id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk
ruahan. Produk ruahan merupakan tiap bahan yang telah selesai diolah dan
tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obat jadi.
Obat Tradisional
Merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Penggolongan Obat
Obat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
Obat Bebas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau
dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen
vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa
antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di Apotek, toko obat, toko
kelontong, warung.
Obat Bebas Terbatas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran
berwarna biru dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umunya
masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, obat
penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam (analgetikantipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan obat-obat
antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini hanya dapat
dibeli di Apotek dan toko obat berizin.
Obat Keras, merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan
lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh
tepi lingkaran yang berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya
bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-obat yang umumnya masuk ke
dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat darah tinggi/hipertensi, obat
darah rendah/antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotika, dan beberapa
obat ulkus lambung. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh di Apotek
dengan resep dokter.
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI
No. 22 Th 1997 tentang Narkotika). Obat ini pada kemasannya ditandai
dengan lingkaran yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
Obat Narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketet,
sehingga obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep
dokter asli (tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika
antara lain: opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya.
Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai
anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit.
Peran Obat
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena
selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial.
Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan
dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi
dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian
obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut:
Penetapan diagnosa
Untuk pencegahan penyakit
Menyembuhkan penyakit
Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
Peningkatan kesehatan
Mengurangi rasa sakit
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
ikatan obat pada protein plasma, hanya obat bebas yang dapat berdifusi
dan mencapai keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan protein plasma
ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar
proteinnya sendiri. Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada
malnutrisi berat karena adanya defisiensi protein.
Biotransformasi / Metabolisme
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur
kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses
ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut
dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi
melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga
biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada
obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat
yang merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim
biotransformasi ini. Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih
lanjut dan/atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir.
Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan
berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat
dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro membentuk
mikrosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme
ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain
misalnya ginjal, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau
metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali
pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang
terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante dari 3
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Antagonisme Farmakodinamika
Secara farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis antagonisme, yaitu
antagonisme fisiologik dan antagonisme pada reseptor. Selain itu,
antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau nonkompetitif.
Antagonisme merupakan peristiwa pengurangan atau penghapusan efek
suatu obat oleh obat lain. Peristiwa ini termasuk interaksi obat. Obat yang
menyebabkan pengurangan efek disebut antagonis, sedang obat yang
efeknya dikurangi atau ditiadakan disebut agonis. Secara umum obat yang
efeknya dipengaruhi oleh obat lain disebut obat objek, sedangkan obat
yang mempengaruhi efek obat lain disebut obat presipitan.
Kerja Obat yang tidak Diperantarai Reseptor
Dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor.
Obat-obat ini mungkin mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan
ion atau molekul kecil, atau masuk ke komponen sel.
Efek Obat
Efek obat yaitu perubahan fungsi struktur (organ)/proses/tingkah laku
organisme hidup akibat kerja obat.
10
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
11
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
12
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
13
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
Penggunaan lokal memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
Penggunaan sistemik aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin
untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk
analgenik antipiretik.
Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan
untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat
tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut),
Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae
Ophtalmicae (tetes mata).
Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan
pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Cara pemberian obat serta tujuan penggunaannya adalah sebagai
berikut:
a. Oral
Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut. Keuntungannya relatif
aman, praktis, ekonomis. Kerugiannya timbul efek lambat; tidak bermanfaat
untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak
14
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif dan rasa tidak enak penggunaannya
terbatas; obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat
(penisilin G, insulin); obat absorpsi tidak teratur.
Untuk tujuan terapi serta efek sistematik yang dikehendaki, penggunaan oral
adalah yang paling menyenangkan dan murah, serta umumnya paling aman.
Hanya beberapa obat yang mengalami perusakan oleh cairan lambung atau
usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah, koma, atau dikehendaki onset
yang cepat, penggunaan obat melalui oral tidak dapat dipakai.
b. Sublingual
Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidah. Tujuannya supaya efeknya
lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat sakit. Misal
pada kasus pasien jantung. Keuntungan cara ini efek obat cepat serta
kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati
dapat dihindari (tidak lewat vena porta)
c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot (ke mulut). Misal obat asma.
Keuntungannya yaitu absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat
dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama, dapat diberikan langsung pada
bronkus. Kerugiannya yaitu, diperlukan alat dan metoda khusus, sukar
mengatur dosis, sering mengiritasi epitel paru sekresi saluran nafas,
toksisitas pada jantung.
Dalam inhalasi, obat dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi sangat
cepat melalui alveoli paru-paru dan membran mukosa pada perjalanan
pernafasan.
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui dubur atau anus. Tujuannya mempercepat kerja
obat serta sifatnya lokal dan sistemik. Obat oral sulit/tidak dapat dilakukan
karena iritasi lambung, terurai di lambung, terjadi efek lintas pertama. Contoh,
asetosal, parasetamol, indometasin, teofilin, barbiturat.
e. Pervaginam
Bentuknya hampir sama dengan obat rektal, dimasukkan ke vagina, langsung
ke pusat sasar. Misal untuk keputihan atau jamur.
15
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
f.
Parentral
Digunakan tanpa melalui mulut, atau dapat dikatakan obat
dimasukkan de dalam tubuh selain saluran cerna. Tujuannya tanpa melalui
saluran pencernaan dan langsung ke pembuluh darah. Misal suntikan atau
insulin. Efeknya biar langsung sampai sasaran. Keuntungannya yaitu
dapat untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah, diare, yang sulit
menelan/pasien yang tidak kooperatif; dapat untuk obat yang mengiritasi
lambung; dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati;
bekerja cepat dan dosis ekonomis. Kelemahannya yaitu kurang aman,
tidak disukai pasien, berbahaya (suntikan infeksi).
Istilah injeksi termasuk semua bentuk obat yang digunakan secara
parentral, termasuk infus. Injeksi dapat berupa larutan, suspensi, atau
emulsi. Apabila obatnya tidak stabil dalam cairan, maka dibuat dalam
bentuk kering. Bila mau dipakai baru ditambah aqua steril untuk
memperoleh larutan atau suspensi injeksi.
g.
Topikal/lokal
Obat yang sifatnya lokal. Misal tetes mata, tetes telinga, salep.
h.
Suntikan
Diberikan bila obat tidak diabsorpsi di saluran cerna serta
dibutuhkan kerja cepat.
Tabel Penggunaan Bentuk Sediaan
Cara Pemberian
16
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
17
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
18
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
19
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
20
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
5.
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, deudenum, esofagus
bagian bawah, dan stoma gastroenterostomi (setelah bedah lambung).
Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau menghilangkan gejala,
mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi,
obstruksi), dan mencegah kambuh.
