Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT

DIBETRYANA HAREFA

181101119

Email.Dibetharefa14@gmail.com

FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA

Abstrak
Keselamatan (safety) merupakan isu global di rumah sakit. Rumah sakit wajib
mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 11 tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien di rawat inap RSUD Padang Pariaman. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion, observasi dan telaah
dokumen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara lima belas orang informan yaitu
direktur, kepala bidang pelayanan medik, ketua komite medis, ketua komite keperawatan, kepala
instalasi rawat inap, kepala ruangan rawat inap, dokter umum, perawat pelaksana, apoteker, ahli
gizi, analis dan radiographer. Komponen yang diteliti mengenai input (kebijakan, pedoman dan
Standar Prosedur Operasional (SPO), tenaga, metode, dana, sarana), proses yaitu pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien, dan output dari capaian penerapan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebijakan dan SPO sudah lengkap. Tenaga penanggung jawab keselamatan pasien dalam
hal ini tim keselamatan pasien belum bekerja optimal. Metode sudah sesuai dengan pedoman
yang ada dan dana sudah mencukupi namun pengadaan sarana belum lengkap. Kepatuhan
petugas dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien belum optimal, nilai rata-rata capaian
73,4% (standar 100%).

Kata kunci: keselamatan, pengumpulan data,tenaga penanggung jawab

LATAR BELAKANG sebanding dengan tingkat ketersediaan fasilitas


pelayanan, untuk mencapai keseimbangan
Isu keselamatan pasien melahirkan terbaik antara risiko dan manfaat keselamatan
paradigma baru tentang mutu pelayanan. Mutu yang diterima oleh pasien.1 Isu ini praktis mulai
pelayanan yang baik saja tidak cukup berarti dibicarakan kembali pada tahun 2000-an, sejak
bagi pasien tanpa memperhatikan bagaimana laporan dari Institute of Medicine (IOM) yang
derajat unsur resiko dan keselamatan yang menerbitkan laporan: To Err Is Human, Building
diterima oleh pasien. Tinggi rendahnya mutu A Safer Health System dan memuat data
menarik tentang Kejadian Tidak Diharapkan Indonesia, pelaporan insiden keselamatan pasien
(KTD). KTD di Utah dan Colorado ditemukan di rumah sakit belum dikembangkan secara
sebesar 2,9%, dimana 6,6% di antaranya menyeluruh oleh semua rumah sakit sehingga
meninggal dunia. perhitungan kejadian yang berhubungan dengan
keselamatan pasien masih sangat terbatas. Setiap
pada tahun 2000, mengumpulkan rumah sakit mengupayakan pemenuhan sasaran
angka-angka penelitian rumah sakit berbagai keselamatan pasien. Hal ini telah diatur dalam
Negara: Amerika, Inggris, Denmark dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2- nomor 11 tahun 2017. Penyusunan sasaran ini
16,6%. Berdasarkan data-data tersebut, berbagai mengacu pada Nine Life-Saving Patient Safety
negara segera melakukan penelitian dan Solutions dari World Health.
mengembangkan sistem keselamatan pasien.2
World Health Organization (WHO) menyatakan Tujuan
keselamatan pasien merupakan masalah
Tujuan dari kajian ini adalah
kesehatan masyarakat global yang serius.
Kesalahan medis dapat disebabkan oleh faktor Tujuan Umum
sistem dan faktor manusia. Insiden keselamatan
pasien yang merugikan adalah terkait dengan untuk melindungi pasien dari kejadian yang
prosedur bedah (27%), kesalahan pengobatan tidak diharapkan Dan Sebagai pedoman bagi
(18,3%) dan kesehatan infeksi terkait perawatan manajemen RS untuk dapat melaksanakan
(12,2%) (WHO, 2017). Sedangkan di Eropa, program keselamatan pasien dalam upaya
kejadian pasien dengan risiko infeksi sebanyak meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
83,5% dan bukti kesalahan medis menunjukkan
Tujuan Khusus
50- 72,3%.3 National Patient Safety Agency
1. Sebagai acuan yang jelas bagi
2017 melaporkan dalam rentang waktu
manajemen RS didalam
JanuariDesember 2016 angka kejadian
mengambil keputusan terhadap
keselamatan pasien yang dilaporkan dari Negara
keselamatan pasien.
Inggris adalah sebanyak 1.879.822 kejadian.
2. Sebagai acuan bagi para dokter untuk
Ministry of Health Malaysia melaporkan angka
dapat meningkatkan keselamatan
insiden keselamatan pasien dalam rentang waktu
pasien.
Januari-Desember 2013 sebanyak 2.769
3. Terlaksananya program keselamatan
kejadian. Dan untuk Negara Indonesia dalam
pasien secara sistematis dan terarah.
rentang waktu 2006-2011 Komite Keselamatan
METODE
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melaporkan
terdapat 877 KTD.4 Rancangan dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang
Laporan insiden keselamatan pasien di
bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara
Indonesia berdasarkan propinsi menunjukkan
mendalam tentang pelaksanaan sasaran
bahwa dari 145 insiden yang dilaporkan terdapat
keselamatan pasien di rawat inap. Penelitian
55 kasus (37,9%) terjadi di wilayah DKI Jakarta.
dilaksanakan di rawat inap (Bedah dan Non
Sedangkan berdasarkan jenisnya didapatkan
Bedah) RSUD Padang Pariaman dimulai dari
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) sebanyak 69
bulan Maret 2018 sampai dengan Juli 2018.
kasus (47,6%), KTD sebanyak 67 kasus (46,2%)
Informan dalam penelitian ini adalah direktur,
dan lainlain sebanyak 9 kasus (6,2%).5
kepala bidang Pelayanan Medis yang juga
Walaupun data ini telah ada secara umum di
berperan sebagai ketua Tim Keselamatan Pasien pasien.6 Kebijakan RSUD Padang
Rumah Sakit (TKPRS), ketua Komite Medik, Pariaman tentang program keselamatan
ketua Komite Keperawatan, Kepala Instalasi pasien telah dibuat dalam bentuk surat
Rawat Inap. keputusan direktur.

(Bedah dan Non Bedah), kepala b. Pedoman


ruangan rawat inap (Bedah dan Non Bedah). /SPO Pedoman dan Standar Prosedur
Sedangkan informan untuk Focus Group Operasional (SPO) di RSUD Padang
Discussion (FGD) adalah dokter jaga, perawat Pariaman telah disusun pada saat
pelaksana, apoteker, ahli gizi, tenaga persiapan akreditasi tahun 2017.
laboratorium dan tenaga radiologi di ruangan Berdasarkan telaah dokumen, observasi,
rawat inap (Bedah dan Non Bedah) RSUD wawancara mendalam dan FGD tentang
Padang Pariaman. Alat yang digunakan dalam buku pedoman dan SPO dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara, pelaksanaan enam sasaran keselamatan
pedoman FGD, lembar observasi, telaah pasien di ruang rawat inap (Bedah dan
dokumen, tape recorder dan kamera. Sumber Non Bedah) disusun sesuai dengan
data terdiri dari data primer dan data Permenkes dan standar yang ditetapkan
sekunder.11 Sumber data primer didapat dari oleh KARS. Seluruh dokumen sasaran
hasil observasi langsung pelaksanaan enam keselamatan pasien sudah tercukupi
sasaran keselamatan pasien, hasil wawancara 100%.
mendalam dengan informan dan hasil Focus
Group Discussion (FGD). Data sekunder didapat c. Tenaga
dari sumber tertulis berupa dokumen terkait Dari telaah dokumen, observasi,
sasaran keselamatan pasien yang ada di RSUD wawancara mendalam dan FGD
Padang Pariaman. didapatkan hasil bahwa ketersediaan
tenaga dokter umum dan perawat di
Padang Pariaman telah membuat
rawat inap non bedah masih kurang.
kebijakan berupa SK (Surat Keputusan)
Jumlah dokter umum ialah 8 orang
pembentukan Tim Keselamatan Pasien Rumah
(standar RS kelas C 9 orang). Profesi
Sakit pada tahun 2017. Namun dari hasil FGD
keperawatan masih melakukan kerja
(Focus Group Discussion) didapatkan informasi
rangkap sehingga pelaksanaan enam
bahwa tugas dan fungsi tim tersebut belum
sasaran keselamatan pasien khususnya
berjalan sebagaimana mestinya
di rawat inap (Bedah dan non Bedah)
HASIL belum optimal. Selain ketersediaan
tenaga, hal lain yang tak kalah
1. Komponen input pentingnya adalah penanggung jawab
dari program keselamatan pasien.
a. Kebijakan Direktur .
RSUD Padang Pariaman telah berupaya
melaksanakan Peraturan Menteri d. Metode
Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Metode dalam pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien. Dalam Permenkes keselamatan pasien di rawat inap RSUD
tersebut menjelaskan bahwa setiap Padang Pariaman berdasarkan pedoman
fasilitas kesehatan wajib mengupayakan dan SPO yang ada masih belum optimal.
pemenuhan sasaran keselamatan
Beberapa kendala dalam pelaksanaan
sasaran keselamatan pasien terkait
ketersediaan sarana dan kepatuhan 2. Komponen
petugas. Oleh karena itu diperlukan Proses Pelaksanaan sasaran keselamatan
sosialisasi ulang tentang SKP, pelatihan pasien di RSUD Padang Pariaman belum
patient safety dan monitoring evaluasi optimal. Hal ini dapat dilihat dari kepatuhan
oleh tim keselamatan pasien rumah sakit petugas dalam menerapkan sasaran
yang sementara ini dilaksanakan oleh keselamatan pasien masih rendah. Masih ada
pokja SKP. Sampai saat ini pelaporan profesi yang bekerja tidak sesuai pedoman
insiden belum pernah dilaksanakan dan Standar Prosedur Operasional (SPO).
sehingga angka Kejadian Tidak Masalah ketersediaan sarana dan prasarana
Diharapkan (KTD) di RSUD Padang juga mempengaruhi pelaksanaan program
Pariaman tidak diketahui berapa keselamatan pasien ini.
pastinya. 3. Komponen
Output Angka capaian keenam sasaran
e. Dana keselamatan pasien belum sesuai standar
