Anda di halaman 1dari 49

BAB 5

Standar 5.3
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com , www kakp.or.id
Curiculum Vitae
2021 : Komite Akreditasi Kesehatan Pratama ( KAKP)
2016 – 2021 : Ketua eksekutif Komisi Akreditasi FKTP Kemenkes RI
2015 -- 2017 : Health Policy Unit Kementerian Kesehatan RI (PIS-PK)
2014 — 2015 : Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI
2011 — 2014 : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI
2009 — 2011 : Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI
2008 — 2009 : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
2004 — 2008 : Kepala Bidang promosi dan Informasi (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta)
2001 — 2004 : Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat DKI
2000 — 2001 : Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes DKI Jakarta.
1999 — 2000 : Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Dinkes DKI Jakarta.
1986 — 1999 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit dan Imunisasi, Dinkes DKI Jakarta.
1982 — 1984 : Puskesmas Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir –Jakarta Pusat

Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com , www kakp.or.id
KESELAMATAN PASIEN & PELAPORAN
Suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman
INSI EN
Setiap kejadian yang tidak
• asesmen risiko, disengaja
• identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
• pelaporan dan analisis insiden,
• kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya,
• implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan Kondisi yg mengakibatkan /
• mencegah terjadinya cedera yang berpotensi mengakibatkan
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak cedera yang dapat dicegah pada
mengambil tindakan yang seharusnya pasien.
diambil.

Meningkatkan Mutu Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Melalui


Penerapan Manajemen Risiko Dalam Seluruh Aspek Pelayanan Yang
Disediakan Oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
menyelenggarakan Keselamatan Pasien, melalui
pembentukan system pelayanan yang menerapkan : Sistem pelayanan harus menjamin
pelaksanaan:
asuhan pasien lebih aman , melalui upaya yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien

7 standar Keselamatan Pasien


pelaporan dan analisis insiden, k e ma mpuan belajar dari
insiden, dan tindak lanjutnya implementasi solusi u n t u k
meminimalkan timbulnya risiko & mencegah terjadinya
6 sasaran Keselamatan Pasien cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan / tidak mengambil


7 langkah menuju Keselamatan Pasien tindakan yang seharusnya diambil

PMK 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien


KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
Kepmenkes No HK.01.07/Menkes/503/2020

Fungsi
Tugas
Penyusunan standar
dan pedoman
Memberikan keselamatan pasien;
masukan dan Kerja sama dengan
pertimbangan berbagai institusi
dalam dan luar negeri;
kepada menteri Pengkajian program
dalam rangka keselamatan pasien;
penyusunan Pengembangan dan
kebijakan pengelolaan sistem
nasional & pelaporan insiden
peraturan untuk pembelajaran ;
keselamatan Monitoring dan
pasien evaluasi pelaksanaan
program keselamatan
pasien;
DRAFT REVISI STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
5 STANDAR, 19 KRITERIA, 47 ELEMEN PENILAIAN

PROGRAM PENINGKATAN MUTU TERMASUK


PENINGKATAN MUTU
PENGUKURAN INDIKATOR MUTU 4 KRITERIA, 12 EP
PUSKESMAS

MANAJEMEN RISIKO 2 KRITERIA, 6 EP

SASARAN KESELAMATAN PASIEN 5 KRITERIA, 12 EP

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


2 KRITERIA, 4 EP

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) 6 KRITERIA, 13 EP


5.3.3
5.3.1 5.3.2 3. Meningkatnya
1. Identifikasi Pasien 2. Pelaksanaan Keamanan Obat Yang
Komunikasi Efektif Perlu Diwaspadai

5.3.4 5.3.5 5.3.6


4. Terlaksananya 5. Pengurangan Risiko 6. Mengurangi Risiko
Proses Tepat Lokasi, Infeksi Terkait Cedera Karena Pasien
Tepat Prosedur dan Pelayanan Kesehatan Jatuh
Tepat Pasien
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI

5.3 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

5.3.1
IDENTIFIKASI
PASIEN 5.3.3 5.3.4
KEAMANAN TEPAT PASIEN, TEPAT 5.3.5
5.3.2 PROSEDUR, TEPAT
OBAT PASIEN JATUH
KOMUNIKASI POSISI
EFEKTIF
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

1. Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar .


POKOK PIKIRAN:
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik pada proses pelayanan sebagai akibat dari
kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur, dan kondisi lain yang menye
babkan terjadinya salah identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi
tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, ganggua n
jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dua atau lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama
lengkap tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh meng
gunakan nomor kamar atau lokasi pasien dirawat.
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran. setiap
akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat, dan pemberian diit.
CARAdua
Kebijakan dan/atau prosedur, IDENTIFIKASI
cara untukPASIEN
mengidentifikasi pasien:
 nama pasien
 nomor rekam medis
 tanggal lahir
 gelang identitas pasien dengan bar-code, dll
Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau
lokasi pasien dirawat.
Proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar
dapat memastikan semua kemungkinan situasi
dapat diidentifikasi termasuk identifikasi pasien
pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat
menyebutkan identitas, penurunan kesadaran,koma,
gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas,
dua atau lebih pasien mempunyai nama yang sama
atau mirip
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:

1. Skrining
2. Pendaftaran
3. Prosedur diagnostik
4. Prosedur tindakan
5. pemberian obat
6. pemberian diit
FARMASI Telaah Resep
FARMASI Etiket obat
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur


diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi,
5.3.1 dan pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan (D,O, W )
01

ELEMEN PENILAIAN ELEMEN PENILAIAN

02
Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi
khusus seperta disebutkan pada pokok pikiran
(D,O,W)
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI

5.3.1 Dilakukan identifikasi pasien Bukti pelaksanaan Proses PPA: proses


sebelum dilakukan prosedur identifikasi pasien sebelum identifikasi identifikasi
diagnostik, tindakan, dilakukan prosedur pasien sebelum pasien
pemberian obat, pemberian
diagnostik, tindakan, dilakukan
imunisasi, dan pemberian
diit, sesuai dengan kebijakan pemberian obat, prosedur
dan prosedur yang pemberian imunisasi, dan diagnostik,
ditetapkan. (D,O,W) pemberian diit,. tindakan,
pemberian obat,
pemberian
imunisasi, dan
pemberian diit
Dilakukan prosedur tepat Bukti pelaksanaan Proses PPA: proses
identifikasi pada kondisi identifikasi pasien pada identifikasi identifikasi
khusus seperti disebutkan kondisi khusus. pasien pada pasien pada
pada pokok pikiran (D,O,W)
kondisi khusus kondisi khusus
Elemen
Penilaian 5.3.1.1

Dilakukan identifikasi
pasien sebelum
dilakukan prosedur
diagnostik, tindakan,
pemberian obat,
pemberian imunisasi,
dan pemberian diit,
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang
ditetapkan (D,O, W )
Elemen
Penilaian 5.3.1.2

Dilakukan
prosedur tepat
identifikasi pada
kondisi khusus
seperti
disebutkan pada
pokok pikiran
(D,O,W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

5.3.2 Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan


ditetapkan dan dilaksanakan

POKOK PIKIRAN:
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan, dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam
proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain : 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemb erian
perintah verbal melalui telpon, 3) penyampaian hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis, 4) serah terima antar shift, dan 5)
pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat
telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnosis, serah terima pasien pada serah terima jaga maupun
serah terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang, dan p emindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewal telpon antara lain dapat dilakukan dgn menggunakan tehnik SBAR
(Situation, Background, Asessment, Recommendation)
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telpon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B),
& dikonfirmasi kepada pemberi perintah(K).
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera
dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan penunjang kepada dokter p enanggung jawab
pasien sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