Golongan dari Antitukak adalah sebagai berikut:
No
Golongan
Zat Aktif
Kode ICOPIM
Brand Name
(Nama Generic)
1.
Antasida
Aluminuim
7-300
Dexanta
Hidroksida
Promag
Antasida DOEN
7-309
Waisan
Magnesium
7-301
Simeco
Karbonat
Saclon
Neoglumin
Magnesium
7-303
Neomag
Trisilikat
Homag
Sanmag
Magnesium
7-302
Talsit
Hidrotalsit
Waisan Forte
Natrium
Antimaag
Bikarbonat
2.
Antagonis
Cimetidin
7-308
Sanmetidin
Reseptor H2
Tagamet
Ulsikur
Fomatidin
Facid
Famocid
Gaster
Nizatidin
Axid
Ranitidin
Graseric
Radin
Rantin
3.
Antimuskarini
Pirenzepin
Gastrozepin
k yang Selektif
Pirenzepin
4.
Khelator dan
Trikalium
De-Nol
Senyawa
Disitratobismutat
Kompleks
Sukralfat
Inpepsa
21
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Ulcron
Ulcumaag
5.
Analog
Misoprostol
Cytotec
Prostaglandin
6.
Penghambat
Omeprazole
Lambuzol
Pompa Proton
Loklor
Losec
Lansoprazol
Betalans
Laz
Prosogan
Pantoprazol
Pantozol
Antispasmodik
Antispasmodik merupakan dolongan obat yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot polos. Termasuk dalam kelas ini adalah senyawa yang memiliki efek
antikolinergik (lebih tepatnya antimuskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin
tertentu.
Golongan dari Antipasmodik adalah sebagai berikut:
No
Golongan
Zat Aktif
Kode ICOPIM
Brand Name
(Nama Generic)
1.
Antimuskarinik
Atropin Sulfat
7-110
Ekstrak
7-110
Beladona
Hiosin
7-111
Buskopan
Butilbromida
Buskopan Plus
Gitas
Propantelin
7-112
ProBanthine
Bromida
2.
Antispasmodik
Mebeverin
7-511
Duspatalin
lain
Hidroklorida
3.
Stimulan
Cisaprid
Motilitas
22
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Antidiare
Golongan dari Antidiare adalah sebagai berikut:
No
Golongan
Zat Aktif
Kode ICOPIM
Brand Name
(Nama Generic)
1.
Oralit
Oralit
Alphatrolit
Aqualyte
Bioralit
2.
Adsorben dan
Kaolin, ringan
Neo Diaform
Obat
Neo Kaolana
Pembunuh
Neo Entrostop
Massa
Attapulgit
7-351
Neo Koniform
Tapulrae
Karbo Absorben
Karbo Absorben
Norit
3.
Antimotilitas
Codein
6-502
Co-Fenotrop
Lomotil
Loperamid
7-352
Imomed
Hidroklorida
Lodia
Lomodium
Morfin
6-501
4.
Pengobatan
Sulfasalazin
6-105
Sulcolon
Diare Kronis
Kolesteramin
Questran
Hidrokortison
6-200
Pencahar
Pencahar adalah obat yang digunakan untuk memudahkan pelintasan dan
pengeluaran tinja dari kolon dan rektum. Pencahar umumnya harus dihindari,
kecuali bila ketegangan akan memperparah suatu kondisi (seperti pada angina) atau
meningkatkan resiko pendarahan rektal (seperti pada hemoroid). Pencahar juga
bermanfaat pada konstipasi kerena obat, untuk pengeluaran parasit setelah
pemberian antelmenti, serta untuk membersihkan saluran cerna sebelum
pembedahan dan prosedur radiologi. Penyelahgunaan pencahar dapat menyebabkan
hipokalemia dan atonia kolon sehingga tidak berfungsi.
23
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
(Nama Generic)
1.
Pencahar
Ishaghula Sekam
7-331
Metamucil
Pembentuk
Mucofalk
Massa
Mulax
2.
Pencahar
Bisakodil
7-319
Dulcolax
Stimulan
Laxamex
Melaxan
Dantron
7-319
Natrium
Laxatab
Dokusat
Glyserin
Glyserin Cap
Gajah
Proconsti
Triolax
Natrium
Laxoberon
Pikosulfat
3.
Pelunak Tinja
Parafin
7-321
Laxadin
Liquidum
4.
Pencahar
Laktulosa
7-339
Duphalac
Osmotik
Magnesium
7-330
Garam Inggris
Sulfat
Cap Gajah
Antihemoroid
Gatal-gatal, rasa nyeri, dan ekskoriasi di anus dan perianus yang lazim
dijumpai pada pasien hemoroid, fistulas, dan proktitis sebaiknya diobati dengan
aplikasi salep dan supositoria. Pembersihan lokal dengan hati-hati maupun
penyesuaian diit guna menghindari tinja yang keras, serta penggunaan pencahar
pembentuk massa seperti bran dan diet residu tinggi juga bermanfaat. Pada
proktitis, tindakan-tindakan ini dapat menambah pengobatan dengan kortikosteroid
atau sulfasalazin.
24
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
(Nama Generic)
1.
Sediaan
Bismut
Anusol
Pelembut
Rako
Boraginol-N
2.
Sediaan
Kortikostreroid
6-209
Anusol HC
Kombinasi
Ultraproct
dengan
Boraginal-S
Kortikosteroid
3.
Sklerosan
Rektal
(Nama Generic)
1.
Obat yang
Asam
7-341
Chenofalk
Bekerja pada
Kenodeoksikolat
Kandung
Empedu
Asam
7-703
Estazor
Ursodeoksikolat
Pramur
Urdafalk
2.
