Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU PETUGAS DALAM PENERAPAN NOTIFIKASI “NAMA SAMA” PADA RME

TERHADAP KEJADIAN IKP (INSIDEN KESELAMATAN PASIEN) “NAMA SAMA DI RAWAT


INAP
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO TAHUN 2022

Di Susun Oleh
Diana Rokhatul Janah, S.Kep.,Ns
Rena Madya Mukti, S.Kep.,Ns

PATIENT SAFETY
RSU ‘AISYIYAH PONOROGO

1
ABSTRAK
Patient safety adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas
dari cidera yang potensial akan terjadi. Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah suatu sistem
dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman (Sakit, 2015). Dalam penerapan patient
safety tidak terlepas dari penerapan 6 SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) SKP pertama yaitu
mengidentifikasi pasien dengan benar, ketepatan identifikasi jika tidak dilakukan sesuai dengan
SPO berpotensi untuk mengakibatkan terjadinya IKP. Sehingga dibutuhkan tambahan barrier sign
di SIMRS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku petugas dalam penerapan
ERM “nama sama” terhadap kejadian IKP di ruang rawat inap RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi adalah petugas di ruang
rawat inap RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, berjumlah 123 petugas. Sampel diambil random oleh peneliti.
Besar sample dihitung dengan rumus slovin, diperoleh 99 sample untuk dilakukan observasi
dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan google form dan
menggunakan data pelaporan IKP.
Diperoleh prosentase 85,29% untuk perilaku menerapkan dan 14,71% untuk perilaku tidak
menerapkan. Dan tidak ada kejadian IKP pada periode bulan februari 2022-januari 2023.
Disimpulkan bahwa adanya aplikasi ERM meningkatkan pengawasan petugas dalam
identifikasi pasien “nama sama” terhadap penurunan kejadian IKP di ruang rawat inap RSU
‘Aisyiyah Ponorogo. Diharapkan semua petugas patuh dalam penerapan “nama sama” di ERM
sehingga dapat mempertahankan zero accident kejadian IKP dengan “nama sama”.

Kata kunci : Perilaku petugas, ERM “nama sama”, kejadian IKP

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam penerapan patient safety tidak terlepas dari penerapan 6 SKP (Sasaran
Keselamatan Pasien) SKP pertama yaitu mengidentifikasi pasien dengan benar, sesuai dengan
SPO yang ada di RSU Aisyiyah Ponorogo penerapan identifikasi pasien dengan menggunakan
minimal 2 dari 3 yaitu nama sesuai NIK, nomor rekam medis dan tanggal lahir. Ketepatan
identifikasi jika tidak dilakukan sesuai dengan SPO berpotensi untuk mengakibatkan terjadinya IKP
atau insiden keselamatan pasien. Yang pada akhirnya tujuan dari patient safety tidak bisa tercapai.
WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa perlu perhatian khusus dalam
menangani keselamatan pasien di Rumah Sakit. Hal ini didukung oleh Institute of Medicine (IOM)
pada tahun 2020 melaporkan bahwa Amerika Serikat mengalami 98.000 kasus kematian akibat
kesalahan medis yang dapat dicegah (Buharia B, Machmud R, Dorisnita D. Implementation of
patient safety in accredited hospitals and its determining factors in Jambi City, Indonesia . Elev Int J
Nurs Educ Pract Res. 2018). Beberapa hasil penelitian di rumah sakit terakreditasi Joint
Commision International (JCI) menjelaskan bahwa ditemukan 52 insiden pada 11 rumah sakit di 5
negara. Kasus tertinggi di Hongkong dengan total 31% kasus, disusul Australia 25% kasus, India
23% kasus, Amerika 12% kasus, dan Kanada 10% kasus (Daud A. Sistem Pelaporan dan
Pembelajaran Keselamatan Pasien Nasional (SP2KPN).”. Jakarta Kementeri Kesehat Republik
Indones. 2020). Insiden keselamatan pasien di Indonesia diketahui bahwa terdapat 7.465 kasus
pada tahun 2019, yang terdiri dari 171 kematian, 80 cedera berat, 372 cedera sedang, 1183
cedera ringan, dan 5659 tidak ada cedera. Di Indonesia terdapat 2.877 rumah sakit yang telah
terakreditasi, namun hanya 12% insiden keselamatan pasien dengan jumlah laporan sebanyak
7.465. jumlah tersebut terdiri dari 38% kejadian nyaris cedera (KNC), 31% kejadian tidak cedera
(KTC), dan 31% kejadian tidak diharapkan (KTD). (Davis P, Lay-yee R, Scott A, Bingley W.
Adverse Events in New Zealand Public Hospitals: Principal Findings From a National Survey
[Internet]. Ministry of HealthNew Zealand. 2001. 1–104p. Available from:
https://www.health.govt.nz/system/files/documents/publications/adverseevents.pdf) . Di RSU
Aisyiyah Ponorogo selama Februari 2021 sampai dengan Januari 2022 terdapat 3 kejadian IKP