Dana untuk pelaksanaan sasaran yang diharapkan, rata-rata hasil capaian
keselamatan pasien di RSUD Padang indikator sasaran keselamatan pasien yaitu
Pariaman sudah hampir mencukupi, 73,4%. Dimana standar KARS adalah 100%.
yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan PEMBAHASAN
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). 1. Komponen output
Dari hasil telaah dokumen, dana untuk
pelaksanaan monitoring dan evaluasi a. Kebijakan RSUD
terkait program keselamatan pasien Padang Pariaman telah membuat
belum pernah dianggarkan oleh kebijakan dalam bentuk Surat Keputusan
manajemen RSUD Padang Pariaman. Direktur Nomor 445/101/RSUD_PD-
PRM/XI/2016 tentang kebijakan sasaran
keselamatan pasien. Kebijakan tersebut
f. Sarana telah mengacu pada Permenkes dan
Dari hasil observasi di rawat inap bedah KARS antara lain melakukan identifikasi
dan non bedah terdapat beberapa pasien dengan benar, melakukan
kendala yaitu persediaan gelang komunikasi yang efektif, meningkatkan
identitas sudah habis, tidak tersedianya keamanan pengelolaan obat yang perlu
fasilitas telepon, lemari penyimpanan diwaspadai, memastikan tepat lokasi, tepat
obat tidak ada kunci dan obat pasien prosedur dan tepat pasien operasi,
masih terdapat di ruangan perawat mengurangi resiko infeksi terkait
dengan suhu yang tidak standar. Selain pelayanan kesehatan dan mengurangi
itu untuk sarana cuci tangan, cairan resiko pasien cedera karena jatuh.
handrub/handwash dan tissue banyak Kebijakan yang telah dibuat oleh RSUD
yang sudah habis. Untuk risiko jatuh, Padang Pariaman sudah disosialisasikan
handrail belum terpasang di rawat inap kepada seluruh staf sejak tahun 2017.
non bedah. Namun pelaksanaan sasaran keselamatan
pasien belum optimal. Tim Keselamatan
Pasien Rumah sakit (TKPRS) telah (culture of safety) dan disokong tiga pilar
dibentuk pada tahun 2017 yang diketuai yaitu aspek teknologi, prosedur dan Sumber
oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis, Daya Manusia (SDM).13 Berdasarkan
dengan anggotanya yaitu tim pokja Permenkes nomor 56 tahun 2014 jumlah
akreditasi. pegawai di RSUD Padang Pariaman sudah
hampir mencukupi.14Upaya yang telah
b. Pedoman/SPO dilakukan ialah rekrutmen pegawai untuk
Pedoman dan Standar Prosedur Operasiol memenuhi kebutuhan tenaga pelaksana di
(SPO) merupakan unsur terpenting dalam rumah sakit. Tim keselamatan pasien belum
pelaksanaan suatu kegiatan. SPO berguna pernah menyusun program kerja sehingga
untuk menghemat usaha manajerial, pembagian tugas baik ketua maupun
memudahkan pendelegasian wewenang dan anggota tim tidak jelas. Seyogyanya tim
menempatkan tanggung jawab, keselamatan pasien bertugas melaksanakan
menimbulkan pengembangan metode- monitoring dan evaluasi program
metode operasional yang lebih efisien, keselamatan pasien, pencatatan dan
memudahkan pengawasan, memungkinkan pelaporan insiden, analisis insiden termasuk
penghematan personalia dan membantu melakukan RCA (Root Cause Analysis).
kegiatan koordinasi.12 RSUD Padang Yang menjadi permasalahannya adalah
Pariaman telah menyusun buku pedoman belum ada penanggung jawab dari masing-
keselamatan pasien yang digunakan masing kegiatan tersebut.
sebagai panduan dalam menerapkan
sasaran keselamatan pasien. Dari hasil d. Metode
penelitian didapatkan bahwa buku Metode adalah suatu tatacara kerja yang
pedoman dan SPO pelaksanaan sasaran bertujuan untuk memperlancar jalannya
keselamatan pasien di RSUD Padang pelaksanaan sasaran keselamatan pasien.