Enzim
Pankreatin
7-340
Enzymfort
Pencernaan
Excelase
Librozym
25
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
(Nama Generic)
1
Antiasma &
Teofilin
7-412
Asmasolon
Bronkodilator
Amilex
Bronchophylin
Aminofilin
7-570
Decafil
Aminofusin
TPN
Konisma
Salbutamol
7-571
Astop
Bromosal
Butasal
Terbutalin
7-578
Astherin
Bintasma
Brasmatic
Bambuterol
Bambec
HCL
Eformoterol
Foradil
Fumarat
Fenoterol
Berotec
Hidrobromida
Berodual Mdi
Salmeterol
Serevent Inhaler
Serevent
Rotadisk
Efedrin HCL
7-121
Erladrine
Ipratoprium
7-578
Atrovent
Bromida
Atrovent Udv
Combivent
2
Kortikosteroid
Beklometason
7-606
Beclomet
Dipropionat
Becotide
Respocort
Autohaler
Budesonid
Inflammide
Pulmicort
Pulmicort
Respules
Flutikason
Flixotide
Propionat
Inhaler
Flixotide
Rotadisk
26
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
3
Kromoglikat
Natrium
Intal 5
Kromoglikat
Nedokromil
Tylade
Natrium
Syncroner
Ketotifen
Intifen
Nortifen
Profilas
4
Antihistamin
Akrivastin
Semprex
Astemizol
Hismanal
Hispral
Lapihis
Setirizin
Betarhin
Hidroklorida
Cerini
Incidal OD
Loratadin
Alloris
Anhissen
Clarihis
Terfenadin
Alpenaso
Gradane
Hisdane
Azatadin Maleat
Zadine
Klorfeniramin
Aficitom
Maleat
Alleron
Chlorophen
Dimenhidrinat
6-305
Antimab
Antimo
Dramamine
Sinarizin
Cinnipirine
Sturgeron
Klemastin
Tavegyl
Siproheptadin
Alphahist
HCL
Aprocyn
Apeton
Hidroksizin
Bestalin
Hidroklorida
Iterax
Mequitazin
Meviran
Oksatomid
Oxtin
Tinset
Feniramin
6-302
Avil
Maleat
Prometazin
6-911
Camergan
Hidroklorida
Phenergan
Prometazin
6-911
Avopreg
27
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Teoklat
Mebhidrolin
6-304
Biolergy
Napadisilat
Histapan
Interhistin
Oksomemazin
Comtusi
Doxergan
Homoklorsiklizi
Homoklomin
n Hidroklorida
Deksklorfeniram
6-300
Dexteem
in Maleat
Polamec
Polofar
Brompheniramin
6-304
Maleat
Deksbromfenira
6-304
Drixoral
min Maleat
Oksatomid
Oxtin
Tinset
Mequitazin
Meviran
5
Mukolitik
Asetilsistein
7-553
Fliumucil
Fluimucil
Pediatric
Pectocil
Karbosisetein
Broncholit
Muciclar
Mucocil
Ambroxol
Ambril
Berea
Bronchopront
6
Antitusif
Codein
6-502
Codipront
Codipront Cum
Expectorant
Dekstrometorfan
7-548
Romilar
Zenidex
7
Dekongestan
Pseudoefedrin
7-561
Sudafed
HCL
Fenilpropanolam
7-700
Rhinergal
in
8
Ekspektoran
Gliseril
7-550
Woods
Guaiakolat
Pepermint
Versaldex
Pyril
Deksbromfenira
6-304
Drixoral
min
Tripelenamin
6-305
Neobronco
28
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Piristina
Etil Morfin
6-502
Dionin Cough
Alkaloida opium
Doveri
& morphin
Pulvis Doveri
Noscapin
6-502
Longatin
Mercotine
Neocodin
Isoaminil
7-548
Peracon
Oksolamin
Bredon
Pipazetat
7-548
Selvigon
Butamirat
Sinecod
29
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
30
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Zat Aktif
No
Klasifikasi
(Nama
Kode ICOPIM
Brand Name
Generic)
1.
Penisilin
Benzatin
6-000
Prokain
(6-349)
Penisilin G
Penisilin G
Penadur LA
Phenoxymethyl
6-002
Fenocin
Penicilline
Ospen
Ven Pee
Kloksalisin
Meixam
Ikaclox
Orbenin
Flucloxacillin
6-003
Alclomex
Floxapen
Ampicilin
6-004
Dexypen
Kalpicilin
Bimapen
Amoksisilin
6-004
Abdimox
Alphamox
31
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Amobiotic
Bakampisilin
Bacacil
Co Amoksiklav
Amocomb
Ancla
Augmentin
Pivampisilin
Pivamex
Tikarsilin
Timentin
Piperasilin
6-164
Ledercil
Sulbenisilin
Kedacilin
2.
Sefalosporin
Cefaclor
Capabiotic
(6-059)
Ceclor
Cloracef
Cefadroxil
Alxil
Bidicef
Biodroxil
Sefiksim
Cefspan
Ceptik
Comsporin
Sefrozil
Cefzil
Sefodizim
Modivid
Cefotaxime
Clacef
Claforan
Clatax
Sefpirom
Cefrom
Ceftazidime
Ceftum
Fortum
Seftibutem
Cedax
Ceftriaxone
Broadcef
Elpicef
Rochephin
Sefuroxime
Anbacim
Cefurox
Cethixim
Cephalexin
6-052
Cefabiotic
Ospexin
Pralexin
Sefamandol
Dardokef
Dofacef
Cephradin
6-059
Ceficin
Dynacef
Velocef
Cefazolin
Cefacidal
Sefpodoksim
Banan
32
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Antibiotik
Aztreonam
Azactam
Betalaktam
Lainnya
Imipenem
6-901
Tienam
Meropenem
Meronem
3.
Tetrasiklin
Tetrasiklin
6-040
Bimatra
(6-040)
Camicyclin
Combicyclin
Dimeklosiklin
Ledermycin
Hidroklorida
Doxycycline
6-043
Dotur
Doxin
Dumoxin
Minosiklin
6-049
Minocin
Oxytetracycline
6-042
Teramycyn
4.
Aminoglikosida
Amikasin
6-069
Alostil
(6-638)
Amikin
Gentamisin
6-082
Ethigent
Garabiotic
Garamycin
Kanamycin
6-069
Kanamycin
Meiji
Neomisin Sulfat
7-600
Almocyn
Netilmisin
Netromycin C
Tobramisin
6-089
Dartobcin
Tobryne
5.
Makrolid
Erytromisin
6-030
Alphathrocin
(6-482)
Bannthrocin
Camitrocin
Azitromisin
Aztrin
Mezatrin
Zifin
Klaritromisin
Abbotic
Clambiotic
Claros
Roksitromisin
Anbiolid
Ixor
Makrodex
Spiramisin
6-032
Hypermisin
Osmysin
Rovadin
6.
Kuinolon
Asam Nalidiksat
6-190
Negram
(6-139)
Urineg
33
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
Asam Pipemidat
Impresial
Urinter
Urixin
Ofloksasin
Akilen
Betaflox
Danoflox
Norfloksasin
Amanita
Lexinor
Nopratik
Ciprofloksasin
Baquinor
Bernoflox
Bidiprox
Pefloksasin
Peflacine
Fleroksasin
Quinodis
Sparfloksasin
Zagam
Levofloksasin
Cravit
Reskuin
7.
Sulfonamide
Trimetoprim
6-148
Tobyprim
(6-109)
Trisoprim
dan
Trimetropim
(6-148)
Cotrimoksazol
6-193
Abatrim
Bactoprim
Bactricid
Sulfadiazin
6-102
Sulfadimidin
6-102
Sulfasalazin
6-105
Sulcolon
8.
