Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENERAPAN 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN

PASIEN

Leni Kartika Dewi

181101073
Lenikartikadewi72@gmail.com

Abstrak

Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar
efisiensi pelayanan. Upaya yang dilakukan rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien
antara lain melalui program tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit dan penerapan standar
keselamatan pasien rumah sakit. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-
langkah menuju keselamatan pasien. Metode: metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan disertai dengan pengumpulan data
dari berbagai literasi baik buku, jurnal, internet, dll. Hasil: penelitian ini mampu menggambarkan
seluruh tujuan dari penelitian ini.

Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Rumah Sakit, Pelayanan Kesehatan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan pasien dan mutu pelayanan keselamatan pasien di Indonesia pun


kesehatan yang tinggi adalah tujuan akhir merebak, meskipun belum ada studi
yang selalu diharapkan oleh rumah sakit, nasional hingga saat ini. Kita patut merasa
manajer, tim penyedia pelayanan iri dengan negara-negara di Amerika Latin
kesehatan, pihak jaminan kesehatan,serta yang telah mempunyai studi
pasien, keluarga dan masyarakat. Di Iberoamerican study of adverse events
Indonesia, isu keselamatan pasien mulai (IBEAS) di 58 rumah sakit dari 5
dibahas pada tahun 2000, diikuti dengan negara.6,7. (Utarini dan Djasri, 2012).
studi pertama di 15 rumah sakit dengan Peningkatan mutu dalam segala bidang
4500 rekam medik. Hasilnya menunjukkan khususnya dalam bidang kesehatan salah
bahwa angka KTD sangat bervariasi, yaitu satunya melalui akreditasi Rumah Sakit
8,0%-98,2% untuk kesalahan diagnosis menuju kualitas pelayanan Internasional.
dan 4,1%-91,6% untuk kesalahan Dalam sistem akreditasi yang mengacu
pengobatan.5 Sejak itu, bukti-bukti tentang pada standar Joint commission
International (JCI) diperoleh standar yang penelitian ini mampu menggambarkan
paling relevan terkait dengan mutu seluruh tujuan dari penelitian ini.
pelayanan Rumah Sakit International
PEMBAHASAN
Patient Safety Goals (sasaran international
keselamatan pasien) yang meliputi enam 1.1. Keselamatan Pasien
sasaran keselamatan pasien rumah sakit.
Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu
(Kemenkes RI, 2011).
sistem dimana rumah sakit membuat
Keselamatan Pasien (Patient Safety) asuhan pasien lebih aman, mencegah
merupakan sesuatu yang jauh lebih penting terjadinya cidera yang disebabkan oleh
dari pada sekedar efisiensi pelayanan. kesalahan akibat melaksanakan suatu
Keselamatan pasien merupakan masalah tindakan atau tidak mengambil
kesehatan masyarakat global yang serius. tindakan yang seharusnya diambil.
Di Eropa mengalami pasien dengan resiko Pada prinsipnya keselamatan pasien
infeksi 83,5% dan bukti kesalahan medis bukan berarti harus tidak ada risiko
menunjukkan 50-72,3%. Di kumpulkan sama sekali agar semua tindakan medis
angka-angka penelitian rumah sakit di dapat dilakukan. (Firawati, et all,
berbagai Negara, ditemukan KTD dengan 2012).
rentang 3,2 – 16,6 %. ( Lombogia, et all,
Keselamatan pasien di rumah sakit
2016).
(KPRS) adalah system pelayanan
Tujuan Penelitian dalam suatu Rumah sakit yang
memberikan asuhan pasien menjadi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
lebih aman, termasuk didalamnya
langkah-langkah menuju keselamatan
mengukur resiko, identifikasi dan
pasien.
pengelolahan resiko terhadap pasien
Metode Penelitian analisa insiden, kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden
Metode yang digunakan dalam penelitian
serta menerapkan solusi untuk
ini yaitu menggunakan metode deskriptif
mengurangi resiko (WHO,2004). Oleh
dengan pendekatan kualitatif dan disertai
karena itu diperlukan komitmen dan
dengan pengumpulan data dari berbagai
ethis dalam keperawatan. Keselamatan
literasi baik buku, jurnal, internet, dll.
pasien merupakan suatu system yang
Hasil Penelitian sangat dibutuhkan dan dengan adanya
system ini diharapkan dapat bangun kesadaran akan nilai keselamatan
meminimalisir kesalahan dalam pasien, ciptakan kepemimpinan dan budaya
penanganan pasien baik pada pasien yang terbuka dan adil. (Nivalinda, et all, 2017).

