Anda di halaman 1dari 11

PENANGANAN KEJADIAN SENTINEL YANG BERDAMPAK LUAS/NASIONAL

kejadian sentinel yang berdampak luas/nasional meliputi kejadian sentinel yang memiliki potensi berdampak luas dan/atau kejadian sentinel yang
melibatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan lain

wajib dilaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dlaporkan sesegera mungkin paling lama 1 (satu) jam setelah diketahuinya kejadian sentinel

Pelaporan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat :


a. Lokasi kejadian
b. Kronologis kejadian
c. Waktu kejadian
d. Akibat kejadian
e. Jumlah pasien yang mengalami kematian atau cedera berat akibat kejadian sentinel
Setiap kejadian yang tidak disengataj dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
Insiden mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi : Penanganan Insiden Bertanggung jawab


a. Kondisi Potensial Cedera (KPC) Penanganan Insiden dilakukan melalui langsung → pimpinan
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimblkan Pembentukan tim Keselamatan Pasien fasilitas pelayanan
cedera, tetapi belum terjadi insiden. kesehatan.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Kegiatan berupa:
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke - Pelaporan Keanggotaan paling sedikit terdiri:
pasien - Verifikasi - Unsur manajemen fasilitas pelayanan
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) - Investigasi kesehatan
Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak - Analisis penyebab insiden - Unsur klinisi di fasilitas pelayanan
timbul cedera tanpa menyalahkan, kesehatan
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) menghukum, dan
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. mempermalukan Setiap Insiden harus dilaporkan
seseorang 2x24

Berdasarkan hasil ditentukan derajat insiden (grading) Rekomendasi keselamatan pasien kepada pimpinan fasilitas pelayanan
dan melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan kesehatan berdasarkan hasil Root Cause Analysis (RCA)
metode baku untuk menemukan akar masalah

Fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pelaporan Insiden, secara


online atau tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien
hak pasien dan keluarganya untuk mendapatkan :
Standar Keselamatan Pasien:
- Informasi tentang diagnosis dan tata cara tindakan medis
I. Hak pasien
- Tujuan tindakan medis
II. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
- Alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
III. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
terjadi
IV. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan
- Prognosis terhadap tindakan yang dilkaukan
evaluasi dan peningkatan Keselamatan Pasien
- Perkiraan biaya pengobatan.
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan
Pasien
VI. Pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien Sasaran Keselamatan Pasien meliputi :
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai SKP 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Keselamatan Pasien SKP 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif;
SKP 3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien: SKP 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
2. Memimpin dan mendukung staf SKP 5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko dan
4. Mengembangkan sistem pelaporan SKP 7. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
Pasien mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, dengan dua
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem nama pasien, nomor identifikasi menggunakan nomor rekam
Keselamatan Pasien media, tanggal lahir, gelang dengan bar-code. Nomor kamar atau
lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi
Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifkasi dan
KESELAMATAN PASIEN pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambl
Permenkes No 11 Tahun 2017 tindakan yang seharusnya diambil.

“Keselamatan Pasien”

*meningkatkan mutu dan keselamatan pasien


Merupakan organisasi fungsional dibawah koordinasi Direktorat Jenderal, serta
Komite Nasional Keselamatan Pasien bertanggung jawab kepada Menteri

Keanggotaannya terdiri dari unsur :


- Kementrian Kesehatan
- Kementrian/lembaga terkait Penyelanggaraan Keselamatan Pasien,
- Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan:
- Organisasi profesi terkain.
a. Standar Keselamatan Pasien
b. Sasaran Keselamatan Pasien
c. Tujuh langkah menuju Keselamatan
Komite Nasional Keselamatan Pasien menyelenggarakan fungsi:
Pasien
a. Penyusunan standard an pedoman Keselamatan Pasien
b. Penusunan dan pelaksanaan program Keselamatan Pasien
c. Pengembangan dan pengelolaan sistem pelaporan insiden, analisis, dan
penyusunan rekomendasi Keselamatan Pasien
d. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Keselamatan Pasien
PEMBIAYAAN

1. Pemerintah
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk
seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Pendapatan puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya
ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi).
3. Sumber lain
Puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti :
1. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES.
2. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai iimbal jasa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek.
3. JPSBK/PKPSBBM untuk membantuk masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas

Apabila sistem Jaminan Kesehatan nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah
disusun, direncanakan pada masa yang akan dating pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan
untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh
pemerintah dalam bentuk pembayaran premi.
Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni:
MANAJEMEN PUSKESMAS
- Perencanaan
- Pelaksanaan dan Pengendalian
- Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Perencanaan
Pengawasan dan pertanggungjawaban
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
- Pengawasan
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung
b. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan
kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pelaksanaan dan pengendalian

Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai


berikut : - Pertanggungjawaban

1. Pengorganisasian Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat
2. Penyelenggaraan laporan pertanggungjawaban. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas
3. Pemantauan Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk
4. Penilaian mmasyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas
Azas rujukan
b. Rujukan upaya kesehatan perorangan
a. Rujukan upaya kesehatan Masyarakat
Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan Rujukan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
RS Umum /Khusus
Pusat/provinsi Depkes
Strata Strata
Dinkes Provinsi
ketiga ketiga

RS Umum/Khusus Kab/Kota. Bp4,


Strata Strata Dinkes Kab/Kota
Bkmm, Klinik spesialis Swasta,
kedua kedua BP4, BKMM, BKKM
Praktek Dokter Spesialis Swasta

Strata Strata Puskesmas


Praktek Dokter Swasta (dr.keluarg),
Puskesmas, Balai Pengobatan, BKIA, pertama pertama
Praktek Bidan Swasta
UKBM, Posyandu,
Polindes
Posyandu Masyarakat Masyarakat
UKBM lain
Polindes

Upaya Kesehatan
Kader Kesehatan
Keluarga Mandiri Perorangan/ Perorangan/
Upaya Kesehatan
keluarga keluarga
Keluarga Mandiri
Azas pemberdayaan masyarakat Azas keterpaduan

Kegiatan :
a. Keterpaduan lintas program
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: psyandu, polindes, Bina Keluarga
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA
Balita (BKB)
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan
b. Upaya pengobatan: psyandu, Ps Obat Desa (POD)
2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan,
Sadar Gizi (Kadarzi)
kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan
jiwa.
orang tua/wali murid. Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
3. Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Pesantren (Poskestren)
gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
4. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
Desa percontohan kesehatan Lingkungan (DPKL)
jiwa, promosi kesehatan
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya kesehatan Kerja (Pos UKK)
b. Keterpaduan lintas sektor
h. Upaya kesehatan jiwa: psyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
1. Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan
Masyarakat (TPKJM)
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga
2. Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
(TOGA), Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana
pertanian
sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana
3. Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor
keagamaan
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB
4. dll
UPAYA DAN AZAS PENYELANGGARAAN

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


Azas penyelenggaraan 2. Azas pemberdayaan masyarakat
3. Azas keterpaduan
Upaya
4. Azas rujukan
1. Upaya Kesehatan Wajib:
a. Upaya Promosi Kesehatan
Azas pertanggungjawaban wilayah
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
d. Upaya Perbaikan Gizi masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan Kegiatan :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,
2. Upaya Kesehatan Pengembangan sehingga berwawasan kesehatan
a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
b. Upaya Kesehatan Olah Raga keseahtan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Upaya perawatan Kesehatan Masyarakat c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
d. Upaya Kesehatan Kerja diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut kerjanya
f. Upaya Kesehatan Jiwa d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
g. Upaya Kesehatan Mata merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Noted: upaya kesehatan strata pertama oleh Pustu, Pusling, bidan di
desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya
(outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari
pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah
KEDUDUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA

Kedudukan Organisasi
1. Sistem Kesehatan Nasional
Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang Struktur Organisasi
bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah - Kepala puskesmas
kerjanya - Unit Tata Usaha
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota - Unit pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
Sebagai unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - Jaringan pelayanan puskesmas
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya
3. Sistem pemerintah Daerah
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
bidang kesehatan di tingkat kecamatan Tata kerja
4. Antar Sarana pelayanan Kesehatan Strata Pertama
1. Dengan Kantor Kecamatan
- Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra (praktek
3. Dengan jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pratama
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
4. Dengan jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
kesehatan masyarakat)
5. Dengan Lintas Sektor
- Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
6. Dengan Masyarakat
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah
sebagai Pembina (posyandu, polinders, pos obat desa dan pos
UKK)
KONSEP DASAR PUSKESMAS

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
Menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas:


Indikator Kecamatan Sehat:
a. Lingkungan sehat
Tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Sehat.
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


kerjanya. Fungsi
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pratama
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga - Pelayanan Kesehatan Perorangan
dan masyarakat beserta lingkungannya - Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas

Mendukung tercapainya tuuan pembangunan kesehatan nasional


yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat di wilayah kerja puskesmas
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Anda mungkin juga menyukai