5.3.2 ELEMEN PENILAIAN

1
Pemberian perintah secara 3
Proses komunikasi serah terima pasien
verbal ditulis lengkap dan dibaca ulang yang memuat hal-hal kritial dilakukan
oleh penerima perintah serta secara konsisten sesuai dengan prosedur,
dikonfirmasi oleh pemberi perintah. metoda, dan menggunakan form yang
(D,W) dibakukan (D,O,W,S)

2
Pelaporan kondisi pasien , dan pelaporan nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima pesan, dan
dikonfirmasi oleh pemberi pesan dilakukan sesuai prosedur, dan dicatat
dalam rekam medis termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium dilaporkan. (D,O,W,S)
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

Pemberian perintah secara verbal Bukti pelaksanaan PPA: proses


5.3.2 ditulis lengkap dan dibaca ulang pemberian perintah secara pelaksanaan
oleh penerima perintah serta
dikonfirmasi oleh pemberi
verbal (SBAR-TBK) pemberian perintah
perintah. (D,W) secara verbal (SBAR-
TBK)
Pelaporan kondisi pasien, dan
pelaporan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium ditulis
lengkap, dibaca ulang oleh Petugas laboratorium, Simulasi proses
penerima pesan, dan dikonfirmasi
Bukti pelaporan nilai kritis PPA: proses pelaporan penyampaian nilai
oleh pemberi pesan dilakukan Proses penyampaian
sesuai prosedur, dan dicatat dalam hasil pemeriksaan nilai kritis hasil kritis hasil
hasil lab kritis
rekam medis termasuk identifikasi laboratorium dengan TBK pemeriksaan pemeriksaan
kepada siapa nilai kritis hasil laboratorium laboratorium
pemeriksaan laboratorium
dilaporkan. (D,O,W,S)

Proses komunikasi serah terima


pasien yang memuat hal-hal PPA: proses
kritial dilakukan secara Bukti pelaksanaan pelaksanaan
konsisten sesuai dengan
pemberian perintah secara pemberian perintah
prosedur, metoda, dan
menggunakan form yang verbal (SBAR-TBK) secara verbal (SBAR-
dibakukan (D,O,W,S) TBK)
Elemen
Penilaian 5.3.2.1
1
Pemberian perintah
secara
verbal ditulis lengkap
dan dibaca ulang oleh
penerima perintah
serta dikonfirmasi oleh
pemberi perintah.
(D,W)
Elemen
Penilaian 5.3.2.2

Pelaporan kondisi pasien , dan


pelaporan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium
ditulis lengkap, dibaca ulang
oleh penerima pesan, dan
dikonfirmasi oleh pemberi
pesan dilakukan sesuai
prosedur, dan dicatat dalam
rekam medis termasuk
identifikasi kepada siapa nilai
kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan.
(D,O,W,S)
Elemen
Penilaian 5.3.2.3

Proses komunikasi
serah terima pasien
yang memuat hal-hal
kritial dilakukan secara
konsisten sesuai
dengan prosedur,
metoda, dan
menggunakan form
yang dibakukan
(D,O,W,S)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

5.3.33. Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai
ditetapkan dan dilaksanakan

POKOK PIKIRAN:

• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan
penggunaan obat-obat yang perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering
menyebabkan kesalahan dan/ atau kejadian sentinel, berisiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain:
obat-obatan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, anti koagulan, kemoterapi, obat-obatan
psikoterapi, narkotika, dan obat-obatan dengan nama dan rupa mirip
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan
rupa obat mirip (look alike sound alike)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

5.3.3 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau
rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan obat yang perlu
diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang disusun.(D,O,W)
01

ELEMEN PENILAIAN ELEMEN PENILAIAN

02
Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai (high
alert). (D, W)
Sasaran 3. Meningkatkan keamanan obat obat yang harus diwaspadai
(High alert medication)
CHEK 12 benar dalam pemberian obat
1. Benar pasien
8.Benar hak pasien untuk menolak
2. Benar obat
9.Benar pengkajian untuk menilai
3. Benar dosis efek obat
4. Benar waktu pemberian 10. Benar evaluasi hasil penilaian efek
5. Benar cara dan waktu obat
11.Benar reaksi terhadap makanan
pemberian
12.Benar reaksi terhadap obat lain
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi

www.perdalin.com
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI

Disusun daftar obat yang perlu Daftar obat yang perlu diwaspadai Penyimpanan dan PJ UKP, petugas
5.3.3
diwaspadai dan obat dengan pelabelan obat yang farmasi: daftar obat
nama atau rupa mirip serta perlu diwaspadai yang perlu
dilakukan pelabelan dan diwaspadai,
penataan obat yang perlu penyimpanan dan
diwaspadai dan obat dengan pelabelan obat yang
nama atau rupa mirip sesuai perlu diwaspadai
dengan kebijakan dan prosedur
yang disusun.(D,O,W)

Dilakukan pengawasan dan Bukti pengawasan dan Penyimpanan yang PJ UKP, petugas
pengendalian penggunaan obat- pengendalian obat aman untuk obat farmasi: pengawasan
obatan psikotropika/narkotika psikotropika/narkotika dan obat psikotropika/narkotik dan pengendalian
dan obat-obatan lain yang perlu yang perlu diwaspadai. Kartu stok, a, dan penyimpanan obat
diwaspadai (high alert). (D, O, W) pencatatan distribusi dan pemkaisn obat yang perlu psikotropika/narkotika
diwaspadai dan dan obat yang perlu
pelabelannya diwaspadai
Elemen
Penilaian 5.3.3.1
Disusun daftar obat yang
perlu diwaspadai dan obat
dengan nama atau rupa
mirip serta dilakukan
pelabelan dan penataan BUKTI DILAKUKAN SESUAI DENGAN KEBIJAKAN

obat yang perlu diwaspadai


dan obat dengan nama atau
rupa mirip sesuai dengan
kebijakan dan prosedur
yang disusun.(D,O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.3.2

Dilakukan pengawasan
dan pengendalian
penggunaan obat-
obatan
psikotropika/narkotika
dan obat-obatan lain
yang perlu diwaspadai
(high alert). (D, W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

4. Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien
yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan

POKOK PIKIRAN:

• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah
sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindakan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua
tindakan yang meliputi sayatan/ insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan
implan, dan tindakan atau prosedur invasif yang lain yang menjadi kewenangan puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistim untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi
jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
• Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan;
• Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
• Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5

DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5


5.3.4
ELEMEN PENILAIAN

dilakukan penandaan sisi operasi/ 1


Dilakukan time-out/ tindakan medis,
tindakan medis secara konsisten oleh 3
untuk memastikan semua pertanyaan
pemberi pelayanan yang akan sudah dijawab atau meluruskan
melakukan tindakan sesuai kebijakan kerancuan (D,W)
dan prosedur yang ditetapkan (O,W)

2
Dilakukan verifikasi sebelum operasi/ tindakan medis
untuk memastikan prosedur telah dilakukan dengan
benar (D,O,W)
ELEMEN PENILAIAN REGULASI
RDOWS DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA

5.3.4 Dilakukan penandaan sisi


operasi/ tindakan medis
secara konsisten oleh
pemberi pelayanan yang Dokter, perawat, bidan:
Proses penandaan sisi
proses penandaan sisi
akan melakukan tindakan operasi
operasi
sesuai kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan.
(O,W)
Dilakukan verifikasi
sebelum operasi/tindakan Bukti dokumentasi verifikasi
Proses verifikasi Dokter, perawat, bidan:
medis untuk memastikan sebelum tindakan proses verifikasi sebelum
sebelum tindakan operasi atau
operasi atau tindakan tindakan operasi atau
prosedur telah dilakukan tindakan medis
medis tindakan medis
dengan benar. (D, O, W)
Dilakukan time-out sebelum
operasi/ tindakan medis,
untuk memastikan semua Bukti dokumentasi pelaksanaan Dokter, perawat, bidan:
pertanyaan sudah terjawab time-out proses time-out
atau meluruskan
kerancuan. (D, W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.1

dilakukan penandaan
sisi operasi/ tindakan
medis secara konsisten
oleh pemberi pelayanan
yang akan melakukan
tindakan sesuai
kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan (O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.2

Dilakukan verifikasi
sebelum operasi/
tindakan medis
untuk memastikan
prosedur telah
dilakukan dengan
benar (D,O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.3

Dilakukan time-
out/ tindakan
medis, untuk
memastikan semua
pertanyaan sudah
dijawab atau
meluruskan
kerancuan (D,W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

5. Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun dan dilaksanakan

POKOK PIKIRAN

• Dilakukan penandaan sisi operasi/ tindakan medis secara konsisten oleh pemberi pelayanan yang
akan melakukan tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O,W)
• Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien di rawat jalan dengan mempertimbangkan :
1. kondisi pasien, contoh : pasien geriatri, dizziness, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis, contoh pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi : Pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang
akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan
meningkatkan risiko jatuh
4. lokasi : hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain
lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain,
misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangga.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI BAB 5

Dilakukan penapisan pasien dengan resiko jatuh


sesuai dengan kebijakan dan prosedure serta
5.3.5 dilakukan upaya untuk mengurangi resiko tersebut
(O,W,S)
01

ELEMEN PENILAIAN ELEMEN PENILAIAN

02
Dilakukan evalusi dan tindak lanjut untuk
mengurangi resiko terhadap situasi dan lokasi yang
diidentifikasi beresiko terjadi pasien jatuh (D,O,W)
RDOWS
WAWANCA
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
RA
5.3.5 Dilakukan penapisan Pelaksanaan skrining risiko Dokter, perawat, Pelaksanaan
pasien dengan risiko jatuh bidan, pegawai skrning risiko
jatuh sesuai dengan Puskesmas cara jatuh dan upaya
skrining risiko untuk
kebijakan dan prosedur
jatuh dan upaya mengurangi risiko
serta dilakukan upaya untuk jatuh
untuk mengurangi mengurangi
risiko tersebut (O,W,S) risiko jatuh

Dilakukan evaluasi dan Bukti evaluasi terhadap Proses skrining, upaya Dokter, perawat,
tindak lanjut untuk upaya untuk mengurangi mengurangi risiko jatuh, dan bidan, pegawai
mengurangi risiko risiko jatuh dan bukti tindak pemantauan serta Puskesmas cara
lanjutnya. Dokumentasi evaluasinya skrining risiko
terhadap situasi dan
dalam rekam medis jatuh dan upaya
lokasi yang terhadap pasien dengan untuk
diidentifikasi berisiko risiko jatuh, upaya untuk mengurangi
terjadi pasien jatuh (D, mengurani risiko, risiko jatuh,
O, W). pemantauan, evaluasi dan pemantauan dan
tindak lanjutnya evaluasinya
Elemen
Penilaian 5.3.5.1

Dilakukan penapisan
pasien dengan resiko
jatuh sesuai dengan
kebijakan dan
prosedure serta
dilakukan upaya untuk
mengurangi resiko
tersebut (O,W,S)
EVALUASI DN TINDAK LANJUT
RESIKO
Elemen
Penilaian 5.3.5.2

Dilakukan evalusi
dan tindak lanjut
untuk mengurangi
resiko terhadap
situasi dan lokasi
yang diidentifikasi
beresiko terjadi
pasien jatuh
(D,O,W)
1

BUKTI
DILAKUKAN
IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
2 RISIKO DAN
POTENSI
RISIKO
STRUKTUR DAN TIM KP PUSKESMAS

Koordinator KP
Tim KP

*) Berlaku untuk kawasan perkotaan dan pedesaan


PENGORGANISASIAN MUTU DI PUSKESMAS

ALTERNATIF 1

KEPALA PUSKESMAS

PENANGGUNG JAWAB
MUTU

SEKRETARIS/
PENGENDALI DOKUMEN??

PJ KP PJ PPI PJ AI PJ K3 PJ ADMEN PJ UKM PJ UKP

Anda mungkin juga menyukai