus dan vagina. Hormon estrogen juga berfungsi untuk pematangan sel telur dan
bertanggungjawab terhadap karakteristik seks sekunder. Karakteristik seks sekunder pada
wanita anatar lain tumbuh rambut pada ketiak dan kemaluan, terdapat penumpukan lemak di
bawah kulit dan di daerah pinggul. Berbedaan distribusi masa lemak ini yang menyebabkan
wanita usia pubertas terlihat lebih montok dari pria. Munculnya hormon estrogen dapat
menghambat penutupan epifise pada tulang sehingga tulang berhenti tumbuh.
Hormon estrogen dan progesteron berperan terhadap perkembangan payudara dan
pengaturan siklus menstruasi. Secara umum siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon
estrogen, progresteron, FSH dan LH. Dimana estrogen dan progesteron disekresi oleh kelenjar
ovarium sedangkan FSH dan LH disekresi oleh kelenjar hipofise anterior. FSH bertanggung
jawab terhadap perubahan folikel primordian hingga menjadi folikel matang. Jika folikel
sudah matang maka sudah bisa mengeluarkan sel telur, fase ini dipengaruhi oleh LH. Hormon
e. Simple goiter
Kelenjar tiroid yang membesar akibat dari kurangnya produksi hormon tiroksin, kondisi ini
disebut dnegan hipotiroidisme.
f. Creatinism
Penyakit dengan keadaan tubuh pendek dan gemuk disebabkan karena kekurangan hormon
tiroid yang ekstrem (hipotiroidisme) sejak masa anak-anak akibat dari kelenjar tiroid yang
tidak berkembang dengan baik.
g. Myxedema
Penyakit yang disebabkan hipotiroidisme yang terjadi saat sudah dewasa ditandai dengan
lemah, berat badan bertambah, rambut rontok, denyut jantung berkurang, suhu tubuh rendah,
kulit menebal dan bengkak (edema).
h. Grave’s disease
Penyakit autoimun dimana terdapat benjolan pada leher akibat pembesaran dan hiperaktif
kelenjar tiroid, mata pasien biasanya menonjol keluar, kurus, hiperaktif dan mudah marah.
Kondisi ini menyebabkan kelebihan hormon tiroid atau yang disebut hipertiroidisme.
i. Exophthalmic goiter
Penyakit ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid yang disertai dengan penonjolan bola
mata abnormal.
j. Tetany
Penyakit yang ditandai dengan kejang pada otot yang terus menerus, efek dari peningkatan
syaraf yang spontan dan tanpa henti.
k. Addison disease
Penyakit dengan ditandai kadar hormon korteks adrenal yang rendah dengan gejala kulit
kemerahan tidak seperti biasanya, pasien mengalami kelelahan yang sangat akibat kurangnya
suplai energi. Pasien juga akan mengalami infeksi ringan namun dpaat menyebabkan kematian
dikarenakan kadar natrium darah rendah, tekanan darah rendah dan dehidrasi berat.
l. Cushing’s syndrome
Penyakit dengan ditandai kadar hormon korteks adrenal yang tinggi akibat hipersekresi.
Pasien tampak gemuk pada bagian tubuh, sedangkan lengan dan tungkai tetap ukuran
normal, pH darah lebih dari normal (suasana basa pada darah), tekanan darah tinggi, edema
pada wajah, pada wanita terjadi maskulinisasi akibat sekresi berlebihan dari hormon seks
pria oleh kelenjar adrenal.
m. Diabetes mellitus
Penyakit yang paling sering diakibatkan karena ketidakseimbangan hormon insulin dengan
gejala peningkatan kadar gula dalam darah dan terdapat kadar gula pada urin (glukosuria),
sering BAK, sering haus, cepat lapar, berat badan menurun secara cepat, lelah, gatal pada
kulit dan darerah genitalia, kelemahan umum serta pandangan kabur.
C. Rangkuman
Secara umum dapat disimpulkan bahwa setiap kelenjar menghasilkan hormon yang bekerja
secara spesifik, serta memiliki mekanisme umpan balik yang bertujuan mencapai keseimbanagn
tubuh. Berikut adalah tabel kelenjar, hormon beserta fungsinya (Tabel 1).
D. Tugas
Seluruh kegiatan dikehidupan kita pasti memerlukan peran hormon endokrin. Silahkan
pembaca menagalisa setiap aktivitas dan hormon apa saja yang berperan serta bagaiamana
hormon itu bekerja dalam tubuh kita sehingga mampu menyeimbangkan metabolisme tubuh.
E. Referensi
Clancy Jhon & McVicar Andrew. (2013). Physiology and Anatomy For Nurses and Health Care
Practitioners. 3rd ed. CRC Press. USA
Haylings David et al (2018). McMinn’s Concise Human Anatomy. Second Edition. CRC Press. USA
Peate Ian & Nair Muralitharan. (2015). Anatomy and Physiology at A Glance. Wiley Blackwell. UK
Sarpini Rusbandi. (2017). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia: Untuk Pramedis. In Media. Bogor
Indonesia
Wough Anne & Grant Allison. (2014). Ross and Wilson: Anatomy and Physiology in health and
Illness. 12th ed. Elsevier
F. Glosarium
ACTH : Adenocorticotropic Hormon
ADH : Antidiuretic hormon
FSH : Follicle-stimulating hormon
Hormon : zat kimia sebagai pengantar pesan
Kelenjar : tempat produksi hormon, biasa menempel pada suatu organ atau jaringan
LH : Luteinizing hormon
MSH : Melanocyte-stimulating hormon
PTH : paratiroid hormon
TSH : Tyroid-Stimulating Hormon