Antibiotik Lain
Kloramfenikol
Camicetine
Chloramex
Colme
Tiamfenikol
Biothicol
Comthycol
Corsafen
Klindamisin
Albiotin
Ancrocid
Cindala
Linkomisin
6-039
Biolincom
Lincobiotic
Lincocin
Vankomisin
6-081
Ladervan
Spektinomisin
6-069
Trobicin
Kolistin
Colistine
34
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
35
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
farmakologi (obat)? Olahan data tersebut tidak akan valid atau tidak akurat
karena rekam medis akan terasa asing dengan nama atau macam obat-obat
tersebut. Diharapkan dengan adanya pengetahuan farmakologi (obat), petugas
rekam medis mampu untuk mengenali (familiar) terhadap nama, bentuk,
ataupun macam-macam obat yang digunakan dalam tindakan pengobatan,
sehingga data-data dari rekam medis dapat diolah dan disajikan secara akurat.
Dengan kata lain, keakuratan laporan/informasi diharapkan dapat
memperbaiki/menjaga mutu pengambilan keputusan bagi pihak menejemen
maupun Dinas Kesehatan/Departemen Kesehatan.
Keakuratan Data Medis Pasien
Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit, namun isinya merupakan milik
pasien. Di dalam rekam medis terdapat segala bentuk pelayanan yang sudah
diberikan oleh pasien, termasuk di dalamnya adalah obat-obat yang digunakan
untuk menunjang pelayanan kesehatan/proses penyembuhan pasien. Petugas
rekam medis sendiri harus pandai mentelaah/mencerna isi rekam medis (obat)
karena rekam medis itu sendiri merupakan bukti pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Manfaat dari hal ini adalah sebagai berikut:
Penulisan diagnosis yang tidak jelas oleh dokter, dapat dipertegas dengan
memperkirakan obat yang digunakan.
Klaim asuransi biasanya harus mencantumkan obat yang digunakan oleh
pasien selama menjalani pelayanan kesehatan, sehingga petugas rekam medis
harus tahu (tidak salah/harus akurat) dalam menuliskan obat yang digunakan
pada lembar klaim asuransi.
Data obat yang jelas dapat dijadikan olat komunikasi antar dokter karena
(mungkin) tidak setiap pasien ditangani oleh dokter yang sama.
Rekam medis merupakan bukti pelayanan terhadap pasien, sehingga informasi
dan data di dalamnya harus lengkap, jelas, dan akurat (termasuk di dalamnya
pemberian obat kepada pasien), sehingga petugas rekam medis harus dapat
memahami isi rekam medis itu sendiri.
36
http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. Drs, Apt. Ilmu Farmasi. 1984. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ansel, C. Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press
Aslam, Mohammed, Chik Kaw Tan, Adi Prayitno. 2003. Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy).
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia. 1995.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta
Browsing Internet melalui situs search engine www.google.com
Hand-out Kuliah Biomedik Farmakologi Program Studi Rekam Medis FMIPA Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Hand-out Kuliah Farmakologi Program Studi Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Muhlis, Muhammad, S.Si, Apt. 2003. Diklat Kuliat Farmasetika I. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan
Undang-undang Bidang Kesehatan dan Farmasi. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Analgetik,
Antipiretik,NSAID
A.
Analgetik
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
- Penyebab sakit/ nyeri.
Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan
beberapa bahan algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya
terkandung dalam prostaglandin dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah
perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan prostaglandin ada 2 yang
pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A)
yang dapat menimbulkan efek algesiogenic.
- Mekanisame:
Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
- Karakteristik:
1.
2.
3.
4.
Methadon
b. Fentanil.
kanisme kerja: Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya.
- Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot,
bradikardi ringan.
Fentanil
c. Kodein
kanisme kerja: sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan
oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
- Indikasi: Penghilang rasa nyeri minor
tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang
menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
Kodein
Analgesik
Perifer
ini
cenderung
mampu
menghilangkan
atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat
atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik
Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek
ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat
Analgetika
jenis
Analgetik
Narkotik).
Ibuprofen
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol
sebagai
analgesik
dan
antipiretik,
telah
menggantikan
Acetaminophen
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat
terikat
pada
protein
plasma,
sehingga
interaksi
dengan
obat
Asam Mefenamat
B. Antipiretik
Obat
antipiretik
adalah
obat
untuk
menurunkan
panas.
Hanya
Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan
demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol
dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari
aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap
Sindrom Reye.
2.
Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika
digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM
(intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang
disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan
rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang
persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap
menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa
sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem
syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan
ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan
aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara
mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu
dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu
sebelum pengobatan dihentikan.
3.
Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin.
Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
Namun
piralozon
diketahui
menimbulkan
efek
berbahaya
yakni
C. NSAID (Anti-Inflamasi)
-
peradangan
yaitu
vasodilatasi
dan
jaringan
edema,
serta
Mekanisme Anti-Inflamasi
Karakteristik Anti-Inflamasi
antithrombik
untuk
menghambat
trombus
atau
darah
yang
membeku.
-
1.
Gol. Indomethacine
Efek samping
a.
b.
Alergi: reaksi yang umumnya adalah alergi pada kulit dan dapat
menyebabkan asma.
2.
Gol. Sulindac
Potensinya lebih lemah dari Indomethacine tetapi lebih kuat dari aspirin,
dapat mengiritasi lambung, indikasinya sama dengan Indomethacine.
3.
4.
5.
Gol. Piroxicam
Efek mengobati lebih baik dari aspirin indomethacine dan naproxen,
keuntungan utamanya yaitu waktu paruh lebih lama 36-45 jam.
6.
Gol. Nimesulide
Jenis baru dari NSAID, penghambat COX-2 yang selektif, memiliki efek anti
inflamasi yang kuat dan sedikit efek samping.
BIBLIOGRAPHY
Anief, Moh. Drs, Apt. Pharmaceutical Sciences. 1984. Jakarta: Indonesian
Ghalia.
Ansel, C. Howard. 1989. Introduction to the Form of Pharmaceutical Products.
UI Press
Aslam, Mohammed, Chik Kaw Tan, Adi Prayitno. 2003. Clinical Pharmacy
(Clinical Pharmacy). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Section of Pharmacology Faculty Kedokeran University of Indonesia. 1995.
Pharmacology and Therapeutics. Jakarta
Internet browsing through the site search engine www.google.com
Hand-out Lectures Biomedical Pharmacology Medical Records Studies
Program, State University of Gadjah Mada
Pharmacology Lecture handout of Pharmacy University of Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Muhlis, Muhammad, S.Si, Apt. 2003. Training Pharmaceutical kuliat I. London:
Faculty of Pharmacy, University of Ahmad Dahlan
Law Health and Pharmaceutical Sector. Ministry of Health of the Republic of
Indonesia
arthritis
tidak
disebabkan
karena
keausan
sendi
tetapi
peradangan
dan
nyeri.
