Anda di halaman 1dari 40

KEDOKTERAN DEFENSIF

Dosen Penguji :
dr. Ratna Relawati, M.Si.Med, Sp. KF
Residen Pembimbing :
dr. Risma Gayanti
Disusun oleh :
1. Anisa Wulandari (1765050295)
2. Antonio August Indra (1765050172)
3. Irma Rebina Lumbantoruan (1965050074)
4. Laura Rumadas (1865050030)
5. Revina Vemilia (1965050127)
6. Tonggo Maria Napitupulu (1965050052)
7. Muhammad Zulfikar (1965050119)
Pendahuluan
Kedokteran defensif mengacu pada setiap pemeriksaan medis atau perawatan yang ditujukan
terutama untuk melindungi dokter terhadap tuduhan kelalaian atau keluhan yang biasa dikenal
Semua itu dilakukan untuk antisipasi terhadap kemungkinan yang tidak diharapkan.
dengan kesalahan medis atau ‘medical error’.
Penelitian tersebut juga menunjukkan 66% perawat dan 84% tenaga administrasi rumah sakit
melakukan perawatan berlebihan karena khawatir kemungkinan tuntutan hukum.
Tuntutan hukum yang berlebih menimbulkan kekhawatiran yang mengakibatkan 91% dokter
merujuk pasien ke karena
Oleh dokter lain untukkesempatan
itu, pada mendapatkaninipemeriksaan lebih lanjut,
kami mengangkat dan 79%
Kedokteran dokter
Defensif
mengajukan
sebagai topikpemeriksaan
referat kamimedis lebih memberikan
agar dapat banyak dibandingkan
informasiyang
bagi diperlukan.
tenaga medis.
Rumusan Masalah
❏ Rumusan masalah
❏ Apakah definisi kedokteran defensif?

❏ Bagaimana
Mengetahuiepidemiologi kedokteran
definisi kedokteran defensif?
defensif

❏ Apa penyebab
Mengetahui kedokteran kedokteran
epidemiologi defensif? defensif

❏ Apa jenis-jenis
Mengetahui kedokteran
penyebab defensif?
kedokteran defensif

❏ Bagaimana
Mengetahuiimplikasi
jenis-jeniskedokteran
kedokterandefensif?
defensif

❏ Apa aspek medikolegal
Mengetahui kedokterandefensive
implikasi kedokteran defensif?

❏ Mengetahui aspek medikoetikolegal kedokteran defensif


Manfaat
Manfaat teoritis
1. Meningkatkan pengetahuan tentang kedokteran defensif

Manfaat praktis
1. Agar dokter dapat menghindari praktik kedokteran defensif yang
dapat merugikan pasien
DEFINISI
KEDOKTERAN DEFENSIF
Kedokteran Defensif terjadi ketika
dokter mengajukan dan melakukan
prosedur medis, pemeriksaan medis,
kunjungan pasien, atau menghindari
pasien / prosedur risiko tinggi,
dengan pertimbangan utama untuk
menghindarkan kemungkinan
tuntutan malpraktek.

The Congressional Office of Technology Assessment (OTA), 1994


Kedokteran defensif adalah suatu hal
yang disengaja dokter tanpa
mengikuti standar prosedur operasi
dengan maksud untuk melindung diri
sendiri terhadap proses pengadilan
untuk kemungkinan malpraktik

Dudeja Sankalp,Dhirar Nonita, Defensive medicine: Sword of


Damocles, The National Medical Journal of India, 2018;31:364–5
Kedokteran defensif adalah
biasanya di definisikan sebagai
prosedur pertama kali yang
merupakan tindakan diagnostik atau
terapeutik yang dilakukan terutama
untuk melindungi terhadap
kemungkinan kewajiban malpraktek

Laura D, Hermer JD, Defensive Medicine, Cost Containment, and


Reform, J Gen Intern Med, 2010;25(5):470–3
Kedokteran defensif mengacu pada
setiap pemeriksaan medis atau
perawatan yang ditujukan terutama
untuk melindungi dokter terhadap
tuduhan kelalaian atau keluhan yang
biasa dikenal dengan kesalahan
medis atau ‘medical error’.

Hossein Dargahi, Mina Moraveji, Defensive Medicine: Ethical or Unethical? A Case Study of
Tehran University of Medical Sciences Hospitals, Journal of Public Health, 2018;(2):2-13
EPIDEMIOLOGI
KEDOKTERAN DEFENSIF
Dokter menyatakan tuntutan malpraktek mengganggu performance
76%
mereka dalam memberikan pelayanan berkualitas.

