Anda di halaman 1dari 7

ANALISA PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

OLEH PERAWAT RUANG INAP DI SUATU RUMAH SAKIT


Ghea Karina Alemina Ginting / 181101083

Email : gintingghea67@gmail.com

ABSTRAK
Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien adalah bentuk untuk mencegah terjadinya Kejadian
Yang Tidak Diinginkan (KTD). Berdasarkan suatu penelitian didapatkan bahwa kebijakan dan
SOP (Standart Operasional Prosedur) suda jelas terdapat di rumah sakit tetapi penerapannya
dalam pelaksanaan sasaran keselamatan masih kurang dilakukan. Untuk itu penting kita lebih
menganalisa lagi. Apalagi analisa dari berdasarkan berbagai rumah sakit. Sehingga lebih
mengetahui mana yang harus diperbaiki kedepannya sehingga sasaran keselamatan pasien dapat
diterapkan oleh petugas di rumah sakit. Sasaran keselamatan pasien ada 6. Dan diharapkan agar
setiap petugas kesehatan dapat menerapkannya dalam menjalankan tugas nya. Salah satu
petugas kesehatan adalah seperti perawat yang setiap hari berhadapan langsung dengan pasien.

Kata kunci : keselamatan pasien, ruang inap, sasaran

ABSTRACT
The implementation of patient safety goals is a form of preventing unwanted events (PUE).
Based on a study it was found that policies and SOPs (Standard Operating Procedures) were
clearly present in hospitals but their application in the implementation of safety targets was still
lacking. For this reason it is important that we analyze more. Moreover, the analysis is based on
various hospitals. So as to better know which ones should be improved in the future so that
patient safety goals can be applied by hospital staff. The patient safety target is 6. And it is
hoped that every health worker can apply it in carrying out its duties. One health worker is like a
nurse who deals directly with patients every day.

Word Key : patien sefety, hospital room, target


LATAR BELAKANG yang sangat bervariasi, yaitu 8,0%
hingga 98,2% untuk diagnostic error
Berdasarkan laporan dari Institute of dan 4,1% hingga 91,6% untuk
Medicine (IOM) yang menerbitkan medication error. Berdasarkan data-data
laporan: To Err Is Human, Building A tersebut, berbagai negara segera
Safer Health System dan memuat data melakukan penelitian dan
menarik tentang Kejadian Tidak
mengembangkan sistem keselamatan
Diharapkan (KTD). Laporan itu
mengemukakan penelitian di rumah pasien.
sakit di Utah dan Colorado serta New Tentu keselamatan pasien
York. KTD di Utah dan Colorado menjadi masalah yang cukup menjadi
ditemukan sebesar 2,9%, dimana 6,6% perbincangan di dunia. Keselamatan
di antaranya meninggal dunia. pasien kemudian dikembangkan baik itu
Sedangkan di New York KTD adalah
langkah – langkah mewujudkan
sebesar 3,7% dengan angka kematian
13,6%. Angka kematian akibat KTD keselamatan pasien dan juga bentuk
pada pasien rawat inap di seluruh sasaran apa yang menjadi pertimbangan
Amerika yang berjumlah 33,6 juta per untuk di perhatikan. Sasaran
tahun berkisar 44.000-98.000 per tahun. keselamatan pasien disini adalah apa
Publikasi WHO, pada tahun yang menjadi goals atau target untuk
2004, mengumpulkan angka-angka mengatasi Kejadian Tidak Terduga.
penelitian rumah sakit berbagai Negara: Bukan mengenai siapa yang menjadi
Amerika, Inggris, Denmark dan sasaran. Tentu yang menjadi sasaran
Australia, ditemukan KTD dengan nya adalah pasien. Tetapi setiap pasien
rentang 3,2-16,6%. mempunyai asuhan keperawatan yang
Di Indonesia data tentang berbeda.
Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) dan Sasaran Keselamatan Pasien
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) masih merupakan suatu bagian dari Standar
sulit didapatkan (KKP-RS, 2008). Akreditasi Rumah Sakit yang harus
Laporan insiden keselamatan pasien dapat
berdasarkan provinsi pada tahun 2007, diterapkan di rumah sakit yang
ditemukan provinsi DKI Jakarta berguna dalam meningkatkan pelayanan
menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% kesehatan yang berkualitas (Diah dkk,
di antara delapan provinsi lainnya, yaitu 2015)
Jawa Tengah 15,9 %, D.I. Yogyakarta Sasaran keselamatan pasien
18,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatera meliputi tercapainya hal-hal sebagai
Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali berikut: 1) ketepatan identifikasi pasien;
1,4%, Aceh 10,7% dan Sulawesi 2) peningkatan komunikasi yang efektif;
Selatan 0,7% (KKP-RS, 2008). Menurut 3) peningkatan keamanan obat-obatan
Utarini (2011), keselamatan pasien telah yang harus diwaspadai; 4) kepastian
menjadi perhatian serius. Dari lokasi pembedahan yang benar,
penelitiannya terhadap pasien rawat prosedur yang benar dan pembedahan
inap di 15 rumah sakit dengan 4500 pada pasien yang benar; 5) pengurangan
rekam medik menunjukkan angka KTD risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; 6) pengurangan risiko cedera Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien
pasien akibat terjatuh. Maksud dari yaitu meliputi : : 1) ketepatan
sasaran keselamatan pasien adalah identifikasi pasien; 2) peningkatan
mendorong perbaikan spesifik dalam komunikasi yang efektif; 3) peningkatan
keselamatan pasien yang menyoroti keamanan obat-obatan yang harus
bidang-bidang bermasalah dalam diwaspadai; 4) kepastian lokasi
perawatan kesehatan, memberikan bukti pembedahan yang benar, prosedur yang
dan solusi hasil konsensus yang benar dan pembedahan pada pasien
berdasarkan nasihat para pakar. yang benar; 5) pengurangan risiko
Untuk menerapkan terwujudnya infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6)
sasaran keselamatan pasien ini perlu pengurangan risiko cedera pasien akibat
pengetahuan dan motivasi dari perawat terjatuh. Akan kita observasi dari
juga tentunya menjadi faktor berbagai jurnal.
pendorong terwujudnya pelaksanaan 1. Ketepatan Identifikasi Pasien.
sasaran keselamatan pasien (Diah dkk, Dari Jurnal yang berjudul
2015) “Penerapan Sasaran
Agar lebih mengetahui apakah Keselamatan Pasien di Rumah
sudah terlaksana dengan baik Sakit Adi Husada” oleh Iswati
penggunaan sasaran keselamatan pasien didapatkan lebih dari setengah
ini, maka akan diobservasi lagi perawat telah menerapkan
berdasarkan dari penelitian berbagai kebijakan atau prosedur dalam
jurnal. Sasaran pasien ini yang menjadi mengidentifikasi pasien. Namun
goals untuk terwujudnya keselamatan masih ada perawat yang hanya
pasien. Tentu sasaran keselamatan menggunakan nomor kamar atau
pasien ini memiliki peran penting untuk nomor tempat tidur saja ketika
dilakukan dan diimplementasikan. melakukan identifikasi

2. Komunikasi efekstif.
METODE
Dari Jurnal yang berjudul
Dilakukan observasi
“Penerapan Sasaran
berdasarkan jurnal yang berjudul
Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien di Rumah
di Rumah Sakit Adi Husada. Bentuk Sakit Adi Husada” oleh Iswati
penelitiannya adalah kulitatif. Dan didapatkan saat perawat
dijelaskan kembali secara deskriptif. bertanya kepada dokter, perawat
Dari observasi kemudian akan menyiapkan kertas untuk
disesuaikan dengan penggunaan sasaran mencatat instruksi dokter dan
keselamatan pasien apakah sudah
mengkonfirmasi ulang apa yang
diterapkan dalam kegiatan di rumah
sakit atau tidak. Nanti akan disimpulkan sudah dicatat oleh perawat dan
kemudian. begitu pun dengan lisan. Ketika
ada tulisan dokter yang tidak
HASIL terbaca, perawat
mengkonfirmasi ulang dengan
dokter. Komunikasi perawat melakukan pengecekan
dengan pasien juga baik, saat identitas, menegcek prosedur
melaukan suatu tindakan, dan lokasi operasi, melakukan
perawat menjelaskan prosedur prosedur rutin seperti enema
layanan kesehatan dari awal sesuai instruksi dokter,
kepada pasien dan juga menganjurkan pasien,
melakukan tindakan pemberian menyiapkan dan mengecek hasil
informed consent kepada pasien foto rontgen dan hasil
untuk persetujuan tindakan pemeriksaan lainnya

3. Keamanan obat dan cairan. 5. pengurangan risiko infeksi


Dari Jurnal yang berjudul terkait pelayanan kesehatan
“Penerapan Sasaran Dari Jurnal yang berjudul
Keselamatan Pasien di Rumah “Penerapan Sasaran
Sakit Adi Husada” oleh Iswati Keselamatan Pasien di Rumah
didapatkan perawat melakukan 8 Sakit Adi Husada” oleh Iswati
benar dalam menunjang didapatkan sebagian besar
keselamtan pasien seperti : benar perawat telah menerapkan
obat, benar dosis, benar waktu, tindakan untuk mengurangi
benar cara, benar dokumentasi, infeksi dengan mencuci tangan
benar informasi, dan benar sebelum dan sesudah melakukan
pengkajian. Obat – obatan juga tindakan keperawatan. Dan
berada diabwah pengawasan disetiap depan kamar pasien
apoteker, sehingga jika ada obat terdapat desinfektan.\
yang memiliki dosis tinggi,
maka perawat akan menanyakan 6. pengurangan risiko cedera
kembali kepada dokter. pasien akibat terjatuh.
Dari Jurnal yang berjudul
4. kepastian lokasi pembedahan “Penerapan Sasaran
yang benar, prosedur yang benar Keselamatan Pasien di Rumah
dan pembedahan pada pasien Sakit Adi Husada” oleh Iswati
yang benar. didapatkan lebih dari setengah
Dari Jurnal yang berjudul perawat telah melakukan usaha
“Penerapan Sasaran pencegahan jatuh dengan
Keselamatan Pasien di Rumah menaikkan pengaman atau
Sakit Adi Husada” oleh Iswati pembatas tempat tidur dan
didapatkan sebagian besar menganjurkan pasien untuk
perawat telah melakukan upaya memencet bel jika memerlukan
untuk peningkatan ketepatan bantuan . selain itu, perawat juga
lokasi, prosedur dan pasien memberikan label pada tangan
operasi, sebelum dilakukan pasien untuk mengetahui bahwa
operasi kepasien, antara lain
pasien tersebut adalah pasien kesalahpahamann dalam
dengan resiko jatuh. memberikanobat akan jauh lebih
berkurang. Dan penerapan 8 benar
sudah bagus dilakukan, tinggal
PEMBAHASAN pemantauan saja. Apakah benar
sudah diimplementasikan atau
Berdasarkan hasil analisis yang
hanya sekedar menjadi sebuah
telah dijabarkan sebelumnya.
pengetahuan
Didapatkan bahwa :
4. kepastian lokasi pembedahan
1. Ketepatan Identifikasi pasien.
yang benar, prosedur yang benar
Perawat sudah paham
dan pembedahan pada pasien
pentingnya pengguanaan
yang benar.
identitas. Tapi kurang nya hanya
Ini juga merupakan bagian
ada beberapa yang
terpenting. Agar tidak terjadi
menyepelekan dengan hanya
kekeliruan. Apalagi ini
membuat nomor kamar saja saat
menyangkut pembedahan /
melakukan pendokumentasian.
operasi seseorang. Sehingga
Padahal kemungkinan kesalahan
perlu dengan konsentrasi yang
identitas pada
tinggi dalam melakukan tiap
pendokumentasian nanti tentu
tindakannya. Tetapi berdasarkan
juga jauh lebih besar.
hasil penelitian jurnal tersebut.
Terlihat, bahwa kesiapan
2. Komunikasi efektif perawat terhadap operasi sangat
Antara perawat dengan dokter matang. Tentu, peran perawat
sudah memiliki komunikasi yang
pun terlihat.
baik. Yang ingin sedikit
ditambahkan adalah, seharus nya
5. pengurangan risiko infeksi
perawat jika melakukan
komunikasi melalui via telephone, terkait pelayanan kesehatan.
ketika dokter meresepkan obat Bentuk dari pengurangan resiko
tertentu sebaiknya tulis dan minta infeksi ada banyak. Tetapi
tanda tangan dari dokter. Hal berdasarkan hasil penelitian,
tersebut menunjukkan bahwa belum terlihat jelas contoh –
dokter turut bertanggung jawab contoh dari pencegahan infeksi.
dalam memberikan tindakan. Seperti pembuangan limba
Sedangkan, komunikasi dengan infeksius dan non infeksius
pasien sudah terlihat baik Karen
belum terlihat. Hanya saja,
apasien tentu juga butuh informasi
contoh kecil seperti mencuci
atas setiap tindakan yang dilakukan
tangan sudah diterapkan
3. Keamanan obat dan cairan.
Bentuk kolaborasi sudah terlihat 6. pengurangan risiko cedera
antara perawat dengan bagian pasien akibat terjatuh.
farmasi. Tentu dengan begitu
Bentuk pengantisipasian dari Darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi
perawat yang diteliti tersebut Tondano. Artikel Penelitian : Fakultas
sudah sangat baik. Terlihat, Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
mereka menjaga agar pasien Ratulangi Manado.
tidak mengalami cedera akibat
jatuh nantinya. Arruum, Salbiah, Manik. (2015).
Pengembangan sistem manajemen
risiko keselamatan pasien di rumah
PENUTUP
sakit Universitas Sumatera Utara
- Simpulan (model pengembangan manajemen
mutu). Penelitian Hibah Bersaing
Sasaran – sasaran yang telah
tahun 2015.
dilakukan oleh perawat di
Rumah Sakit Adi Husada sudah Cahyono, Agung. (2015). Hubungan
baik. Mereka memahami apa Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan
yang mereka perlu terapkan Perawat Terhadap Pengelolaan
didalam rumah sakit dalam Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.
menjaga keselamtan pasien. Jurnal Ilmiah Widya : Vol. 3 Nomor 2.
Tentu, hal ini harus
dikembangkan. Agar Darlina, Devi. (2016). Hubungan
kedepannya, semakin baik dan Pengetahuan Perawat Dengan Upaya
juga dapat terus menjadi contoh Penerapan Patient Safety Di Ruang
yang baik untuk rumah sakit Rawat Inap Rumah Sakit Umum
lain. Agar dapat menerapkannya Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda
dan juga ikut Aceh. Idea Nursing Journal : Vol. VII
membudayakannya sehingga No. 1 2016.
menjadi sebuah kebiasaan. Diah, dkk. (2015). Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Dalam Sasaran
- Saran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Sebagai seorang perawat penting Sumatera Utara. Idea Nursing Journal
untuk mengetahui sasaran apa Vol VI No. 2.
saja dalam keselamtan pasien.
Hal ini untuk menjaga bukan Fatimah, I. (2012).Hubungan
hanya keselamatan pasien, tetapi Pengetahuan, Motivasi dan Supervisi
keselamatan seorang petugzs Dengan Kinerja Perawat Dalam
juga dapat menjadi tujuan jika Melaksanakan Patient Safety di RSUD
kita mengetahui sasaran pada Lambuang Baji. Makassar: Universitas
keselamatan pasien ini. Hasanudin.