Sekali,
rheumatoid
arthritis
1.
Methotrexate (Rheumatrex)
2.
Leflunomide (Arava)
3.
Abatacept (Orencia)
4.
Anakinra (Kineret)
- Khasiat: mengurangi rasa sakit dan bengkak terkait dengan monderat untuk
rheumatiod arthritis aktif parah.
- Cara kerja:Anakinra (Kineret, IL-1 antagonis reseptor [IL-1ra]). IL-1ra
menempati reseptor IL-1 tanpa memicu dan mencegah mengikat reseptor IL1. Anakinra (IL-1ra) diberikan dengan dosis 100 mg / hari SC
- Efek samping: menyebabkan timbul kemerahan pada bagian bekas injeksi,
pembengkakan dan rasa sakit
5.
Rituximab (Rituxan)
sering
digunakan
dalam
kombinasi
dengan
Methotrexate.
Anti Inflamasi
Anti
inflamasi adalah
obat
yang
dapat
menghilangkan
radang
yang
kemerahan,
bengkak,
nyeri/sakit,
Ibuprofen (Motrin)
- Khasiat: Ibuprofen diindikasikan untuk pasien dengan nyeri ringan sampai
sedang.
- Cara kerja: Menghambat reaksi inflamasi dan rasa sakit dengan mengurangi
sintesis prostaglandin.
- Efek samping:Ibuprofendapat menyebabkan masalah jantung atau sirkulasi
darah yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau stroke bila
digunakan jangka panjang.
2.
Naproxen (Anaprox)
-
Aspirin
- Khasiat: mampu mengatasi rasa sakit dan nyeri misalnya sakit kepala dan
sakit gigi,mencegah kerusakan hati, dan menyembuhkan jerawat.
-Cara
kerja:
Aspirin
menghambat
produksi
prostaglandin
dengan
Indometasin (Indocin)
-Khasiat: mampu meredakan nyeri sedang sampai berat, pembengkakan dan
kekakuan yang disebabkan oleh ostoart ritis serta rematik.
- Cara kerja: Indometasin menghambat prostagladin dengan cara membentuk
ikatan dengan enzim siklooksigenase sehingga asam arachidonat tidak dapat
berikatan dengan enzim dan prostagladin tidak dapat terbentuk. Kompleks
enzim-indometasin ini sifatnya reversible, artinya, indometasin dapat lepas
dari
enzim.
Bersifat
time
dependent
karenaketika
kompleks
enzim-
Diklofenak (Arthrotec)
-Khasiat:
-indikasi:
Ulkus peptikum, hipersensitif terhadap Na. diklofenak,aspirin, obat
penghambat
prostalglandin.
Nabumetone (Relafen)
-
- Cara kerja:
- Efek samping: dapat menimbulkan diare, mual, kembung,sembelit,sakit
kepala,pusing gatal kemerahan dan mengantuk.
Kortikosteroid
membantu
untuk
mengontrol
sistem
kekebalan
yang
Methylprednisolone
- Khasiat: Methylprednisolone mengurangi inflamasi
- Cara kerja: menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan membalikkan
permeabilitas kapiler meningkat.
- Efek samping: Efek samping biasanya terlihat pada pemberian jangka
panjang atau pemberian dalam dosis besar, misalnya gangguan elektrolit
dan cairan tubuh, kelemahan otot, retensi terhadap infeksi menurun,
gangguan penyembuhan luka, meningkatnya tekanan darah, katarak,
gangguan pertumbuhan pada anak anak, insufisiensi adrenal, Cushings
Syndrome, osteoporosis, tukak lambung.
Prednison
peradangan
- Cara kerja:dengan membalikkan peningkatan permeabilitas kapiler dan
aktivitas
leukosit
polimorfonuklear
menekan.
Prednisone
menstabilkan
Siklosporin (Neoral)
- Khasiat: Menekan beberapa imunitas humoral dan, pada tingkat yang lebih
besar, sel-mediated reaksi kekebalan tubuh (misalnya hipersensitivitas
tertunda, penolakan allograft, encephalomyelitis alergi eksperimental, dan
graft-vs-host penyakit) untuk berbagai organ.
- Cara kerja: Sebuah 11-asam amino peptida siklik dan produk alami dari
jamur. Kisah di T-sel replikasi dan aktivitas.Spesifik modulator T-sel fungsi
dan agen yang menekan diperantarai sel respon imun dengan menghambat
fungsi sel T penolong. Penghambatan reversibel istimewa dan limfosit T pada
fase G0 atau G1 dari siklus sel yang disarankan.Mengikat cyclophilin, sebuah
protein
intraseluler,
yang
pada
gilirannya
mencegah
pembentukan
- Khasiat:
- Cara kerja: turunan dari 6-mercaptopurine. Banyak dari efek biologis yang
mirip dengan senyawa induk. Kedua senyawa cepat dieliminasi dari darah
dan teroksidasi atau alkohol dalam eritrosit dan hati. Tidak ada azathioprine
atau
mercaptopurine
terdeteksi
dalam
urin
jam
setelah
Efek
samping:
seiring
dengan
efek
yang
diperlukan,
obat
dapat
Adalimumab (Humira)
- Khasiat: Rekombinan IgG1 manusia antibodi spesifik monoklonal untuk TNF
manusia. Diindikasikan untuk mengurangi peradangan dan menghambat
kemajuan dari kerusakan struktural dalam moderat sampai berat rheumatoid
arthritis. Diperuntukkan bagi mereka yang mengalami respon cukup untuk
satu atau lebih DMARDs.
- Cara kerja: Hal ini dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan
MTX atau DMARDs lain. Mengikat secara khusus untuk TNF-alpha dan
interaksi blok dengan P55 dan P75 permukaan sel reseptor TNF.
- Efek samping: nyeri, sakit kepala, infeksi saluran pernapasan, sinusitis.
Etanercept (Enbrel)
- Khasiat:
- Cara kerja: Etanercept (Enbrel) mengikat lymphotoxin (sebelumnya disebut
TNF-beta) selain larut TNF-alpha. Etanercept, p bivalen 75-TNF reseptor
terkait dengan bagian Fc dari IgG manusia, diberikan pada 25 mg SC dua kali
seminggu atau 50 mg SC mingguan, dengan atau tanpa MTX bersamaan.
- Efek samping: Rx lokal di tempat penyuntikan, infeksi GIT dan
sal.pernapasan
PENCAHAR (LAKSATIF)
a.
Pengertian
Laksatif adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu
mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di
usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien
untuk membersihkan usus sebelum operasi dilakukan. Laksatif merupakan
obat bebas. obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi atau
sembelit. Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami konstipasi atau
sembelit saja karena mempunyai efek samping.
b.
