Disusun oleh :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB II
PEMBAHASAN
Kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang dan tidak lepas dari lingkungan
pemiliknya.Kearifan lokal bersifat dinamis menyesuaikan dengan zaman.Dan Secara umum
kearifan lokal adalah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat itu sendiri.
Menurut Suardiman (Wagiran, 2012:334), kearifan lokal identik dengan perilaku manusia
berhubungan dengan: (1) Tuhan, (2) tanda-tanda alam, (3) lingkungan hidup/pertanian, (4)
rumah, (5) pendidikan, (6) upacara perkawinan dan kelahiran, (7) makanan, (8) siklus kehidupan
manusia dan watak, (9) kesehatan, (10) bencana alam
Menurut Wales, kearifan lokal dapat dilihat dari dua perspektif yang saling bertolak
belakang. Yakni extreme acculturation dan a less extreme acculturation.
Beberapa jenis kearifan lokal seperti system nilai, tata cara, ketentuan khusus
yang dituangkan ke dalam bentuk cacatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab
tradisional primbon, kalender dan prasi atau budaya menulis di atas lembaran daun lontar.
• Bangunan/Arsitektural
• Benda cagar budaya/tradisiona (karya seni)
Misalnya keris, batik dan lain sebagainya
2. Kearifan lokal yang tidak berwujud (intangible)
Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara
verbal dan turun temurun yang bias berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai
ajaran tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud
lainnya, nilai social disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi.
• Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa ( segala sesuatu ada batasnya,
termasuk sumberdaya alam dan lingkungan)
• Kudu inget ka bali geusan ngajadi (manusia sebagian dari alam, harus mencintai
alam, tidak terpisahkan dari alam).
Awig-Awig memuat aturan adat yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat di
Lombok Barat dan Bali, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama
dalam berinteraksi dan mengelola sumberdaya alam &lingkungan .
Repong Damar atau hutan damar, merupakan model pengelolaan lahan bekas
lading dalam bentuk wanatani yang dikembangkan oleh masyarakat Krui di Lampung
Barat, yaitu menanami lahan bekas lading dengan berbagai jenis tanaman, antara lain
damar, kopi, karet, durian.
5. SASI (Maluku)
Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman setiap warga masyarakat
Maluku dalam mengelola lingkungan termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam.
Pamali Mamancing Ikan merupakan aturan adat yaitu larangan atau boboso.
Pamali Mamancing Ikab ini secara yurisdiksi terbatas pada nilai-nilai adat, dan agama,
tetapi konsep property right ini terbentuk dari pranata sosial masyarakat yang telah
berlangsung sejak lama dalam mengatur pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
Gugus hutan yang disebut Pahomba, terlarang keras untuk dimasuki apalagi untuk
diambil hasil hutanya. Pada hakekatnya pohon-pohon di setiap pahomba itu berfungsi
sebagai pohon-pohon induk yang dapat menyebarkan benih ke padang-padang rumput
yang relatif luas.Karena itu, jika api tidak menghangus matikan anakan pepohonan itu,
proses perluasan hutan secara alamiah dapat berlangsung. Pepohonan di pahomba
disekitar batang sungai berfungsi sebagai riparian atau tumbuhan tepain sungai yang
berfungsi sebagai filter terhadap materi erosi, dan sekaligus berfungsi sebagai sempadan
alamiah sungai dan untuk pelestarian air sungai.
Salah satu teknologi tradisional pemakaian air secara efisien dalam pertanian
dilakukan dengan cara Subak. Lewat saluran pengairan yang ada pembagian aliran
berdasarkan luas areal sawah dan masa pertumbuhan padi dilakukan dengan
menggunakan alat bagi yang terdiri dari batang pohon kelapa atau kayu tahan air lainnya.
Kayu ini dibentuk sedemikian rupa dengan cekukan atau pahatan dengan kedalaman
berbeda sehingga debit air yang mengalir di satu bagian berbeda dengan debit air yang
mengalir di bagian lainnya. Kayu pembagi air ini dapat dipindah-pindah dan dipasang
diselokan sesuai dengan keperluan, yang pengaturannya ditentukan oleh Kelihan Yeh
atau petugas pengatur pembagian air.
Tri HitaKarana, suatu konsep yang ada dalam kebudayaan Hindu-Bali yang
berintikan keharmonisan hubungan antara Manusia-Tuhan, manusia-manusia, dan
manusia-alam merupakan tiga penyebab kesejahteraan jasmani dan rohani. Ini berarti
bahwa nilai keharmonisan hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan suatu
kearifan ekologi pada masyarakat dan kebudayaan Bali.