70% Dokter merujuk pasien ke spesialis lebih sering daripada seharusnya

Dokter merekomendasikan prosedur invasif lebih sering daripada


51%
seharusnya

41% Dokter meresepkan obat lebih banyak daripada yang seharusnya

Manner,2007.Practicing defensive medicine, Not good for patients or physicians, The AAOS Medical Liability Committee
A Case Study of Tehran
University of Medical
Sciences Hospitals

Dargahi H. and Moraveji Mina. 2018. Defensive


Medicine: Ethical or Unethical? A Case Study
of Tehran University of Medical Sciences
Hospitals. Open Access Journal of Public Health
PENYEBAB KEDOKTERAN
DEFENSIF
Kedokteran defensif dilakukan oleh seorang dokter sebagai antisipasi dokter
terhadap tuntutan malpraktek yang banyak terjadi
Penyebab Kedokteran Defensif

1. Keterbatasan informasi dan kekurangpahaman mengenai aspek klinis

2. Pemahaman tentang langkah langkah pengambilan keputusan klinis dalam praktek


kedokteran

3. Keterbatasan informasi dan kekurangpahaman penggunaan jasa medis dalam suatu


ketepatan dan kemanjuran suatu terapi

Manner,2007.Practicing defensive medicine, Not good for patients or physicians, The AAOS Medical Liability
Committee
Pengambilan keputusan klinis mengacu pada Evidence based medicine (EBM)

Perpaduan antara bukti ilmiah dari penelitian


yang terpercaya ( best research evidence)

Keahlian klinis (clinical expertise)

Nilai nilai yang ada pada masyrakat ( patient


value)

Manner,2007.Practicing defensive medicine, Not good for patients or physicians, The AAOS Medical Liability
Committee
JENIS-JENIS KEDOKTERAN
DEFENSIF
mengurangi hasil
yang merugikan

mencegah pasien
dari mengajukan
klaim malpraktek
Perilaku Merupakan medis
penjaminan pembebanan layanan
(assurance tambahan yang tidak
behavior) perlu mencegah
tindakan hukum
Klasifikasi
di masa depan
kedokteran
dengan
medicine Merupakan keadaan mendokumentasi
Perilaku dimana dokter menolak kan bahwa
menghindar untuk berpartisipasi praktisi sedang
(avoidance dalam prosedur atau berlatih sesuai
behavior keadaan berisiko dengan standar
tinggi. perawatan

Studdert D. M.; Mello M. M.; Sage W. M.; DesRoches C. M.; Peugh J.; Zapert K.; Brennan T. A. "Defensive medicine among high-risk specialist
physicians in a volatile malpractice environment". JAMA. 2005. 293 (21): 2609–2617
1. Mencakup penulisan resep yang tidak
perlu,
kedokteran 2. Meminta informasi tambahan dari
defensif pasien,
positif 3. Menekankan kunjungan tepat waktu,
4. Memberikan penjelasan tambahan
Klasifikasi tentang cara penggunaan obat-obatan
kedokteran
defensif

kedokteran Menahan diri dalam penulisan resep obat


defensif untuk perawatan medis, dan menghindari
negatif perawatan pasien yang berisiko.

Tanriverdi O, Cay-Senler F, Yavuzsen T, et al. Perspective and practical applications of medical oncologists on defensive medicine (Sysi PLUS Study): a study on the
palliative care working committee of the Turkish oncology group (TOG). Medical Oncology. 2015;32(24):106.
IMPLIKASI KEDOKTERAN
DEFENSIF
IMPLIKASI KEDOKTERAN
Renggangnya hubungan antara dokter dan pasien
DEFENSIF

Bertambahnya pemeriksaan penunjang yang dianjurkan

Bertambahnya biaya RS yg harus dibayar

Mello MM, Kelky CN, 2005. Effects of Profetional Liability Crisis on Residents' Practice Decisions, Obstet
Gynecol, Jun; 105(6):1287-95
Price Waterhouse Coopers, 2006. The Factors Fueling Rising Healthcare Costs, Prepaded for America's
Health Insurance Plans, America's Health Insurance Plans
IMPLIKASIKEDOKTERAN
DEFENSIF Jumlah pasien yang dirujuk meningkat

RS harus menyediakan premi asuransi bagi dokter

Pengeluaran RS bertambah dan akhirnya dibebankan ke


biaya RS bagi pasien

Njoto Haryanto. Pertanggungjawaban Dokter dan Rumah Sakit Akibat Tindakan Medis yang Merugikan Dalam
Prespektif UU No.44 Th.2009 Tentang Tumah Sakit. DIH, Jurnal Ilmu Hukum. 2011. Vol.7, No.14, Hal.57-71
ASPEK MEDIKETIKOLEGAL
Undang Undang
Nomor 29 Tahun
KUHP
2004 Tentang
Praktik Kedokteran

Kode Etik
Kedokteran
Pasal 267 tentang menerbitkan
surat keterangan kesehatan palsu

Pasal 292 (2) tentang melakukan


perbuatan asusila terhadap pasien

Pasal 322 tentang membuka


informasi yang bersifat rahasia

Pasal 344 tentang melakukan


Euthanasia
KUHP
Pasal 348 tentang melakukan aborsi

Ketentuan Pasal 351 tentang


penganiayaan

Pasal 359 tentang kelalaian yang


menyebabkan kematian
Susila,M. And Soularto,D. IMPLIKASI SOSIO YURIDIS
TUNTUTAN PIDANA TERHADAP DOKTER TERKAIT Pasal 360 tentang kelalaian yang
DUGAAN MALPRAKTIK MEDIK . Jurnal Ilmiah “DUNIA
menyebabkan timbulnya luka-luka
HUKUM”,2016;1(1)
Tidak Memiliki Surat Tanda
Pasal 75
Registrasi (STR)