3
terkait identifikasi pasien nama sama. Sebagaimana hal tersebut sudah terlaporkan baik internal
ataupun eksternal Rumah Sakit.
Identifikasi pasien dengan nama sama merupakan salah satu hal yang perlu perhatian
khusus. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan identifikasi pasien antara lain
petugas belum terlatih atau petugas baru, beban petugas yang tinggi, petugas kelelahan dan
ketidakpatuhan petugas dalam proses identifikasi pasien. Dari ketidaktepatan identifikasi tersebut
dan belum adanya tambahan sign sehingga mengakibatkan kesalahan identifikasi yang
mengakibatkan IKP dari KTD sampai sentinel yang mengakibatkan kerugian bagi pasien dan
Rumah Sakit, serta bisa merusak kredibilas Rumah Sakit yang berkibat penurunan mutu
pelayanan pasien. Dari hal tersebut selain penerapan proses identifikasi sesuai prosedur yang
telah ditetapkan, perlu dilakukan beberapa tindakan yang dapat meningkatkan kewaspadaan
terhadap adanya nama sama pada pasien, terutama pasien yang dirawat pada ruang perawatan
yang sama, yaitu memunculkan notifikasi nama sama di SIMRS ERM.
Dari hal tersebut mulai bulan Februari 2022 tim patient safety bekerja sama dengan bagian
IT untuk meningkatkan barrier peningkatan sign di SIMRS ERM untuk notifikasi nama sama dan
dilakukan evaluasi sampai dengan Februari 2023. Sebagaimana hal tersebut maka perlu dilakukan
observasi terkait perilaku petugas dalam penerapan notifikasi “nama sama” pada ERM terhadap
kejadian IKP yang ada di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan yang didapatkan adalah
“bagaimana perilaku petugas dengan adanya penerapan notifikasi “nama sama” pada ERM
terhadap kejadian IKP (Insiden Keselamatan Pasien) di ruang rawat inap RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
tahun 2022?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi perilaku petugas dalam penerapan notifikasi “nama sama” pada ERM
terhadap kejadian IKP (Insiden Keselamatan Pasien) di ruang rawat inap RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo tahun 2022

4
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi perilaku petugas dalam penerapan notifikasi “nama sama” pada SIMRS
ERM di ruang rawat inap di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
b. Mengidentifikasi IKP (Insiden Keselamatan Pasien) dengan “nama sama” pada di ruang
rawat inap RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.

5
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022 - Januari 2023 di ruang rawat inap RSU
‘Aisyiyah Ponorogo
B. Jenis Penelitian

Penelitian ini kategori penelitian deskriptif kuantitatif

C. Variable Penelitian

Variable pada penelitian ini adalah

1. Perilaku petugas dalam penerapan notifikasi “nama sama” pada ERM


2. Kejadian IKP (Insiden Keselamatan Pasien) dengan “nama sama”
D. Populasi
Seluruh petugas rawat inap yang berjumlah 123 petugas.
E. Teknik Sampling
Simple random sampling
F. Pengumpulan data
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data observasi peneliti berupa cek list pada Februari 2022- Januari 2023
2. Data pelaporan IKP pada bulan Februari 2021-januari 2022
3. Data pelaporan IKP Februari 2022- Januari 2023
G. Teknik analisis data
1. Untuk variabel perilaku dianalisis dengan pemberian skore
a. Jika ya skore 1
b. Jika tidak skore 0
Kemudian dikategorikan dalam :
1) Perilaku menerapkan ERM jika skorenya ≥75%
2) Perilaku tidak menerapkan ERM jika skorenya <75%
Untuk variabel kejadian IKP dilakukan observasi mulai Februari 2022-Januari 2023
pelaporan IKP yang tersentral di Sub KPRS