Pariaman disusun sesuai dengan Permenkes Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan KARS. Seluruh dokumen sudah metode yang digunakan dalam pelaksanaan
tercukupi 100% khususnya di ruang rawat sasaran keselamatan pasien di rawat inap
inap (Bedah dan Non Bedah). Tapi seperti pemasangan gelang untuk
pelaksanaannya masih belum optimal, identifikasi pasien, komunikasi efektif
karena belum menjadi budaya bagi petugas dengan teknik SBAR masih belum optimal.
pemberi pelayanan di RS. Meskipun SPO terkait keselamatan pasien di
RSUD Padang Pariaman sudah mencukupi
c. Tenaga untuk kedua ruang rawat inap (Bedah dan
Tenaga/Sumber Daya Manusia (SDM) Non Bedah), budaya menerapkan sasaran
merupakan asset penting dalam suatu keselamatan pasien masih kurang. Petugas
organisasi dan motor penggerak proses menganggap SPO hanya sebatas dokumen
manajemen. Tenaga dalam penelitian ini untuk memenuhi syarat akreditasi. Perlu
adalah petugas atau profesional yang terlibat adanya supervisi oleh tim keselamatan
langsung dalam pelaksanaan sasaran pasien dan pihak manajemen rumah sakit
keselamatan pasien di rumah sakit. Fondasi untuk membimbing dan memotivasi petugas
yang digunakan dalam implementasi serta untuk mengatasi masalah yang terjadi
program keselamatan pasien adalah di rawat inap. Supervisi yang tidak adekuat,
membangun kultur keselamatan pasien pelaksanaan tugas yang tidak sesuai rencana
dan kegagalan untuk mengkoreksi masalah Hal ini disebabkan karena kendala
yang sudah teridentifikasi merupakan dalam hal pengadaan barang. Upaya
kondisi yang memudahkan anggota tim dari manajemen rumah sakit ialah
melakukan kesalahan dan pelanggaran. membuat laporan permintaan
kebutuhan per tahun dari instalasi
e. Dana terkait kebutuhan alat kesehatan,
Berdasarkan hasil telusur dokumen tentang bahan medis habis pakai dan
dana untuk pelaksanaan program kebutuhan pelayanan lainnya. Hal ini
keselamatan pasien didapatkan data bahwa sejalan dengan penelitian di Rumah
tidak ada anggaran khusus untuk program Sakit Pupuk Kalimantan Timur yang
keselamatan pasien. Anggaran tersebut menyatakan bahwa sarana dan
melekat pada kegiatan bidang pelayanan dan fasilitas masih belum maksimal. Dari
bidang penunjang. Dalam hal ini, RSUD hasil observasinya terdapat tempat
harus meningkatkan koordinasi antar bidang tidur pasien yang belum aman,
agar penggunaan dana dapat mendukung brankar yang tidak aman dan gelang
pelaksanaan program keselamatan pasien penanda risiko masih sering kosong.
khususnya dalam proses pengadaan dan
pemeliharaan. Selain itu dari hasil telaah 2. Komponen Proses
dokumen, dana untuk pelaksanaan
monitoring dan evaluasi terkait program a. Identifikasi Pasien
keselamatan pasien belum pernah Ketersediaan gelang identitas pasien di
dianggarkan oleh manajemen RSUD Padang RSUD Padang Pariaman mengalami
Pariaman. Reward berupa pemberian jasa masalah, dimana stok gelang sejak 3
pelayanan kepada Tim Keselamatan Pasien bulan terakhir ini telah habis. Sehingga
Rumah Sakit (TKPRS) juga belum ada. Hal mengakibatkan pasien yang di rawat
ini berdampak pada kurangnya motivasi tim inap tidak memakai gelang identitas.
dalam bekerja. Hal ini sangat berisiko terjadi
kesalahan dalam mengidentifikasi
f. Sarana pasien pada saat tindakan, prosedur
Ketersediaan sarana dan prasarana diagnostik, dan terapeutik. Hasil
merupakan hal yang sangat penting penelitian ini sejalan dengan hasil
dalam mendukung pelaksanaan penelitian di Rumah Sakit Khusus Ibu
sasaran keselamatan pasien. Hasil dan Anak PKU Muhammadiyah
penelitian menunjukkan bahwa sarana Kotagede Yogyakarta, yang