Iswati. (2013). Penerapan Sasaran


DAFTAR PUSTAKA
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Angelia, W. (2015). Analisis Jurnal Akademi Keperawatan Adi
Pelaksanaan Standar Sasaran Husada.
Keselamatan Pasien di Unit Gawat
Potter, P.A., & Perry.A.G. (2009).
Keperawatan Dasar. Ed. 4. Alih bahasa
: Renata dkk. Jakarta : EGC.7

Puji. Tri. (2017). Analisis Penerapan


Manajemen Pasien Safety Dalam
Rangka Peningkatan Mutu Pelayanan
Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta Tahun 2013. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat.

Reno, dkk. (2018). Analisis


Pelaksanaan Sasaran Keselamatan
Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Padang Pariaman.
Jurnal Kesehatan Andalas; 7.

R . H. Simamora. (2019). Buku Ajar


Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Uwais
Inspirasi Indonesia.

R.H. Simamora. (2019). The Influence


Of Training Handover Based SBAR
Communication For Improving Patients
Safety. Indian Journak Of Public Health
Research & Developmen.

R. H. Simamora. (2019).
Documentation Of Patient
Identifivcation Into The Hectronic
System To Improve The Quality Of
Nursing Service International. Journal
Of Scientific & technology research.

Tutiany, Lindawati & Paula. (2017).


Bahan Ajaran Keperawatan :
Manajemen Keselamatan Pasien.
Kementerian Kesehatan RI.

Widiasari, dkk. (2019). Kepuasan


Pasien Terhadap Penerapan
Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 2019,22
(1), 43 – 52.

Anda mungkin juga menyukai