MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu PemerinthanAKK UNPAD(2007)
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi 9 Februari 1956
DOKTER SPESIALIS ANAK,IDAI BANTEN, AMP ,FK UNPAD 03760007/BR
SATGAS PERLINDUNGAN ANAK PP IDAI, KOMDA KIPI BANTEN,
TIM AHLI SATGAS COVID TANGSEL
TIM 1000 HPK, DOKTER ANAK RS PREMIER BINTARO,RS MAYAPADA JAKARTA SELATAN
DEWAS RSPN HASAN SADIKIN, ANGGOTA IKA UNPAD,
KEPALA BUMI PERKEMAHAN CIBUBUR,KWARNAS 2006-2010
KETUA PPM JABAR 1988 SD 1992,KETUAPPM DAN KNPI, DOSEN STIK KEBIJAKAN KEPOLISIAN DAN
KEKERASAN PADA ANAK DAN PEREMPUAN 2010 SD SEKARANG
• Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
• Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2014-2016
• Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
• Tim ahli KPAI 2007 -2012
• Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
• Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
• Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
HP 0811831838 • Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
rsentika@yahoo.com • Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985, PPDS 1986 – 1990
Jl.Mandar 7 ,DC7no7 sek 3a Bintaro
Pengalaman Organisasi:
Jaya,Tangerang Selatan Banten 15225 • Satuan Tugas Perlindungan Anak,PP.IDAI 2008-SEKARANG
Dr.Tb Rachmat Sentika Sp.A.,MARS NASIONAL GLOBAL
Tim Ahli Satgas Covid Tangerang Selatan ,
Satgas Perlindungan Anak PP IDAI,
Penasehat Alumni FK Unpad
Kewaspadaan Keluarga
Webinar terhadap
Selasa Anak
13 Juli 2021
Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”
PROVINSI
“PPKM dari 3 sd 10 juli 2021 belum berhasil mengatasi pandemic” virus Corona”
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman ; detik.NEWS 10 juli 2021 : COVID 19
Pertumbuhan casus /growth rate pd 9/7/2021 dari 38,3 % meningkat
jadi 45,4 %
Angka reproduksi dari pd tgl 3 juli 2021 sebesar 1.37 meningkat
menjadi 1.4 Kematian meningkat jadi 236 kematian per satu juta
penduduk
Testing juga ada peningkatan dari 49,8 per 1000 0rang menjadi 52 per
1000 orang ada sedikit peningkatan Positivity rate tgl3 juli 2021 24,1%
dan pd tgl 9 juli menjadi 26,6 %
MENGAPA GELOMBANG KEDUA COVID TERJADI,
MENGAPA PPKM BELUM OPTIMAL
M3 VAKSIN
CEGAH JANGAN
SAMPAI MASUK
RUMAH SAKIT
PRINSIP PENCEGAHAN COVID PADA ANAK
Meningkatkan daya
Disinfeksi Konsumsi Gizi Seimbang tahan tubuh
kanke
Konsumsi gizi seimbang, Jaga daya tahan tubuh, istirahat cukup, r
Desinfeksi lingkungan,
cairan cukup aktivitas fisik, sinar matahari pagi,Kelola penyakit komorbi
alat makan/ pakaian sprei/
handuk/ mainan sesuai umur anak stimulasi perkembangan, kasih sayang
individual pengasuh
Vaksinasi Covid 19 untuk anak usia 12-17 tahun
RS Mata Cicendo
Syarat dan Ketentuan
• Daftarkan secara online melalui link : KETERANGAN
http://bit.ly/daftarpedulilindungi lalu isi pula (wajib) Vaksin menggunakan Sinovac dan tidak
link antrian di: http://bit.ly/1217cicendo
dipungut biaya
• Usia pendaftar 12-17 tahun
• Info waktu pelaksanaan vaksinasi akan diberitahukan
via Whastapp (WA) atau SMS LOKASI VAKSINASI
• Membawa fotokopi KTP/KK dan menunjukkan bukti
melalui WA atau SMS pada petugas di lokasi vaksinasi
Gedung G Asrama lantai 1, PMN RS Mata
Cicendo, No. 4 Bandung
• Datang sesuai waktu yang ditentukan dan membawa
balpoin
• Menggunakan baju longgar di area lengan atas untuk
memudahkan pemberian vaksinasi
• Datang menggunakan masker medis dengan kondisi PENDAFTARAN DIMULAI TANGGAL 12 JULI
sehat dan membawa surat keterangan kelayakan 2021
vaksin dari dokter untuk peserta yang memiliki VAKSINASI DIMULAI TANGGAL 19 JULI 2021