untuk kebutuhan program keselamatan menunjukkan implementasi sasaran
pasien di rawat inap RSUD Padang keselamatan pasien pada identifikasi
Pariaman sebagian sudah dilengkapi, pasien belum sesuai dengan standar
namun ada beberapa sarana yang akreditasi. Dijelaskan bahwa RSKIA
kosong, belum sesuai dengan standar sudah menggunakan gelang identifikasi
dan rusak. Meskipun anggaran yang dalam pelayanan rawat inap namun
ada sudah mulai mencukupi namun belum dilakukan sepenuhnya. Hal ini
masih sering terjadi kekosongan terjadi karena belum ada kebijakan
sarana rutin seperti bahan medis habis tentang proses identifikasi.
pakai dan sarana penunjang lainnya.
b. Meningkatkan Komunikasi Efektif sering menyebabkan terjadinya
Komunikasi efektif yang tepat waktu, kesalahan serius (sentinel event). Obat
akurat, lengkap jelas dan dipahami oleh yang berisiko tinggi menyebabkan
pasien akan mengurangi kesalahan dan dampak yang tidak diinginkan seperti
dapat meningkatkan keselamatan obat-obatan yang terlihat mirip Nama
pasien. Komunikasi dapat berbentuk Obat Rupa Mirip (NORUM) atau Look
lisan dan tertulis. Komunikasi yang Alike Sound Alike (LASA).6
mudah terjadi kesalahan kebanyakan Berdasarkan hasil telaah dokumen,
terjadi pada saat perintah diberikan RSUD Padang Pariaman telah
secara lisan atau melalui telepon. Agar membuat daftar semua obat yang perlu
informasi yang disampaikan oleh diwaspadai yang disusun berdasarkan
perawat ke dokter dapat akurat dan data spesifik sesuai dengan regulasi.
tepat, dalam rangka pengambilan Untuk obat-obatan high alert sudah
keputusan terhadap situasi klinis yang memakai stiker berwarna merah dan
dihadapi pasien, dapat menggunakan LASA memakai stiker berwarna
standarisasi komunikasi melalui kuning. Dari hasil observasi, masih
metode Situation Background terdapat elektrolit konsentrat di
Assessment Recommendation ruangan rawat inap non bedah. Dimana
(SBAR).13 Berdasarkan hasil seharusnya hanya tersedia di unit kerja/
observasi, wawancara mendalam dan instalasi farmasi atau depo farmasi.
FGD dapat disimpulkan bahwa Tempat penyimpanan obat di rawat
peningkatan komunikasi yang efektif di inap Bedah dan Non Bedah belum
RSUD Padang Pariaman cukup baik sesuai standar, karena obat disimpan di
dengan menggunakan metode Situation ruang perawat yang suhunya tidak
Background Assessment ideal. Lemari khusus penyimpanan
Recommendation (SBAR). Namun obat tidak menggunakan double kunci
pada telaah dokumen, perintah lisan sehingga keamanan kurang terjamin.
melalui telepon ditulis oleh penerima
pesan belum dikonfirmasi oleh pemberi d. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat
perintah. Begitu juga penyampaian Prosedur dan Tepat Pasien Operasi
hasil pemeriksaaan diagnostik secara Salah lokasi, salah prosedur dan salah
verbal ditulislengkap, dibaca ulang, pasien operasi adalah sesuatu yang
dan tapi belum dikonfirmasi oleh mengkhawatirkan dan tidak jarang
pemberi pesan secara lengkap. terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini
merupakan akibat dari komunikasi
yang tidak efektif anatara anggota tim
c. Peningkatan Keamanan Obat yang bedah, kurang/tidak melibatkan pasien
Perlu Diwaspadai didalam penandaan lokasi (site
Obat-obatan menjadi bagian dari marking) dan tidak ada prosedur untuk
rencana pengobatan pasien, manajemen verifikasi lokasi operasi.18
harus berperan secara kritis untuk Berdasarkan hasil wawancara
memastikan keselamatan pasien. Obat- mendalam dan observasi mengenai
obatan yang perlu diwaspadai (high sasaran keselamatan pasien yang