Kelompok laksatif
mempunyai
efek
sebagai
surfaktan
yang
menurunkan
tegangan
1.
Bulking Agents
2.
Pelunak Tinja
3.
Minyak Mineral
4.
Bahan-bahan Osmotik
5.
Pencahar Perangsang.
Bulking Agents.
Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa
menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang
kontraksi alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah
dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang
paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada mulanya
diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai
dicapai keteraturan dalam buang air besar.
Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak
cairan.
Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
Sebenarnya
bahan
ini
adalah
detergen
yang
menurunkan
tegangan
usus
sebelum
pemeriksaan
rontgen
pada
saluran
2.
Sembelit kronis
3.
Imobilitas kronis
e.
1.
2.
jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan usus 'malas' atau melemah
3.
Obat pencahar osmotik dapat menyebabkan nyeri perut, dan perut
4.
kembung.
Laksatif pelembut tinja dapat menyebabkan kram perut, mual, dan ruam
kulit
f.
1.
2.
3.
4.
g.
buahan
Minum air putih minum 2 liter air per hari atau lebih sesuai kebutuhan.
3.
4.
5.
h.
Kurang olahraga
Kurang minum
Stres
Gangguan hormon
Usia lanjut
Gangguan saraf
i.
Gejala Sembelit
Gejala terjadinya sembelit juga sebaiknya perlu diketahui agar dapat
mengantisipasi sembelit sebelum parah. Berikut ini antara lain gejala
sembelit:
Setelah selesai buang air besar, biasanya mengalami rasa kurang tuntas,
perut terasa kembung, dan rasa tidak enak di perut.
Penderita juga terkadang merasa sakit kepala, sering buang angin (kentut),
dan tidak nafsu makan.
h.
Aturan pemakaian
100 200 mg; diberikan pada malam hari sebelum tidur.
2. Bisakodil
Aturan pemakaian
pen oral (tablet): 5 mg sebelum tidur 1 2 tablet; pen rektal: 10 mg
suppositonia pada pagi hari.
3.
Glikosida Antrakinon
Cara kerja obat
Efek pencahar terlihat setelah 6 jam. Zat aktifnya dapat
ditemukan dalam ASI, sehingga mempengaruhi bayi yang
disusui. Bila menggunakan zat ini, maka tinja dan urin yang
keluar berwarna kuning sampai merah. Zat ini terdapat dalam
tanaman Cascara sagrada, Sennae, Rhei radix, Aloe, dan
Dantron.
5.
Laktulosa
Aturan pemakaian
7 10 g, kadang-kadang diperlukan dosis awal 40 g
6.
Agar-agar
Aturan pemakaian
4 -16g.
7.
Metilselulosa
Aturan pemakaian
Dewasa: 2-4 kali, 1,5 g/hari.
Anak-anak: 3 4 kali, 500 mg/hari.
8.
Zat ini diabsorpsi melalui usus kurang lebih 20% dan diekskresi melalui
ginjal; efek pencahar terlihat setelah 3 6 jam.
Aturan pemakaian
Oral 15-45 ml, diberikan pada malam hari sebelum tidur.
11. Gliserin
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena,
baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot. Setelah
berada didalam pembuluh darah vena, obat obat ini akan diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh melalui sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ
masing masing dan akhirnya diekskresikan sesuai dengan farmakodinamiknya
masing-masing.
Anestesi yang ideal akan bekerja secara cepat dan baik serta mengembalikan
kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu batas
keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat
minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek samping yang sangat
minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek yang diharapkan
tanpa efek samping, bila diberikan secara tunggal.
William Morton , tahun 1846 di Boston , pertama kali menggunakan obat anestesi
dietil eter untuk menghilangkan nyeri selama operasi. Di jerman tahun 1909,
Ludwig Burkhardt, melakukan pembiusan dengan menggunakan kloroform dan
ether melalui intravena, tujuh tahun kemudian, Elisabeth Brendenfeld dari Swiss
melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin secara intravena.
Sejak diperkenalkan di klinis pada tahun 1934, Thiopental menjadi Gold Standard
dari obat obat anestesi lainnya, berbagai jenis obat-obat hipnotik tersedia dalam
bentuk intavena, namun obat anestesi intravena yang ideal belum bisa ditemukan.
Penemuan obat obat ini masih terus berlangsung sampai sekarang.
1. Teknik Anestesi
Dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat obat anestesi dan
yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton,
Diazepam , Degidrobenzperidol, Fentanil, Ketamin dan Propofol. Berikut ini akan
dijelaskan lebih jauh mengenai obat obat anestesi intravena tersebut.
Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan
lebih dikenal dengan nama dagang Diprivan. Pertama kali digunakan dalam praktek
anestesi pada tahun 1977 sebagai obat induksi.
Propofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada
pasien dewasa dan pasien anak anak usia lebih dari 3 tahun. Mengandung lecitin,
glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh
adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut sangat tergantung
pada pabrik pembuat obatnya. Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak
berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).
Mekanisme kerjanya sampai saat ini masih kurang diketahui ,tapi diperkirakan efek
primernya berlangsung di reseptor GABA A (Gamma Amino Butired Acid).
2.1.3 Farmakokinetik
Digunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana 98% terikat protein
plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif,
waktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara 2 24 jam. Namun dalam
kenyataanya di klinis jauh lebih pendek karena propofol didistribusikan secara cepat
ke jaringan tepi. Dosis induksi cepat menyebabkan sedasi ( rata rata 30 45
detik ) dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Satu ampul 20ml
mengandung propofol 10mg/ml. Popofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek
analgetik ataupun relaksasi otot.
2.1.4 Farmakodinamik
Dosis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, dimana dalam dosis yang kecil
dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disetai efek analgetik, pada pemberian dosis
induksi (2mg /kgBB) pemulihan kesadaran berlangsung cepat.
Dapat menyebakan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan
dapat turun sekali disertai dengan peningkatan denyut nadi, pengaruh terhadap
frekuensi jantung juga sangat minim.
Sistem pernafasan
Dapat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal, dalam beberapa kasus
dapat menyebabkan henti nafas kebanyakan muncul pada pemberian diprivan
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50% sampai 75%. Nyeri ini bisa
muncul akibat iritasi pembuluh darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat
dihilangkan dengan menggunakan lidocain (0,5 mg/kg) dan jika mungkin dapat
diberikan 1 sampai 2 menit dengan pemasangan torniquet pada bagian proksimal
tempat suntikan, berikan secara I.V melaui vena yang besar. Gejala mual dan
muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan
propofol. Propofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati
hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan
pankreatitis.