penyakit tertentu
• Penyelenggara berhak menolak bila peserta vaksin
tidak memenuhi persyaratan
SUMBER
Covid-19 pada lansia dan komorbiditas Dr.TRIONO
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Lansia lebih taat pada protokol kesehatan
Gejala penyakit Covid sampai saat ini dibedakan menjadi beratnya gejala yang ada:
1. Pasien tanpa gejala: merasa sehat, tidak ada keluhan, frekuensi nafas normal 12-20x/menit,
saturasi oksigen >95%
2. Gejala ringan: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa merasakan
makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit,bitnik kemerahan di seluruh
kulit, diare, nyeri perut, pernafasan normal 12-20x/menit, saturasi oksigen >95%
3. Gejala sedang: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa
merasakan makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit, diare, nyeri perut,
pernafasan cepat 20-30x/menit, saturasi oksigen <95%, sesak nafas tanpa distress pernafasan
4. Gejala berat: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa merasakan
makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit, diare, nyeri perut, pernafasan
cepat >30x/menit, saturasi oksigen <95%, sesak nafas dengan distress pernafasan, ancaman
gagal nafas, sepsis, syok sepsis, dan multiorgan failure
Formulir Skrining Penderita Covid di Keluarga
Formulir Skrinig penderita COVID • Formulir tsb diterima Puskesmas setempat
1. Nama :…………………………………………………. • Ada petugas yang melaukna skrining
2. Umur. :…………………………………………………. • Segera ada Komunikasi antara Puskes as
3. Alamat. : ……………………………………………….. dengan Keluarga
4. PCR (+). : tgl……………………………………………...
• Keluarga menerima arahan Puskesmas
5. Gejala. : ada/ tidak
6. Kalau ada gejala apa :a)…..b)……c)…..d) dst
7. Apakah ada obat ? Apa saja sebutkan a)……..b)……..c) 1. Ringan /sedang ISOMA DIRUMAH
………..d)7. ………..
2. Bila Rumah tidak Layak, Puskesmas akan
8. Dirumah siapa saja, nama, …L/P ……Umur
mencarikan Selter Untuk Isoma sebaiknya
9. Hasil PCR orang di rumah, dan tanggal a)b)c)d) dst
ditingkat Desa/Kelurahan , banyak contoh
10. Kondisi saat ini bagaimana ?.............................. Selter di jabar yang bagus, Group Puspadi
11. Hari ini, hari keberapa positif ?.......................... Kab.Bandung Barat
12. 10. HP yg bisa di hubungi :Catatan :………………..
3. Berat dirujuk ke RS dengan SISRUTE
13. Lampirankan 1. Soft File KTP2. ………………………
14. Hasil Laboratorium / Thorax foto……………………
SUDAH SEIMBANGKAH
DIANTARA KE 3 NYA ?
Gejala penyakit Covid sampai saat ini dibedakan menjadi beratnya gejala yang ada:
1. Pasien tanpa gejala: merasa sehat, tidak ada keluhan, frekuensi nafas normal 12-20x/menit,
saturasi oksigen >95%
2. Gejala ringan: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa merasakan
makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit,bitnik kemerahan di seluruh
kulit, diare, nyeri perut, pernafasan normal 12-20x/menit, saturasi oksigen >95%
3. Gejala sedang: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa
merasakan makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit, diare, nyeri perut,
pernafasan cepat 20-30x/menit, saturasi oksigen <95%, sesak nafas tanpa distress pernafasan
4. Gejala berat: Demam, batuk ringan, pilek, bersin, tidak bisa mencium bau, tidak bisa merasakan
makanan, nyeri tulang, nyeri tenggorokan, kemerahan pada kulit, diare, nyeri perut, pernafasan
cepat >30x/menit, saturasi oksigen <95%, sesak nafas dengan distress pernafasan, ancaman
gagal nafas, sepsis, syok sepsis, dan multiorgan failure
Kapan ke
Rumah
Sakit ?