alert medications) adalah obat yang keempat ini, untuk memastikan
ketepatan lokasi, prosedur dan pasien berjalan optimal. Dari hasil observasi,
operasi, RSUD Padang Pariaman telah masih ada petugas baik medis maupun
memiliki checklist dan melibatkan paramedis yang belum melaksanakan
pasien dalam proses penandaan cuci tangan sesuai dengan prosedur
operasi. Namun proses penandaan yang telah ditetapkan (5 momen, 6
tersebut tidak selalu dilaksanakan di langkah), termasuk mengedukasi setiap
ruangan rawat inap Bedah. Operator pasien dan keluarga pasien yang di
sering melakukan penandaan operasi rawat di ruangan rawat inap bedah dan
ketika pasien sudah sampai di kamar non bedah. Dalam hal sarana cuci
operasi. Oleh karena itu kepatuhan tangan, terdapat kekurangan handrub
petugas perlu ditingkatkan agar dan tisu di rawat inap Bedah dan non
pelaksanaan sasaran keselamatan Bedah..
pasien khususnya pasien operasi dapat
berjalan optimal.Dari hasil telaah f. Mengurangi Risiko Pasien Cedera
dokumen, RSUD Padang Pariaman Akibat Jatuh
menggunakan standar prosedur Pasien yang pada asesmen awal
operasional yang dibuktikan dengan dinyatakan berisiko rendah untuk jatuh
surgical checklist dan data pasien yang dapat mendadak berubah menjadi
sudah dilakukan operasi. Namun berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh
pelaksanaannya masih belum optimal, operasi dan/atau anestesi, perubahan
karena ada beberapa pasien yang tidak mendadak kondisi pasien, serta
terisi checklistnya. penyesuaian pengobatan. Rumah sakit
harus menetapkan kriteria untuk
e. Pengurangan Risiko Infeksi Pelayanan identifikasi pasien yang dianggap
Kesehatan berisiko tinggi jatuh. Lokasi spesifik
Pokok dari eliminasi infeksi adalah dapat menyebabkan risiko jatuh
cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. bertambah karena layanan yang
Pedoman hand hygiene yang berlaku diberikan. Berdasarkan hasil FGD
secara internasional bisa diperoleh dari dengan perawat pelaksana di rawat
World Health Organization (WHO), inap Bedah dan non Bedah,asesmen
rumah sakit mempunyai proses lanjutan maupun asesmen ulang pada
kolaboratif untuk mengembangkan pasien rawat inap yang berisiko jatuh.
kebijakan dan/atau prosedur yang Hal ini terbukti dalam berkas rekam
menyesuaikan atau mengadopsi medis dimana form asesmen risiko
pedoman hand hygiene yang diterima jatuh tidak pernah diisi oleh perawat di
secara umum untuk implementasi rawat inap Bedah dan non Bedah.
pedoman itu di rumah sakit. Pengisian form untuk pasien dewasa
Berdasarkan telaah dokumen, RSUD dengan skala morse dan pasien anak-
Padang Pariaman telah mempunyai anak dengan skala humpty dumpty.
pedoman hand hygiene sesuai dengan Sarana prasarana untuk mengurangi
standar WHO. Hal ini merupakan risiko pasien cedera akibat jatuh di
upaya untuk menurunkan angka infeksi ruang rawat inap Bedah sudah sesuai
terkait pelayanan kesehatan. Namun dengan standar. Di bangsal pasien dan
upaya tersebut belum sepenuhnya kamar mandi sudah terpasang handrail.
Seluruh tempat tidur pasien sudah kebijakan tertulis.19 Perlu dilakukan upaya
memiliki besi pengaman dan tersedia perbaikan seperti memenuhi sarana dan
segitiga kuning yang digantung di prasarana terkait sasaran keselamatan
tempat tidur pasien yang berisiko jatuh. pasien, melaksanakan sosialisasi ulang dan
Hal yang berbeda dengan ruangan pelatihan patient safety serta monitoring
rawat inap non Bedah dimana belum evaluasi oleh tim keselamatan pasien yang
ada satupun terpasang handrail, melibatkan seluruh staf di rumah sakit.