2.2Tiopenton
Pertama kali diperkenalkan tahun 1963. Tiopental sekarang lebih dikenal dengan
nama sodium Penthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang
merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai
otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik). Dalam waktu 1
menit tiopenton sudah mencapai puncak konsentrasi dan setelah 5 10 menit
konsentrasi mulai menurun di otak dan kesadaran kembali seperti semula. Dosis
yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan
hilangnya kesadaran.
Beberapa jenis barbiturat seperti thiopental [5-ethyl-5-(1-methylbutyl)-2thiobarbituric acid], methohexital [1-methyl-5-allyl-5-(1-methyl-2pentynyl)barbituric acid], dan thiamylal [5-allyl-5-(1-methylbutyl)-2-thiobarbituric
acid]. Thiopental (Pentothal) dan thiamylal (Surital) merupakan thiobarbiturates,
sedangan methohexital (Brevital) adalah oxybarbiturate.
Walaupun terdapat beberapa barbiturat dengan masa kerja ultra singkat , tiopental
merupakan obat terlazim yang dipergunakan untuk induksi anasthesi dan banyak
dipergunakan untuk induksi anestesi.
pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol
beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada konsentrasi klinis, barbiturat secara
khusus lebih berpengaruh pada sinap saraf dari pada akson. Barbiturat menekan
transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik (GABA).
Mekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter (presinap) dan
interaksi selektif dengan reseptor (postsinap).
2.1.2 Farmakokinetik
Absorbsi
Pada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak diberikan secara intravena untuk
induksi anestesi umum pada orang dewasa dan anak anak. Perkecualian pada
tiopental rektal atau sekobarbital atau metoheksital untuk induksi pada anak
anak. Sedangkan phenobarbital atau sekobarbital intramuskular untuk premedikasi
pada semua kelompok umur.
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
2.1.3 Farmakodinamik
Sistem kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output ,dan dapat meningkatkan frekwensi
jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat dalam
plasma. Hal ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung, sehingga
curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. Iritabilitas otot jantung tidak
terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi Co2 atau
hipoksia. Penurunan tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam
beberapa menit tetapi bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat
terjadi hipotensi yang berat. Hal ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena
depresi pusat vasomotor. Dilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi
oleh karena efek depresi langsung obat pada miokard.
Sistem pernafasan
Akan mennyebabkan penurunan frekwensi nafas dan volume tidal. bahkan dapat
sampai menyebakan terjadinya asidosis respiratorik.
2.1.4 Dosis
Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-5 mg/kg. Untuk menghindarkan
efek negatif dari tiopental tadi sering diberikan dosis kecil dulu 50-75 mg sambil
menunggu reaksi pasien.
Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi, sehingga jangan memberikan
obat ini kepada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap barbiturat, sebab hal
ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi anafilaksis yang jarang terjadi, barbiturat
juga kontraindikasi pada pasien dengan porfiria akut, karena barbiturat akan
menginduksi enzim d-aminoleuvulinic acid sintetase, dan dapat memicu terjadinya
serangan akut. Iritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan nyeri pada
saat pemberian melalui I.V, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan
dilakukan blok regional simpatis.
2.2 Ketamin
Ketamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi
dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan
emergence phenomena.
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami
perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak
mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan
yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang.
Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam 5-8 menit,
sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan
sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan
peningkatan tekanan darah intrakranial.
Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat
menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga
merupakan obat pilihan pada pasien ashma.
Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses
pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak anak. Ketamin bersifat larut
air sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M. dosis induksi adalah 1 2 mg/KgBB
secara I.V atau 5 10 mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2
mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
2.2.4 Farmakokinetik
Absorbsi
Distribusi
Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke
seluruh organ.10 Efek muncul dalam 30 60 detik setelah pemberian secara I.V
dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah 15 20 menit. Jika diberikan
secara I.M maka efek baru akan muncul setelah 15 menit.
Metabolisme
Ekskresi
Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada
mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan
mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek
mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan
intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia.
2.3 Opioid
Opioid telah digunakkan dalam penatalaksanaan nyeri selama ratusan tahun. Obat
opium didapat dari ekstrak biji buah poppy papaverum somniferum, dan kata
opium berasal dari bahasa yunani yang berarti getah.
Opioid berikatan pada reseptor spesifik yang terletak pada system saraf pusat dan
jaringan lain. Empat tipe mayor reseptor opioid yaitu , ,,,. Walaupun opioid
menimbulkan sedikit efek sedasi, opioid lebih efektif sebagai analgesia.
Farmakodinamik dari spesifik opioid tergantung ikatannya dengan reseptor, afinitas
ikatan dan apakah reseptornya aktif. Aktivasi reseptor opiat menghambat pelepasan
presinaptik dan respon postsinaptik terhadap neurotransmitter ekstatori (seperti
asetilkolin) dari neuron nosiseptif.
2.3.2 Dosis
Premedikasi petidin diberikan I.M dengan dosis 1 mg/kgbb atau intravena 0,5
mg/Kgbb, sedangakan morfin sepersepuluh dari petidin dan fentanil seperseratus
dari petidin.
2.3.3 Farmakokinetik
Absorbsi
Cepat dan komplit terjadi setelah injeksi morfin dan meperedin intramuskuler,
dengan puncak level plasma setelah 20-60 menit. Fentanil sitrat transmukosal oral
merupakan metode efektif menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset cepat
(10 menit) analgesia dan sedasi pada anak-anak (15-20 g/Kg) dan dewasa (200800 g).
Distribusi
Waktu paruh opioid umumnya cepat (5-20 menit). Kelarutan lemak yang rendah dan
morfin memperlambat laju melewati sawar darah otak, sehingga onset kerja lambat
dan durasi kerja juga Iebih panjang. Sebaliknya fentanil dan sufentanil onsetnya
cepat dan durasi singkat setelah injeksi bolus.
Metabolisme
Ekskresi
Eliminasi terutama oleh metabolisme hati, kurang lebih 10% melewati bilier dan
tergantung pada aliran darah hepar. 5 10% opioid diekskresikan lewat urine dalam
bentuk metabolit aktif, remifentanil dimetabolisme oleh sirkulasi darah dan otot
polos esterase.
2.3.4 Farmakodinamik
Endokrin
Fentanil mampu menekan respon sistem hormonal dan metabolik akibat stress
anesthesia dan pembedahan, sehingga kadar hormon katabolik dalam darah relatif
stabil.
2.4 Benzodiazepin
2.4.1 Dosis
2.4.2 Farmakokinetik
2.4.3 Farmakodinamik
Dapat menimbulkan amnesia, anti kejang, hipnotik, relaksasi otot dan mepunyai
efek sedasi, efek analgesik tidak ada, menurunkan aliran darah otak dan laju
metabolisme.