6
Kerangka konsep

Keselamatan pasien Perilaku petugas

6 SKP
1. Mengidentifikasi pasien RME nama sama
dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi
yang efektif
3. Meningkatkan keamanan Menerapkan Tidak
obat-obatan yang perlu menerapkan
diwaspadai
4. Memastikan sisi yang benar, IKP Menurun
prosedur yang benar, pasien Tetap
yang benar pada Meningkat
pembedahan/tindakan
invasive
5. Mengurangi risiko infeksi
akibat perawatan kesehatan;
dan
6. Mengurangi risiko cedera
pasien akibat jatuh

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Variable yang diteliti dalam penelitian ini meliputi perilaku petugas dalam penerapan notifikasi “nama sama”
dalam ERM dan kejadian IKP. Petugas yang dilakukan observasi dalam penelitian ini diperoleh 102 yang
dilakukan observasi mulai dari Februari 2022 sampai dengan Januari 2023.

Tabel 3.1

Data umum petugas yang dilakukan obeservasi

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Prosentase


Laki-laki 22 21,57%
Perempuan 80 78,43%
Jumlah 102 100%

2. Masa kerja

Masa kerja Jumlah Prosentase


0-5 tahun 33 32,35%
6-10 tahun 24 23,54%
11-15 tahun 36 35,29%
16-20 tahun 4 3,92%
>20 tahun 5 4,90%
Jumlah 102 100%

3. Pendidikan

Pendidikan Jumlah Prosentase


D3 82 80,39%
S1 20 19,61%
Jumlah 102 100%

8
4. Ruang rawat inap

Ruang Jumlah Prosentase


Siti fadilah 6 5,88%
Multazam 16 15,69%
Shafa barat 14 13,73%
Perinatology 3 2,95%
Masithah 8 7,84%
Muzdalifah 17 16,67%
Marwa 13 12,74%
Arofah 5 4,90%
ICU 11 10,78%
Shafa timur 9 8,82%
Jumlah 102 100%

Table 3.2

Distribusi frekuensi jumlah nilai observasi terhadap variable perilaku petugas dalam penerapan
notifikasi “nama sama” pada RME

Kategori Frekuensi Prosentase


Menerapkan RME 87 85,29
Tidak menerapkan RME 15 14,71
Table 3.3

Distribusi frekuensi jumlah kejadian IKP penerapan RME

Kategori Jumlah kejadian


Sebelum penerapan RME 3
Setelah penerapan RME 0

Hasil tabulasi diatas diperoleh :


a. Hasil observasi perilaku petugas dalam penerapan “nama sama” dalam ERM yang melakukan
penerapan 85,29% dan yang tidak melakukan penerapan 14,71%. Sesuai teori yang

9
mempengaruhi perilaku salah satunya adalah lingkungan dan menurut pendapat peneliti terdapat
14,71 yang tidak patuh disebabkan karena kebiasaan atau budaya yang belum terbentuk dari
petugas.
b. Kejadian IKP setelah dilakukan penerapan “nama sama” dalam ERM tidak ditemukan kejadian IKP
pada periode Februari 2022-Januari 2023

a.

10
BAB IV
KETERBATASAN

1. Keterbatasan tenaga peneliti karena peneliti mempunyai job deskristion yang lain
2. Kurangnya informasi dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian

11
BAB V
KESIMPULAN (SARAN LAMPIRAN)
A. Kesimpulan
Penerapan notifikasi nama sama pada ERM mempengaruhi perilaku petugas yang berdampak
dalam menurunnya angka kejadian IKP di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
B. Saran
Untuk peneliti selanjutnya dilakukan resosialisasi aplikasi ERM, fasilitas lainnya dan dilakukan
peningkatan monitoring dan evaluasi kepatuhan perilaku petugas sebelum dilakukan observasi
oleh peneliti
Untuk rawat inap Rumah Sakit
Tetap ditingkatkan kepatuhan identifikasi khususnya nama sama dan peningkatan fasilitas RME
untuk sign-sign yang berisiko lainnya. Contoh untuk pasien dengan risiko jatuh

Penulisan makalah menggunakan ukuran kertas A4 1,5 spasi maksimal 12 halaman

12

Anda mungkin juga menyukai