Standar 5.3
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com , www kakp.or.id
Curiculum Vitae
2021 : Komite Akreditasi Kesehatan Pratama ( KAKP)
2016 – 2021 : Ketua eksekutif Komisi Akreditasi FKTP Kemenkes RI
2015 -- 2017 : Health Policy Unit Kementerian Kesehatan RI (PIS-PK)
2014 — 2015 : Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI
2011 — 2014 : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI
2009 — 2011 : Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI
2008 — 2009 : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
2004 — 2008 : Kepala Bidang promosi dan Informasi (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta)
2001 — 2004 : Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat DKI
2000 — 2001 : Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes DKI Jakarta.
1999 — 2000 : Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Dinkes DKI Jakarta.
1986 — 1999 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit dan Imunisasi, Dinkes DKI Jakarta.
1982 — 1984 : Puskesmas Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir –Jakarta Pusat
Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com , www kakp.or.id
KESELAMATAN PASIEN &
PELAPORAN
Suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman
INSI EN
Setiap kejadian yang tidak
• asesmen risiko, disengaja
• identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
• pelaporan dan analisis insiden,
• kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya,
• implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan Kondisi yg mengakibatkan /
• mencegah terjadinya cedera yang berpotensi mengakibatkan
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak cedera yang dapat dicegah pada
mengambil tindakan yang seharusnya pasien.
diambil.
Tugas
Fungsi
Penyusunan standar
dan pedoman
Memberikan keselamatan pasien;
masukan dan Kerja sama dengan
berbagai institusi
pertimbangan dalam dan luar negeri;
kepada menteri Pengkajian program
dalam rangka keselamatan pasien;
penyusunan Pengembangan dan
kebijakan pengelolaan sistem
nasional & pelaporan insiden
peraturan untuk pembelajaran ;
keselamatan Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
pasien program
keselamatan pasien;
DRAFT REVISI STANDAR AKREDITASI
PUSKESMAS
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
5 STANDAR, 19 KRITERIA, 47 ELEMEN PENILAIAN
5.3.1
IDENTIFIKA
SI PASIEN 5.3.3 5.3.4
KEAMANAN TEPAT PASIEN, 5.3.5
5.3.2 TEPAT PROSEDUR,
OBAT PASIEN JATUH
KOMUNIKAS TEPAT POSISI
I EFEKTIF
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
1. Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar .
POKOK PIKIRAN:
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik pada proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian
petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur, dan kondisi lain yang menye babkan terjadinya salah
identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu,
misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, ganggua n jiwa, datang tanpa
identitas yang jelas, dua atau lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap tanggal
lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh meng gunakan nomor kamar atau
lokasi pasien dirawat.
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran. setiap
akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat, dan pemberian diit.
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara untuk
mengidentifikasi pasien:
nama pasien
nomor rekam medis
tanggal lahir
gelang identitas pasien dengan bar-code, dll
Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau
lokasi pasien dirawat.
Proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar
dapat memastikan semua kemungkinan situasi
dapat diidentifikasi termasuk identifikasi pasien pada
kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat
menyebutkan identitas, penurunan kesadaran,koma,
gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dua
atau lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
1. Skrining
2. Pendaftaran
3. Prosedur diagnostik
4. Prosedur tindakan
5. pemberian obat
6. pemberian diit
FARMASI Telaah Resep
FARMASI Etiket obat
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi,
5.3.1
dan pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan (D,O, W )
01
ELEMEN ELEMEN
PENILAIAN PENILAIAN
02
Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi
khusus seperta disebutkan pada pokok pikiran
(D,O,W)
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI
Dilakukan identifikasi
pasien sebelum
dilakukan prosedur
diagnostik, tindakan,
pemberian obat,
pemberian imunisasi,
dan pemberian diit,
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang
ditetapkan (D,O, W )
Elemen
Penilaian 5.3.1.2
Dilakukan
prosedur tepat
identifikasi pada
kondisi khusus
seperti
disebutkan pada
pokok pikiran
(D,O,W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
5.3.2 Prosesuntuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan
ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN:
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan, dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan
pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain : 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemb erian perintah verbal
melalui telpon, 3) penyampaian hasil kritis pemeriksaan penunjang diagnosis, 4) serah terima antar shift, dan 5) pemindahan pasien dari unit
yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon,
penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnosis, serah terima pasien pada serah terima jaga maupun serah terima dari unit
yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang, dan p emindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewal telpon antara lain dapat dilakukan dgn menggunakan tehnik SBAR
(Situation, Background, Asessment, Recommendation)
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telpon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B),
& dikonfirmasi kepada pemberi perintah(K).
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan
oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan penunjang kepada dokter p enanggung jawab pasien sesuai dengan
ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
1
Pemberian perintah secara Proses komunikasi serah terima pasien yang
3
verbal ditulis lengkap dan dibaca ulang memuat hal-hal kritial dilakukan secara
oleh penerima perintah serta dikonfirmasi konsisten sesuai dengan prosedur, metoda,
oleh pemberi perintah. (D,W) dan menggunakan form yang dibakukan
(D,O,W,S)
2
Pelaporan kondisi pasien , dan pelaporan nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima pesan, dan
dikonfirmasi oleh pemberi pesan dilakukan sesuai prosedur, dan dicatat dalam
rekam medis termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan. (D,O,W,S)
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1
Pemberian
secara perintah
POKOK PIKIRAN:
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan
obat-obat yang perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan
kesalahan dan/ atau kejadian sentinel, berisiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan
rentang terapi yang sempit, insulin, anti koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika, dan obat-
obatan dengan nama dan rupa mirip
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan
rupa obat mirip (look alike sound alike)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
5.3.3 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip
serta dilakukan pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai dan obat
dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun.
(D,O,W)
01
ELEMEN ELEMEN
PENILAIAN PENILAIAN
02
Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai (high alert). (D,
W)
Sasaran 3. Meningkatkan keamanan obat obat yang harus
diwaspadai (High alert medication)
CHEK 12 benar dalam pemberian obat
1. Benar pasien
8.Benar hak pasien untuk menolak
2. Benar obat
9.Benar pengkajian untuk menilai
3. Benar dosis efek obat
4. Benar waktu pemberian 10. Benar evaluasi hasil penilaian efek
5. Benar cara dan waktu obat
11.Benar reaksi terhadap makanan
pemberian
12.Benar reaksi terhadap obat lain
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
www.perdalin.com
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI
5.3.3 Disusun daftar obat yang perlu Daftar obat yang perlu diwaspadai Penyimpanan dan PJ UKP, petugas
diwaspadai dan obat dengan pelabelan obat yang farmasi: daftar obat
perlu diwaspadai yang perlu
nama atau rupa mirip serta diwaspadai,
dilakukan pelabelan dan penyimpanan dan
penataan obat yang perlu pelabelan obat yang
diwaspadai dan obat dengan perlu diwaspadai
nama atau rupa mirip sesuai
dengan kebijakan dan prosedur
yang disusun.(D,O,W)
Dilakukan pengawasan dan Bukti pengawasan dan Penyimpanan yang PJ UKP, petugas
pengendalian penggunaan obat- pengendalian obat aman untuk obat farmasi: pengawasan
psikotropika/narkotika dan obat psikotropika/narkotik dan pengendalian
obatan psikotropika/narkotika yang perlu diwaspadai. Kartu stok, a, dan penyimpanan obat
dan obat-obatan lain yang perlu pencatatan distribusi dan pemkaisn obat yang perlu psikotropika/narkotika
diwaspadai (high alert). (D, O, W) diwaspadai dan dan obat yang perlu
pelabelannya diwaspadai
Elemen
Penilaian 5.3.3.1
Dilakukan pengawasan
dan pengendalian
penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika
dan obat-obatan lain
yang perlu diwaspadai
(high alert). (D, W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
4. Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang
menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN:
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada
pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindakan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang
meliputi sayatan/ insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan, dan tindakan atau
prosedur invasif yang lain yang menjadi kewenangan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistim untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi
jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
• Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan;
• Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
• Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
2
Dilakukan verifikasi sebelum operasi/ tindakan medis
untuk memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar
(D,O,W)
ELEMEN PENILAIAN
RDOWS
REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA
dilakukan penandaan
sisi operasi/ tindakan
medis secara konsisten
oleh pemberi pelayanan
yang akan melakukan
tindakan sesuai
kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan (O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.2
Dilakukan verifikasi
sebelum operasi/
tindakan medis
untuk memastikan
prosedur telah
dilakukan dengan
benar (D,O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.3
Dilakukan time-
out/ tindakan
medis, untuk
memastikan semua
pertanyaan sudah
dijawab atau
meluruskan
kerancuan (D,W)
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
5. Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Dilakukan penandaan sisi operasi/ tindakan medis secara konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan
melakukan tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O,W)
• Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien di rawat jalan dengan mempertimbangkan :
1. kondisi pasien, contoh : pasien geriatri, dizziness, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis, contoh pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi : Pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan
dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan meningkatkan risiko
jatuh
4. lokasi : hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang
dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan
fisioterapi, tangga.
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
REVISI BAB 5
Dilakukan penapisan pasien dengan resiko jatuh
sesuai dengan kebijakan dan prosedure serta
5.3.5 dilakukan upaya untuk mengurangi resiko tersebut
(O,W,S)
01
ELEMEN ELEMEN
PENILAIAN PENILAIAN
02
Dilakukan evalusi dan tindak lanjut untuk
mengurangi resiko terhadap situasi dan lokasi yang
diidentifikasi beresiko terjadi pasien jatuh (D,O,W)
RDOWS
WAWANCA
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
RA
5.3.5 Dilakukan penapisan Pelaksanaan skrining risiko Dokter, perawat, Pelaksanaan
jatuh bidan, pegawai skrning risiko
pasien dengan risiko Puskesmas cara jatuh dan upaya
jatuh sesuai dengan skrining risiko untuk mengurangi
kebijakan dan prosedur jatuh dan upaya risiko jatuh
untuk
serta dilakukan upaya mengurangi
untuk mengurangi risiko jatuh
risiko tersebut (O,W,S)
Dilakukan evaluasi dan Bukti evaluasi terhadap Proses skrining, upaya Dokter, perawat,
upaya untuk mengurangi mengurangi risiko jatuh, dan bidan, pegawai
tindak lanjut untuk risiko jatuh dan bukti tindak pemantauan serta Puskesmas cara
mengurangi risiko lanjutnya. Dokumentasi evaluasinya skrining risiko
terhadap situasi dan dalam rekam medis jatuh dan upaya
terhadap pasien dengan untuk
lokasi yang risiko jatuh, upaya untuk mengurangi
diidentifikasi berisiko mengurani risiko, risiko jatuh,
terjadi pasien jatuh (D, pemantauan, evaluasi dan pemantauan dan
tindak lanjutnya evaluasinya
O, W).
Elemen
Penilaian 5.3.5.1
Dilakukan penapisan
pasien dengan resiko
jatuh sesuai dengan
kebijakan dan
prosedure serta
dilakukan upaya untuk
mengurangi resiko
tersebut (O,W,S)
EVALUASI DN TINDAK LANJUT
RESIKO
Elemen
Penilaian 5.3.5.2
Dilakukan evalusi
dan tindak lanjut
untuk mengurangi
resiko terhadap
situasi dan lokasi
yang diidentifikasi
beresiko terjadi
pasien jatuh
(D,O,W)
1
BUKTI
DILAKUKAN
IDENTIFIKASI
DAN
2 ANALISIS
RISIKO DAN
POTENSI
RISIKO
STRUKTUR DAN TIM KP PUSKESMAS
Koordinator KP
Tim KP
ALTERNATIF 1
KEPALA PUSKESMAS
PENANGGUNG JAWAB
MUTU
SEKRETARIS/
PENGENDALI DOKUMEN??