Tidak Memiliki Surat Ijin Praktik


Pasal 76
(SIP)

Tidak Memasang Papan Nama


Praktik
Undang Undang Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran
Tidak Membuat Rekam Medik

Tidak mematuhi standar pelayanan

Tidak merujuk pada dokter lain yang


Pasal 79 lebih ahli

Tidak memberikan pertolongan


darurat

Membuka rahasia pasien

Susila,M. And Soularto,D.IMPLIKASI SOSIO YURIDIS TUNTUTAN PIDANA TERHADAP


DOKTER TERKAIT DUGAAN MALPRAKTIK MEDIK . Jurnal Ilmiah “DUNIA HUKUM”, Tidak meningkatkan pengetahuan dan
2016;1(1) ketrampilan kedokteran
Kode Etik Kedokteran

Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan Pasal 13
mempergunakan segala ilmu dan Setiap dokter wajib melakukan
keterampilannya untuk kepentingan pasien . pertolongan darurat sebagai suatu
Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka yakin ada orang lain yang bersedia dan
atas persetujuan pasien, Ia wajib merujuk lenih mampu memberikannya
pasien kepada dokter yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut

Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.2004.USU
Repository
CONTOH KASUS
KEDOKTERAN DEFENSIF
Kasus 1

CT Scan Kepala: Biaya


meningkat
negative predictive sekitar 300-
value sebesar 99,8% 500 USD

Nyeri Kepala di
Aneurisma
Amerika
Terjadi 499
Lumbal Pungsi: Pemerksaa
tetap dilakukan n lumbal
pungsi yang
lumbal pungsi tdak perlu
setelah CT Scan

Achadiat, 1998. Sering Kandas Tuntutan Perkara tidak Medik, Surat Kabar Harian
Kompas, Edisi Februari,Jakarta
Kasus 2

❑ Seorang pria berusia 31 tahun datang ke unit gawat darurat (ED) mengeluh sakit perut dan muntah-muntah.

❑ Pasien selalu meminta hidromorfon intravena untuk rasa sakitnya.


❑ Ditangani dokter yang sama yang sedang bertugas.

❑ Hasil pemeriksaan pasien tidak menunjukan tanda bahaya, dan pemindaian computed tomography
(CT) perut dan panggulnya normal 🡪 Pasien dipulangkan ke rumah dengan resep hidrokodon /
asetaminofen.

❑ Pasien datang lagi 🡪 dengan keluhan yang sama dan tetap dilakukan CT scan kembali
Kasus 2

❑ Evaluasi oleh Direktur Medis RS 🡪 2 thn lalu pasien diperiksa di UGD 12 kali untuk keluhan yang
sama.

❑ Banyak dokter menyatakan melakukan pemerikasaan CT scan dan test tambahan lainnya karena
perasaan “takut dituntut” dan sebagai perlindungan terhadap kemungkinan tanggung jawab akan
malpraktek.

❑ Kedokteran defensif 🡪 Mahal dan tidak aman utuk pasien.


Kasus 3

72 juta CT Scan
dilakukan di
Amerika Serikat
Penggunaan CT Scan
Meningkat 3 kali lipat
sejak tahun 1993
30.000 kanker di
masa depan
KESIMPULAN

🡪 Kedokteran defensif adalah suatu hal yang disengaja dokter tanpa mengikuti
standar prosedur operasi dengan maksud untuk melindung diri sendiri terhadap
proses pengadilan untuk kemungkinan malpraktik.

🡪 Praktek kedokteran defensif yang paling banyak ditemukan diantaranya, adalah :


Dokter membutuhkan penjelasan yang lebih dari pasien dan memerikan
informasi yang lebih lengkap pada pasien serta dokter cenderung menghindari
menangani pasien dengan resiko tinggi.
KESIMPULAN

� Penyebab Kedokteran Defensif antara lain keterbatasan informasi dan


kekurangpahaman mengenai aspek klinis dan langkah-langkah pengambilan
keputusan klinis
KESIMPULAN

🡪 Implikasi Kedokteran Defensif antara lain renggangnya hubungan antara dokter dan
pasien, serta bertambahnya biaya yang harus ditanggung oleh pasien dan rumah sakit.
🡪 Dapat ditemukan pada Undang Undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

dan kode etik kedokteran.

🡪 Contoh kasus Kedokteran Defensif di amerika adalah : Meningkatya pemeriksaan CT

scan dan Lumbal pungsi yang tidak signifikan manfaatnya


SARAN

Seorang dokter sebaiknya mampu :

1. Memahami dan menguasai standar pelayanan medis yang dia lakukan,

2. Memahami dan menguasai aspek medikoetikolegal mengenai Kedokteran Defensif

3. Memahami dan menguasai praktek kedokteran defensif dan implikasinya kepada


pasien

4. Perlu dilakukannya sosialisasi oleh organisasi profesi tentang praktek Kedokteran


Defensif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai