Anda di halaman 1dari 9

SURGICAL SAFETY CEKLIST

A. Latar belakang
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang
cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical
errors). Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai:
The failure of a planned action to be completed as intended (i.e., error of execusion)
or the use of a wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya
kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah
direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan
tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan
perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near
Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat
diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui
secara dini lalu diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan
cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil
pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur

Surgical safety Ceklist Page 1


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 1
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan
merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak
memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau
pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau
system yang lain.
Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse
event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung
tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita semua.
Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees
mengidentifikasikan bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety)
merupakan sebuah prioritas strategik. Mereka juga menetapkan capaian-capaian
peningkatan yang terukur untuk medication safety sebagai target utamanya. Tahun
2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam “TO ERR IS HUMAN, Building a
Safer Health System” melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di
rumah sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event).
Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004, WHO mencanangkan World Alliance for
Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit.
Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005
tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk
tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan
memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan
mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan
pasien di rumah sakit.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah
sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya
terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan system Patient Safety yang dirancang
mampu menjawab permasalahan yang ada.

Surgical safety Ceklist Page 2


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 2
Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia 3
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi
kesalahan sisi, kesalahan pasien, dan kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh)

D. Standar pelaksanaan Surgical safety Ceklist


1. Sign In
Standar 1 : Tentukan satu orang sebagai koordinator ceklist
Rasional : Mencegah tercecer atau tertinggalnya Form Surgical Safety
Ceklist di area pelaksanaan Sign In
Standar 2 : Waktu pelaksanaan sesaat sebelum pasien dibawa ke kamar
operasi
Rasional : Mengcegah kesalahan pasien yang akan dioperasi
Standar 3 : Persiapan alat : surgical safety ceklist dan alat tulis
Rasional : Persiapan alat tulis dan form menunjang terlaksananya prosedur
surgical safety ceklist dengan benar
Standar 4. Tim yang hadir : sirculating nurse, dokter anastesi, dokter operator
atau asisten operator
Rasional : Sirculating nurse adalah seorang perawat senior yang akan
bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan pasien selama operasi
berlangsung. Dokter anastesi memastikan persiapan alat dan obat anastesi
sesuai kondisi pasien .
Operator bertanggung jawab dalam memastikan ketepatan sisi operasi
Standar 5 : Circulating nurse dan tim yang hadir memperkenalkan diri
Rasional : Perkenalan merupakan salah satu teknik bina trus dengan pasien.
Standar 6 : Circulating nurse menjelaskan tujuan sign in
Rasional : Pertanyaan identifikasi berulang-ulang mempengaruhi keyakinan
pasien terhadap tindakan operasi, penjelasan tujuan sign in berdampak pada
keyakinan akan prosedur tepat pada pasien yang benar.

Surgical safety Ceklist Page 4


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 4
Standar 7 : - Circulating nurse mengkonfirmasi ulang identitas pasien
- Circulating nurse mencocokan apa yang disebutkan pasien
dengan gelang dan rekam medis pasien
- Circulating nurse mencocokan apa yang disebutkan pasien
dengan gelang dan rekam medis pasien
- Circulating nurse memastikan pasien mengetahui operasi apa
yang akan dilakuakan
- Circulating nurse menanyakan pada pasien lokasi operasi
sambil melakukan pengecekan, apakah sdh diberikan site
marking atau belum
Rasional : memastikan operasi dilaksanakan pada pasien yang tepat sesuai
identitasnya

Standar 8 : Circulating nurse menanyakan apakah tanda tangan yg ada dlm


informed consent form adalah tanda tangan pasien.
Rasional : Usia pasien dewasa berhak atas dirinya sendiri sesuai aspek legal

Standar 9 : - Circulating nurse menanyakan apakah pasien mempunyai


riwayat alergi

- Circulating nurse mencocokkan dgn gelang ( merah ) jika ada


alergi.
Rasional : mencegah kesalahan pemberian obat

Standar 10 : - Circulating nurse menanyakan pada dokter anastesi, apakah


alat dan mesin anastesi sudah siap digunakan ?

- Circulating nurse menanyakan apakah pasien memiliki resiko


perdarahan.?

- Circulating nurse menanyakan pada dokter anastesi apakah


ada masalah dalam pernapasan pasien

Surgical safety Ceklist Page 5


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 5
- Circulating nurse menanyakan apakah pasien memiliki resiko
perdarahan.?

- Circulating nurse menanyakan apakah perlu akses IV line lebih


dari satu.

- Pemasangan pulse oksimetri dilakukan pada semua pasien,


penulisan diagnosis kesulitan pernafasan dilakukan pada semua
pasien dan pemasangan infus 2 jalur pada pasien yang mempunyai
risiko perdarahan.

Rasional : Kolaborasi dengan dokter anastesi terkait hal penting


pada pasien yang akan dioperasi, berdampak pada kelancaran dan
keamanan pelaksanaan operasi.

2. Time Out
Standar 1 : Waktu pelaksanaan : sesaat sebelum dilakukan incisi
Rasional : Konfirmasi ulang identitas pasien penting dalam mencegah
kesalahan operasi
Standar 2 : Persiapan : surgical safety ceklist dan alat tulis
Rasional : Ceklist menuntun setiap langkah pelaksanaan surgical safety dan
harus segera didokumentasikan.
Standar 3 : Pemberi kode untuk dimulainya time out adalah scrub nurse.
Rasional : Scrub nurse bertanggung jawab atas semua persiapan instrumen
dan memastikan perhitungan alat, kasa dan jarum sebelum memberikan kode
untuk dimulai operasi .
Standar 4 : Yang membacakan : circulating nurse
Arasional : Ceklist dibawa tanggung jawab sirculating nurse, dokumentasi
dilaksanakan saat dibacakan.
Standar 5 : Pelaksanaannya :

Surgical safety Ceklist Page 6


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 6
- Perawat membacakan urutan sesuai yg tertera pada ceklist,
sambil melakukan cek list pada form surgical safety ceklist
- Hari ini tanggal, bulan, tahun, jam …
- Setiap anggota tim memperkenalkan diri sesuai perannya
masing-masing.
- Sebutkan nama pasien, usia, tindakan dan lokasi operasi (
operator ).
- Apakah antibiotik profilaksis sdh diberikan ( dr anastesi )
Standar 6 : - Langkah apa yang perlu dilakukan jika terjadi kondisi kritis atau
kejadian yg tidak diharapkan ? ( operator dan anastesi )
- Scrub Nurse, Apakah ada hal khusus yang perlu diantisipasi ?
- Apakah perlu dipasang hasil X Ray pasien ?
- Tim lengkap, semua sdh siap, .
- Operasi di mulai
Rasional : Penting untuk mempersipakan darah, obat dan alat emergency jika
diperlukan

3. Sign Out
Standar 1 : Waktu pelaksanaan : sesaat sebelum area operasi ditutup
Rasional : Mencegah alat, kasa dan jarum tertinggal dalam tubuh pasien
Standar 2 : - Persiapan : surgical safety ceklist dan alat tulis
- mencatat dan melakukan ceklist pada surgical safety ceklist
Rasional : pelaksanaan sign out segera didokumentasikan, tidak
ditunda-tunda.
Standar 3 : Circulating nurse :
- Pemberi kode untuk dimulainya sign out adalah scrub nurse.
- Scrub nurse yang memberikan kode, dimulainya sign out.

Rasional : Scrub nurse bertanggung jawab atas semua instrumen dan


memastikan perhitungan alat, kasa dan jarum sebelum memberikan kode
untuk dimulai sign out.

Surgical safety Ceklist Page 7


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 7
Standar 4 : Operator, menyebutkan operasi yg telah dilakukan
Standar 5 : Scrub nurse, melaporkan jumlah alat, instrumen , kasa dan jarum
yg dipakai, lengkap atau tidak.
Rasional : Mencegah tertinggalnya alat, jarum dan kasa dalam tubuh pasien
Standar 6 : Circulating nurse memastikan apakah ada spesimen yang akan
diperiksa, jika ada beri label sesuai nama pasien.
Rasional : Mencegah tercecer atau hilangnya jaringan yang akan diperiksa
Standar 7 : Circulating nurse menanyakan pada operator dan anastesi apakah
ada hal khusus yang perlu diperhatikan pada pasien setelah operasi.
Rasional : Sebagai antisipasi demi keselamatan pasien
Standar 8 : Circulating nurse menanyakan ke Scrub nurse, apakah ada alat
yg bermasalah selama operasi berlangsung .
Standar 9 : Circulating nurse memastikan kembali surgical safety ceklist
sudah dilengkapi. Jika semua sudah lengkap maka area operasi ditutup.
Standar 10 : Circulating nurse mengingatkan operator untuk melakukan
tanda tangan pada surgical safety ceklist, sebelum meninggalkan ruang
operasi.
Rasional : Prosedur pengisisn Surgical safety Ceklist didokumntasikan secara
lengkap sesuai pelaksanaannya.

E. Ketentuan yang harus ada dalam cheklist


1. Fokus: checklist harus ringkas tetapi harus mencakup hal-hal yang dianggap
penting.
2. Singkat: pengambilan tindakan tidak lebih dari satu menit untuk menyelesaikan
setiap permasalahan.
3. Tindak lanjut: setiap permasalahan harus ditindak lanjut dan dijelaskan secara
spesifik.
4. Verbal: kunci utama dari keberhasilan checklist adalah komunikasi, jika hanya
sebagai instrumen tertulis maka tidak akan efektif.
5. Kolaborasi: seluruh tim kamar bedah harus bekerja sama.

Surgical safety Ceklist Page 8


HimpunanPerawat
Himpunan Perawat Kamar
Kamar Bedah
Bedah Indonesia (HIPKABI) Laurentina Nona Eda.Doc.2017
Indonesia 8
Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia 9

Anda mungkin juga menyukai