5. Harm/cedera. Antaralain :
a. Penyakit/disease : disfungsi fisik atw psikis
b. Cedera/Injury : kerusakan jaringan yg diakibatkan
agent/keadaan
c. penderitaan/suffering : pengalaman atw gelaja yg tdk
meyenangkan. Tmasuk nyeri, malaise, mual, muntah,
depresi, agitasi & ketakutan
d. Cacad/disability : segala bentuk kerusakan struktur atw
fungsi tubuh, keterbatasan aktifitas
DEFINISI
6. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patien safety
incident adl setiap kejadian/situasi yg dpt
mngakibatkan atau bpotensi mengakibatkan
harm/cedera yg tdk seharusnya tjadi
“Measurement” Analisis/Belajar
Yan RS Riset
yang lebih
5.
aman 3.
Pelatihan
Seminar Pengembangan
Solusi
4.
Pasal 3.
Pasal 4.
1. Sistem pelaporan insiden dilakukan di internal RS dan kpd Komite Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
2. Pelaporan insiden kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien RS mencakup KTD, KNC, dan
KTC, dilakukan stlah analisis dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari TKPRS.
3. Sistem pelaporan insiden kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien RS harus dijamin
keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tdk mudah diakses oleh yg tdk
berhak
4. Pelaporan insiden ditujukan untk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dlm rangka
meningkatkan keselamatan pasien dan tdk untk menyalahkan orng (non blaming)
5. Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kpd TKPRS dlm waktu paling lambat 2x24
jam sesuai format laporan.
6. TKPRS melakukan analisis & memberikan rekomendasi serta solusi atas insiden yg
dilaporkan
7. TKPRS melaporkan hasil kegiatannya kpd kepala RS
8. RS harus melaporkan insiden, analisis, rekomendasi & solusi kejadian tak diharapkan (KTD)
secara tertulis kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien RS sesuai format laporan
9. Komite Nasional Keselamatan Pasien RS melakukan pengkajian dan memberikan umpan
balik dan solusi atas laporan
BAB VII Pelaporan Insiden, Analisis dan Solusi
1. Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi & Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota secara berjenjang melakukan pembinaan &
pengawasan trhdap kegiatan Keselamatan Pasien RS sesuai tugas &
fungsi masing2
2. Dlm melaksanakan pembinaan dan pengawasan Menteri, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengikutsertakan asosiasi perumahsakitan & organisasi profesi
kesehatan
3. Kepala RS secara berkala wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
kegiatan keselamatan pasien yg dilaksanakan oleh TKPRS.
4. Dlm rangka pembinaan & pengawasan, Menteri, Pemerintah Daerah
Provinsi & Pemerintah Daerah Kabupaten dapat mengambil tindakan
administratif kpd RS trhdp pelanggaran ketentuan, berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Penundaan atau penangguhan perpanjangan izin operasional
BAB VIII Ketentuan Peralihan
1. Komite Keselamatan Pasien RS yg telah ada & dibentuk oleh
perhimpunan RS Seluruh Indoneisa (PERSI) masih tetap melaksanakan
tugas sepanjang Komite Nasional Keselamatan Pasien RS belum
terbentuk
2. Komite Nasional Keselamatan Pasien RS harus dibentuk dlm waktu
selambat2nya 6 bulan sejak peraturan ini ditetapkan
3. Setiap RS harus membentuk TKPRS sesuai dgn peraturan ini dalam
waktu selambat2nya 1 tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
3
Panduan Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
(Patient Safety), Depkes RI 2008
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat maka pelaksanaan program keselamatan pasien RS
perlu dilakukan. Karena itu diperlukan acuan yg jelas untuk
melaksanakan keselamatan pasien trsbt. Panduan nasional
keselamatan pasien RS yg berisi standar keselamatan pasien RS dan
7 langkah menuju keselamatan pasien RS diharapkan dapat
membantu RS dlm melaksanakan kegiatannya.
• Tujuan Umum :
Memberikan informasi dan acuan bagi pusat, provinsi dan
rumah sakit dalam melaksanakan program keselamatan
pasien rumah sakit.
• Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya program keselamatan pasien rumah sakit
secara sistematis dan terarah.
2. Terlaksananya pencatatan insiden di rumah sakit dan
pelaporannya.
3. Sebagai acuan penyusunan instrumen akreditasi rumah
sakit.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit adl suatu sistem dimana RS membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem trsbt meliputi : assesmen risiko,
identifikasi & pengelolaan hal yg berhubungan dgn risiko pasien,
pelaporan & analisis insiden, kemampuan belajar dari inisiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untk meminimalkan
timbulnya risiko.
Tujuan :
•Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
•Meningkatnya akuntabilitas RS trhdp pasien & masyarakat
•Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
•Terlaksananya program2 pencegahan sehinga tdk terjadi pengulangan
kejadian tdk diharapkan
9 Solusi keselamatan pasien :
• Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip
•Pastika identifikasi pasien
•Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
•Pastikan tindakan yg benar pd sisi tubuh yg benar
•Kendalikan cairan elektrolit pekat
•Pastikan akurasi pemberian obat pd pengalihan pelayanan
•Hindari salah kateter dan salah sambung slang
•Gunakan alat injeksi sekali pakai
•Tingkatkan kebersihan tangan
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda2 peningkatan kinerja untk
melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien
• Rumah Sakit
– RS wajib melakukan pencatatan & pelaporan insiden yg
meliputi kejadian tdk diharapkan (KTD), kejadian nyaris
cedera dan kejadian sentinel.
– Pencatatan & pelaporan insiden (KTD, KNC dan Sentinel)
mengacu kpd pedoman pelaporan insiden keselamatan
pasien (IKP) yg dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
– Pelaporan insiden terdiri dari pelaporan internal yaitu
mekanisme KPRS di internal RS dan Pelaporan eksternal
yaitu pelaporan dari RS ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
– Unit kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
pencatatan kegiatan yg telah dilakukan dan membuat
laporan kegiatan kdp direktur RS secara berkala
• KKPRS-PERSI
– Merakapitulasi laporan insiden dari RS dan menjaga kerahasiaan
– Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan kajian & analisis
dari laporan insiden RS serta melakukan sosialisasi hasil analisis &
solusi masalah ke RS melalui PERSI daerah
– KKPRS membuat laporan tahunan kegiatan yg telah dilaksanakan ke
departemen kesehatan melalui ketua PERSI
– KKPRS membuat feedback laporan ke rumah sakit2 melalui PERSI
daerah
• PERSI DAERAH
Menyampaikan hasil analisis, solusi masalah dan feedback laporan yg
diterima dari KKPRS kdp rumah sakit2 di wilayahnya
• Rumah Sakit
– Pimpinan RS secara berkala melakukan monitoring dan
evaluasi program keselamatan pasien yg dilaksanakan oleh
Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit
– Unit kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara berkala
(paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman,
kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yg
dipergunakan di RS
– Unit kerjaKeselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
evaluasi kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak
lanjutnya
• KARS
KARS melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program keselamatan pasien dengan
menggunakan instrumen akreditasi rumah sakit
• KKPRS-PERSI
–KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi
pedoman2 yg telah disusun paling lama setiap 2
tahun sekali
–KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi
kegiatan yg telah dilakukan oleh rumah sakit
Terima Kasih