ARAHAN
PP IDAI TENTANG BAYI MENYUSUI
IMD, MENYUSUI ASI BAYI
IMD PADA IBO COVID DITUNDA
HINDARI MENYUSU
LANGSUNG ,MENULAR DROUPLET,
PAKAI BOTOL BAYI DIPISAH
GISAID Clade
GH S GISAID Clade
GH G
GR O
S
G L
GR
L V
INA ADA 9 MUTASI
GRY V
O GRY YANG DITETEKSI
GV
https://www.gisaid.org/phylodynamics/indonesia/ 2
Gisaid.org and Nextstrain.org Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19
SEBARAN MUTASI VIRUS SARS-COV-2 di
INDONESIA (varian Inggris,Afsel,India) 4/9
Ikhtisar singkat varian B.1.1.7, B.1.167+, B.1.351 dan B.1.525 di
Indonesia
Variant of Concern (VoC) Variant of Interest (VoI)
B.1.1.7 (VUI202012/01 GRY) B.1.617+ (G/452R.V3) B.1.351 (501Y.V2 GH) B.1.525 + E484K (G/484K.V3)
Rangkuman singkat Variant B.1.1.7 dari Inggris diketahui Variant B.1.617 menunjukkan 30- Variant B.1.351 dari Afrika Varian B.1.525 menunjukkan
menyebabkan peningkatan kemampuan 40% lebih menular daripada Selatan diketahui meningkatkan adanya sejumlah mutasi termasuk pada
binding virus ke reseptor di sel manusia B.1.1.7, serta memperlihatkan adanya resiko infeksi ulang, dapat protein spike E484K, yang terdapat
sehingga 40-70% lebih menular menghindari antibodi monoklonal pada varian
dibandingkan varian lain. Delesi 69-70 penurunan kemampuan pengikatan
antibodi netralisasi dibandingkan dengan pada terapi dan mengurangi B.1.351 (Afrika Selatan) dan varian
dapat mengganggu deteksi virus SARS-CoV- kemampuan antibodi netralisasi P.1 Brazil), serta memiliki
2 dengan menggunakan test tertentu. varian lain pada orang yang telah di
vaksinasi lengkap. pada vaksin kemiripan dengan
varian B.1.1.7 (Inggris)
Mutasi pada key Delesi H69/V70; Delesi Y144; N501Y; L452R, D614G, P681R, ±E484Q Delesi L242/A243/L244; K417N, Delesi 69/70, Delesi 144, E484K,
spike A570D; dan P681H E484Q similar to E484K pada variant E484K, N501Y D614G, Q677H, Q52R, A67V, F888L
Afrika Selatan dan Brazil, P681R similar to
P681H pada variant UK
Jumlah yang 23 virus (1,29 %) 32 virus (1,79 %) 4 virus (0,22 %) 1 virus (0,06%)
terdapat di Indonesia
pada GISAID
B.1.617.1 (1) , B.1.617.2 (31)
Jumlah per-provinsi Jakarta (10), Jabar (2), Sumut (2), Jatim (2), Jateng (13), Jakarta (9), Sumsel (4), Jakarta (2), Bali (1), Jatim (1) Kep. Riau (1)
Bali (1), Sumsel (1), Kalsel (1), Kalimantan Kalteng (3), Kaltim (3)
Utara (1), Kep. Riau (1), Riau (1), Jateng (1)
Cell. Published online March 30, 2021. doi: 10.1016/j.cell.2021.03.052. bioRxiv preprint doi: https://doi.org/10.1101/2021.04.22.440932
https://www.publichealthontario.ca/-/media/documents/ncov/covid-wwksf/2021/02/wwksf-covid-19-b1351501yv2-variant-of-concern.pdf
medRxiv preprint doi: https://doi.org/10.1101/2021.01.28.215250666;
Source : COVID-19 Weekly Epidemiological Update
Source : https://www.gisaid.org
Data analyzed from GISAID database Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Data as received by WHO from national authorities, as of 28 March 2021, 10 am CET
Kewaspadaan terhadap
Varian COVID-19 di Indonesia
• Varian B.1.1.7 dari Inggris
• Varian EEK / E484K
• Varian Afrika Selatan dan
• Varian India B 1.6.1.7
Sudah terdeteksi di Indonesia perlu
Deteksi terus menerus
dengan Testing,Tracing dan Treatmen.