sehingga kemungkinan kejadian risiko
jatuh cukup tinggi. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian di RSUD Sam PENUTUP
Ratulangi Tondano, dimana
pelaksanaan pengurangan risiko pasien
jatuh belum sesuai dengan standar KESIMPULAN
akreditasi rumah sakit versi 2012. Hal
ini disebabkan karena ketersediaan Pelaksanaan sasaran keselamatan
sarana terkait pengurangan risiko pasien di rawat inap RSUD Padang
cedera masih belum lengkap seperti Pariaman dilihat dari
pegangan besi di toilet dan tidak semua pendekatan sistem, pada komponen input
tempat tidurpasien dilengkapi kebijakan dan SPO sudah ada, namun tenaga,
pengaman. metode, dana dan sarana masih belum
memenuhi syarat. Pada komponen proses,
3. Komponen Output pelaksanaan enam sasaran keselamatan pasien
Output adalah kumpulan di rawat inap RSUD Padang Pariaman masih
bagian/elemen yang dihasilkan dari belum mencapai standar, karena dalam
berlangsungnya proses dalam sistem. Output pelaksanaannya belum menjadi budaya bagi
yang diharapkan adalah terlaksananya petugas di rawat inap. Dan pada komponen
sasaran keselamatan pasien yang mengacu output, pencapaian target kepatuhan petugas
pada Peraturan Menteri Kesehatan no. 11 dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
tahun 2017 dan Standar Nasional Akreditasi di rawat inap RSUD Padang Pariaman belum
Rumah Sakit (SNARS) yang disusun oleh menunjukkan hasil yang diharapkan. Jumlah
KARS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata capaian keenam sasaran keselamatan
bahwa pelaksanaan program keselamatan pasien yaitu 73,4% (standar KARS 100%).
pasien di rawat inap RSUD Padang
Pariaman belum mencapai target yang
diharapkan. Rata-rata capaian sasaran SARAN
keselamatan pasien yaitu 73,4% dimana
standar KARS 100%. Pelaporan insiden Diharapkan kepada direktur RSUD
belum pernah dilaksanakan oleh petugas. Padang Pariaman dan jajarannya agar
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian melakukan pembinaan dan pengawasan
di RSUD Lubuk Basung yang menyatakan kegiatan program keselamatan pasien yang
bahwa program keselamatan pasien belum dilaksanakan oleh Tim Keselamatan Pasien
tertata dengan baik. Hal ini disebabkan Rumah Sakit (TKPRS) secara berkala.
karena adanya keterbatasan dalam Menyiapkan sarana dan prasarana untuk
pelaksanaannya, meskipun sudah ada kebutuhan program keselamatan pasien sesuai
dengan standar akreditasi. Bagi tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
keselamatan pasien agar dapat menyusun Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
program kerja tahunan yaitu melaksanakan Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan 2006.
penilaian tentang penerapan program
keselamatan pasien, melaksanakan pelatihan, Lombogia A, Julia R, Michael K. Hubungan
melakukan pencatatan, pelaporan insiden,
Perilaku dengan Kemampuan Perawat dalam
analisis insiden temasuk melakukan RCA (Root
Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient
Cause Analysis) untuk meningkatkan
safety) di Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat
keselamatan pasien.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Ejournal
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan (e-Kp). 2016; 4(2):1-8. [diakses
Widayat. Being a Great and Sustainable 12 Januari 2018] available at:
Hospital: Beberapa Pitfall Manajemen yang
Harus Diwaspadai. Jakarta: Gramedia Pustaka National Patient Safety Agency. Seven Steps to
Utama; 2009. Patient Safety for Primary Care. London: The
National Patient Safety Agency; 2017.