Bersih Deso (bersih desa) adalah suatu acara adat dan sekaligus tradisi pelestarian
lingkungan yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Gasang sampai
sekarang.Dilakukan setiap tahun pada bulan Jawa Selo (Longkang) dipilih dari hari Jumat
Pahing.Masyarakat secara berkelompok membersihkan lingkungan masing-masing
seperti jalan, selokan umum dan sungai. Setelah selesai melaksanakan bersih deso secara
berkelompok mereka menyelenggarakan upacara semacam “sedekah bumi” dengan sajian
satu buah buceng besar, satu buceng kecil, sayur tanpa bumbu lombok tanpa daging,
berbagai macam hasil bumi yang biasa disebut “pala kependhem” dan “pala gumantung”.
Tradisi bersih desa di Desa Bendosewu dikenal dengan wewaler yang merupakan
pesan dari leluhur yang babad desa.Isi pesan adalah “jika desa sudah rejo (damai,
sejahtera) maka hendaknya setiap tahun diadakan upacara bersih desa.”Tradisi bersih
desa disertai kegiatan kebersihan lingkungan secara serentak, yaitu membersihkan jalan-
jalan, rumah-rumah, pekarangan, tempat-tempat ibadah, makam dan sebagainya.Kegiatan
ini disebut pula dengan “tata gelar” atau hal yang sifatnya lahiriah.Hal yang berkaitan
dengan “tata gelar” dalam bersih desa bagi masyarakat Bendosewu sudah menjadi bagian
hidupnya, sehingga tidak perlu diperintah lagi.
Seren Taun memiliki banyak arti bagi masyarakat kasepuhan diantaranya adalah
puncak prosesi ritual pertanian yang bermakna hubungan manusia, alam, dan pencipta-
Nya.Seren Taun adalah perayaan adat pertanian kasepuhan sebagai ungkapan rasa syukur
setelah mengolah lahan pertanian sengan segala hambatan dan perjuangannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.Seren Taun adalah pesta masyarakat adat Kasepuhan
sebagai ungkapan rasa gembira ketika panen datang.Seren Taun juga merupakan
pertunjukan kesenian-kesenian tradisional yang ada di masyarakat Kasepuhan. Adat
istiadat yang berlaku di dalam Kasepuhan ini mengatur pola kehidupan masyarakat dalam
berhubungan dengan sang pencipta (Hablum minallah), hubungan antar manusia
(Hablum minan naas) dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya (Hablum minal
alam).
18. PIIL PASENGGIRI (Lampung)
Piil Pasenggiri merupakan falsafah hidup atau pedoman dalam bertindak bagi
setiap warga masyarakat Lampung, yakni: menemui muimah (ramah lingkungan), nengah
nyappur (keseimbangan lingkungan), sakai sambayan (pemanfaatan lingkungan), dan
juluk adek (pertumbuhan lingkungan).
Pengetahuan Ke-Kean adalah perhitungan waktu yang tepat untuk menanam jenis
tanaman tertentu yang dikaitkan dengan ilmu perbintangan.
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
Bentuk peran komunitas dalam evaluasi program pembangunan antara lain
memberikan masukan, saran, dan kritik bagi program pembangunan yang telah
berlangsung. Proses evaluasi dapat dilakukan bersama masyarakat. Jika
program pemberdayaan dirasa berhasil, tahap berikutnya adalah terminasi,
yaitu pengakhiran seluruh kegiatan termasuk pendampingan, serta penyerahan
tugas pendampingan kepada komunitas tersebut.
2.5.3 Mengelola Potensi Masyarakat dan SDA Tidak Hanya Berfokus pada Satu
Bidang tetapi pada Berbagai Perspektif
Lahan basah memiliki banyak sumber daya alam yang bermaanfaat bagi
masyarakat setempat , salah satunya ialah pertanian masyarakatlahan basah mayoritas
memiliki pekerjaan becocok tanam seperti padi dan jagung. Disamping kekayaan alam
lahan basah berupa tumbuhan, masyarakat juga terbiasa mengkonsumsi dan menjual hasil
ikan serta lahan basah juga dapat berfungsikan sebagai pengendali iklim dan peredam
banjir.