Isolasi
Sehat,Jasmani,Rohani dan sosial
PENTING NYA KESEHATAN KELUARGA
DALAM PPK COVID-19
SEHAT
Adalah suatu Kondisi Sehat jasmani ,
rohani dan sehat Sosial , tidak hanya
terbebas dari penyakit (WHO)
merupakan kondisi dari kesejahteraan yang
disadari individu, yang di dalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola
stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta
berperan serta di komunitasnya.
Kesehatan di Keluarga
adalah kondisi dimana seorang individu anggota
keluarga dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.Ciptakan Komunikasi DIDALAM
KELUARGA
Sehingga Keluarga akan sehat,sejahtera dan
Bahagia
Mampu ngendalikan Keluarganya dari Ancaman
Covid-19
Dengan menerapkan secara konsisten dan
komitmen tinggi PROTOKOL ESEHATAN 5 M,3T
Upaya preventif di lingkungan keluarga
pengembangan pola asuh yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan jiwa; komunikasi,
informasi, dan edukasi dalam keluarga; dan kegiatan
lain sesuai dengan kebutuhan keluarga.
43
Kandidat vaksin COVID – 19 di Indonesia
kerjasama mulitlateral:
1. Sinovac, kerjasama Biofarma dengan China. Sudah datang
40 juta sudah disuntikan dan segera disuntikan dan sedang
dikemas 30 juta bulck/bahan baku ,BF
2. Sinopharm, kerjasama Kimia Farma dengan Group 42 United Emirat
Arab.(2 juta)
3. Pfizer/BioTach dari Inggris, Asta zenika (5 juta ),Ingris,Belgia
4. Moderna dari USA
5. Genexine – GX19, kerjasama Kalbe Farma dengan Genoxine Korea
Selatan.
6. Kerjasama Bio Farma dengan Coalition for Epidemic
Preparedness Innovations (CEPI), berbasis di Norwegia
7. Vaksin Merah Putih. Di Indonesia doakan semester kedua 2021
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama
dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis
Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare
Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
Vaksin itu aman
KIPI
dapat diunduh melalui:
bit.ly/formkipi
(sumber: PMK 12/2017)
• Vaccination coverage
• Safety monitoring
• Data package assessment
• Sinovac studies
Rangkuman:
• Pandemi Covid-19 di Indonesia belum jelas kapan berakhir, bahkan setelah Saat ini kasus baru
terus meningkat meningkat, dengan tingkat kematian yang tinggi.
• Salah satu upaya untuk mengendalikan pandemi ini adalah penguatan 3T oleh pemerintah,
penerapan protokol kesehatan 5 M oleh masyarakat dan vaksinasi.
• Salah satu modal kuat keluarga adalah ketaatan terhadap protokol kesehatan pada anggota
keluarga terutama kaum muda yang masih rendah, hati2 bila ada lansia
• Untuk menjangkau keluarga, upayakan informasi yang benar bisa dititipkan kepada generasi
muda, untuk disampaikan ke orang tua dan eyangnya, karena hanya sedikit lansia yang
mempunyai akses internet.
• Ajak orang tua dan eyang untuk segera vaksinasi Covid-19. Ini bisa melindiungi dari penyakit
Covid-19, atau kalaupun terinfeksi tidak akan menjadi berat penyakitnya.
• Vaksinasi terbukti mampu menurunkan kecepatan penularan Covid-19
Terima kasih