Efek Kardiovaskuler
Menyebabkan vasodilatasi sistemik yang ringan dan menurunkan cardiac out put.
Ttidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, perubahan hemodinamik mungkin
terjadi pada dosis yang besar atau apabila dikombinasi dengan opioid.
Sistem Respiratori
Mempengaruhi penurunan frekuensi nafas dan volume tidal , depresi pusat nafas
mungkin dapat terjadi pada pasien dengan penyakit paru atau pasien dengan
retardasi mental.
Menimbulkan penurunan tonus otot rangka yang bekerja di tingkat supraspinal dan
spinal , sehingga sering digunakan pada pasien yang menderita kekakuan otot
rangka.
ANTASIDA
1. Pendahuluan
Antasida (antacid, antiacid) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit maag.
Antasida diberikan secara oral (diminum) untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung
yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Asam lambung dilepas untuk
membantu memecah protein. Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan
berbagai mekanisme. Ketika kondisi lambung semakin asam ataupun mekanisme perlindungan
kurang memadai, lambung, usus dan esophagus rusak oleh asam memberikan gejala
bervariasi seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
2. Pengertian
Antasida adalah berasal dari kata anti yang berarti lawan dan acidus yang berarti asam,
sehingga antasida adalah zat yang sifatnya berlawanan dengan asam, yaitu basa. Lambung
kita antara lain berisi zat yang bersifat asam, yaitu asam klorida. Kondisi lambung bisa
terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar dari keadaan normal atau
asam yang terkandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga menyebabkan gangguan
pada lambung.
Antasida adalah obat yang mengandung basa basa lemah yang digunakan untuk
menetralkan asam lambung yang berlebihan. Antasida terdiri dari senyawa magnesium,
aluminium, bismut, Hidrotalsit, kalsium karbonat, dan Na-Bikarbonat.
Calcium karbonat
Magnesium
karbonat
Dapat
digunakan
pada
kondisi
kekurangan
kalsium
contohnya
osteoporosis posmenopause
Magnesii trisilicas,
Magnesii subcarbonas.
serbuk amorf yang tidak berasa, tidak berbau, berwarna putih, tidak larut dalam air dan alkohol,
larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidrosida. Dispersi 4% dalam air
mempunyai pH tidak lebih dari 10,0. simpan dalan wadah tertutup rapat.
USP 29 : serbuk putih meruah, praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter. Larut
dalam asam-asam encer, simpan dalam wadah tertutup rapat.
USP 29 : suatu senyawa dari magnesium oksida dan silikon dioksida dengan proporsi air yang
bervariasi.Mengandung tidak kurang dari 20% magnesium oksida dan tidak kurang dari 45%
silikon dioksida.Berupa serbuk halus berwarna putih, bebas dari partikel.
Tidak larut dalam air dan alkohol, segera terurai oleh asam mineral.
Mengandung ekivalen dengan 40,0%-43,5 % MgO. Berupa serbuk berwarna putih meruah, tidak
berbau, atau massa rapuh berwarna putih yang ringan. Praktis tidak larut dalam air dan alkohol.
Larut dalam asam encer dan effervescent.
USP 29 : merupakan kombinasi aluminium magnesium hidroksida dan sulfat,mengandung
ekivalen dengan 90%-105% Al5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O, dihitung berdasarkan basis kering.
Berupa serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air dan alkohol, larut
dalam larutan encer asam mineral, kehilangan 10%-20% dari beratnya bila dikeringkan pada
suhu 200C selama 4 jam.
(USP 29 : serbuk mikrokristalin, berwarna putih halus, tidak berbau, praktis tidak larut dalam air,
tidak larut dalam alkohol. Kelarutannya dalam air ditingkatkan dengan adanya karbondioksida
atau garam-garam amonium meskipun keberadaan alkali hidroksida mengurangi kelarutannya
- Gastran
- Gastrinal
- Gastrucid
- Gelusil MPS
- Gestabil
- Gestamax
- Lagesil
- Lambucid
- Lexacrol
- Lexacrol Forte
- Madrox
- Magalat
- Magasida
- Magnidicon
- Magtacid
- Magtral
- Magtral Forte
- Mepromaag
- Mylanta
-Mylanta
Forte/Amacon
- Neosanmag
- Neusilin
- Nudramag
- Oskamag
- Plantacid
- Plantacid Forte
- Poloxane
- Progastric
- Promag
- Simeco
- Stomacain
- Stomagel
- Stromag
- Ticomag
- Tri Act
- Ulcid
- Ultilox
-Gelus
Kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium
karbonat juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek
yang tidak larut dan mengurangi absorpsi fosfat. Beberapa dari kalsium
diabsorpsi dari usus dan bagian yang tidak terabsorpsi diekskresikan melalui
feses.
metabolisme:hipofosfatemia, hipomagnesemia.
Kardiovaskuler:hipotensi. Endokrin dan metabolisme:hipermagnesemia.
Gastrointestinal:diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal:kelemahan otot.
Pernapasan:depresi pernapasan
Kadang-kadang menyebabkan konstipasi, kembung akibat pelepasan
karbondioksida pada beberapa pasien. Dosis tinggi dan penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid
rebound). Kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada
pasien dengan gangguan ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi.
15. interaksi
- Dengan Obat Lain :
- Terhadap Kehamilan :
Kategori C. Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus; bukti
yang ada saat ini menyatakan aman digunakan selama kehamilan dan
menyusui.
Kategori B
- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui.
- Terhadap Anak-anak :
Dosis magnesium-aluminium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasikan untuk infant
dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastrik serial, hasil terbaik
diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan formula
- Terhadap Hasil Laboratorium :
Mengurangi kadar fosfat anorganik.
Meningkatkan magnesium; menurunkan protein, kalsium; menurunkan
Kalium
Hiperfosfatemia dapat terjadi pada pengunaan jangka lama atau dosis besar;
intoksikasi aluminium dan osteomalasia dapat terjadi pada pasien dengan
uremia. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongesti,
gagal ginjal, edema, sirosi diet rendah natrium, serta pada pasien yang baru saja
mengalami perdarahan saluran cerna. Pasien uremia yang tidak menerima
dialisis dapat mengalami osteomalasia dan osteoporosis akibat deplesi fosfat.
Hati-hati digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (khususnya bila
dosis>50 mEq magnesium/hari). Hipermagnesemia dan toksisitas dapat terjadi
akibat penurunan klirens ginjal dari magnesium yang diabsorpsi. Penurunan
fungsi ginjal (Clcr<30 ml/menit) dapat menyebabkan toksisitas.
18. Monitoring Penggunaan Obat
Cara penggunaan obat, efek terapetik dan efek samping obat.
37