2. Sumber Daya Manusia
Kondisi wilayah lahan yang tergenang air sehingga membuat masyrat di tuntut
untu berfikir dalam mengelolah sumber daya alam tersebut sehingga maysarakt lahan
basah mayoritasmemiliki sifat pekerja keras ,ulet dan kreatif, masyarakat biasanya
memanfaatkan kekayaan alam dengan membuat kerajinan tangan dari sumber daya alam
yang tersedia dan sebagian besar masyarakat lahan basah juga memiliki kebiasaan yang
buruk seperti buang air besar sembarangan serta tidak melakukuan PHBS.
3. Money
4. Material
5. Machine
6. Method
1. Tradisional
Alat bantu tradisional atau alat bantu lama yang sudah dilakukan bertahun tahun
lalu dalam pemanfaatan sumber daya alam
Contoh : Penggunakan kerbau dalam membajak sawah
2. Modern
Alat bantu modern atau tekonologi yang dapat memudahkan dalam pemanfaatan
sumber daya alam
Contohnya : Penggunakan traktor dalam membajak sawah
• Masyakarat lahan basah cenderung pekerja keras yang ulet dan kreatif
Karena pada umumnya masyarakat di wilayah lahan basah memiliki wilayah kerja
yang terbatas.Masyarakat di wilayah lahan basah banyak yang bekerja sebagai petani dan
nelayan.Hal itulah yang menuntut masyarakat disana berpikir kreatif untuk terus maju
dalam meningkatkan mata pencaharian mereka.
Oleh karena kemampuan lahan basah yang dapat menyerap dan menyimpan
karbon, lahan basah dapat berfungsi sebagai pengendali iklim
Tipe kebakaran di lahan basah mempunyai dua jenis, yaitu ground fire dan
smoldering. Kebakaran di lahan basah akan sulit dipadamkan karena kebakaran terjadi
di dalam permukaan tanah sehingga sulit dideteksi
• Kurangnya sumber air bersih
Kebiasaan masyarakat lahan basah yang masih membuang sampah dan BAB di
sungai menyebabkan sulitnya mendapat air bersih dikarenakan sungai sebagai sumber
air telah tercemar
Lahan basah merupakan tempat yang tergenang air, baik yang bersifat permanen
maupun sementara. Genangan air ini akan menjadi tempat perkembangbiakkan vektor
yang dapat menyebabkan penyakit akibat vektor seperti DBD, malaria, dan filariasis
Daerah lahan basah umumnya merupakan daerah yang sulit dijangkau, sehingga
menimbulkan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan. Sebagai contoh :
masyarakat yang tinggal di pesisir pantai membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
menjangkau pelayanan kesehatan terdekat
4. Threat (ancaman) adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
• Kebakaran
Lahan basah dikenal sebagai lahan yang rentan terbakar karena menyimpan
karbon didalamnya.
• Banjir
Lahan basah yang tidak dikelola dengan baik akan merubah fungsi lahan basah
sebagai peredam banjir, karena umumnya masyarakat di lahan basah masih memiliki
kebiasaan buang sampah disungai. Sehingga jika terjadi musim hujan, sampah yang
menumpuk itu akan berpotensi menimbulkan banjir.
• Penyakit menular
Masyarakat di lingkungan lahan basah umumnya masih memiliki prilaku yang
buruk dan tidak mencerminkan PHBS seperti buang air besar sembarangan dan buang
sampah di sungai.Hal ini menyebabkan sungai tercemar sehingga memiliki potensi besar
untuk menimbulkan penyakit menular seperti diare, penyakit kulit dan hepatitis.
• Sulit mengikuti perkembangan zaman
Karena lahan basah umumnya berada ditempat yang sulit dijangkau sehingga
menyebabkan teknologi yang baru sulit untuk diadopsi oleh masyarakat di wilayah lahan
basah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang dan tidak lepas dari lingkungan
pemiliknya, kearifan lokal bersifat dinamis menyesuaikan dengan zaman dan Secara umum
kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal terdiri dari dua bentuk yaitu : kearifal lokal yang berwujud
nyata (tangible) dan kearifan lokal yang tidak berwujud (intangible). Identifikasi kearifan lokal
di wilayah lahan basah dapat dilakukan dengan cara identifikasi Sumber Daya Manusia,Sumber
Daya Alam, money, material, Machine, dan Method. Dalam mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi dapat dilakukan dengan menggunakan Analisi
SWOT.
3.2 Saran
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat saya harapkan guna
memperbaiki makalah ini serta sebagai acuan bagi kami untuk membuat makalah yang lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://awig-awig.blogspot.com/2011/07/jenis-kearifan-lokal-yang-ada-di.html
file:///C:/Users/10/Downloads/Pemanfaatankekayaanalamlahanbasah.pdf