R.H Simamora . (2019). The Inpluence of R.H Simamora (2019). Documetation of patien
Training Handover based SBAR communication identification into the Gectronic System to
for Improping Pakets Cafety. Indian jurnal of Improve the Quality of Nursing Servicees .
public Health Reseach & Deveopment International Jornal of scienfio & Technology
Research
RSUD Padang Pariaman. Laporan HAIs RSUD
Padang Pariaman Tahun 2017. Bidang Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pelayanan. Parit Malintang; 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta:
nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Departemen Kesehatan RI; 2014.
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.
Kemenkes RI; 2008 Sanjaya P D, Elsye M R, Maria U. Evaluasi
. Penerapan Pencegahan Pasien Berisiko Jatuh di
Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Tangerang: Binarupa Aksara; 2010. P.25-27. 2017; 11(2):105-113. [diakses 28 Juli 2018].

R.H Simamora. (2019) . Buku Azar Pelaksanaan


Hastono SP, Luknis S. Statistik Kesehatan. Indentifikasi Pasien. Uwai Inspirasi Indonesia
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada; 2010. P.8- 9
Handoko. Manajemen. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UGM; 2012. P.14-15

Cahyono JB. Membangun Budaya Keselamatan


Pasien Dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius; 2008. P.154-283.

Anda mungkin juga menyukai