UGD, rawat inap maupun pasien


Tujuh langkah menuju keselamatan pasien
poliklinik (PERSI, 2008) dalam (Harus
RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-
dan Sutraningsih, 2015).
2005) sebagai panduan bagi staf Rumah

Budaya keselamatan adalah nilai, Sakit.

keyakinan, perilaku yang dianut individu


1.      Bangun kesadaran akan nilai
dalam suatu organisasi mengenai
keselamatan Pasien, “ciptakan
keselamatan yang memprioritaskan dan
kepemimpinan & budaya yang terbuka dan
mendukung peningkatan keselamatan.
adil”
Budaya keselamatan pasien merupakan
nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan pola Bagi Rumah sakit:
perilaku individual dan kelompok yang
menentukan komitmen dan cara organisasi  Kebijakan: tindakan staf segera

dalam keselamatan pasien. . (Nivalinda, et setelah insiden, langkah kumpul

all, 2017). fakta,   dukungan kepada staf,


pasien, keluarga
 Kebijakan: peran & akuntabilitas
individual pada insiden
1.2. Penerapan 7 Langkah Menuju
 Tumbuhkan budaya pelaporan &
Keselamatan Pasien
belajar dari insiden
Upaya yang dilakukan rumah sakit untuk  Lakukan asesmen dg menggunakan
meningkatkan keselamatan pasien antara lain survei penilaian KP
melalui program tujuh langkah menuju
Bagi Tim:
keselamatan rumah sakit dan penerapan
standar keselamatan pasien rumah sakit.
 Anggota mampu berbicara, peduli
Langkah awal dalam mencapai keselamatan
& berani lapor bila ada insiden
pasien tersebut adalah melalui penerapan
 Laporan terbuka & terjadi proses
budaya keselamatan pasien yang disertai
pembelajaran serta pelaksanaan
kepemimpinan yang baik. Hal ini tertuang
tindakan/solusi yg tepat
dalam tahap pertama program tujuh langkah
menuju keselamatan rumah sakit yakni
2.      Pimpin dan dukung staf anda,  Kembangkan indikator kinerja bagi
“bangunlah komitmen &focus yang kuat & sistem pengelolaan risiko
jelas tentang KP di RS anda”  Gunakan informasi dr sistem
pelaporan insiden & asesmen risiko
Bagi Rumah Sakit:
& tingkatkan kepedulian thdp
pasien
 Ada anggota Direksi yg
bertanggung jawab atas KP
Bagi Tim:
 Di bagian-2 ada orang yg dpt
menjadi “Penggerak” (champion)  Diskusi isu KP dlm forum2, utk
KP umpan balik kpd mjmn terkait
 Prioritaskan KP dlm agenda rapat  Penilaian risiko pd individu pasien
Direksi/Manajemen  Proses asesmen risiko teratur,
 Masukkan KP dlm semua program tentukan akseptabilitas tiap risiko,
latihan staf & langkah memperkecil risiko tsb

Bagi Tim: 4.      Kembangkan sistem pelaporan,


“pastikan staf Anda agar dg mudah dpt
 Ada “penggerak” dlm tim utk
melaporkan kejadian/insiden serta RS
memimpin Gerakan KP
mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
 Jelaskan relevansi & pentingnya,
serta manfaat gerakan KP Bagi Rumah sakit:
 Tumbuhkan sikap ksatria yg
 Lengkapi rencana implementasi
menghargai pelaporan insiden
sistem pelaporan insiden, ke dlm
3.      Integrasikan aktivitas pengelolaan maupun ke luar yg hrs dilaporkan
risiko, “kembangkan sistem & proses ke KKPRS – PERSI
pengelolaan risiko, serta lakukan
Bagi Tim:
identifikasi & asesmen hal yg potensial
brmasalah”
 Dorong anggota utk melaporkan
setiap insiden & insiden yg telah
Bagi Rumah Sakit:
dicegah tetapi tetap terjadi juga,
 Struktur & proses mjmn risiko sbg bahan pelajaran yg penting
klinis & non klinis, mencakup KP
5.      Libatkan dan berkomunikasi dengan Cause Analysis/RCA) atau Failure
pasien, “kembangkan cara-cara Modes & Effects Analysis (FMEA)
komunikasi yg terbuka         dg pasien” atau metoda analisis lain,
mencakup semua insiden &
Bagi Rumah Sakit
minimum 1 x per tahun utk proses
risiko tinggi
 Kebijakan : komunikasi terbuka ttg
insiden dg pasien & keluarga
Bagi Tim:
 Pasien & keluarga mendpt
informasi bila terjadi insiden  Diskusikan dlm tim pengalaman
 Dukungan,pelatihan & dorongan dari hasil analisis insiden
semangat kpd staf agar selalu  Identifikasi bgn lain yg mungkin
terbuka kpd pasien & kel. (dlm terkena dampak & bagi
seluruh proses asuhan pasien pengalaman tersebut

Bagi Tim: 7.      Cegah cedera melalui implementasi


system Keselamatan pasien, “Gunakan
 Hargai & dukung keterlibatan
informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk
pasien & kel. bila tlh terjadi insiden
melakukan perubahan pd sistem
 Prioritaskan pemberitahuan kpd
pelayanan”
pasien & kel. bila terjadi insiden
 Segera stlh kejadian, tunjukkan Bagi Rumah Sakit:
empati kpd pasien & kel.
 Tentukan solusi dg informasi dr
6.      Belajar dan berbagi pengalaman sistem pelaporan, asesmen risiko,
tentang Keselamatan pasien, “dorong staf kajian insiden, audit serta analisis
anda utk melakukan analisis akar masalah  Solusi mencakup penjabaran ulang
utk belajar bagaimana & mengapa sistem, penyesuaian pelatihan staf
kejadian itu timbul” & kegiatan klinis, penggunaan
instrumen yg menjamin KP
Bagi Rumah Sakit:
 Asesmen risiko utk setiap
perubahan
 Staf terlatih mengkaji insiden scr
 Sosialisasikan solusi yg
tepat, mengidentifikasi sebab
dikembangkan oleh KKPRS-
 Kebijakan: kriteria pelaksanaan
PERSI
Analisis Akar Masalah (Root
 Umpan balik kpd staf ttg setiap Keselamatan pasien dan mutu pelayanan
tindakan yg diambil atas insiden kesehatan yang tinggi adalah tujuan akhir
yang selalu diharapkan oleh rumah sakit,
Bagi Tim:
manajer, tim penyedia pelayanan
kesehatan, pihak jaminan kesehatan,serta
 Kembangkan asuhan pasien
pasien, keluarga dan masyarakat.
menjadi lebih baik & lebih aman
keselamatan pasien adalah suatu system
 Telaah perubahan yg dibuat tim &
yang membuat asuhan pasien di rumah
pastikan pelaksanaannya
sakit menjadi lebih aman. Tujuh langkah
Umpan balik atas setiap tindak lanjut ttg menuju keselamatan pasien adalah Bangun
insiden yg dilaporkan. (Marseno,2011) kesadaran akan nilai keselamatan Pasien,
“ciptakan kepemimpinan & budaya yang
PENUTUP
terbuka dan adil, Pimpin dan dukung staf
anda,  Integrasikan aktivitas pengelolaan
KESIMPULAN
risiko, Kembangkan sistem pelaporan,
Libatkan dan berkomunikasi dengan
pasien, Belajar dan berbagi pengalaman
tentang Keselamatan pasien, Cegah cedera
melalui implementasi system Keselamatan
pasien

DAFTAR PUSTAKA

Carthey, J..& Clarke, J. (2010).


Implementing human factor in
healthcare: How to guide. London:
Patient Safety First.

Firawati, et all. (2012). Pelaksanaan


Program Keselamatan Pasien Di
RSUD SOLOK. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 6(2):73-79.

Harus, Bernadeta Dece. (2015).


Pengetahuan Perawat Tentang
Keselamatan Pasien Dengan Nurmalia, Devi, et all. (2014). Pengaruh
Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Program Mentoring Terhadap
Penerapan Budaya Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KPRS) Di
Pasien. Jurnal Managemen
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Keperawatan. 2(1):55-63.
Malang. Jurnal Care.3(1):25-32.
Simamora, Roymond H. (2019). Pengaruh
Penyuluhan Identifikasi Pasien
Marseno, Rhudy. (2011). Patient Safety
(Keselamatan Pasien Rumah Sakit). dengan Menggunakan Media
Fakultas Keperawatan. Universitas
audiovisual terhadap Pengetahuan
Andalas: Padang.
Pasien Rawat Inap. Jurnal
Nivalinda, Dhinamita, et all. (2013).
Keperawatan Silampari. 342-351.
Pengaruh Motivasi Perawat Dan
Kepemimpinan Kepala Ruang
Terhadap Penerapan Budaya Simamora, Roymond H. (2019). Buku
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Ajar: Pelaksanaan Identifikasi
Pelaksana Pada Rumah Sakit
Pemerintah Di Semarang. Jurnal Pasien. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Managemen Keperawatan. 1(2): 138- Indonesia.
145.
Utarini, Adi dan Djasri, Hanevi. (2012).
Norwood, A. W. (2010). The Lived
Keselamatan Pasien dan Mutu
Experience of Nurse Mentors:
Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Mentoring nurses in the proffesion.
Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Disertasi. Missouri: Faculty of The
15(4):159-160.
Graduate School University of
Missouri-Columbia.

Anda mungkin juga menyukai